NIM :16101863
Kelas : X
A. Sejarah
Siklus hidup sistem (SLC) adalah metodologi yang digunakan untuk menggambarkan
proses untuk membangun sistem informasi , dimaksudkan untuk mengembangkan sistem
informasi dalam cara yang sangat disengaja, terstruktur dan teratur, mengulangi setiap tahap
siklus hidup. Pengembangan sistem siklus hidup, menurut Elliott & Strachan & Radford
(2004), “berasal pada tahun 1960, untuk mengembangkan skala besar fungsional sistem bisnis
di zaman skala besar konglomerat bisnis . Sistem informasi kegiatan berkisar berat pengolahan
data dan angka-angka rutinitas “. Beberapa kerangka kerja pengembangan sistem telah
sebagian didasarkan pada SDLC, seperti analisis sistem terstruktur dan metode desain
(SSADM) diproduksi untuk pemerintah Inggris Kantor Pemerintah Commerce pada 1980-an.
Sejak saat itu, menurut Elliott (2004), “pendekatan siklus kehidupan tradisional untuk
pengembangan sistem telah semakin digantikan dengan alternatif pendekatan dan kerangka
kerja, yang berusaha mengatasi beberapa kekurangan yang melekat pada SDLC tradisional”.
SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem
informasi , termasuk persyaratan, validasi kepemilikan (stakeholder), pelatihan, dan pengguna.
Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif
dan efisien di saat ini dan direncanakan Teknologi Informasi infrastruktur , dan murah untuk
mempertahankan dan biaya-efektif untuk meningkatkan. sistem komputer yang kompleks dan
sering (terutama dengan munculnya baru-baru arsitektur berorientasi layanan ) link beberapa
sistem tradisional berpotensi disediakan oleh vendor perangkat lunak yang berbeda. Untuk
mengelola tingkat kompleksitas, sejumlah model SDLC atau metodologi telah diciptakan,
seperti ” air terjun “;” spiral “;” Agile pengembangan perangkat lunak “;” prototipe cepat “;”
incremental “; dan” sinkronisasi dan menstabilkan“.
Model SDLC dapat dijelaskan sepanjang spektrum gesit untuk iteratif untuk berurut.
metodologi Agile , seperti XP dan scrum , fokus pada proses ringan yang memungkinkan untuk
perubahan yang cepat di sepanjang siklus pengembangan. Iteratif metodologi, seperti kesatuan
proses rasional dan dinamis pengembangan sistem metode , fokus pada lingkup proyek terbatas
dan memperluas atau memperbaiki produk oleh beberapa iterasi. Sequential atau besar-desain-
up-depan (BDUF) model, seperti Air Terjun , fokus pada perencanaan lengkap dan benar untuk
membimbing proyek-proyek besar dan risiko untuk hasil yang sukses dan dapat diprediks.
Model-model lain, seperti Pembangunan Anamorphic , cenderung fokus pada bentuk
pembangunan yang dipandu oleh ruang lingkup proyek dan iterasi pengembangan fitur adaptif.
Dalam manajemen proyek proyek dapat didefinisikan baik dengan siklus hidup proyek (PLC)
dan SDLC, selama kegiatan yang sedikit berbeda terjadi. Menurut Taylor (2004) “siklus hidup
proyek mencakup semua kegiatan proyek , sedangkan siklus hidup pengembangan sistem
berfokus pada produk menyadari persyaratan “.
B. Pengertian
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau
Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat
lunak. SDLC berupa proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi
yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk
pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi
ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem
informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Adapun kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan
perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Semua itu
dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baru baik itu secara
modular maupun dengan proses instalasi baru. Dari proses SDLC juga berapa lama umur
sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau
disesuaikan dengan kebijakan dukungan dari pengembang perangkat lunak terkait.
C. Tahapan SDLC
SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada.
Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari
kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan
tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan tahap evaluasi (User
Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan
kembali ke dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang
terbaru.
D. Model SDLC
Saat ini ada beberapa model yang berkembang terkait dengan System Development Life
Cycle (SDLC). Namun terdapat beberapa model yang populer dalam dunia pengembangan
perangkat lunak.
1) Model Waterfall (Air Terjun)
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini
mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial
yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian,
dan pemeliharaan.
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu
sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam
skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan
sistem yang besar.
Kelebihan
Mudah diaplikasikan
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan
Proses menjadi teratur
Jadwal menjadi lebih menentu
Kekurangan
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena
model ini bisa melakukan itersi tidak langsung
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Proses pengembangan relative lama, dikarenakan tahap selanjutnya bisa dilakukan jika
tahap sebelumnya selesai dikerjakan
Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal
Pengembang sering melakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek
harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal
ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efisien.
2) Model Prototype
Model prototype merupakan model pengembangan software yang mengijinkan
pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program yang akan dikembangkan serta
melakukan pengujian awal.
Model prototype juga memberi fasilitas bagi pengembangn dan user untuk saling terkait dan
berinteraksi.
Kelebihan
Fleksibel
Bersifat aktif, sehingga user dapat melihat, merasakan, dan mengalami proses
pengembangan
Perbaikan kesalahan relative cepat
Kekurangan
Mengurangi kreatifitas perancangan
Cakupan pengembangannya sistem dapat lebih luas
Kelebihan
Pengembangan yang cepat
Adanya prototype
Pengurangan penulisan kode yang kompleks, dikarenakan reuse code yang sudah ada
Kekurangan
Tidak relevan untuk proyek skala besar
Memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dan konsumer
Membutuhkan sumber daya yang besar untuk proyek skala besar
4) Model Spirall
Model Spirall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang evolusioner yang
memadukan sifat iteratif model protype dan aspek sisematis dari mode sekuensial. Version
Release meningkat setiap iterasi terjadi.
Kelebihan
Cocok untuk proyek skala besar
Manajemen kesalahan baik
Menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan
didalam evolusi produk
Kekurangan
Waktu pengembangan cukup lama
Dibutuhkan ahli dalam penanganan resiko
Kesulitan dalam meyakinkan konsumen
5) Model Agile
Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang memerlukan adaptasi
cepat dan pengembangan terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam agile terdapat
beberapa poin penting diantaranya sebagai berikut.
a. Interaksi antar personal lebih penting dari pada proses dan alat
b. Software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap
c. Kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak
d. Sikap tanggap lebih penting dari pada mengikuti rencana/plan
Kelebihan
Fungsional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing
Perubahan dengan cepat ditangani
Kekurangan
Analisis, desain, dan pengembangan sulit diprediksi
Dapat memunculkan permasalahan dari arsitektur maupun desain
Sumber
https://joulisinolungan.wordpress.com/2014/12/10/pengembangan-sistem-teknologi-
informasi-metode-sdlc-system-development-life-cycle/
https://medium.com/@purwanto.dev/metodologi-system-development-life-cycle-sdlc-
2f0349df1364