PENGAUDITAN2
29 SEPTEMBER 2020
Definisi Auditing:
Adalah: Suatu proses yang sistematis Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara
obyektif Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi (dengan tujuan) untuk
menetapkan tingkat kesesuaian (antara pernyataan-pernyataan tersebut) dengancriteria yang
telah ditetapkan kebijakan-kebijjakan/aturan-aturan perusahaan (serta) penyampaian
hasilnya (kepada) pemakai yang berkepentingan
.Dari kalimat tersebiut dapat dikelompokkan menjadi 7 bagian dan setiap kalimat mempunyai
Makna tersendiri:
1. Suatu proses sistematis
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
4. (dengan tujuan) untuk menetapkan tingkat kesesuaian
5. (antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan) criteria yang telah ditetapkan/aturan-
aturan/ kebijakan-kebijakan manajemen
6. (serta) penyampaian hasilnya
7. (kepada) pemakai atau pihak yang berkepentingan
A. Definisi Akuntansi merupakan: Suatu Ilmu Pengetahuan dan teknologi tentang Rangkaianfungsi
pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan dan penyajiaian/pelaporan dan penginterpretasian
transaksi keuangan suatu perushaan secara sistematis.(Hernadianto 2013: 3)
DK./ Akuntansi bukan merupakan suatu tujuan bagi perusahaan tetapi hanya sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan dan hasil operasi perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Hal ini dapat terjadi karena: Akuntansi mempunyai fungsi menghasilkan jasa berupa laporan keuangan
kuantitatif yang terdiri: Neraca, Laporan L/R, Laporan LYD, Laporan perubahan Posisi Keuangan (Cash
Flow)___FASB tahun 1988___mengeluarkan SFAS no: 95
Tahap Akhir Penyelesaian
Pemeriksaan
Working
KKP Supporting Lead Trial
Scedule Scedule Balance
Audit Financial
Statement
Audit Report
(Hernadianto )
BABI
PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP KAS
Saya akan menguraikan perancangan pengujian substantif terhadap berbagai elemen neraca. Kerangka
pembahasan setiap bab yang bersangkutan dengan perancangan pengujian substantif saja berdasarkan
pada model belajar mengajar yang saya lukiskan pada gambar 1 dalam handout perancangan Program
Pengujian Kepatuhan. Dalam bab ini saya menguraikan perancangan pengujian substantif terhadap kas.
Uraian ini akan saya awali dengan deskripsi kas, kemudian akan saya lanjutkan dengan prinsip akuntansi
yang lazim dalam penyajian elemen kas dalam neraca dan tujuan pemeriksaan terhadap kas. Bab ini akan
saya akhiri dengan pembahasan mengenai perancangan pengujian substantif terhadap kas. Kerangka
perancangan program pengujian substantif terhadap kas saya lukiskan dalam gambar 1. berikut ini.
Deskripsi Kas
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified check, cashier
check, cek pribadi dan bank draft serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi
oleh bank atau perjanjian yang lain.
Kas yang dicantumkan dalam neraca terdiri dari 2 elemen berikut ini:
Program Tujuan
pengujian pengujian
substantif substantif
terhadap kas terhadap kas
(3) (2)
Prinsip
akuntansi yang
lazim dalam
penyajian kas
(SAK)
(1)
Gambar .1 Kerangka Perancangan Program Pengujian Substantif terhadap Kas.
Memperoleh keyakinan tentang reliability catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.
Sebelum akuntan pemeriksa melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo kas yang dicantumkan
dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan ketelitian (clerical accuracy) dan reliability catatan
akuntansi yang mendukung informasi kas yang disajikan.
Dikurangi:
Penerimaan kas tgl. 1 Januari s/d 25 Februari 2020 xx
Saldo kas di tangan perusahaan Tanggal 31 DESEMBER 2019 xx
Gambar ..Work-Back Procedure untuk menentukan eksistensi Kas pada Tanggal Neraca.
( 31 DESEMBER )
Hitung kas yang ada di tangan Klien. Untuk membuktikan eksistensi saldo kas yang ada di tangan klien
pada tanggal neraca seperti yang tercantum dalam rekening Kas Dalam Perjalanan dan rekening Dana Kas
Kecil, akuntan pemeriksa melakukan penghitungan kas (cash count) pada tanggal neraca. Untuk
menghindari terjadinya transfer uang tunai antar dana yang dimilki oleh klien, penghitungan kas harus
dilakukan serentak terhadap kas yang berupa penerimaan kas yang belum disetor ke bank dan berupa
dana kas kecil. Begitu juga terhadap surat-surat berharga yang mudah dijadikan uang tunai harus
dilakukan penghitungan uang fisik bersamaan dengan penghitungan kas untuk menghindari terjadinya
penutupan kecurangan kas yang dilakukan dengan cara penjualan surat berharga tersebut.dalam
pemnghitungan kas, akuntan pemeriksa harus memperhatikan berbagai hal berikut ini:
1. Penghitungan kas harus dilakukan oleh akuntan pemeriksa di muka pejabat yang bertanggung jawab
atas penyimpanan kas (kasir atau pemegang dana kas kecil). Pejabat tersebut harus selalu di tempat
penghitungan kas selama akuntan pemeriksa melakukan penghitungan kas. Hal ini untuk menghindari
tuduhan terhadap akuntan pemeriksa jika terjadi kekurangan kas.
2. Hasil penghitungan kas harus dicatat dalam Berita Acara Penghitungan Kas yang harus segera
ditandatangani oleh pejabat yang bertanggungjawab atas penyimpanan kas sebagai tanda: (1) disetujui
olehnya mengenai jumlah kas seperti hasil penghitungan kas yang dilakukan oleh akuntan pemeriksa,
dan (2) penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung sesuai dengan yang tercantum dalam berita
acara tersebut. Lihat contoh berita acara penghitungan kas (kas dalam perjalanan) dalam gambar .5
dan contoh berita acara penghitungan dana kas ecil dalam gambar .6.
3. Elemen-elemen yang tidak dimasukkan dalam elemen kas pada saat penghitungan kas adalah: (1) cek
mundur, (2) perangko dan materai, (3) kas bon.
PT. INAZ
Berita Acara Penghitungan Kas
Tanggal 31 DESEMBER 2019
Cek:
Pemilik Cek Bank No
PT Karya Sejahtera BNI 765898 Rp. 2.000.000
Tn. Ali nour BRI 876909 3.000.000
Nn. Fitriani Bank Bengkulu 678765 5.000.000
Jumlah Cek Rp.10.000.000
Jumlah seluruh uang tunai dan cek Rp.17.237.500
PT. INAZ
Berita Acara Penghitungan Kas
tanggal 31 Desembre 2019
Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening Koran bank yang bersangkutan. Untuk
membuktikan eksistensi saldo kas klien yang disimpan di bank, akuntan pemeriksa menempuh prosedur
pemeriksaan berikut ini: (1) membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi bank pada tanggal
neraca, (2) mengirim konfirmasi saldo kas di bank pada tanggal neraca. Jika akuntan meminta rekonsiliasi
bank dari kliennya, prosedur pemeriksaan yang ditempuh oleh akuntan adalah sebagai berikut:
1. Bandingkan saldo awal dan akhir kas menurut catatan yang tercantum dalam rekonsiliasi bank dengan
saldo awal dan akhir yang tercantum dalam rekening kas.
2. Bandingkan saldo awal dan akhir kas menurut bank yang tercantum dalam rekonsiliasi bank dengan
saldo awal dan akhir yang tercantum dalam rekening Koran bank (bank statement).
3. Bandingkan setoran kas ke bank menurut jurnal penerimaan kas dengan penerimaan setoran oleh
bank dalam rekening Koran bank untuk membuktikan ketelitian pencantuman setoran dalam
perjalanan (deposit in transit) yang tercantum dalam rekonsiliasi bank.
4. andingkan cek yang dikeluarkan oleh klien menurut jurnal penerimaan kas (atau check register)
dengan cek yang telah dibayar oleh bank dalam rekening Koran bank untuk membuktikan ketelitian
pencantuman jumlah cek yang beredar (outstanding check) yang tercantum dalam rekonsiliasi bank.
5. Usut beban administrasi bank yang tercantum dalam rekonsiliasi bank dalam rekening Koran bank
yang bersangkutan.
Lakukan konfirmasi saldo kas di bank. Konfirmasi saldo kas di bank dilakukan oleh akuntan
pemeriksa dengan cara mengirimkan surat konfirmasi ke bank yang klien menjadi nasabahnya. Informasi
yang dimintakan konfirmasi dari bank meliputi:
1. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca.
2. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal jatuh tempo, bunga, dan jenis
jaminan yang bersangkutan dengan utang tersebut.
3. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena klien menanggung utang yang
ditarik oleh pihak lain atau mendiskontokan wesel tagihan.
4. batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.
Contoh Surat Konfirmasi Bank
Hormat kami,
Dinda,
Direktur Keuangan
1. Pada tanggal…5 April 2019………………….catatan kami menunjukkan saldo kredit rekening atas
nama nasabah tersebut sebesar Rp50.000.000, …dengan rincian sebagai berikut:
_____________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
________________________________________________
2. Nasabah tersebut mempunyai kewajiban kepada kami yang bersangkutan dengan pinjaman pada
tanggal tersebut sebesar Rp………………..dengan rincian sebagai berikut:
___________________________________________________________
tgl. Penarikan tgl. Jatuh Tarif Penjelasan tentang
Pinjaman Tempo Bunga Kewajiban, jaminan,
gadai, dan lain-lain
Saldo
_____________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________
3. Nasabah tersebut memiliki kewajiban bersyarat yang timbul karena pendiskotoan wesel tagih
dan/atau sebagai penjamin utang yang ditarik oleh pihak lain berjumlah Rp………………dengan
rincian sebagai berikut:
___________________________________________________________
Nama Pembuat Tgl. Jatuh
Saldo Wesel Tgl. Wesel Tempo Keterangan
_____________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________
4. Kewajiban langsung dan kewajiban bersyarat yang lain adalah:
_____________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________
Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening Koran bank. Untuk membuktikan
penyelesaian cak yang beredar pada tanggal neraca, akuntan pemeriksa mengusut penguangan cek
tersebut ke dalam rekening Koran bank yang diterima klien setelah tanggal neraca.
Verifikasi Pisah Batas (Cutoff)
Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas
yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam
tahun yang diperiksa disbanding dengan tahun sebelumnya. Adakalanya perusahaan menggunakan
tanggal 24 Desember sebagai tanggal pisah batas untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, karena
perusahaan tersebut menutup kantornya sejak tanggal 24 Desember sampai dengan tanggal 1 Januari
tahun berikutnya. Tanggal manapun yang dipakai sebagai tanggal pisah batas, hendaknya perusahaan
menggunakannya secara konsisten.
Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas menurut catatan
klien. Dalam memeriksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca, terdapat elemen-
elemen yang masih belum diketahui secara pasti statusnya. Elemen-elemen tersebut melipiti setoran
dalam perjalanan dan cek yang beredar. Dalam setoran dalam perjalanan terdapat kemungkinan cek
kosong dan dalam cek yang beredar terdapat kemungkinan cek tersebut tidak benar-benar dibayarkan
kepada pihak luar. Oleh karena itu akuntan pemeriksa menginginkan informasi segera mengenai
penyelesaian dua elemen tersebut. Cara yang ditempuh oleh akuntan adalah dengan meminta bank yang
klien merupakan nasabahnya untuk mengirim cutoff bank statement, yang merupakan rekening Koran
bank yang mencakup jangka waktu yang lebih pendek dari jangka waktu yang dicakup oleh rekening
Koran yang reguler (regular bank statement). Jika rekening Koran reguler biasanya mencakup jangka
waktu satu bulan, cutoff bank statement mencakup jangka waktu kurang dari satu bulan, biasanya 10
sampai 15 hari. Atas dasar cutoff bank statement tersebut, akuntan pemeriksa membuat rekonsiliasi bank
untuk membuktikan ketelitian catatan kas klien dan membuktikan status Koran dalam perjalanan dan cek
yang beredar yang tercantum dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca.
Usut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank
statement. Prosedur pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan untuk memperoleh keyakinan bahwa setoran
dalam perjalanan yang tercantum dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca
benar-benar telah disetorkan ke bank, sehingga demikian termasuk dalam penerimaan kas dalam tahun
yang diperiksa.
Periksa tanggal yang tercantum cek yang beredar pada tanggal neraca. Prosedur pemeriksaan ini
dilakukan oleh akuntan untuk memperoleh keyakinan mengenai konsistensi pemakaian tanggal pisah
batas dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas.
Periksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cutoff bank statement. Seperti telah saya sebutkan
di atas, pengusutan setoran dalam perjalanan pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement
ditujukan untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terdapat cek kosong dalam setoran tersebut,
sehingga saldo kas yang ada di tangan klien tidak terpengaruh jumlahnya.
Periksa semu cek dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek yang
tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca. Cek yangtermasuk dalam dalam daftar cek
yang beredar pada tanggal neraca harus diusut ke daftar cek yang telah dituangkan ke bank yang tecantum
dalam cutoff bank statement. Jika terdapat cek yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal
neraca, namun tidak dijumpai oleh akuntan pemeriksa dalam daftar cek yang dituangkan ke bank dalam
cutoff bank statement, akuntan pemeriksa harus meminta informasi mengenai kemungkinan hilangnya
cek tersebut.
Lakukan wawancara dengan menajemen mengenai batasan penggunaan kas klien. Informasi
mengenai batasan atas penggunaan berbagai dana kas yang dibentuk oleh klien dapat diperoleh dari
wawancara dengan manajer keuangan. Informasi ini akan menentukan apakahsuatu elemen disajikan
dalam kas atau harus dipisahkan tersendiri dalam kelompok aktiva lancar, atau bahkan harus disajikan
terpisah dalam kelompok aktiva lancar.
Tanggal Transfer
BNI – Bank Bengkulu 6675890 26 Des 2019 26 Des 2019 26 Des 2019
BRI – BSM 7789876 27 27 Des 2019 27 Des 2019 28 Des 20109
Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran
kas. Lapping dapat terjadi jika penyimpanan kas merangkap fungsi sebagai transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas. Lapping dilakukan oleh karyawan tersebut dengan cara tidak mencatat penerimaan kas
dari debitur tertentu dan memasukkan uang yang diterima tersebut ke dalam kantongnya sendiri. Untuk
menutupi kecurangan tersebut, penerimaan kas berikutnya yang diterima dari debitur lain digunakan
untuk menutupi kecurangannya dengan mengkredit rekening piutang kepada debitur yang pertama. Begitu
seterusnya, lapping dilakukan dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas agar uang yang diterima
perusahaan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi karyawan tersebut.
• Fraud (kecurangan): penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa
disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.
• Terjadi karena:
adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk
memanfaatkan kesempatan yang ada dan
adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
1. Dalam rangka pemeriksaan akuntan terhadap PT. Zuhrol tbk untuk tahun Buku 2019 diperoleh kertas
kerja yang disiapkan oleh klien sebagai berikut :
Rp 60.117.830,00
- Saldo menurut bank (sesuai dengan konfirmasi bank) menunjukkan jumlah rekening PT. Zuhrol tbk
di bank sebesarRp 50.990.280,00 sehingga ada selisih dengan hasil kas opname sebesarRp
900.000,00 yang belum diketahui sebabnya.
-
Data tambahan : daftar cek yang beredar sebagai berikut :
Diminta :
a. Buatlah rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo yang benar.
b. Buatlah jurnal adjustmentnya.
2. CONTOH LAPPING
3. Berikut ini adalah ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas dari PT. KERINGAT DINGIN untuk
enam bulan terakhir dalamt Tahun 2019 :
Bulan Penerimaan Pengeluaran
Penyelesaian :
1. a. Rekonsiliasi Bank untuk menentukan saldo yang benar.
Catatan :
Selisih kas sopname sebesarRp 900.000,00 disebabkan Karena perhitungan cek yang bereda rmenurut
daftar cek sebesarRp 7.403.250,00 dicatatsebesarRp 6.503.250,00
b.Jurnal adjustmentnya :
1) Kas/Bank Rp 1.190.000,00 -
Piutang Wesel - Rp 1.190.000,00
(mencatat penagihan wese ltagih)
Cara penggelapan yang dilakukan oleh kasir ialah, dengan menghitung/menyajikan jumlah
penerimaan yang terlalu kecil/rendah dan jumlah pengeluaran yang terlalu besar/tinggi.
Rp 306.905.000,00
Pengeluaran 233.788.000,00 (-)
Rp 73.117.000,00
Penerimaan yang belum disetor 4.500.000,00 (-)
Rp 68.617.000,00
Cek yang beredar (OSC) 8.100.000,00
Rp 76.717.000,00