NIM : 042979039
2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
(ATHG) agar dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal
dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta
berupa fisik dan non fisik!
Jawab :
Arti kata ketahanan nasional itu sendiri adalah konsep untuk mempertahankan
kedaulatan serta kesatuannya untuk menghadapi ancaman dari dalam maupun luar
negeri. Selain itu konsep tersebut juga mencakup tentang sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan warga negaranya. Dalam menghadapi ketahanan nasional,
tentunya aka nada hambatan dalam mencapai sebuah konsep kedaulatan yang utuh.
Tantangan zaman,serta gangguan-gangguan lain yang mengancam persatuan serta
kedaulatan bangsa akan menjadi sebuah persoalan yang harus kita hadapi Bersama.
Adapun juga faktor yang akan membantu untuk memberikan kekuatan bangsa menuju
kejayaannya termasuk dalam hal mempertahankan ketahanan nasional. Ketahanan
nasionalpun juga tidak hanya mencakup kekuatan militer dan peperangan saja. Tetapi
mencakup permasalahan sumber daya alam, sumber daya manusia, letak geografis,
kebudayaan, moral masyarakat dan masih banyak lagi. Menurut Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), merumuskan ketahanan nasional dengan beberapa
pandangan.
1) Ketahanan mencerminkan segala aspek kehidupan nasional secara utuh
yang di selenggarakan melalui pendekatan pada tujuan yang ingin di capai
dan secara efektif dapat di elakan dari ham hambatan, tantangan, ancaman,
yang timbul dari dalam maupun luar negeri.
2) Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari
aspek kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan suatu kejayaan
bangsa dan negara.
3) Ketahanan nasional yang di dasari oleh Asta Gatra yang mencakup
material dan sosial, antara lain ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya.
Selain itu, ketahanan nasional juga harus berdasarkan Pancasila yang mampu
untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional sertamenangkal penetrasi
ideologi asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Nilai Pancasila juga
turut mengajarkan rasa cinta tanah air dan mengembangkan rasa bangga sebagai
bangsa Indonesia. Khususnya untuk kita di kalangan mahasiswa. Dalam hal ini,
peran mahasiswa juga diperlukan untuk mendukung kesuksesan dari ketahanan
negara. Ketahanan nasional dan ideologi Pancasila adalah dasar untuk melawan
ATHG. Hamper seluruh sektor yang ada di tatanan negara dapat di pengaruhi oleh
ATHG. Contohnya, dalam sektor Pendidikan, sosial budaya dan teknologi
informasi, pemerintahan, dapat terisinyalir terknea ATHG. Dalam sektor
Pendidikan, pentingnya pemahaman dan pembelajaran wawasan kenegaraan dan
juga ideologi Pancasila perlu di tingkatkan. Agar ilmu yang kita dapatkan dari
pembelajaran tersebut dapat menjadi dasar untuk kita sebagai mahasiswa agar
mampu menghadapi serta menyelesaika permasalahan yang timbul akibat ATHG.
Seperti paham radikalisme yang sudah marak merambah di kalangan masyarakat
khususnya kalangan muda. Selain sektor Pendidikan, sektor sosial budaya pun tak
luput dari bahayanya potensi ATHG. Di era yang serba modern ini, kita dengan
sangat mudah untuk mencari apa yang kita inginkan, hanya dengan bermodal
gadget dan internet. Banyak situs-situs dunia maya yang memuat tentang budaya
serta kehidupan sosial yang berada di luar maupun dalam negri. Tidak sedikit pula
konten yang berisi tentang hal-hal yang menyimpang dalam aspek sosial budaya
yang tidak sepaham dengan jati diri bangsa Indonesia. Pergaulan bebas, budaya
barat, dan masih banyak lagi, adalah beberapa contoh dari aspek ATHG yang
mengacam ketahanan dan keutuhan bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita sebagai
mahasiswa harus berperan aktif dengan menggunakan sosial media yang ada
dengan bijaksana. Mahasiswa mempunyai wawasan yang luas serta pengalaman
dan ilmu dari bangku Pendidikan yang sudah di dapatkan. Mahasiswa harus
menjadi contoh dan garda terdepan untu mencegah ATHG yang dapat
menyebabkan budaya serta kehidupan sosial di negara terbelah. Menggunakan
sosial media dengan bijak dan juga melakukan sosialisasi baik lewat media masa
ataupun media cetak adalah contoh nyata untuk memberi wawasan kepada
masyarakat luas pentingnya menyikapi dan menghadapi ATHG di kehidupan sosial
dan budaya agar jati diri bangsa Indonesia tidak tergerus dengan budaya
menyimpang dari negara lain.
Beberapa penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI adalah
sebagai berikut :
4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman
untuk hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat
Ancaman, Tantangan, hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak
ketahanan nasional, sehingga Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya
sekedar dihafalkan supaya ketahanan nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.
Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha
untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan
nasional!
Jawab :
Di era Indonesia modern atau pasca reformasi yang di tandai dengan jatuhnya orde
baru di bawah kepemimpinan Soeharto, tekanan terhadap eksistensi Pancasila terus
berlangsung. Banyak kritik yang mengatakan bahwa Pancasila hanya slogan dan
mitos saja. Pada saat ini, generasi muda rentan menerima dan mengadopsi paham
radikal. Tidak hanya pada kaum muda, paham radikan juga mulai masuk dan
menyusup ke dalam badan-badan pemerintahan yang strategis.
Merlihat kondisi tersebut, perlu dilakukannya upaya revitalisasi terhadap pengamalan
nilai-nilai Pancasila dengan cara yang lebih efektif, konsisten dan benar yaitu
bagaumana menginternalisasi ideologi Pancasila kepada masyarakat, khususnya
generasi muda dengan cara yang efektif. Hal ini penting untuk dilakukan. Jika tidak,
keutuhan bangsa di masadepan akan mengalami ancaman yang serius. Upaya menjaga
dan menguatkan ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan
ideologi nasional dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya,
internalisasi di semua level Pendidikan dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang
tidak sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Pertama, perlunya penguatan
ideologi Pancasila melalui pendekatan budaya. Pancasila muncul dari perpaduan
budaya global dan warisan budaya yang luhur yang akirnya berhasil di rumuskan
Pancasila sebagai suatu dasar negara sekaligus pandangan hidup. Pada dasarnya
Pancasila terbentuk dari adat istiadat Indonesia itu sendiri yang sudah di sesuaikan
dengan budaya bangsa Indonesia. Bangsa yang baik adalah bangsa yang mampu
mempertahankan kebudayaannya sehingga mampu dibedakan dengan bangsa lain.
Penguatan nilai-nilai Pancasila melalui pendekatan budaya di masyarakat dapat
dilakukan dengan cara pengembangan norma-norma lokal yang ada pada masyarakat
seperti ‘laku jawa’, pantangan dan kewajiban , juga melalui lagu-lagu rakyat, legenda,
mitos dan cerita rakyat yang biasanya mengandung pelajaran atau pesan-pesan
tertentu yang sejalan dengan ideologi Pancasila.
Selain itu pemerintah melalui kementrian Pendidikan dan budaya harus Menyusun
strategi yang tepat, efektif dan pastisipatif tanpa paksaan dalam upaya penguatan
ideologi Pancasila melalui pendekatan budaya. Hal ini bisa dilakukan dengan
membangun fasilitas atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka
melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.
Kedua, perlunya penguatan nilai-nilai ideologi Pancasila di sektor Pendidikan.
Generasi muda adalah masadepan bagi ideologi Pancasila. Saat ini banyaknya
perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh kaum muda yang dirasa dapat melunturkan
nilai-nilai Kebhinekaan bangsa Indonesia mendatang. Hal tersebut dikarenakan
kuatnya arus globalisasi yang semakin gencar masuk dan mempengaruhi karakter para
genrasi muda.
Nilai-nilai Pancasila yang perlu diestafetkan dari generasi ke genrasi dapat melalui
Pendidikan tentang Pancasila di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi yang
bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, Pendidikan Pancasila perlu diberikan di setiap jenjang pendidikan mulai
dari tingkat dasar, pertama, menengah, hingga ke tingkat perguruan tinggi.
Pemerintah perlu memikirkan strategi yang efektif agar nilai-nilai Pancasila
terinternalisasi dengan baik dalam kurikulum Pendidikan nasional. Jika peril,
pemerintah bisa mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah dan
Lembaga Pendidikan tinggi. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang mengabaikan
kurikulum berbasis nasional khususnya yang terkait dengan pengetahuan kebangsaan
dan kebudayaan.
Ketiga, penguatan nilai-nilai ideologi Pancasila melalui penegakan hukum. Nilai-nilai
Pancasila yang ada dalam konstitusi telah tercermin dalam sejumlah peraturan dan
instrument internasional yang telah di ratifikasi untuk melindungi hak-hak warga
negara. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan, perlakuan sama terhadap komunitas,
serta penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia harus ada dalam setiap
kebijakan pemerintah. Pemerintah harus tegas dan tidak boleh segan-segan untuk
menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
Selain ketiga hal tersebut, pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam
upaya menguatkan ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan
ideologi nasional yang dilakukan dengan cara memanfaatkan platform media sisoal
maupun teknologi informasi yang ada adalah metode yang efektif. Pemerintah juga
dapat memanfaatkan sejumlah tokoh pemengaruh (influencer) di media sosial sebagai
media untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila. Berbagai nilai Pancasila dapat
disampaikan dengan metode yang tidak menggurui dan sesuai dengan selera generasi
milenial. Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat
mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif dan punya literasi keagamaan yang
baik. Pancasila akan menjadi jati diri generasi milenial.