Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KERANGKA MODEL EntIS PEMBERIAN


BONUS PENJUALAN DARING

Tugas Makalah
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh:
Dedi Supriadi
530027441

Disusun Sebagai Salah Satu Pemenuhan Tugas


Tutorial Online 5 22 – 28 Maret 2019

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir perkembangan bisnis penjualan secara daring
mengalami peningkatan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut dikonfirmasi dengan data
dari katadata.co.id bahwa selama kurun waktu 2014 – 2018, volume transaksi e-commerce
mengalami peningkatan dari semula 25,1 triliun di tahun 2014 menjadi 144,1 triliun pada tahun
2018. Perkembangan bisnis penjualan daring ini tentu merupakan suatu hal yang
menggembirakan karena artinya dunia bisnis penjualan di Indonesia sudah mampu beradaptasi
dengan kemajuan teknologi dan berbagai dinamika perubahan di era revolusi industri 4.0.
Pelaku bisnis semakin menyadari bahwa saat ini tren penjualan komoditas barang/jasa tidak
lagi dilakukan dalam konsep penjualan secara konvensional dimana pembeli dan penjual
bertemu secara langsung dan melakukan transaksi.
Jika pelaku bisnis penjualan daring ingin bertahan di pasar penjualan daring yang
sangat kompetitif, maka pelaku bisnis tersebut haruslah terus menyesuaikan sistem atau
aplikasi penjualan yang dimiliki dengan perkembangan teknologi yang ada. Satu hal yang
menunjukan adanya tuntutan tersebut adalah peningkatan nilai penjualan daring yang berhasil
dibukukan. Besarnya nilai penjualan daring tersebut haruslah dijaga oleh pelaku bisnis dengan
melakukan dua hal yang berdampak eksternal dan internal.
Pada aspek eksternal, pelaku bisnis mesti membangun sebuah sistem informasi yang
cepat dan mempunyai fitur-fitur yang mudah diakses oleh pelanggan, bahkan oleh pelanggan
baru sekalipun. Selain itu, pelaku bisnis juga harus menyediakan server jaringan dengan
kapasitas yang cukup besar.
Usaha menjaga nilai transaksi penjualan dari aspek eksternal tidaklah berdampak
secara maksimal jika pelaku bisnis juga tidak mulai membangun proses bisnis internal yang
mampu memotivasi setiap karyawannya untuk bekerja lebih optimal lagi dalam menyelesaikan
setiap transaksi penjualan dari pelanggan. Proses bisnis yang dibangun tersebut terkait dengan
pemberian bonus kepada setiap karyawan yang berhasil menyelesaikan transaksi penjualan
pada volume penjualan tertentu.
Sebagai sebuah entitas bisnis yang mengandalkan teknologi informasi, tentu saja proses
bisnis pemberian bonus tersebut haruslah dibangun dengan menggunakan sarana teknologi
informasi sehingga dapat menyediakan informasi bonus dan transaksi penjualan secara cepat.
Informasi tersebut bermanfaat bagi bagian akuntansi dan penggajian untuk melaksanakan
1
proses transfer bonus kepada karyawan. Sedangkan bagi karyawan, informasi tersebut
bermanfaat agar setiap karyawan mengetahui secara pasti besaran bonus yang akan diterima.
Pembangunan proses bisnis pemberian bonus dengan menggunakan sarana teknologi informasi
adalah suatu hal penting yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis sebagai perwujudan dari
proses bisnis pemberian bonus yang transparan dan akuntabel yang selanjutnya akan
mendorong peningkatan motivasi dan kinerja karyawan untuk terus menerus meningkatkan
transaksi penjualan.
Mengingat pentingnya membangun proses bisnis pemberian bonus berbasis teknologi
informasi, maka penulis akan mengajukan sebuah tugas makalah dengan judul “Kerangka
Model EntIS Pemberian Bonus Penjualan Daring”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam penulisan
ini adalah “bagaimana penerapan model Enterprise Information System (EntIS) dalam
pemberian bonus penjualan daring?”
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kerangka model EntIS untuk
membangun proses bisnis pemberian bonus penjualan daring.
D. Manfaat Penulisan
Secara teoritis, penulisan tugas makalah ini memberikan manfaat sebagai salah satu
rujukan dalam penulisan tentang perancangan model EntIS selanjutnya. Sedangkan secara
praktis diharapkan tugas Makalah ini dapat membantu penulis dalam memahami konsep-
konsep dasar EntIS dalam merancang sistem pemberian bonus penjualan daring dan menjadi
salah satu acuan bagi pelaku bisnis penjualan daring dalam membangun sistem pemberian
bonus bagi karyawannya.

2
BAB II
ANALISIS

A. Definisi Bonus atau Insentif


Salah satu contoh dari bonus adalah komisi penjualan yang merupakan insentif yang
didapatkan oleh karyawan yang bertugas pada Bagian Penjualan. Bonus merupakan insentif
yang diberikan kepada para karyawan karena telah mencapai atau melampaui target kinerja
yang dipersyaratkan oleh perusahaan untuk dapat memperoleh insentif.
Moekijat (1998) menyatakan bahwa insentif merupakan suatu dorongan atau sesuatu
yang mempunyai pengaruh terhadap seseorang untuk melakukan sebuah tindakan. Sementara
Handoko (2000) mengatakan bahwa system insentif mempunyai pengertian yang sempit
karena belum melingkupi banyak jenis perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan
untuk melakukan pekerjaan yang sesuai atau melebihi standar-standar kerja yang telah
ditetapkan. Siagian (2001) menjelaskan bahwa adanya insentif memiliki manffat untuk
mendorong tingkat produktivitas yang lebih tinggi, oleh karena itu banyak entitas yang
menerapkan sistem insentif sebagai bagian dari sistem reward and punishment yang berlaku
bagi para karyawan.
Melihat beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa insentif adalah
sebuah alat sebagai bagian dari sistem reward and punishment yang digunakan oleh entitas
untuk mendorong dan mempengaruhi para karyawan agar melakukan tindakan atau pekerjaan
yang sesuai atau melebihi target kinerja yang telah ditetapkan entitas tersebut.
Dalam kaitannya dengan system penjualan daring, maka sistem insentif dapat
diterapkan dengan asumsi karyawan yang telah mampu mencapai atau melebih target penjualan
bulanan, akan diberikan insentif oleh perusahaan sesuai dengan capaian kinerja masing-masing
karyawan.
B. Model Enterprise Information System
Model sistem informasi enterprise merupakan pengembangan dari sistem informasi
akuntansi. Model ini tersusun dari beberapa bagian yaitu sistem informasi pemasaran, sistem
informasi sumberdaya, sistem informasi keuangan, sistem informasi sumber daya informasi,
sistem informsi sumber daya manusia, dan sistem informasi operasional. Sistem informasi
enterprise merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem informasi fungsional dan
sistem informasi eksekutif. Menurut Debbie dan Supratiwi (2005) proses bisnis yang terdapat

3
pada sistem informasi enterprise terdiri dari lima siklus akuntansi, yaitu siklus penjualan, siklus
pembelian, siklus penerimaan kas, siklus pengeluaran kas, dan siklus konversi.
Gambar berikut ini akan menjelaskan komponen-komponen yang membentuk sistem
informasi enterprise,

Gambar 1: Model Sistem Informasi Enterprise (EntIS Model)

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

Sistem Informasi Pemasaran

Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem Informasi Sumber Daya Informasi


Sistem Informasi Operasional

SISTEM INFORMASI
ENTERPRISE

C. Analisis Kebutuhan
Tahapan-tahapan perumusan masalah dan perumusan alternatif solusi permasalahan
dapat dimulai dengan melakukan observasi mengenai berbagai unsur dibutuhkan untuk
membangun sistem informasi yang bersangkutan, mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan
tersebut, untuk kemudian menuangkannya ke dalam suatu panduan bagi pengembangan system
informasi pada setiap tahapnya. Jogiyanto (2005) menyatakan bahwa analisis system
diperlukan untuk menguraikan suatu sistem informasi yang utuh menjadi beberapa bagian
sistem atau dikenal sebagai subsistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan dan kesempatan.
Kerangka sistem penjualan daring untuk memberikan bonus dan semua data tentang
informasi penjualan daring di lapangan maupun di kantor penjualan daring tersebut. Sebagai
entitas bisnis yang bergerak dibidang penjualan daring, sistem pemberian bonus karyawan
bagian penjualan secara manual membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Kesalahan
4
perhitungan bonus akan memberikan dampak negatif baik bagi entitas usaha itu sendiri maupun
bagi karyawan yang mendapatkan bonus. Kesalahan tersebut dapat berupa bocornya anggaran
perusahaan atau menurunnya motivasi karyawan dalam bekerja.
Berpijak pada hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah sistem informasi yang dapat
mengeliminasi kesalahan yang muncul pada sistem pemberian bonus manual sekaligus
memberikan kemudahan dan kecepatan kepada manajemen perusahaan untuk melakukan
pengelolaan pemberian bonus secara lebih efektif dan efisien. Gambaran kerangka sistem
penjualan daring untuk memenuhi kebutuhan pemberian bonus adalah sebagaimana pada tabel
1 di bawah ini,
Tabel 1: Kerangka Sistem Penjualan Daring

No Sumber Daya Operator/Pelaku Fungsi


1 Human/People Teller, Jajaran Management, Staff Bagian lain End User
IT Experts IT Specialist
2 Hardware Personal Computer Media
Laptop
Smartphone
3 Software Operating System Processor
Aplikasi Data Processor
4 Network Intranet/Internet Media
5 Data Penjualan, Karyawan, Keuangan, Konsumen, Objek dari
Pemasaran, Gaji, Bonus, dll processor
6 Informasi Laporan Keuangan, Laporan Penjualan, Hasil dari proses
Karyawan, Program, Produk, Konsumen,
pemesanan, keberhasilan transaksi, dll
D. Analisis Basis Data
Basis data adalah suatu kumpulan informasi atau data yang saling berhubungan secara
logis dan menggambarkan integrasi antara satu modul dengan modul lainnya yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan pasokan informasi dari suatu entitas/perusahaan.

Basis data dalam sistem informasi penjualan daring akan dipusatkan di kantor pusat
penjualan daring secara terintegrasi dengan tujuan agar karyawan dapat melakukan penjualan
secara daring dan konsumen dapat dengan mudah melakukan transaksi, dimana segera setelah
terjadinya transaksi, Bagian penjualan akan langsung mengirim barang ke alamat konsumen
melalui jasa ekspedisi. Gambaran rancangan basis data untuk penjualan daring adalah sebagai
berikut:

5
Gambar 2: Rancangan Basis Data Penjualan Daring

GUDANG

KARYAWAN
Data
Permintaan Data Barang
Barang
Data Karyawan
Data Konsumen
Data Permintaan Barang
Sistem Informasi
PIMPINAN Pemberian Bonus KONSUMEN
Penjualan Daring

Lap_Barang Nota Penjualan Barang


Lap_Penj_Barang
Lap_Penerimaan_Bonus Data_Barang
Lap_Karyawan Nota Data_Penj_Barang
Lap_Konsumen Pembelian Data_Penerimaan_Bonus
Barang Data_Karyawan
Data_Konsumen

ADMIN

Dari gambar diatas dapat dicermati bahwa basis data sistem informasi pemberian
bonus penjualan daring dirancang untuk dapat menerima data input dari empat kelompok yaitu
admin, konsumen, gudang, dan karyawan dimana setelah data tersebut diolah menjadi suatu
informasi akan menjadi data output yang akan dikirimkan kepada pimpinan perusahaan, admin,
konsumen, dan gudang.
E. Desain dan Kerangka Enterprise Information System Pemberian Bonus
Setelah merancang kerangka basis data untuk sistem informasi pemebrian bonus
penjualan daring, maka langkah selanjutnya adalah merancang sebuah kerangka Enterprise
Information System untuk pemberian bonus penjualan daring. Desain dan kerangka Enterprise
Information System Pemberian Bonus Penjualan Daring adalah sebagai berikut:

6
Gambar 3: Kerangka Rancangan Sistem Informasi Penjualan Daring Dalam Sistem
Pemberian Bonus

Dengan melihat rancangan kerangka di atas, maka dapat diamati bahwa informasi
dalam perhitungan besaran bonus dipasok oleh sistem penjualan daring. Data-data yang
terdapat pada sistem informasi penjualan daring berasal dari gudang berupa data barang dan
dari konsumen berupa data permintaan barang dan data konsumen. Data-data tersebut
selanjutnya akan diolah menggunakan sebuah perangkat lunak.

7
BAB III
KESIMPULAN

Sistem pemberian bonus dalam penjualan daring terotomasi yang menggunakan


model EntIS akan meningkatkan akurasi, kemudahan, dan kecepatan pengelolaan pemberian
bonus penjualan daring kepada para karyawan. Dampak lanjutan dari adanya sistem informasi
tersebut adalah meningkatnya motivasi karyawan untuk terus menerus meningkatkan kinerja,
meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan, dan meningkatkan image branding
karena dianggap mampu melaksanakan pengelolaan pemberian bonus secara transparan dan
akuntabel.

8
DAFTAR PUSTAKA
a. Danie, Debbie Ratna, dan Supratiwi, Wiwik. 2005. Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Universitas Terbuka;
b. Jogiyanto, HM. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. ANDI
Offset
c. https://www.scribd.com/document/388486211/Gimson-Lubis-prof-Dr-Hapzi-Ali-Cma-tugas-2-
Rancangan-Model-Entis-Pemberian-Bonus-Penjualan-Online-Oleh-Agen-Counter-ut-2018;
d. http://aryprasetyo79.blogspot.com/2017/09/perancangan-sistem-informasi-pemberian.html
e. http://celotehguspri.blogspot.com/2017/09/rancangan-sistem-informasi-hasil.html

Anda mungkin juga menyukai