TUGAS 2
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Di jaman perkembangan dunia yang begitu cepat seperti sekarang ini banyak tantangan
yang dihadapi oleh berbagai negara, maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga tantangan dalam
mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk
mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diamtaranya :
C. Pendidikan
Pembinaann jati diri bangsa Indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur formal
maupun informal. Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan
melalui pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai peran sangat yang sangat besar
di dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Di dalam upaya pembentukan dan
mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan
rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan keknyaan nasional dari masing-
masing budaya lokal. Socarstes menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses
pengembangan manusia kearah kearifan(Wisdom),pengetahuan (knowledge),dan
etika (conduct),(zaim.200)Ada dua fenomena mengapa pendidikan adalah pertama
dan utama.
2. Sebagai Warga Negara Indonesia yang memiliki Identitas Nasional Pancasila menyikapi
kebijakan otoritas pemerintah Amerika Serikat terkait larangan bagi warganya untuk
dating dan berkunjung ke Indonesia adalah
A. Mematuhi segala kebijakan/himbauan pemerintah setempat.
B. Mencermati setiap langkah/aturan/kebijakan yang dikeluarkan pemerintah setempat
terkait upaya penanggulangan virus corona.
C. Menunda pelaksanaan kegiatan yang melibatkan kerumunan massa dalam jumlah
besar dalam situasi kritis dan sensitif seperti saat ini, seperti acara-acara yang digelar
di gedung pertemuan (istiraha), perhotelan dan tempat-tempat umum.
D. Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, WNI diimbau agar tidak keluar rumah atau
menghabiskan waktu di tempat-tempat umum, seperti taman, pantai, pusat
perbelanjaan dan ruang terbuka lain yang menjadi titik perkumpulan massa.
E. Menunda perjalanan ke luar kota dan luar negeri bila tidak ada hal-hal yang
mendesak.
F. Sebaiknya tinggal di rumah bila kesehatan sedang terganggu.
Sikap untuk tunduk dan patuh pada peraturan yang ada ini menunjukan identitas diri
sebagai warga Negara Indonesia yang dalam tujuan bernegaranya ikut berperan aktif
dalam menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. Terlebih lagi di masa – masa seperti
sekarang ini, ketika seluruh dunia bersatu padu menghadapai ancaman pandemi covid-
19. Pancasila sebagai identitas nasional dan sebagai kepribadian bangsa yang dapat
mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai relnya tetapi tidak melawan arus
globalisasi, melainkan bangsa menjadi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan juga peluang yang ada.
3. Faktor – faktor yang menjadikan Sriwijaya dan Majapahit bagian penting dari sejarah
Identitas Nasional Indonesia.
A. Konsep Bernegara
Baik Majapahit atau pun Sriwijaya sama – sama memiliki konsep atau wawasan
kebangsaan untuk menyatukan Nusantara dalam satu kesatuan. Contohnya adalah
Kerajaan Majapahit yang kerap dijadikan teladan memiliki tiga bagian wilayah, yaitu:
1. Negara Agung
Negara agung adalah daerah yang berada disekeliling ibu kota kerajaan tempat
seorang raja memerintah para abdi dan rakyatnya
2. Mancanegara
Bagian selanjutnya adalah mancanegara yang mencakup seluruh daerah di Pulau
Jawa dan sekitarnya. Biasanya, daerah-daerah ini memiliki budaya yang masih
serupa dengan negara agung, tapi berada di daerah perbatasan. Ada beberapa
daerah yang masuk dalam bagian mancanegara jika dilihat dari sudut pandang ini,
seperti Pulau Madura dan Pulau Bali.
3. Nusantara
Selanjutnya nusantara atau diartikan sebagai pulau lain yang berada di luar Jawa.
Biasanya daerah-daerah ini berada di luar pengaruh budaya Jawa, tapi masih
dianggap sebagai daerah taklukan. Selain itu, para penguasa daerah yang termasuk
dalam nusantara harus membayar sejumlah upeti.
Tercamtum dalam Kitab Negarakertagama bahwa wilayah nusantara yang ada saat
ini bisa dikatakan mencakup seluruh bagian wilayah modern Indonesia ditambah
wilayah Malaysia, Brunei, Singapura, dan sebagian kecil Filipina Selatan.
B. Pengelolaan Ekonomi
Sebagai kerajaan maritim, tentu saja aktivitas ekonomi pokoknya adalah pelayaran
dan perniagaan antar pulau. Perdagangan menjadi salah satu faktor penggerak
perekonomian dan berlangsung dalam skala yang masif. Dalam konteks perniagaan
internasional, kerajaan Majapahit atau pun Sriwijaya berperan penting dalam
pengelolaan perdagangan.
Dibalik kekuatan maritim, perikanan, dan pelayaran kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya, pada dasarnya Majapahit dan Sriwijaya juga merupakan kerajaan agraris
yang kaya dan mengandalkan pertanian sebagai tiang utama. Dari pertanian pun beras
diperoleh, oleh karena itu pertanian masih merupakan tulang punggung ekonomi
kerajaan Majapahit.
Jawa dan Nusantara pada umumnya terletak di jalur pelayaran dan perdagangan yang
strategis. Nusantara tidak menjadi bagian tak terpisahkan dari jalur perdagangan yang
dikenal dengan jalur sutera. Jadi, tidak heran bila wilayah-wilayah Nusantara sudah
memiliki hubungan dengan daerah luar Nusantara terutama India dan Cina.
Berdasarkan data temuan, hubungan dagang antara Nusantara dengan Cina baru
berlangsung sejak abad 9-10 Masehi. Hal itu dibuktikan dengan adanya temuan
keramik Cina yang berasal dari dinasti Tang yang tersebar di daerah
C. Penegakan Hukum
Sriwijaya dan Majapahit meruapakan dua kerajaan yang bercorak agraris. Pada
masanya kedua kerajaan mengalami kecermelangan dalam berbagai bidang.
Persoalan hukum menjadi mudah karena masyarakatnya taat hukum. Negitu pun
aparat penegaj hukumnya. Mungkin tidak mudah kena suap kalau meminjam istilah
jaman sekarang
Dalam kitab Negara Kertagama atau Nagarakretagama atau Desawarnana secara
jelas diceritakan bagaimana seorang Prabu Hayam Wuruk menghukum mati seorang
menterinya karena telah melakukan tindak pidana pembunuhan. Pada masa Majapahit
sudah ada undang-undang yang terdiri dari beberapa pasal yang telah disusun
sedemikian rupa, yaitu (Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Prof. DR. Slamet
Muliana):
1. ketentuan mengenai denda
2. delapan macam pembunuhan, disebut astadusta;
3. perlakuan terhadap hamba, disebut kawula;
4. delapan macam pencurian, disebut astacorah;
5. paksaan atau sahasa;
6. jual-beli atau adol – tuku;
7. gadai atau sanda;
8. utang-piutang atau ahutang-apihutang;
9. titipan;
10. mahar atau tukon;
11. perkawinan atau kawarangan;
12. mesum atau paradara;
13. warisan atau drewe kaliliran;
14. caci maki atau wakparusya;
15. menyekiti atau dandaparusya;
16. kelalaian atau kagelehan;
17. perkelahian atau atukaran;
18. tanah atau bhumi;
19. fitnah atau duwilatek;
Bagaimana dengan susunan dan proses pengadilan pada masa Majapahit? Semua
keputusan dalam pengadilan diambil atas nama raja. Dalam hal ini raja dibantu
oleh dharmmadyaksa. Sebagaimana didapat dari piagam triwulan, 1358, terdapat
cerita mengenai dua orang dharmmadyaksa dan tujuh orang upapatti.
Demikianlah, sebenarnya nusantara Indonesia memiliki banyak sejarah. Yang ditulis
di atas, hanyalah sebagian kecil sejarah mengenai hukum di Indonesia pada masa
kerajaan Majapahit.
D. Pengembangan Budaya
Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama di bidang seni
sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra yang dihasilkan, seperti kitab
Negarakretagama, Kitab Sutasoma, Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya.
Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa
prasasti dan candi. Uniknya kemajuan seni budaya masa majapahit tidak terpaku
pada bentuk seni tarian,puisi,sastra saja tetapi seni lain juga diberi ruang gerak yang
luas yakni seni terakota ,sebuah kerajinan rakyat masa majapahit yang berbahan dasar
tanah liat kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni yang bernilai citra rasa
tinggi.
E. Pendidikan
Pada masa kekuasaan Majapahit sistem pendidikan yang digunakan merujuk pada
sistem pendidikan dari kedua agama yang dianut di kerajaan Majapahit.
Perkembangan pendidikan pada masa Majapahit juga berkembang begitu pesat salah
satu sumber menyebutkan bahwa pendidikan pada masa itu sudah tertata rapi dan
lebih mengutamakan budi pekerti dan kesusilaan. Bahkan menurut S. Leo Hayam
Wuruk memperhatikan keperpustakaan yang ada di asrama Brahmana. Dikatakan
bahwa pada masa itu Majapahit memiliki sebuah perustakaan yang disebut “Sana
Pustaka” yang menyimpan buku-buku berharga. Perguruan yang ada pada masa
Majapahit terdapat dua perguruan, yaitu perguruan kraton dan perguruan biasa.
Perguruan kraton merupakan perguruan yang memiliki tempat di kraton atau di
Istana. Siswa yang bisa belajar di perguruan kraton ini hanyalah anak raja atau anak
pejabat dari kerajaan Majapahit.
Guru dari perguruan kraton merupakan seorang pendeta yang dirasa memiliki
kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan seperti, pengetahuan etika, filsafat,
pemerintahan dan hukum. Yang kedua adalah perguruan biasa, perguruan ini
berlangsung diluar kraton biasanya perguruan ini didirikan oleh seorang yang
memiliki kemampuan untuk mengajarkan ilmu dasar pengetahuan alam maupun ilmu
mengenai bela diri. Perguruan biasa ini ditujukan untuk kaum kstaria, ataupun
waisya.