Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perilaku Organisasi (EKMA5101.02)

Tuton: Dr. Tri Mayang Mekar Mekar, M.M.

DISUSUN OLEH :

IRMA YUSNITA
NIM : 530050047
(No. Absen: 9)

MAGISTER MANAJEMEN
BIDANG MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS TERBUKA
2020

1
TUGAS 3:
Buatlah sebuah makalah tentang pentingnya Kepuasan Kerja keryawan di sebuah
organisasi dengan didukung teori-teori yang relevan dan terkini, sumber referensi
yang jelas dan lengkap serta mengikuti format APA (American Psychological
Association) Style. (Minimal 5 halaman isi)

2
HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Faktor manusia menjadi faktor utama dalam kegiatan suatu
organisasi. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara individu itu
sendiri, pada struktur organisasi dan pada teknologi yang digunakan,
sehingga menyebabkan kehidupan yang dinamik dalam suatu
organisasi.
Para karyawan akan melakukan kegiatan yang produktif. Hasil
kerja dari para karyawan dapat berupa barang maupun jasa dan proses
kerja inilah yang disebut dengan kinerja karyawan. Namun kadangkala
produktivitas dapat menurun apabila ada ketidaknyamanan yang
dirasakan para karyawan dalam bekerja, hal ini bisa dikarenakan upah
yang minim dan rasa tidak puas dalam bekerja.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan
produktivitas kerja para karyawannya biasanya menemui banyak
kendala. Bisa dilihat dari beberapa permasalahan yang biasa terjadi,
sehingga permasalahan produktivitas ini merupakan permasalah yang
umum terjadi pada suatu organisasi atau perusahaan.
Apabila produktivitas para karyawan cenderung menurun maka
sangat berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Permasalahan ini
harus segera diatasi agar tidak menyebabkan dampak buruk bagi
perusahaan. Produktivitas kerja adalah kinerja karyawan atau
performance yang menjadi hasil atau keluaran dari suatu proses
sehingga dapat dilakukan penilaian kerja.
Penilaian kerja merupakan dasar untuk dilakukan evaluasi tidak
hanya untuk pihak perusahan terhadap para karyawannya namun juga

3
menjadi evaluasi para karyawan sebagai pengukur produktivitas kerja
mereka. Penilaian kerja kadang bersifat subjektif dan mempunyai
standar yang tinggi sehingga bisa membuat para karyawan merasa tidak
puas dan bisa membuat penurunan produktivitas kerjanya. Maka
pentingnya untuk memperhatikan faktor kepuasan kerja para karyawan
untuk menjaga produktivitas perusahaan agar tetap berjalan dengan
baik.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka perlu dilakukan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
2.1. Pengertian kepuasan kerja menurut para ahli?;
2.2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja?;
2.3. Apa saja teori motivasi dan kepuasan kerja?;
2.4. Bagaimana cara untuk mengukur kepuasan kerja?;
2.5. Bagaimana hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas
pekerjaan?.

3. Tujuan Penulisan
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi dan tujuan lain sebagai berikut:
3.1. Menjelaskan definisi kepuasan kerja menurut para ahli;
3.2. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja;
3.3. Menjelaskan tentang teori motivasi dan kepuasan kerja;
3.4. Menjelaskan bagaimana cara untuk mengukur kepuasan kerja;
3.5. Menjelaskan bagaimana hubungan kepuasan kerja dengan
produktivitas pekerjaan.

4
4. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan
dan pengetahuan untuk semua pihak yang membutuhkan informasi
terkait tentang kepuasan kerja.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Berikut adalah pengertian kepuasan kerja menurut beberapa ahli,
yaitu sebagai berikut:
1.1. Davis (1995)
Kepuasan kerja merupakan tingkat kepuasan seorang karyawan
terhadap harapan dari pekerjaannya;
1.2. Robbins (1996)
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap seorang individu terhadap
pekerjaannya, dimana dalam bekerja dituntut interaksi dengan
rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar
kinerja, kondisi kerja dan sebagainya. Biasanya individu dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif dan
sebaliknya bila seorang tidak puas dengan pekerjaanya akan
menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaanya itu;
1.3. Hasibuan (2001)
Kepuasan kerja merupakan sikap yang emosional untuk senang dan
mencintai pekerjaannya. Hal ini bisa ditunjukkan dengan sikap
disiplin, etika yang baik dan berprestasi;
1.4. Luthans (2006)
Kepuasan kerja merupakan buah persepsi seorang karyawan
menilai seberapa baik pekerjaan yang telah dilakukan.
Dari beberapa pengertian kepuasan kerja para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah tingkat rasa senang
yang dialami seseorang karena peranan atau pekerjaannya dalam suatu
organisasi. Kepuasan ini dapat dilihat dari upah yang didapatkan dari

5
berbagai pekerjaan yang telah dilakukan pada bermacam situasi di
organisasi tersebut. Jadi kepuasan kerja merupakan psikologis seorang
individu di dalam organisasi tempat ia bekerja yang diakibatkan oleh
keadaan yang ia rasakan dari lingkungannya.

2. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
seseorang, yaitu antara lain:
2.1. Kondisi kerja dimana dalam bekerja segala kebutuhan telah
terpenuhi dan lingkungan kerja yang memadai tentu dapat
meningkatkan kepuasan kerja;
2.2. Peraturan dan budaya serta karakteristik organisasi dapat
mendukung dalam melakukan pekerjaan sehingga meningkatkan
kepuasan kerja para karyawan;
2.3. Upah atau imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah
dilakukan;
2.4. Efisisensi dalam bekerja dimana seorang akan merasakan
kepuasan bila dapat bekerja sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki;
2.5. Kesempatan promosi dimana terdapat peluang seorang karyawan
untuk mendapat penghargaan, kenaikan pangkat maupun
tambahan gaji karena prestasi kerjanya;
2.6. Hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat membantu
menyelesaikan segala permasalahan dalam pekerjaan.

3. Teori motivasi dan kepuasan kerja


Terdapat beberapa teori tentang motivasi dan kepuasan kerja,
sebagai berikut:
3.1. Discrepancy theory
Teori ini menjabarkan bahwa kepuasan kerja adalah selisih antara
harapan dan kenyataan;

6
3.2. Equity theory
Teori ini menyatakan bahwa karyawan akan puas terhadap
beberapa aspek khusus dari pekerjaan yang dilakukan, seperti
gaji, rekan kerja dan pimpinan;
3.3. Opponent theory – Process theory
Teori ini memfokuskan pada usaha seorang karyawan untuk
mempertahankan keseimbangan emosinya;
3.4. Teori Maslow
Dimana menurut Maslow terdapat tingkatan-tingkatan dalam
kebutuhan seseorang, yaitu:
3.4.1. Kebutuhan fisiologis
3.4.2. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan;
3.4.3. Kebutuhan akan rasa untuk memiliki;
3.4.4. Kebutuhan untuk dihargai;
3.4.5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
3.5. Teori dua faktor Herzberg
Teori ini menyatakan kepuasan kerja berasal dari adanya
motivator intrinsik dan dari ketidakadaan faktor ekstrinsik;
3.6. Teori McClelland
Teori ini menyatakan seseorang dengan adanya kebutuhan yang
kuat akan memiliki motivasi dalam bertingkah laku untuk
memuaskan kebutuhannya. Terdapat tiga kebutuhan menurut
teori McClland, yaitu:
3.6.1. Kebutuhan prestasi;
3.6.2. Kebutuhan afiliasi;
3.6.3. Kebutuhan berkuasa.

4. Cara pengukuran kepuasan kinerja


Terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja
seseorang, yaitu sebagai berikut:

7
4.1. Menggunakan skala job description indekx
Digunakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
karyawan terkait pekerjaan yang dilakukannya. Adapun jawaban
berupa ”Ya”, “Tidak” dan “Ragu-ragu” untuk mengetahui tingkat
kepuasan kerja seseorang karyawan;
4.2. Minnesota Satisfaction Questionare
Pengukuran ini dilakukan dengan meminta karyawan untuk
memilih dari beberapa alternatif jawaban berupa “Sangat tidak
puas”, “Tidak puas” dan “Sangat puas” terhadap pertanyaan yang
diberikan.
4.3. Ekspresi wajah
Untuk cara ini para karyawan diminta untuk memilih salah satu
gambar wajah yang menunjukkan ekspresi sangat cemberut,
cemberut, netral, senang dan sangat senang. Hasil dari pilihannya
dapat menentukan tingkat kepuasan kerja para karyawan.

5. Hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas pekerjaan


Menurut Handoko (1995) hubungan antara kepuasan kerja
dengan produktivitas kerja merupakan suatu sistem yang berkelanjutan,
dimana kepuasan kerja memiliki peranan yang penting bagi organisasi
maupun bagi karyawan itu sendiri, karena bila tingkat kepuasan kerja
telah tercapai maka akan menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Pada
umumnya seorang karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi cenderung memiliki produktivitas kerja yang tinggi pula
dibanding dari karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
rendah. Berbagai literatur menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja sehingga perlunya
pimpinan organisasi untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya.

8
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Perilaku organisasi termasuk di dalamnya mengenai kepuasan
kerja dan hubungannya dengan peningkatan produktivitas perlu
dipahami oleh semua organisasi agar dapat menjalankan organisasinya
dengan baik dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Kepuasan kerja setiap karyawan tentu berbeda namun dapat
dilihat dari kinerja karyawan tersebut, sehingga perlu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja para
karyawan seperti lingkungan kerja yang nyaman, sarana dan prasarana
kerja, gaji yang sesuai dengan jenis pekerjaan, hubungan kerja yang
sehat serta peraturan dan budaya organisasi yang menunjang kinerja
para karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.1. Kepuasan kerja adalah tanggapan emosional karyawan terhadap
kondisi dan situasi kerja;
1.2. Motivasi merupakan suatu kemauan dan usaha dari seseorang
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai;
1.3. Beberapa aspek dalam meningkatkan kepuasan kerja yaitu
pekerjaan yang menantang untuk dilakukan, imbalan yang sesuai,
lingkungan dan rekan kerja yang mendukung dan kemampuan
diri untuk melakukan penyesuaian dengan pekerjaan yang
dilakukan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2018. Kinerja Staff dan Organisasi. Bandung
Handoko, T.Hani.2015. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta
Sobirin, Ahmad. 2015. BMP. Perilaku Organisasi. Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai