Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“AKUNTANSI KREATIF DAN CARA MENDETEKSI


TERJADINYA AKUNTANSI KREATIF PERUSAHAAN”

DOSEN PENGAMPU : FRATERNENSI, SE M.Ak

Disusun Oleh :

1. Siti Kurniasih (1834030098)


2. Reviana Hestika (1834030018)
3. Nanda M. Rasyid (1834030118)
4. Mandala Putra (1834030155)
5. Reska Safitri (1834030131)
6. Laras Etika Sari (1834030099)

Kelompok : 11

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULITAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini sesuai
dengan yang kami harapkan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah’’Seminar Akuntansi”
atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat terbuka terhadap
kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.

Bengkulu, Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul.......................................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................ 2

Bab IIPembahasan................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Akuntansi Kreatif............................................................................... 3

2.2Unsur-Unsur Akuntansi Kreatif ............................................................................ 4

2.3 Jenis-Jenis Akuntansi Kreatif .............................................................................. 7

2.4 Pola Dalam Akuntansi Kreatif ............................................................................. 8

2.5 Tujuan Akuntansi Kreatif .................................................................................... 9

2.6 Cara Mendeteksi dan Mencegah Terjadinya Akuntansi Kreatif.......................... 10

Bab III Penutup........................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis.
Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembukuan keuangan menjadi lebih mudah dan lebih
akurat.Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai
dengan keuangan yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan
keuangan atau adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan perusahaan, seorang akuntan harus
mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan
PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak perusahaan yang secara kreatif melakukan
manipulasi data keuangan untuk mendapatkan respon yang baik dari beberapa kalangan. Hal
ini disebut dengan akuntansi kreatif (‘Creatif Accounting’). Akuntansi kreatif bukan hal yang
baru dalam dunia akuntansi, karena banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut.
Akuntansi kreatif oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis karena
memanipulasi data. Akan tetapi, kreatif akuntansi dalam pandangan teori akuntansi positif,
sepanjang kreatif akuntansi tidak bertentangan dengan ptinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum tidak ada masalah yag harus dipersoalkan.
Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan menggunakan kreatif akuntansi untuk
mempertahankan eksitensi perusahaan ditengah persaingan yang sangat ketat sekarang ini.
Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang kreatif dalam penghitungan keuangan dalam dunia
bisnis, walaupun itu sering dianggap hal yang kurang etis.
1.2 Rumusan Masalah

Pada penulisan makalah ini yang menjadi rumusan masalah dan akan dicari
pemecahan dengan penjelasan penjabarannya sebagai berikut :
1. Apa itu akuntansi kreatif?
2. Apa saja unsur-unsur akuntansi kreatif?
3. Apa saja jenis-jenis akuntansi kreatif?
4. Bagaimana pola akuntansi kreatif?
5. Apakah tujuan akuntansi kreatif?
6. Bagaimana mendeteksi dan mencegahakuntansi kreatif?

1
1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu akuntansi kreatif
2. Untuk mengetahui unsur-unsur akuntansi kreatif
3. Untuk mengetahui jenis-jenis akuntansi kreatif
4. Untuk mengetahui pola akuntansi kreatif
5. Untuk mengetahui tujuan dari akuntansi kreatif
6. Untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam akuntansi kratif

1.4 Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis ,sebagai penambah pengetahuan dan
konsep keilmuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Kreatif ( Creative Accounting )

Banyak para pakar yang mengartikan creative accounting sebagai kegiatan


memanipulasi data keuangan di perusahaan. Tetapi, kata-kata creative accounting terdiri dari
2 kata yaitu “creative” yang artinya kebolehan seseorang menciptakan ide baru yang efektif,
dan kata “acconting” itu artinya pembukuan tentang financial events yang senantiasa
berusaha untuk setia kepada kondisi keuangan yang sebenarnya (faithful representation of
financial events). Terkadang dalam praktik akuntansi, banyak metode atau cara yang terlihat
sesuai aturan namun pada kenyataannya malah melenceng dari Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU). Salah satunya adalah metode Creative Accounting. Istilah Creative
Accounting dapat didefinisikan sebagai proses di mana akuntan menggunakan pengetahuan
dan pengalaman mereka tentang standar akuntansi untuk memanipulasi angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
Creative accounting menurut Amat, Blake dan Dowd adalah sebuah proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
didalamnya standar, teknik dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan. Sedangkan, Stolowy dan Breton menyebut creative accounting merupakan bagian
dari “accounting manipulation” yang terdiri dari “earning management”, “income smoothing”
dan “creative accounting” itu sendiri. Sehingga arti dari creative accounting yaitu akar dari
sejumlah skandal akuntansi, dan banyak usulan untuk reformasi akuntansi - biasanya berpusat
pada analisis diperbarui modal dan faktor produksi yang benar akan mencerminkan
bagaimana nilai tambah.

3
2.2 Unsur-Unsur Akuntansi Kreatif

Menurut Charles W. Mulford & Eugene E. Comiskey membagi Creative Accounting


menjadi beberapa unsur, yaitu:
1. Recognizing Premature or Fictitious Revenue
Mengakui penghasilan prematur atau penghasilan fiktif itu berbeda jika ditinjau dari
sudut aggressive accounting.Untuk premature revenue, pengakuannya sudah sesuai dengan
GAAP. Sementara itu, untuk fictitious revenue , penghasilan dicatat tanpa adanya penjualan
yang terjadi.
Bentuk dari prematur revenue bisa berupa pengakuan penjualan dilakukan pada saat
barang sudah dipesan, tapi belum dikirim (goods ordered, but not shipped) atau barang sudah
dikirim, tapi belum dipesan (goods shipped, but not ordered). Sementara itu, contoh
penjualan fiktif adalah backdated invoice, tanggal pengiriman yang diubah, atau sengaja
salah mencatat penjualan.
1. Cara mendeteksi penjualan prematur atau fiktif yaitu:
2. Pahami kebijakan pengakuan pendapatan, termasuk perubahannya
3. Cermati piutang usaha
4. Cermati akun-akun yang mungkin digunakan untuk meng-offset penjualan prematur
atau fiktif
5. Review transaksi hubungan istimewa
6. Perhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sesuai laporan
2. Aggressive Capitalization & Extended Amortization Policies
Dalam kebijakan kapitalisasi yang agresif, perusahaan melaporkan beban atau rugi
tahun berjalan sebagai aset.Akibatnya, pengakuan biaya tertunda dan laba naik.Selanjutnya,
aset atau beban ditangguhkan tersebut diamortisasi selama beberapa tahun.
Cara mendeteksi kebijakan aggressive capitalitation & extended amortization policies
yaitu:
1. Pahami kebijakan kapitalisasi aset dan apakah aset yang dikapitalisasi tersebut
melebih nilai pasar
2. Proporsikan total biaya pengembangan software yang dikapitalisasi dan tentukan
apakah proporsi tersebut wajar
3. Cermati biaya bunga yang dikapitalisasi sehubungan dengan proyek konstruksi yang
sudah berakhir
4. Cermati alasan yang mendasari pencatatan normal operating expense ke dalam aset

4
3. Misreported Assets & Liailibities
Dalam banyak kasus, nilai aset overvalued dan/atau kewajiban undervalued dengan
tujuan agar earning power menjadi lebih tinggi dan posisi keuangan lebih kuat. Dengan laba
yang tinggi, otomatis saldo laba dan nilai ekuitas akan naik.
Beberapa akun aktiva yang potensial dilaporkan overvalued adalah piutang usaha,
inventori, investasi (yang diklasifikasikan dalam trading, held to maturity, atau available for
sale). Akun kewajiban yang dicatat undervalued di antaranya adalah accrued expense
payable, utang usaha, utang pajak, dan contingent liability.
Cara mendeteksi misreported asset & liability yaitu:
1. Tandingkan prosentase perubahan piutang usaha dengan perubahan penghasilan untuk 4-
6 triwulan terakhir
2. Pastikan bahwa pembentukan cadangan piutang tak tertagih cukup untuk menutup risiko
inkolektibilitas
3. Cermati apakah persediaan yang overvalued tersebut disebabkan persediaan fiktif
4. Cermati apakah kasus overvalued inventory pernah terjadi sebelumnya
5. Cermati penurunan nilai pasar surat berharga yang held to maturity
6. Cermati trend yang terjadi untuk accrued expense payable
7. Hitung umur utang untuk 4-6 bulan terakhir
8. Review total utang pajak yang tercatat di neraca dengan beban pajak yang dicatat di laba
rugi
9. Cermati kewajiban kontinjensi yang tidak dicatat di neraca
4. Getting Creative with the Income Statement
Permainan angka-angka di laporan laba rugi terjadi pada cara mempercepat atau
memperlambat pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal ini laba diatur untuk beberapa
periode pelaporan.
Selain itu, penyajian laporan yang bisa berbentuk single step maupun step
memungkinkan perusahaan memainkan angka-angka subtotal, klasifikasi akun, dan catatan
laporan keuangan.Misalnya, unsur pendapatan usaha dilaporkan sebagai pendapatan di luar
usaha atau sebaliknya, pengeluaran yang termasuk dalam harga pokok penjualan
direklasifikasikan ke dalam kelompok akun beban operasi atau sebaliknya. Reklasifikasi
demikian tentu saja akan mempengaruhi angka sub total laba kotor atau laba operasi yang
nota bene sering dijadikan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
Contoh lainnya yang termasuk dalam kreativitas akuntansi di laporan laba rugi terjadi
dalam:

5
• Kelompok akun other expense/income yang seringkali di-netting. Perusahaan hanya
melaporkan total other expense/income tanpa merinci detil dari kelompok akun tersebut.
• Penggunaan terminologi di dalam laporan laba rugi, seperti istilah restrukturisasi yang
ternyata biaya restrukturisasinya mencakup penghapusan inventori, pembayaran pesangon
dan biaya PHK, penghapusan aktiva, biaya relokasi, dan biaya penurunan nilai aktiva.
• Penentuan tingkat materialitas suatu transaksi. Dengan konsep materialitas ini,
perusahaan dapat mengelompokkan transaksi yang sebetulnya material menjadi tidak
material.
5. Problems with Cash-flow Reporting
Seperti diuraikan sebelumnya dalam Share Price Effect, para investor tertarik dengan
perusahaan yang punya earning power yang bagus dan sustainable.Dengan demikian, future
cash flow-nya menjadi baik pula.Bagi para kreditur, dengan cash flow yang baik, utang
piutang menjadi lancar.
Sudah menjadi hal yang umum bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi
merupakan manifestasi operating income yang ada di laporan laba rugi.Arus kas bersih ini
menjadi alat ukur utama tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sustainable
cash flow.
Di dalam pelaporan arus kas menurut GAAP, arus kas terbagi menjadi arus kas dari
aktivitas operasi, aktivitas pembiayaan (financing) dan aktivitas investasi.Bentuk penyajian
laporan arus kas sendiri terdiri dari indirect method dan direct method.Dalam indirect
method, arus kas dari aktivitas operasi dihitung dari laba bersih yang disesuaikan dengan
transaksi-transaksi non kas di laporan laba rugi. Sementara itu, dalam direct method arus kas
dari aktivitas operasi ditampilkan berdasarkan transaksi-transaksi kas di laba rugi.
Di dalam praktiknya, arus kas dari aktivitas operasi hanya diketahui oleh segelentir
pengguna laporan keuangan, tapi tidak diketahui oleh para investor maupun kreditur.Kedua
stakeholder tersebut lebih fokus pada kinerja keuangan.Akibatnya, mereka cenderung
menganggap bahwa laporan arus kasnya sudah benar.Pada kenyataannya, laporan arus kas,
khususnya arus kas operasi, tidak terlepas juga dari ‘creative accounting’. Berikut ini adalah
contohnya
1. Arus kas operasi memasukan unsur pembayaran pajak penghasilan (PPh), baik PPh
Badan maupun PPh final.

6
2. Operasi dalam penghentian (discontinued operation) juga dimasukkan dalam aktivitas
operasi, padahal di dalam laba rugi discontinued operation tersebut dikeluarkan dari laba
operasi.
3. Biaya operasi yang dikapitalisasi dimasukkan sebagai arus kas dalam aktivitas investasi,
padahal jika dibebankan pada tahun berjalan, masuk dalam arus kas operasi.
Untuk mendeteksi adanya ‘creative accounting’, laporan arus kas (setelah dikeluarkan
unsur non recurring cash flow seperti discontinued operation) bisa menjadi alat yang efektif.
Misalnya,
• transaksi fiktif seperti prematur revenue atau fictitious revenue tidak akan pernah
muncul di laporan arus kas karena tidak melibatkan unsur kas; dan
• aggressive accounting dapat meningkatkan laba perusahaan, tapi arus kas dari
aktivitas operasi tetap tidak berubah.
2.3 Jenis-Jenis Akuntansi Kreatif

Ada empat macam Creative Accouting yang sering ditemukan saat ini, yaitu :

1. Aggressive accounting adalah pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang


bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi, terlepas dari apakah praktik tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
2. Earnings management merupakan manipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang
sudah ditentukan sebelumnya, misalnya, manajemen, untuk suatu proyeksi yang
sudah dibuat oleh analis, atau untuk mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan
aliran pendapatan yang lebih lancar dan berkelanjutan.
3. Income smoothing adalah Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk
menghilangkan aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-cara untuk mereduksi dan
“menyimpan” laba pada saat kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut
bisa dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan sedang menurun.
4. Fraudulent financial reporting adalah Penyajian keliru (misstatement) yang disengaja
atau penyembunyian (ommision) atas suatu angka atau pengungkapan di dalam
laporan keuangan yang bertujuan untuk memperdayai pengguna laporan keuangan
melalui pendekatan administratif, perdata, atau kriminal. Tipe terakhir inilah yang
paling cenderung dipergunakan untuk tujuan illegal.

7
2.4 Pola Dalam Akuntansi Kreatif

Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka creative accounting menurut
Scott (1997) sebagai berikut:
1. Taking Bath, atau disebut juga ‘big bath’. Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan
organisasional pada saat pergantian manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya
kegagalan atau defisit dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin
menghindari kegagalan tersebut. Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya
pada periode mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang tidak
menguntungkan yang tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya,
manajemen melakukan pembersihan diri dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya
mendatang dan melakukan ‘clear the decks’. Akibatnya laba periode berikutnya akan
lebih tinggi dari seharusnya.
2. Income minimization. Cara ini mirip dengan ‘taking bath’ tetapi kurang ekstrem. Pola ini
dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak
mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost).
Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak
berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, metode successfull-
efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut dilakukan
bila dengan teknik yang lain masih menunjukkan hasil operasi yang kelihatan masih
menarik minat pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari penghapusan ini adalah
untuk mencapai suatu tingkat return on assets yang dikehendaki.
3. Income maximization. Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang
lebih besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.
4. Income smoothing. Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering
dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba
bersih. Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan eksternal
dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal perusahaan kepada pasar dalam
meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang perusahaan.
5. Timing revenue and expense recognition. Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat
kebijakan tertentu berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya
pengakuan yang prematus atas penjualan.

8
2.5 Tujuan Akuntansi Kreatif

Tujuan-tujuan seseorang melakukan creative accounting bermacam-macam, di


antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau
mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu,
mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang dan
memanipulasi harga saham.
Motivasi materialisme merupakan suatu dorongan besar manajemen dan akuntan-
akuntan melakukan creative accounting. Banyak perusahaan yang terjebak masalah creative
accounting mempunyai sistem ‘executive stock option plan’ bagi eksekutif-eksekutif yang
mencapai target yang ditetapkan. Secara umum, para eksekutif biasanya lebih mengenal
perusahaan tempat mereka bekerja dibandingkan karyawan-karyawan di bawah mereka,
sehingga para eksekutif ini dapat dengan mudah memanipulasi data-data dalam laporan
keuangan (financial statement) dengan motivasi memperkaya diri mereka sendiri.
Adapun klasifikasi tindakan yang meliputi kecurangan laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
Pertama, sengaja distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan
mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan. Dalam hal ini yang
menerima keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun
tujuan khusus dari tindakan ini adalah :
a) Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi berdasarkan
informasi keuangan yang didistorsi atau dihapus
b) Menyembunyikan kinerja tidak baik dari perusahaan.
c) Menghapus hutang pajak.
d) Manipulasi harga saham.
e) Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen.
Kedua, sengaja distorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan
kecurangan.dalam hal ini yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan.
Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah:
a) Menyembunyikan penjualan fiktif atau harta milik dipalsukan.
b) Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar.
c) Menyembunyikan tindakan penyelewangan dana atau harta.

9
2.6 Cara Mendeteksi dan Mencegah Terjadinya Akuntansi Kreatif

Creative accounting’ memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu
pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke
perusahaan tersebut. Ada beberapa metode dan cara untuk mengetahui adanya creative
accounting dan cara mencegahnya.Fraudulent financial reporting di suatu perusahaan
merupakan hal yang akan berpengaruh besar terhadap semua pihak yang mendasarkan
keputusannya atas informasi dalam laporan keuangan (financial statement) tersebut. Oleh
karena itu akuntan publik harus bisa menccegah dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi
fraud. Untuk mengetahui adanya fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejala-gejala
(symptoms) berupa red flag (fraud indicators), misalnya perilaku tidak etis
manajemen.Red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan (fraud) yang
terjadi.
Hasil penelitian Wilopo (2006) membuktikan serta mendukung hipotesis yang
menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi
dapat diturunkan dengan meningkatkan kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan
akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian
Wilopo tersebut juga menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis
manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh,
tidak secara partial. Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen
dan kecenderungan kecurangan akuntansi, antara lain :
1. Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum.
2. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
3. Pelaksanaan good governance.
4. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan
sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.
The National Commission On Fraudulent Financial Reporting (The Treadway
Commission) merekomendasikan 4 (empat) tindakan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya fraudulent financial reporting, yaitu :
1. Membentuk lingkungan organisasi yang memberikan kontribusi terhadap integritas proses
pelaporan keuangan(financial reporting).
2. Mengidentifikasi dan memahami faktor- faktor yang mengarah ke fraudulent financial
reporting.
3. Menilai resiko fraudulent financial reporting di dalam perusahaan.

10
4. Mendisain dan mengimplementasikan internal control yang memadai untuk financial
reporting.
Mulfrod & Comiskey (2002) menulis buku terkait dengan creative accounting yang
berjudul “The Financial Numbers Game : Detecting Creative Accounting Practices”. Buku
tersebut meskipun lebih difokuskan bagi para investor sebagai pembelajaran untuk
mengetahui secara cepat adanya kecurangan akuntansi (fraudulent accounting), namun perlu
diketahui juga oleh auditor.
Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya risiko
terdapat fraudulent financial reporting di perusahaan, antara lain :
1. Terdapat kelemahan dalam pengendalian intern (internal control).
2. Perusahaan tidak memiliki komite audit.
3. Terdapat hubungan kekeluargaan (family relationship) antara manajemen (Director)
dengan karyawan perusahaan.
Klasifikasi dari Creative Accounting Practices menurut Mulfrod & Comiskey, terdiri
dari:
1. Pengakuan pendapatan fiktif (recognizing Premature or Ficticious Revenue).
2. Kapitalisasi yang agresif dan Kebijakan amortisasi yang terlalu lebar (Aggressive
Capitalization & Extended Amortization Policies).
3.Pelaporan keliru atas Aktiva & Utang (Misreported Assets and Liabilities).
4. Perekayasaan Laporan Laba Rugi (Creative with the Income Statement).
5.Timbul masalah atas pelaporan Arus Kas (Problems with Cash-flow Reporting).
Menurut laporan dari The National Commission on Fraudulent Financial Reporting,
pencegahan (prevention) dan pendeteksian (detection) awal atas fraudulent financial
reporting harus dimulai saat penyiapan laporan keuangan.
Salah satu cara untuk mencegah timbulnya fraud yang diakibatkan kolusi antara
manajemen perusahaan dengan akuntan publik adalah pengaturan rotasi auditor (akuntan
publik). Sesuai Keputusan Menkeu (KMK) No. 359/KMK.06/2003 tentang perubahan KMK
No. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik tertanggal 21 Agustus 2003, telah diatur
tentang pembatasan dan rotasi terhadap akuntan publik. Pasal 6 ayat 4 Kepmenkeu tersebut
dinyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk lima tahun buku berturut-
turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun berturut-turut.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Creative Accounting dapat didefinisikan sebagai proses di mana akuntan


menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka tentang standar akuntansi untuk
memanipulasi angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan.Unsur-unsur creative
accounting yaitu :Recognizing Premature or Fictitious Revenue,Aggressive Capitalization &
Extended Amortization Policies, Misreported Assets & Liailibities,Getting Creative with the
Income Statement, dan Problems with Cash-flow Reporting. Ada empat macam Creative
Accouting yang sering ditemukan saat ini, yaitu : Aggrresive accounting, Earnings
management,.Income smoothing,dan Fraudulent financial reporting. Kemudian ada macam-
macam pola yang dilakukan dalam rangka creative accounting menurut Scott (1997) yaitu :
Taking Bath, Income minimization, Income maximization, Income smoothing,Timing
revenue and expense recognition.
Tujuan-tujuan seseorang melakukan creative accounting bermacam-macam,di
antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau
mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu,
mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang.Creative
accounting’ memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu pemilik
perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan
tersebut..
Ada beberapa metode dan cara untuk mengetahui adanya creative accounting dan cara
mencegahnya.Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan akuntansi, antara lain : Mengefektifkan pengendalian internal
termasuk penegak hukum,perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian,pelaksanaan good
governance,dan memperbaiki moral dari pengelola perusahaan yang diwujudkan dengan
mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan,negara dan masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://alexandria05.blogspot.com/2018/06/creative-accounting.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-metode-creative-accounting-dalam-
praktik-
akuntansi/#:~:text=Istilah%20Creative%20Accounting%20dapat%20didefinisikan,yan
g%20dilaporkan%20dalam%20laporan%20keuangan.

https://idiotsbrainn.blogspot.com/2016/06/akuntansi-kreatif.html

https://milamashuri.wordpress.com/2015/04/05/akuntansi-kreatif/

https://mohammadfadlyassagaf.wordpress.com/2017/04/19/creative-accounting/

13

Anda mungkin juga menyukai