Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala
puji dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar.

Dalam makalah kali ini, kami memaparkan tentang “Teori Akuntansi terkait
dengan Creative Accounting dan Review Jurnal MEMAKNAI CREATIVE
ACCOUNTING DENGAN KEINDAHAN NILAI-NILAI KEARIFAN
LOKAL SIRI’ NA PACCE”. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan serta menjadi bahan diskusi di dalam kegiatan perkuliahan
sehingga dapat membantu pemahaman kita semua. Makalah ini merupakan salah
satu tugas dalam mata kuliah Teori Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

Yogyakarta, 13 februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

2.1 LANDASAN TEORI ..............................................................................5

2.2 REVIEW JURNAL...............................................................................15

BAB III..................................................................................................................19

KESIMPULAN.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG


Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari
dunia bisnis. Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembukuan keuangan menjadi
lebih mudah dan lebih akurat. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak
pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan yang ada. Hal ini terjadi
karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya kecurangan yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan perusahaan, seorang
akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan,
yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak
perusahaan yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan untuk
mendapatkan respon yang baik dari beberapa kalangan. Hal ini disebut dengan
akuntansi kreatif ( Creatif Accounting ). Creative accounting bukan hal yang baru
dalam dunia akuntansi, karena banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut.
Creative accounting oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis karena
memanipulasi data. Akan tetapi, creative accounting dalam pandangan teori
akuntansi positif, sepanjang creative accounting tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum tidak ada masalah yang harus
dipersoalkan.
Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan menggunakan creative
accounting untuk mempertahankan eksitensi perusahaan ditengah persaingan yang
sangat ketat sekarang ini. Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang kreatif dalam
penghitungan keuangan dalam dunia bisnis.
Makalah ini dibuat dengan melakukan revieuw Jurnal terkait dengan
memaknai Creative Accounting pada laporan keuangan dengan keindahan budaya
suku bugis yaitu Siri’ naPacce, yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman
peserta dalam memahami creative accounting dalam laporan keuangan dengan
memaknai keindahan budaya Siri’na Pacce yang dapat dimanfaatkan oleh

3
mahasiswa untuk berdikusi maupun pedoman didalam menyajikan laporan
keungannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan creative accounting ?
2. Apa yang dimaksud nilai-nilai kearifan lokal siri’na Pacce?
3. Bagaimana hubungan antara creative accounting dengan nilai kearifan lokal
siri’na pacce?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui tentang creative accounting.
2. Untuk mengetahui tentang nilai kearifan lokal siri’na Pacce.
3. Untuk mengetahui hubungan antara creative accounting dengan nilai
kearifan lokal siri’na Pacce.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN TEORI


A. Creative Accounting
Pengertian Creative Accounting
Istilah creative accounting terdiri dari 2 kata yaitu “creative” yang artinya
kebolehan seseorang menciptakan ide baru yang efektif, dan kata “akuntansi” itu
artinya pembukuan tentang financial events yang senantiasa berusaha untuk setia
kepada kondisi keuangan yang sebenarnya (faithful representation of financial
events). Stolowy dan Breton (2000) menyebut creative accounting merupakan
bagian dari accounting manipulation yang terdiri dari earning management ,
income smoothing dan creative accounting itu sendiri.  Dalam pemahaman
mengenai creative accounting ini bukan berarti akuntan yang memanfaatkan
pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
dan kekuatan untuk menggunakan creative accounting tersebut, seperti manajer,
akuntan, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya.

Tujuan Creative Accounting


Tujuan-tujuan seseorang melakukan creative accounting bermacam-
macam, di antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi
mendapatkan pinjaman baru, atau untuk mempertahankan pinjaman yang sudah
diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu, mencapai target yang
ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang.
Motivasi materialisme merupakan suatu dorongan besar manajemen dan akuntan-
akuntan melakukan creative accounting. Banyak perusahaan yang terjebak
masalah creative accounting mempunyai sistem “executive stock option plan” bagi
eksekutif-eksekutif yang mencapai target yang ditetapkan.Secara umum, para
eksekutif biasanya lebih mengenal perusahaan tempat mereka bekerja

5
dibandingkan karyawan-karyawan di bawah mereka, sehingga para eksekutif ini
dapat dengan mudah memanipulasi data-data dalam laporan keuangan (financial
statement) dengan motivasi memperkaya diri mereka sendiri.
Contoh tindakan yang merupakan kecurangan laporan keuangan adalah:
1. sengaja mendistorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang
dengan mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha
perusahaan. Dalam hal ini yang menerima keuntungan langsung adalah pihak
perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus dari tindakan ini
adalah :
 Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal
investasi berdasarkan informasi keuangan yang didistorsi atau dihapus.
 Menyembunyikan kinerja tidak baik dari perusahaan.
 Menghapus hutang pajak.
 Manipulasi harga saham.
 Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen.
2. Sengaja distorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan
kecurangan.dalam hal ini yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku
kecurangan. Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah:
 Menyembunyikan penjualan fiktif atau harta milik dipalsukan.
 Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar.
 Menyembunyikan tindakan penyelewangan dana atau harta.

Unsur – unsur Creative Accounting.


Menurut Charles W. Mulford & Eugene E. Comiskey membagi Creative
Accounting menjadi beberapa unsur, yaitu:
1. Recognizing Premature or Fictitious Revenue
Mengakui penghasilan prematur atau penghasilan fiktif itu berbeda jika
ditinjau dari sudut aggressive accounting.Untuk premature revenue,
pengakuannya sudah sesuai dengan GAAP. Sementara itu, untuk fictitious
revenue , penghasilan dicatat tanpa adanya penjualan yang terjadi. Bentuk

6
dari prematur revenue bisa berupa pengakuan penjualan dilakukan pada saat
barang sudah dipesan, tapi belum dikirim (goods ordered, but not shipped)
atau barang sudah dikirim, tapi belum dipesan (goods shipped, but not
ordered). Sementara itu, contoh penjualan fiktif adalah backdated invoice,
tanggal pengiriman yang diubah, atau sengaja salah mencatat penjualan.
Cara mendeteksi penjualan prematur atau fiktif yaitu:
 Pahami kebijakan pengakuan pendapatan, termasuk perubahannya
 Cermati piutang usaha
 Cermati akun-akun yang mungkin digunakan untuk meng-offset penjualan
prematur atau fiktif.
 Review transaksi hubungan istimewa
 Perhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sesuai
laporan.
2. Aggressive Capitalization & Extended Amortization Policies
Dalam kebijakan kapitalisasi yang agresif, perusahaan melaporkan beban atau
rugi tahun berjalan sebagai aset.Akibatnya, pengakuan biaya tertunda dan
laba naik.Selanjutnya, aset atau beban ditangguhkan tersebut diamortisasi
selama beberapa tahun.
Cara mendeteksi kebijakan aggressive capitalitation & extended amortization
policies yaitu:
 Pahami kebijakan kapitalisasi aset dan apakah aset yang dikapitalisasi
tersebut melebih nilai pasar.
 Proporsikan total biaya pengembangan software yang dikapitalisasi dan
tentukan apakah proporsi tersebut wajar.
 Cermati biaya bunga yang dikapitalisasi sehubungan dengan proyek
konstruksi yang sudah berakhir.
 Cermati alasan yang mendasari pencatatan normal operating expense ke
dalam asset.
3. Misreported Assets & Liailibities

7
Dalam banyak kasus, nilai aset overvalued dan/atau kewajiban undervalued
dengan tujuan agar earning power menjadi lebih tinggi dan posisi keuangan
lebih kuat. Dengan laba yang tinggi, otomatis saldo laba dan nilai ekuitas
akan naik. Beberapa akun aktiva yang potensial dilaporkan overvalued adalah
piutang usaha, inventori, investasi (yang diklasifikasikan dalam trading, held
to maturity, atau available for sale). Akun kewajiban yang dicatat
undervalued di antaranya adalah accrued expense payable, utang usaha, utang
pajak, dan contingent liability.
Cara mendeteksi misreported asset & liability yaitu:
 Tandingkan prosentase perubahan piutang usaha dengan perubahan
penghasilan untuk 4-6 triwulan terakhir.
 Pastikan bahwa pembentukan cadangan piutang tak tertagih cukup untuk
menutup risiko inkolektibilitas.
 Cermati apakah persediaan yang overvalued tersebut disebabkan
persediaan fiktif.
 Cermati apakah kasus overvalued inventory pernah terjadi sebelumnya.
 Cermati penurunan nilai pasar surat berharga yang held to maturity
 Cermati trend yang terjadi untuk accrued expense payable
 Hitung umur utang untuk 4-6 bulan terakhir
 Review total utang pajak yang tercatat di neraca dengan beban pajak yang
dicatat di laba rugi
 Cermati kewajiban kontinjensi yang tidak dicatat di neraca
4. Getting Creative with the Income Statement
Permainan angka-angka di laporan laba rugi terjadi pada cara mempercepat
atau memperlambat pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal ini laba
diatur untuk beberapa periode pelaporan.
Contoh lainnya yang termasuk dalam kreativitas akuntansi di laporan laba
rugi terjadi dalam:

8
 Kelompok akun other expense/income yang seringkali di-netting.
Perusahaan hanya melaporkan total other expense/income tanpa merinci
detil dari kelompok akun tersebut.
 Penggunaan terminologi di dalam laporan laba rugi, seperti istilah
restrukturisasi yang ternyata biaya restrukturisasinya mencakup
penghapusan inventori, pembayaran pesangon dan biaya PHK,
penghapusan aktiva, biaya relokasi, dan biaya penurunan nilai aktiva.
 Penentuan tingkat materialitas suatu transaksi. Dengan konsep materialitas
ini, perusahaan dapat mengelompokkan transaksi yang sebetulnya material
menjadi tidak material.
5. Problems with Cash-flow Reporting  
Di dalam pelaporan arus kas menurut GAAP, arus kas terbagi menjadi arus
kas dari aktivitas operasi, aktivitas pembiayaan (financing) dan aktivitas
investasi.Bentuk penyajian laporan arus kas sendiri terdiri dari indirect
method dan direct method. Dalam indirect method, arus kas dari aktivitas
operasi dihitung dari laba bersih yang disesuaikan dengan transaksi-transaksi
non kas di laporan laba rugi. Sementara itu, dalam direct method arus kas dari
aktivitas operasi ditampilkan berdasarkan transaksi-transaksi kas di laba rugi.
Contoh lainnya yang termasuk dalam kreativitas akuntansi di laporan arus kas
 Arus kas operasi memasukan unsur pembayaran pajak penghasilan (PPh),
baik PPh Badan maupun PPh final.
 Operasi dalam penghentian (discontinued operation) juga dimasukkan
dalam aktivitas operasi, padahal di dalam laba rugi discontinued operation
tersebut dikeluarkan dari laba operasi.
 Biaya operasi yang dikapitalisasi dimasukkan sebagai arus kas dalam
aktivitas investasi, padahal jika dibebankan pada tahun berjalan, masuk
dalam arus kas operasi.

Penyebab Dan Pola Creative Accounting


Stolowy dan Breton menyebut “creative accounting” merupakan bagian
dari “accounting manipulation” yang terdiri dari “earning management” ,

9
“income smoothing” dan “creative accounting” itu sendiri. Dalam pemahaman
mengenai ‘creative accounting’ ini bukan berarti akuntan yang memanfaatkan
pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
dan kekuatan untuk menggunakan creative accounting tersebut, seperti manajer,
akuntan, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya. Hal yang menyebabkan
terjadinya creative accounting adalah karena adanya kebijakan dari perusahaan
yang menyebabkan banyak pihak manjemen yang melakukan manipulasi data
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih khususnya manajer perusahaan.

Cara Mendeteksi Dan Mencegah Creative Accounting.


Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk penusahaan
baik itu pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan
modalnya ke perusahaan tersebut. Ada beberapa metode dan carayang bisa untuk
mengetahui adanya creative accounting dan cara mencegahnya. Fraudulent
financial reporting di suatu perusahaan merupakan hal yang akan berpengaruh
besar terhadap semua pihak yang mendasarkan keputusannya atas informasi
dalam laporan keuangan  (financial statement) tersebut. Oleh karena  itu akuntan
publik harus bisa menccegah dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud.
Untuk mengetahui adanya fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejala-
gejala (symptoms) berupa red flag (fraud indicators), misalnya perilaku tidak etis
manajemen.Red  flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan
(fraud) yang terjadi.

B. KEARIFAN LOKAL SIRI’NA PACCE


Pengertian Siri na Pacce
Laica Marzuki (1995) pernah menyebut dalam disertasinya bahwa pacce
sebagai prinsip solidaritas dari individu Bugis Makassar dan menunjuk prinsip
getteng, lempu, acca, warani (tegas, lurus, pintar, berani) sebagai empat ciri
utama yang menentukan ada tidaknya Siri’.
Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat Bugis-
Makassar adalah sesuatu yang dianggap sakral . Siri’ na Pacce (Bahasa

10
Makassar) atau Siri’ na Pesse’ (Bahasa Bugis) adalah dua kata yang tidak
dapat dipisahkan dari karakter orang Bugis-Makassar dalam mengarungi
kehidupan di dunia ini. Begitu sakralnya kata itu, sehingga apabila seseorang
kehilangan Siri’nya atau De’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia
menempuh kehidupan sebagai manusia. Siri’ adalah rasa malu yang terurai
dalam dimensi-dimensi harkat dan martabat manusia, rasa dendam (dalam hal-
hal yang berkaitan dengan kerangka pemulihan harga diri yang dipermalukan ).
Jadi Siri’ adalah sesuatu yang tabu bagi masyarakat Bugis-Makassar dalam
interaksi dengan orang lain.
Sedangkan pacce/pesse merupakan konsep yang membuat suku ini mampu
menjaga solidaritas kelompok dan mampu bertahan di perantauan serta
disegani. Pacce merupakan sifat belas kasih dan perasaan menanggung beban
dan penderitaan orang lain, meskipun berlainan suku dan ras. Jadi, kalau
pepatah Indonesia mengatakan “ Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul ”.
Itulah salah satu aplikasi dari kata pacce, jadi Siri’ skopnya dalam skala intern,
sedang pacce bersifat intern dan ekstern, sehingga berlaku untuk semua orang.

Asal Mula Budaya Siri Na Pacce


Dari aspek ontologi (wujud) siri’ na pacce mempunyai relevansi kuat dengan
pandangan islam dalam kerangka spiritualitas, dimana kekuatan jiwa dapat
teraktulkan melalui penaklukan jiwa atas tubuh. sedemikian rupa, siri’ na pacce
merupakan emanasi dari islam yang berbusana bugis-makassar yang lahir dari
rahim akulturasi islam dan bugis-makassar.
Inti budaya siri’ na pacce itu bukan cuma berkaitan pernikahan. Tapi,
mencakup seluruh aspek kehidupan orang Bugis-Makassar. Karena, siri’ na
pacce itu merupakan jati diri bagi orang Bugis-Makassar,” Dengan adanya
falsafah dan ideologi Siri’ na pacce , maka keterikatan dan kesetiakawanan di
antara mereka mejadi kuat, baik sesama suku maupun dengan suku yang lain.
Konsep Siri’ na Pacce bukan hanya di kenal oleh kedua suku ini, tetapi juga
suku-suku lain yang menghuni daratan Sulawesi, seperti Mandar dan Tator.

11
Hanya saja kosa katanya yang berbeda, tapi ideologi dan falsafahnya memiliki
kesamaan dalam berinteraksi.

12
Jenis-jenis Siri’
Abu Zainal Abidin Farid dkk (2005) membagi siri, dalam dua jenis, pertama
adalah Siri’ Nipakasiri’, yang terjadi bilamana seseorang dihina atau
diperlakukan di luar batas kemanusiaan. Maka ia (atau keluarganya bila ia
sendiri tidak mampu) harus menegakkan Siri’nya untuk mengembalikan
Dignity yang telah dirampas sebelumnya. Jika tidak ia akan disebut mate
siri(mati harkat dan martabatnya sebagai manusia).
Untuk orang bugis makassar, tidak ada tujuan atau alasan hidup yang lebih
tinggi daripada menjaga Siri’nya, dan kalau mereka tersinggung atau
dipermalukan (Nipakasiri’) mereka lebih senang mati dengan perkelahian
untuk memulihkan Siri’nya dari pada hidup tanpa Siri’. Mereka terkenal
dimana-mana di Indonesia dengan mudah suka berkelahi kalau merasa
dipermalukan yaitu kalau diperlakukan tidak sesuai dengan derajatnya.
Meninggal karena Siri’ disebut Mate nigollai, mate nisantangngi artinya mati
diberi gula dan santan atau mati secara manis dan gurih atau mati untuk sesuatu
yang berguna.
Sebaliknya, hanya memarahi dengan kata-kata seorang lain, bukan karena Siri’
melainkan dengan alasan lain dianggap hina. Begitu pula lebih-lebih dianggap
hina melakukan kekerasan terhadap orang lain hanya dengan alasan politik atau
ekonomi, atau dengan kata lain semua alasan perkelahian selain daripada Siri’
dianggap semacam kotoran jiwa yang dapat menghilangkan kesaktian. Tetapi
kita harus mengerti bahwa Siri’ itu tidak bersifat menentang saja tetapi juga
merupakan perasaan halus dan suci. Seseorang yang tidak mendengarkan
orangtuanya kurang Siri’nya. Seorang yang suka mencuri, atau yang tiodak
beragama, atau tidak tahu sopan santun semua kurang Siri’nya”.
Yang kedua adalah : Siri’ Masiri’, yaitu pandangan hidup yang bermaksud
untuk mempertahankan, meningkatkan atau mencapai suatu prestasi yang
dilakukan dengan sekuat tenaga dan segala jerih payah demi Siri’ itu sendiri,
demi Siri’ keluarga dan kelompok. Ada ungkapan bugis “Narekko sompe’ko,
aja’ muancaji ana’guru, ancaji Punggawako” (Kalau kamu pergi merantau

13
janganlah menjadi anak buah, tapi berjuanglah untuk menjadi pemimpin).
Nenek moyang almarhum Tun Abdul Razak, Mantan Perdana Menteri
Malaysia bernama Karaeng Haji, salah seorang putera Sultan Abdul Jalil
Somba Gowa XIX yang di merantau ke Pahang dan dikenal dengan Toh Tuan,
meninggalkan Gowa pada abad XVIII karena masalah Siri’, perebutan
kekuasaan raja Gowa antar saudara.

Nilai-nilai Siri’ na Pacce


1. Nilai filosofis siri’ na pacce merepresentasikan pandangan hidup orang
Bugis – Makassar mengenai berbagai persoalan kehidupan meliputi (1)
prototipe watak orang Makassar yang terdiri atas (a) reaktif (b) militan, (c)
optimis, (d) konsisten (e) loyal, (f) pemberani, dan (g) konstruktif.
2. Nilai etis siri’ na pacce terdapat nilai-nilai etis meliputi (1) teguh
pendirian, (2) setia, (3) tahu diri, (4) berkata jujur (5) bijak, (6) merendah,
(7) ungkapan sopan untuk sang gadis, (8) cinta kepada Ibu, dan (9) empati.
3. Nilai estetis siri na pacce meliputi (1) nilai estetis siri’ na pacce alam non
insani terdiri atas (a) benda alam tak bernyawa, (b) benda alam nabati, (c)
alam hewani (2) nilai estetis siri’ na pacce alam insani.
4. Etos Siri’ na Pacce
Di dalam sebuah syair sinrilik ada sebuah semboyan kuno masyarakat
Bugis-Makassar yang berbunyi “Takunjunga’ bangung turu’, nakugunciri’
gulingku, kualleangnga tallanga natoalia”. Syair tersebut berarti “layarku
telah ku kembangkan, kemudiku telah ku pasang, ku pilih tenggelam
daripada melangkah surut”. Semboyan tersebut menggambarkan betapa
masyarakat Bugis-Makassar memiliki tekad dan keberanian yang begitu
tinggi dalam menghadapi kehidupan. Masyarakat Bugis-Makassar dikenal
sebagai orang-orang yang suka merantau atau mendatangi daerah lain dan
sukses di daerah tersebut. 

14
Penerapan Etos Siri’ na Pacce Saat Ini
Meskipun etos siri’ na pacce berasal dari masyarakat Bugis-Makassar, namun
etos ini sangat bisa diterima secara nasional. Karena di berbagai daerah
Indonesia juga terdapat etos atau pandangan hidup yang hampir sama dengan
konsep siri’ na pacce. Ada wirang yang hidup di masyarakat suku
Jawa, carok pada masyarakat suku Madura, pantangpada masyarakat suku di
Sumatera Barat, serta jenga pada masyarakat suku di pulau Bali. Kesemua
pandangan hidup dari berbagai daerah tersebut memiliki kesamaan konsep
dengan siri’ na pacce, yaitu malu jika keadaan suku atau bangsa mereka tidak
lebih baik dari suku atau bangsa lain. Kesemua konsep pandangan hidup
tersebut menanamkan nilai-nilai luhur tentang semangat serta keberanian tanpa
melupakan rasa lembut hati sebagai penyeimbangnya

15
2.2 PEMBAHASAN
A. PENGANTAR JUNAL
Dalam jurnal penelitian yang berjudul “Memaknai creative accounting
dengan keindahan nilai nilai kearifan local siri’na pacce ini bertujuan menggali
nilai-nilai yang terkandung dalam kearifal lokal budaya makasar dalam
penyusunan laporan keuangan. Kearifan local siri’na pace merupakan falsafah
bagi masyarakat Bugis Makasar dalam kehidupannya dan harus dijunjung
tinggi. Karena jika seseorang tidak memilikinya maka orang tersebut tidak
memiliki rasa malu.
untuk menambah pengetahuan kita tentang Creative Accounting,
berikut kita akan review jurnal dengan MEMAKNAI CREATIVE
ACCOUNTING DENGAN KEINDAHAN NILAI-NILAI KEARIFAN
LOKAL SIRI’ NA PACCE, adapun hasilnya sebagai berikut :

B. REVIEW JURNAL

JUDUL MEMAKNAI CREATIVE ACCOUNTING DENGAN


KEINDAHAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SIRI’ NA
PACCE
JURNAL Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (Assets)
VOLUME Volume 8, Nomor 1, Juni 2018: 167-182
DAN
HALAMAN
TAHUN Juni 2018
PENULIS Andi Nurwanah (Universitas Muslim Indonesia) dan Hadriana
Hanafie (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti)
TUJUAN memaknai kearifan budaya Bugis Makassar siri’ na pacce dalam
PENELITIAN hubungan creative accounting
SUBJEK PEN Studi Kasus Perspektif budaya Bugis Makassar (beberapa staff
ELITIAN akuntansi di Perusahaan PT. CAHAYA)
METODOLOGI Pendekatan Penelitian dan Sumber Data
PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
jenis studi kasus configurative ideographic studies Teknik
wawancara merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini.

16
Variabel Nilai-Nilai Kearifan Lokal Siri’ Na Pacce
Dependen
Variabel Creative Accounting
Independen
Dalam praktiknya sekalipun didalam dunia kerja sebagai karyawan
dibidang Akuntansi orang bugis makasar tidak akan melakukan
creative accounting kalau masih memegang teguh falsafah nilai
siri’na pacce. Dapatlah dikatakan bahwa betapa besarnya pengaruh
nilai-nilai siri’na ini bagi hidup masyarakat bugis makasar. Dari
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat dimaknai bahwa
Hasil penelitian betapa pentingnya nilai agama dan nilai budaya yang mengandung
pesan tentang nilai kebaikan bagi manusia.
 jurnal sudah menyajikan informasi yang cukup jelas dan
lengkap mengenai apa dan bagaimana accounting creative
serta gambaran tentang budaya siri’na pace
 Bahasa jurnal menggunakan bahasa Indonesia yang mudah
Kelebihan dipahami. Bahasanya baku sehingga memudahkan pembaca
Penelitian untuk memahami
 Dalam jurnal tersebut data didapatkan dengan metode
wawancara, namun tidak disebutkan identitas detail
responden yang diwawancarai tersebut.
 Pada jurnal tidak dipaparkan secara jelas mengenai literature
Kekurangan review/ penelitian terdahulu.
Penelitian  Data yang diambil terlalu sedikit kurang dari 10 responden,
jadi hasil yang diperoleh kurang maksimal.

C. PEMBAHASAN ISI JURNAL


Pembahasan utama dalam penulisan ini adalah konsep siri’ yang memiliki
kandungan nilai yaitu nilai malu, harga diri dan jujur. Pacce bermakna
solidaritas sosial yang tinggi. Budaya siri’ merupakan sumber inspirasi dari
kebudayaan yang menunjukkan inspirasi seseorang. Jadi nilai malu inilah
yang selalu di pegang teguh seseorang dan dipertautkan dalam menyusun
laporan keuangan. Kalau individu tersebut melakukan perbuatan tercela dan
tidak sesuai dengan konsep siri’ maka di anggap tidak memiliki harga diri
artinya individu tersebut tidak memiliki rasa malu.
Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan perusahaan, seorang
akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan
keuangan, yaitu sesuai dengan aturan pernyataan Standar Akuntansi

17
Keuangan (PSAK). Tasaddaq dan Malik (2015) menyatakan model
pengembangan dan pengujian empiris akuntansi memainkan peran penting
dalam pelaporan keuangan tetapi telah berkorelasi negatif yang berarti lebih
banyak manajer yang terlibat di dalamnya dapat menurunkan nilai informasi
keuangan. Peraturan pemerintah/standar internasional memiliki peran positif
dan signifikan jika fleksibel dalam pelaporan keuangan . Akan tetapi, dalam
kenyataanya banyak perusahaan yang secara kreatif melakukan manipulasi
data keuangan untuk mendapatkan respon yang baik dari beberapa kalangan.
Hal ini disebut dengan creative accounting.
Creative accounting bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi, karena
banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut. Konsep creative accounting
biasanya digunakan untuk menggambarkan proses melalui para profesional
akuntansi yang menggunakan pengetahuan mereka untuk memanipulasi
angka disertakan dalam rekening tahunan. Akuntansi agresif, perataan laba,
manajemen laba, dan creative accounting adalah gimmicks pelaporan
keuangan yang digunakan sampai dengan laporan keuangan perusahaan untuk
mendorong investor membeli saham perusahaan, atau meningkatkan nilai
pasar perusahaan. Masalah utama dalam creative accounting kecenderungan
perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingannya sendiri,
dengan memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki guna
mendapatkan tujuannya masing-masing.
Nah nilai-nilai siri’ sebagai sikap mental orang-orang Bugis Makassar
dapat juga di maknai dalam bahasa Bugis Makassar, yaitu takunjunga
bangung turu (semuanya kuperturutkan arus mengalir), nakugunciri gulingku
(kemudian kutancarkan), kuallena (dan kupilih), tallanga na toalia (lebih
baik tenggelam dari pada surut kembali tanpa hasil), kusoronna biseangka
(kudayun sampanku laju), kucampa’na sombalakku (kukembangkan layur),
tammamelakka (pantang berbelok kearah lain), dan punna teai labuang
(kecuali arah pantai berlabuk).
Dengan demikian, orang Bugis Makassar tidak akan melakukan
creative accounting kalau masih memegang teguh falsafah nilai siri’na pacce.

18
Dapatlah dikatakan bahwa betapa besarnya pengaruh nilai-nilai siri’na pacce
ini bagi sikap hidup masyarakat Bugis Makassar. Sesungguhnya peranan siri’
yang merupakan alam bawah sadar. Berdasarkan petikan wawancara tersebut,
dapat di maknai bahwa betapa pentingnya nilai agama dan nilai budaya yang
mengandung pesan tentang nilai kebaikan bagi manusia. Pemaknaan nilai
budaya sebagian orang masih memaknai dan cenderung lebih dari sekedar
teks belaka daripada isi. Seolah budaya hanya sebagai pakaian luar saja,
belum dianggap ruh sebagai spirit dalam menegakkan kebena

19
BAB III
KESIMPULAN

Creative accounting merupakan hal yang sering dilakukan oleh pihak


internal diperusahaan bukan hanya untuk memanipulasi data yang ada akan tetapi
juga untuk menyelamatkan perusahaannya. Akan tetapi, ada faktor yang
menyebabkan memanipulasi data bisa dilakukan oleh perusahaaan untuk
mendapatkan respon yang positif dari beberapa pihak dan keuntungan baik itu
untuk pihak internal perusahaan maupun untuk umum. Dalam melakukan
kecurangan memanipulasi data ada banyak cara untuk mendeteksinya dan
mencegahnya. Hal itu, dapat dilakukan dengan mengevaluasi ulang data yang ada
dan memeriksa kembali sehingga kecurangan yang ada dapat terdeteksi dan
dicegah. Sehingga cara creative accounting tidak disalahgunakan oleh pihak-
pihak tertentu hanya untuk keuntungan pribadinya bukan untuk kelangsungan
perusahaan dan pemegang saham perusahaan.
Budaya Siri’ Na Pacce sebagai pedoman hidup masyarakat Bugis-
Makassar mengandung 5 (lima) dimensi nilai yang memiliki hubungan erat
dengan nilai- nilai anti Accounting Creative yakni: Jujur (Lempu’), Cerdas, Kaya,
Berani, dan Accilakang. Sehingga dapat dijadikan upaya preventif dan represif
untuk mencegah seseorang melakukan Manipulasi laporan keuangan. Untuk
mencegah dan menekan praktik accounting creative maka perlu memasukkan
nilai-nilai budaya Siri’ Na Pacce dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar.

Didalam Jurnal yang dibahas diatas sebaiknya menggunakan penelitian terdahulu


sebagai bahan pembanding dengan penelitian yang dilakukan dan juga perlu
ditampilkan identitas responden dan Jumlah responden yang diwawancara agar
hasil yang didapat lebih maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Demikian makalah ini kami sampaikan, tentunya masih banyak kekurangannya


saran dan perbaikan tetap dibutuhkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, W. J. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Pustaka Pelajar.


Indonesia.

Fagbemi, T. O., Olaoye, and J. Adeyemi. 2014. Cosmetic Accounting: A Review


of Literature and Perception of Accountants’ in Nigeria. Journal of
Poverty, Investment and Development. 3:85-90.

Marzuki, M. L. 1995. SIRI' Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis - Makassar


(Sebuah Telaah Filsafat Hukum). Hasanuddin University Press, Makassar.

Moein, A. M. G. 1990 . Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar dan Siri’


Na Pacce Makassar. Yayasan Mapress, Makassar.

Mulford, Charles, W, dan Eugene E., Comiskey, (2010), The Financial Number
Game: Deteksi Kecurangan Akuntansi, Dialih bahasakan Oleh Aurolla
Saparina Harapan, Jakarta Pusat: PT Ikrar Mandiri Abadi.

Nurwanah, Andi dan H. Hanafie. 2018. Memaknai Creative Accounting dengan


Keindahan Nilai - Nilai Kearifan Lokal Siri’ Na Pacce . Jurnal Assets,
Vol. 8, No. 1,

Stolowy, Herve, dan Gaetan Breton. 2000. A Framework For The Classification
of Accounts Manipulations. HEC Accounting and Management Control.
Working Paper. No. 708

Vladu, B. A., and D. Cuzdriorean. 2013. Creative Accounting, Measurement and


Behavior. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica, 15(1):
107-115.

Abu Hamid, Zainal Abidin Farid, dkk, 2005. Siri’ dan Pesse Harga Diri
Manusia Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Ujung Pandang : PT
Pustaka Nusantara Padaidi.

21

Anda mungkin juga menyukai