Anda di halaman 1dari 18

KUMPULAN PERTANYAAN AUDIT

1. Jelaskan tahap-tahap dalam perencaan audit !


 Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal.
 Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien.
 Menilai risiko bisnis klien.
 Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan.
 Menetapkan materialitas dan menilai risiko yg dapat diterima dan risiko
pengendalian.
 Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian.
 Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan.
 Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit

2. Kasus perencanaan audit : bagaimana menetukan tingkat materialitas, bagaimana


teknis perencanaan dan supervise, bagaimana menetukan risiko audit ( rumus
dan perhitungannya ), bagaimana analisisnya ?
Penentuan materialitas membutuhkan pertimbangan professional; Bersifat relative (tidak
absolut); Ditentukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit serta pada saat
mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit dan
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan
pada saat merumuskan opini dalam laporan auditor; Bersifat akumulatif (tidak
terpisah/sendiri-sendiri); Tidak ditentukan besaran / nilainya oleh Standar Audit; Dapat
berubah seiring dengan progress audit.
 Earning - Based yaitu penetuan tingkat materilitas mengacu pada laba yang
meliputi pretax income, normalized earning, EBIT, EBITDA, atau gross margin. 
 Activty - Based yaitu penetuan tingkat materilitas mengacu pada kinerja entitas
yaitu pendapatan dan biaya
 Capital - Based yaitu penetuan tingkat materilitas mengacu pada permodalan
yang meluputi ekuitas dan aset.

Menentukan risiko audit


AR = IR x CR x DR
Keterangan : AR = Audit Risk
IR = Inherent Risk
CR = Control Risk
DR = Detection Risk
Contoh dan analisisnya:
DR = AR / (IR x CR) = 0,05 / (0,75 x 0,50) = 13%
Risiko deteksi sebesar 13% berarti auditor perlu merencanakan pengujian substantif
dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat
kemungkinan kegagalan sekitar sebesar 13% dalam medekteksi salah saji yang material.
Risiko ini dapat diterima jika auditor memiliki keyakinan dari sumber-sumber lain untuk
mendukung penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian.

3. Kapan dilakukan fieldwork? Apakah bisa memlaukan fieldwork sebelum tanggal


neraca?
 (Dilakukan setelah tahap planing/perencanaan dilakukan, saat memerlukan
informasi tambahan guna menarik kesimpulan audit yang sesuai) Tahap
Fieldwork adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam
mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi/kegiatan yang diaudit.
Di sinilah auditor berada di tempat, mewawancarai pemilik kontrol,
mendokumentasikan kontrol yang ada, dan mengidentifikasi masalah apa pun.
 Tidak bisa, dikarenakan sebelum tanggal neraca berarti akun akun yang menjadi
bahan pemeriksaan audit belum terjadi.

4. Bagaimana kita menganalisis saldo akun pada tanggal neracaa/ bagaimana kita
melakukan cutoff?
 Proses cut off dimulai dengan mengidentifikasi data-data kebutuhan terkait
dengan neraca awal yang akan dibentuk. Kemudian melakukan penentuan
tanggal cut off. Cut off tidak dapat dilakukan pada pertengahan bulan, karena hal
ini akan mempersulit pengakuan beberapa transaksi. Misalnya dalam hal
pengakuan penyusutan aktiva tetap, perhitungannya akan sulit apabila dilakukan
pada tengah bulan. Untuk itu, penentuan tanggal cut off biasanya adalah pada
akhir atau awal periode (bulan atau tahun).

5. Cash opname dan kasusnya: bagaimana teknis cahs opname, membuat berita
acara pemeriksaaan kas, dan bagaimna kita memeriksa perbedaan saldo akun dan
dilapangan ?
 Cash Opname adalah pemeriksaan fisik pada uang kas tunai antara
saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi dengan Uang kas yang
ada di brankas/di tangan (cash on hand).
 Teknis cash opname
a. Melakukan perhitungan secara mendadak terhadap semua dana
kas pada hari kerja pertama tahun buku dengan disaksikan oleh
kasir. Lalu buatkan berita acara perhitungannya dan minta tanda
tangan kasir yang bersangkutan ( ketika melakukan penghitungan
harus di bawah pengawasan pihak pemeriksa )
b. Setelah dilakukan pemeriksaan / penghitungan secara mendadak
hingga tuntas langkah berikutnya adalah pihak pemeriksa
membandingkan jumlah yang didapat dari hasil pemeriksaan tadi
dengan saldo kas yang terdapat di buku besar
c. Sesudah melakukan dua langkah di atas, langkah berikutnya
adalah menyiapkan daftar rincian bukti kasbon yang belum di
kembalikan / pending bill
d. Langkah terakhir yang harus dilakukan setelah semua langkah di
atas telah dilakukan adalah membuat berita acara hasil
pemeriksaan yang mana ditanda tangani oleh pihak kasir, akuntan,
pemeriksa dan pimpinan perusahaan jika terjadi selisih maka
sepenuhnya dikembalikan oleh pihak perusahaan terkait langkah
selanjutnya untuk selisih perhitungan kas antara fisik uangnya
dengan saldo pada buku besar.
 Berita acara pemeriksaan kas disusun berdasarkan sisa uang kas menurut buku
kas yang kemudian dicantumkan pula uang kas setelah perhitungan fisik kas
yang kemudian dalam hal ini berita acara pemeriksaan tersebut menunjukkan
perbedaan antara kas pada buku kas dan perhitungan fisiknya.
 Memeriksa perbedaan antara saldo akun dan di lapangan dengan melakukan
rekonsiliasi akun (mencocokkan saldo akun pada catatan akuntansi dengan yang
ada pada lapangan).

6. Jelaskan seluruh asersi dan manajemen & kasus : asersi dipakai pada apa dan
mengapa ? contoh real asersi pada saat fieldwork
 Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) berhubungan
dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. sebagai contoh,
manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam
neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi
bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa
dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
 Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah
dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa
seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan
keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di
neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
 Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations) berhubungan dengan
apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan
pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah
sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai
perolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan
utang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
 Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) berhubungan
dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya
sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat
berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara
sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya.
Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum
di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
 Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure) berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan
keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya,
manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan
sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun. Demikain pula, manajemen mambuat asersi bahwa jumlah yang disajikan
sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan
semestinya.

7. Apa saja jenis laporan audit dan kriteria dari alporan audit /
 Jenis laporan audit
L a p o r a n   A u d i t B e n t u k B a k u Laporan audit bentuk baku memuat
pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualifiedopinion) yang mengandung
arti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalamhal ini yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas suatu satuan usaha
sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ini dirancang
untuk memisahkan secara jelas antara tanggung jawab manajemen dengan
auditor.
L a p o r a n   A u d i t S t a n d a r Laporan standar merupakan laporan yang
paling umum dterbitkan dan berisi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
menetapkan semua asersi manajemen atas pengendalianinternal wajar
dalam material Kesimpulan ini dapat diterapkan apabila auditor telah
memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
L a p o r a n   A u d i t K e u a n g a n Audit laporan keuangan merupakan jenis
audit yang sering dilakukan oleh auditorindependen karena dapat
meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuanganyang dihasilkan
perusahaan auditor melakukan audit ini atas permintaan akan
jasa pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja
akan menciptakan pasar bagi auditor independen.
 Kriteria Laporan Audit
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusunsesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya
prinsipakuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan
laporankeuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansiyang diterapkan dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandangmemadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenailaporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataandemikian
tidak dapat diberikan.
8. Bagaimana prosedur analitis dilakukan !
 Prosedur analitik adalah proses mengevaluasi informasi keuangan melalui
analisis kecenderungan, rasio atau hubungan antar data baik data keuangan
maupun non keuangan. Auditor menerapkan prosedur audit ini dengan cara
menganalisis transaksi atau saldo akun dan membandingkannya dengan catatan
yang dimiliki klien. Sebagai contoh, auditor melakukan analisis terhadap akun
beban bunga dengan cara mengkomparasikan dan mengalikan tingkat bunga
rata-rata dengan saldo pinjaman rata-rata. Selanjutnya, auditor menggunakan
hasilnya telaahnya dan akan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat oleh
klien. Jika terjadi perbedaan yang signifikan, maka akan diselidiki lebih lanjut.

9. Tahapan dari prosedur analitis ?


Tahapannya:
 Analisis Rasio: Melakukan analisa atas penggunaan rasio dari laporan
kinerja/keuangan selama beberapa periode. Misalnya perbandingan asset
sekarang dengan hutang jangka pendek haruslah diperlakukan sama dalam
setiap periode, kecuali ada kebijakan lain yang ditetapkan yang berhubungan
dengan piutang, barang persediaan dan hutang yang terjadi.
 Analisis Trend: Melakukan analisa atas grafik penyerapan anggaran yang
dilakukan oleh Satker. Kondisi ini haruslah terjadi secara gradual dan sesuai
dengan perencanaan yang ada. Apabila terjadi lonjakan yang terlalu signifikan
dan tidak sesuai dengan perencanaan yang ada, maka manajemen
kemungkinan tidak melakukan evaluasi pelaksanaan pekerjaan secara timely
manner atau perencanaan yang dilakukan diawal tahun tidak matang sehingga
sering berubah-ubah programnya.

10. Jelaskan teknis pengujian substantive & kasusnya !


 Prosedur Awal melakukan rekonsiliasi antara informasi akun yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Auditor melakukan 6
prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di
neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
Unsur saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumbe posting
dalam akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha.
Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang
ke kertas kerja tahun yang lalu.
Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke dalam jurnal yang
bersangkutan.
Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku
pembantu piutang usaha

 Prosedur analitis

Prosedur analitik adalah proses mengevaluasi informasi keuangan melalui analisis


kecenderungan, rasio atau hubungan antar data baik data keuangan maupun non
keuangan. Auditor menerapkan prosedur audit ini dengan cara menganalisis
transaksi atau saldo akun dan membandingkannya dengan catatan yang dimiliki
klien. Sebagai contoh, auditor melakukan analisis terhadap akun beban bunga
dengan cara mengkomparasikan dan mengalikan tingkat bunga rata-rata dengan
saldo pinjaman rata-rata. Selanjutnya, auditor menggunakan hasilnya telaahnya
dan akan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat oleh klien. Jika terjadi
perbedaan yang signifikan, maka akan diselidiki lebih lanjut.
 Pengujian  atas transkasi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi
klien telah terotorisasi dengan pantas, dicatat, dan diikhtisarkan dalam jurnal
dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku pembantu dangan benar.
– Tracing : pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales journal
– Vouching: pilih satu sempel transaksi yang di catat dalam sales journaldan
telusur ke sales invoices.
– Reperforming :periksa kercermatan perkaliandan penjumlahan pada sales
invoice.
– Inquiring : bertanya pada klien
Auditor melakukan pengujian sibstantif terhadap transaksi rincian yang mendebit
dan mengkredit akun Piutang Usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan
untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
 Pengujian terperinci atas saldo untuk menguji ke 5 asersi manajemen dengan
melakukan konfirmasi. Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang
usaha yang dicantumkan di neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan
surat konfirmasi kepada debitur. Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor
dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur:
1. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.
2. Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi.
3. Kirimkan surat konfirmasi.
Prosedur tersebut ditempuh oleh auditor dengan tujuan untuk membuktikan
keberadaan dibitur perusahaan pada tanggal neraca dan memiliki utang pada
tanggal tersebut kepada klien sebesar yang dicatat oleh klien.

11. Jelaskan pengertian auditing dan prinsipnya!


 Auditing adalah suatu proses sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
 Prinsip auditing
Integritas, melakukan pekerjaan mereka secara etis, dengan kejujuran dan
tanggung jawab; melakukan pekerjaan mereka secara tidak memihak, yaitu tetap
adil dan tidak memihak dalam semua transaksi mereka;
Presentasi yang adil, Temuan audit, kesimpulan audit, dan laporan audit harus
mencerminkan kebenaran dan akurasi laporan dari kegiatan audit tersebut.
Pelayanan yang profesional, Auditor harus berhati-hati sesuai dengan pentingnya
tugas yang mereka lakukan dan kepercayaan yang diberikan oleh klien audit dan
pihak berkepentingan lainnya.
Kerahasiaan, Auditor harus melakukan kebijaksanaan dalam menggunakan dan
melindungi informasi yang diperoleh selama menjalankan tugasnya. 
Independensi, Auditor harus independen dari aktivitas yang diaudit di mana pun
dipraktikkan, dan dalam semua kasus harus bertindak dengan cara yang bebas
dari bias dan konflik kepentingan.
Pendekatan berbasis bukti, Bukti audit harus secara umum didasarkan pada
sampel informasi yang tersedia, karena audit dilakukan selama periode waktu
yang terbatas dan dengan sumber daya yang terbatas.
Pendekatan berbasis risiko, Pendekatan berbasis risiko harus secara substantif
mempengaruhi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan audit untuk
memastikan bahwa audit difokuskan pada hal-hal yang penting bagi klien audit,
dan untuk mencapai tujuan program audit.

12. Kapan auditor harus melakukan konfirmasi positif !


 Saat kurangnya risiko deteksi terjadi, terlalu banyak sampel sehingga tidak akan
cukup waktu untuk mengonfirmasi semua bukti.

13. Perbedaan peristiwa kemudian dan periode perisitiwa kemudian , jenis”nya ?


 Peristiwa kemudian, peristiwa / transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkan nya laporan audit, yang mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian /
pengungkapan dalam laporan tersebut.
 Jenisnya:
Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran
yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan. (Memerlukan
penyesuaian)
Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada
sesudah tanggal neraca. (Memerlukan pengungkapan)

14. Prosedur pekerjaan akhir lapangan !


 Penegasan, menegaskan/memastikan lebih dalam/jauh mengenai informasi yang
telah diperoleh untuk mengetahui: Tujuan operasional secara rinci, strategi dan
program; Kesesuaian tujuan pengendalian dengan tujuan operasional; Risiko yang
paling tinggi yang melekat pada sistem.Bagaimana sistem bekerja pada blok input,
proses, dan output; Prosedur dan pelaksanaan pekerjaan; Kelayakan/kecocokan
sistem dalam organisasi; Perubahan strategi yang berdampak terhadap kinerja
sistem.
 Evaluasi, Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pengendalian dimaksudkan
untuk mendorong/membantu dalam memperbaiki pengendalian yang ada. Evaluasi
terhadap pengendalian bergantung kepada kriteria yang ditetapkan. Evaluasi atas
pengendalian menggunakan instrumen kuesioner. Evaluasi berdasarkan kepada
batasan ekspektasi pada bidang yang diaudit.Evaluasi dapat dilakukan dengan
metode analytical review.
 Pengujian, pengujian-pengujian secara rinci yang dirancang guna menemukan
kesalahan atau ketidakteraturan/ketidaksesuaian dengan aspek legal/kebijakan.

15. Kenapa perlu ada auditor eksternal lagi sedangkan sudah audit internal ?
 Proses audit yang dilakukan oleh pihak ketiga terhadap perusahaan akan
mengarahkan manajemen untuk membangun tolak ukur atau benchmark. Lewat
perbandingan data saat ini dan masa lampau, manajemen dapat melakukan
pemeriksaan kualitas proses audit secara menyeluruh. Dari sinilah perusahaan bisa
memperbaiki prosedur internal sehingga proses bisnis dapat berlangsung optimal
dan terjaga kualitasnya.
 Karena berasal dari pihak eksternal perusahaan, auditor eksternal lebih objektif,
independen, dan profesional dalam bertugas. Keputusan yang mereka ambil tidak
akan bias terpengaruh kondisi apa pun. Laporan keuangan hasil audit
eksternal dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan Anda sehingga dapat
menjaga kepercayaan pemegang saham maupun menarik investor potensial.

16. Apa itu independensi of substance dan contohnya ?


 Tidak Ada

17. Independensi of appearance dan contoh auditnya?


 Independence in appearance, atau independensi dalam penampilan artinya
pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan
audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak
lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya.
 Contoh ; ketika seorang auditor memutuskan untuk menerima tawaran untuk
melakukan audit terhadap perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya sendiri, pihak
lain akan mengatakan kalau hasil auditnya bias. Sehingga  untuk menjaga
indenpendensinya auditor tersebut lebih baik menolak tawarannya itu.

18. Bgaimana prosedur audit utang ?


 Prosedur Awal
 Prosedur Analitis
 Pengujian Terperinci atas Transaksi
 Pengujian Terperinci atas Saldo

19. Bagaimana cara mengetahui bahwa utang tidk dicatat oleh pembuat laporan
keuangan? Apa yang harus diperiksa untuk temukan ini
Prosedur audit untuk menemukan adanya utang yang belum dicatat pada tanggal
neraca:
 Periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas
yang dicatat setelah tanggal neraca.
 Periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca.
 Periksa catatan sediaan barang konsinyasi masuk.

20. Kalau misal utang jasa servise bagaimana cara mengauditnya berikan contoh
kasus !
 Pengujian pengendalian
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada
klien untuk mengetahui pengendalian internal perusahaan khususnya akun utang
usaha. Pertanyaan tersebut meliputi: pengklasifikasian utang usaha, pemisahan
transaksi yang terjadi sebelum akhir masa periode akuntansi, semua transaksi
yang berhubungan dengan utang telah dicatat dalam laporan posisi keuangan,
utang yang dicantumkan merupakan utang milik perusahaan, dan memiliki
penjelasan yang cukup mengenai jaminan serta jangka waktu utang usaha.
 Pengujian substantif atas utang usaha
Hal pertama yang dilakukan tim auditor ketika melakukan pengujian substantif
yaitu membandingkan saldo utang pada laporan keuangan berjalan dengan
saldo utang tahun lalu. Jika terjadi kenaikan yang signifikan, auditor perlu
menelusuri transaksi yang mempengaruhi timbulnya utang usaha kedalam buku
besar utang dan memeriksa kembali ayat jurnal yang tidak biasa dari segi jumlah
maupun sumbernya. Adapun dokumen pendukung lainnya, seperti: rekening
koran, faktur pembelian dan faktur pajak. Pengujian ini bertujuan untuk
memeriksa kewajaran saldo utang perusahaan dan memperoleh bukti yang
cukup untuk mengeluarkan opini. Selain itu tujuan pemeriksaan saldo utang
usaha digunakan untuk memastikan bahwa saldo yang dicantumkan dalam
laporan posisi keuangan itu benar-benar terjadi.
 Membuat surat konfirmasi utang
Konfirmasi ini digunakan untuk mengetahui kebenaran tentang utang usaha yang
dimiliki oleh PT X. Surat konfirmasi utang dibuat sesuai dengan format standar
KAP MNK. Jenis surat konfirmasi yang digunakan konfirmasi positif yaitu
pelanggan diminta untuk memberikan jawaban mengenai cocok atau tidaknya
saldo yang dimiliki klien. Auditor mengirim ke PT X untuk menambahkan kop
resmi perusahaan dan memeriksa kembali, data pada surat konfirmasi yang
terdiri dari nama supplier, alamat dan nominal utang. Selanjutnya, jawaban dari
surat konfirmasi dikirimkan ke alamat KAP.
 Membuat kertas kerja pemeriksaan atas utang usaha
Setelah dilakukan pencocokan antara surat konfirmasi dengan saldo utang yang
tercatat, auditor menginput data ke kertas kerja pemeriksaan, kertas kerja
tersebut berisi tentang nomor akun, deskripsi, penyesuaian atau reklasifikasi.
Kertas kerja ini digunakan untuk memudahkan auditor memastikan bahwa nilai
yang dihitung sudah benar dan akurat.
 Melakukan pemeriksaan subsequent event
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sudah tidak ada transaksi sesudah
tanggal neraca dan sebelum diterbitkan laporan audit. Selain itu, dapat dilakukan
ketika surat konfirmasi tidak direspons oleh pihak yang bersangkutan. Namun,
jika masih ada transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca, auditor harus
meminta bukti atas pembayaran utang tersebut beserta dokumen pelengkap
seperti: bukti transfer bank, kwitansi dan lain sebagainya.

21. Apa yang dilakuakn auditor untuk meningkatkan audit internal !


 Yang pertama meningkatkan kualitas diri sebagai auditor internal, dan yang
kedua meningkatkan laporan keuangan auditnya.

22. Apa itu transaksi luar biasa ?


 Adalah transaksi yang jarang terjadi diluar core / inti perusahaan, misalnya
kerugian akibat kebarakan atau kecelakaan kerja

23. Kenapa dilakukan audit laporan keuangan?


 Menjaga Kepatuhan
Saat auditor memeriksa data keuangan, tentunya mereka akan memastikan
bahwa sebuah organisasi bisnis sudah mematuhi semua peraturan yang
ditetapkan berdasarkan hukum yang berlaku. Jika ternyata organisasi tersebut
ditemukan melakukan pelanggaran dan berbuat tidak patuh, maka auditor dapat
melaporkannya.
 Laporan yang Lebih Akurat
Ketika laporan keuangan di audit, maka auditor akan mengidentifikasi semua
celah sebelum menyajikan hasilnya kepada pemangku kepentingan. Dengan
demikian keandalan data yang dilaporkan pun jadi lebih akurat dan terpercaya.
 Ketepatan dalam Penentuan Laba
Audit keuangan membantu perusahaan untuk menentukan profitabilitas yang
lebih tepat karena semua angka dihitung dengan cermat dan teliti mungkin. Oleh
sebab itu, melakukan audit dapat membantu Anda mengambil keputusan yang
tepat untuk meningkatkan kelancaran manajemen bisnis.
 Menyederhanakan Proses Pinjaman
Jika laporan keuangan sudah di audit, maka akan jadi lebih mudah bagi lembaga
keuangan seperti bank untuk meminjamkan uang. Tentunya hal ini dikarenakan
laporan keuangan yang di audit lebih terpercaya ke andalannya dan sangat kecil
kemungkinannya untuk dipalsukan.
 Mendeteksi Kecurangan
Jika ada kecurangan atau penipuan yang mungkin saja terjadi dalam organisasi
bisnis, hal tersebut bisa langsung terdeteksi dengan bantuan audit. Karena
seorang auditor akan selalu melaporkan data keuangan perusahaan
berdasarkan keaslian fakta yang ditemukan.
 Meningkatkan Pertumbuhan Bisnis
Seorang auditor merupakan pihak yang independen, sehingga semua
pandangan dan saran yang diberikan tidak memihak pada kepentingan personal.
Ini berarti membuat auditor menjadi pihak ideal yang tepat untuk memberikan
nasihat keuangan demi meningkatkan sistem bisnis, praktik akuntansi, serta tata
kelola keuangan perusahaan.
 Membantu Perencanaan dan Penganggaran
Audit keuangan membantu untuk mengkonfirmasi keakuratan laporan keuangan
sebuah bisnis dengan menganalisis setiap transaksi yang dilakukan. Dengan
demikian pergerakan uang yang keluar dan masuk bisa dirinci dengan jelas.
Tentunya hal ini membuat pemangku kepentingan lebih mudah untuk melakukan
perencanaan, penganggaran, dan pengambilan keputusan keuangan yang lebih
baik di masa depan.

24. Remoteness itu bagaimana?


 Remote audit adalah audit yang dilakukan sebagian atau seluruhnya di luar
lokasi. Audit tetap akan mencakup semua area tetapi menggunakan teknologi
digital untuk mendukung penilai dimana kunjungan ke lokasi tidak dimungkinkan.
Audit jarak jauh memiliki durasi yang sama dengan audit di lokasi pelanggan.
Auditee akan dihubungi dan berkomunikasi melalui layanan konferensi untuk
sebagian besar durasi audit.
Audit jarak jauh juga paling baik dilakukan menggunakan berbagi layar. Ini
mengurangi jumlah data dan informasi yang harus ditransfer dari organisasi ke
WQA. Organisasi akan diminta untuk mengirim beberapa dokumen yang
dibutuhkan melalui email ke auditor untuk ditinjau. Setiap informasi yang
organisasi kirimkan kepada akan dikelola sesuai dengan kebijakan kerahasiaan
data di WQA .

25. Investor itu kalau mau investasi di perusahaan laporan keuangan apa yang dia lihat?
 laporan kuartalan karena lebih menggambarkan kinerja perusahaan dalam
rentang yang berdekatan

Jadi laporan keuangan tahunan itu tidak terpercaya atau bagaimana? Kenapa investor
lihatnya dari kuartalan kan kuartalan tidak di audit?

 laporan keuangan tahunan bukannya tidak terpercaya, hanya saja untuk


kegiatan investasi biasanya investor memilih untuk melihat laporan keuangan
kuartalan dikarenakan daripada menunggu sampai perusahaan mengeluarkan
laporan tahunan, investor dapat membaca laporan kuartalan untuk mengetahui
perkembagan bisnisnya sehingga akan lebih banyak informasi yang menjadi
dasar keputusan investasi mereka.

26. Bagaimana itu audit terhadap persediaan?


 audit persediaan di perusahaan dagang mampu memberikan manfaat yang
begitu besar bagi perusahaan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih,
kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik. Diperlukan
pengelolahan dan pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang
dagang, agar kita tetap bisa bersaing di tengah kompetisi yang hebat.
 Prosedur audit persediaan yang disarankan sebagai berikut :

1. Lakukan Stock Opname

Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang


perusahaan. Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan
di public warehouse jika jumlahnya material, harus dilakukan stock opname.
Sedangkan jika tidak material, cukup dikirim konfirmasi saja. Stock opname bisa
dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu sebelum atau sesudah akhir
tahun.

2. Lakukan Observasi atas Stock Opname

Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan.
Cek Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut ini:
Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
Cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
Cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

3. Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan

Periksa unit price dari persediaan


periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.
Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum
atau sesudah tanggal neraca.

4. Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname

Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment
jika diperlukan.

5. Adjustment Persediaan

Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan


kebijakan penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan

6. Periksa laporan keuangan

Cek apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan


prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau umum dikenal dengan
SAK.

27. Jelaskan tentang vouching!


 Vouching digunakan untuk menguji asersi “keberadaan/ keterjadian”, yaitu
transaksi/ nilai yang dilaporkan memang benar-benar terjadi/ ada. Misal: Laporan
Posisi Keuangan PT A bilang “aset kendaraan senilai Rp10M” dengan rincian
kendaraan truk sebanyak 10 unit @Rp1M. LK bilang gitu, maka untuk menguji
apakah truk itu “ada”, auditor mentelusuri keberadaan truk dengan cara cek GL,
trus cek jurnal, trus cek ke bukti dokumen/ fisik truk. Benar ga tuh fisik truk
jumlah 10 unit?

28. Kalau ada barang dalam perjalanan, bagaimana auditnya itu?


 Lakukan konfirmasi dan pemeriksaan bukti pendukung.

Bagaimana memeriksa buktinya kan bukannya barang belum diterima?


 Berdasarkan asumsi bahwa penjualan dilakukan dengan franco gudang penjual,
maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah memastikan barang sudah
dikirim dari gudang penjual. Informasi tersebut dapat diketahui melalui bukti
pengiriman barang atau dokumen pendukung lainnya yang menyatakan bahwa
penjual sudah mengirim barang tersebut. Jika syarat tersebut sudah dipenuhi,
maka selanjutnya perhatikan apakah barang tersebut benar-benar belum
diterima sampai dengan tanggal neraca. Ini bisa dilakukan dengan melakukan
penelusuran bukti penerimaan barang di gudang atau bukti pendukung yang
terkait. Jika bukti pengiriman barang dari penjual yang dibuat sebelum tanggal
neraca dapat ditunjukkan, dan bukti penerimaan barang di gudang dibuat setelah
tanggal neraca, maka pencatatan persediaan dalam perjalanan benar adanya.
Namun, jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak dipenuhi, maka harus
dilakukan verifikasi atau pengecekan ulang terhadap pencatatan persediaan
dalam perjalanan.

29. Bagaimana mengaudit kas?


 Siapkan schedule utama dari kas dan setara kas.
 Lakukan perhitungan kas (cash opname) secara mendadak dan serentak untuk
semua jenis kas yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
 Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua
bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan.
 Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas.
 Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan prosedur
penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila dilakukan sebelum
tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace forward) ke tanggal neraca.
 Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah prosedur
penarikan per tanggal neraca.
 Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas,
perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya.
 Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (imprest fund), teliti apakah
sudah ada pertanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan pengisian
kembali.
 Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam
kurs yang benar per tanggal neraca.
 Buat daftar koreksi yang diperlukan.
 Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh
para partner serta saran perbaikan kepada pihak manajemen yang juga
merupakan salah satu penilaian terhadap mutu audit.

30. Bisakah cash opname dilakukan untuk audit uang di bank juga?
 tidak, cash opname adalah pemeriksaan fisik untuk saldo kas pada perusahaan,
untuk kas pada bank dapat dilakukan melalui rekonsiliasi bank dengan
mencocokkan data keuangan di dalam perusahaan dengan data keuangan yang
tercatat di bank. Dari proses pencocokkan data itulah, akan diperoleh perbedaan-
perbedaan kas yang dicatat perusahaan dengan kas yang tercatat di bank.
Perbedaan-perbedaan itu dapat dilihat dari catatan bank dengan catatan kas
nasabah.

31. Bagaimana kalau kas yang dicatat perusahaan A, berbeda dengan di bank, terus kan di
akhir periode bank tutup?

Tapi nanti misalnya di bulan maret kas di perusahaan A sudah sama dengan di bank
tersebut, apakah saudara percaya hal tersebut? kalau iya kenapa? kalau tidak kenapa?

32. Kasus audit kas di perusahaan retail seperti hypermart!


 cek file contoh

33. Apa hubungan bukti audit dan risiko audit?


 Kecukupan bukti audit tersebut akan sangat mempengaruhi besarnya
potensikesalahan dalam membuat kesimpulan atas penyajian laporan keuangan
auditee.Potensi kesalahan tersebutlah yang digambarkan sebagai resiko audit. di
mana jika bukti audit meningkat makan risiko audit menurun dan sebaliknya.

Jadi bagaimana kalau bukti audit diperiksa banyak, apa dampaknya terhadap risiko?
 jika bukti audit yang diperiksa banyak makan akan membuat risiko audit berkurang.
Kecukupan bukti audit tersebut akan sangat mempengaruhi besarnya
potensikesalahan dalam membuat kesimpulan atas penyajian laporan keuangan
auditee.Potensi kesalahan tersebutlah yang digambarkan sebagai resiko audit.

34. Bagaimana kaitasn bukti audit dan materialitas?


 Materialitas kemudian menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit yang ia butuhkan.
 Salah satu tugas auditor adalah menemukan pentingnya perusahaan yang diaudit.
Kepentingan itu adalah jumlah penghilangan atau salah saji informasi akuntansi
Dari situasi sekitarnya, dapat menyebabkan penilaian orang untuk mengubah atau
mempengaruhi orang yang mempercayai informasi karena materialitas.Pentingnya
subjektif pada sifat materealitas dan tergantung pada ukuran entitas. Jumlah yang
sama mungkin dianggap penting untuk perusahaan kecil, tetapi karena ukuran
asetnya, itu tidak relevan untuk perusahaan besar.
Auditor menilai pentingnya sesuai dengan situasi. Untuk menentukan tingkat
materialitas, auditor mengandalkan aturan praktis dan pertimbangan profesional.
Hal ini tergantung pada persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan
pengguna dan skala atau sifat salah saji (materialitas) tersebut. Bukti audit adalah
setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk membuktikan apakah informasi
yang diaudit memenuhi standar tertentu. 
Memperoleh beberapa bukti audit berkualitas tinggi sangat penting untuk mencapai
tujuan audit. Jika derajat kepentingan tersebut menimbulkan kerugian bagi
perusahaan, maka dapat dijadikan sebagai bukti audit dan perlu dikonfirmasi oleh
manajemen perusahaan.
Auditor memerlukan bukti audit sebelum melakukan proses audit untuk
menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Bukti audit yang kompeten harus
diperoleh melalui pemeriksaan, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan audit.

35. Apakah materalitas itu sama dengan toleransi, apa hubungannya?



36. Contoh kasus materialitas, materialitas pendapatan ditentukan 100 ribu, dan di catatan
bukti tertera 50 ribu. Apakah bukti auditnya diperiksa atau tidak usah?
 diperiksa, karena kalau di materialitas pendapatan itu, makin kecil buktinya maka
harus diperiksa, kalau materialitas beban, sebalikmya

Anda mungkin juga menyukai