Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMERIKSAAN EKUITAS

Studi Kasus pada Usaha Tubazone Barbershop


1. PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan

Dalam hal ini, kelompok kami memilih usaha pangkas rambut yang bernama Tubazone
Barbershop yang merupakan kategori usaha yang bergerak di bidang jasa. Usaha barbershop ini
terletak di Jl. Rajawali No.25A (Simpang Lampu Merah Garuda-Rajawali). Usaha ini didirikan
sejak Maret tahun 2017. Tubazone Barbershop ini termasuk kedalam salah satu usaha mikro.

1.2 Asersi yang Berhubungan dengan Ekuitas


1.2.1 Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or
occurance) berhubungan dengan ekuitas ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
1.2.2 Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan semua transaksi
dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di
dalamnya.
1.2.3 Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) berhubungan
dengan komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

2. PERMASALAHAN
2.1 Apakah diadakan pencatatan laporan perubahan ekuitas pada usaha Tubazone
Barbershop?
2.2 Apakah pencatatan ekuitas Tubazone Barbershop sudah tercatat dengan lengkap sesuai
pada semua transaksi yang terjadi?
2.3 Apakah terdapat komponen biaya operasional usaha yang dapat mempengaruhi nilai
ekuitas yang ada pada Tubazone Barbershop?

3. KAJIAN TEORI
3.1 Definisi Asersi
Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen
laporan keuangan. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi
secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi
adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan
pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan
berdasarkan penggolongan besar. Berikut ini asersi yang berhubungan dengan ekuitas yang
kelompok kami temukan dalam melakukan audit pada usaha Tubazone Barbershop:

1. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) berhubungan


dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi
yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat
asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk
dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi
menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya
piutang) dengan pelanggan.
2. Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan
di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian
barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula,
manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua
kewajiban entitas.
3. Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) berhubungan dengan
apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh,
manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga
pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam
periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi
bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang
dapat direalisasikan.

3.2 Program Audit

Program audit adalah serangkaian kebijakan dan prosedur untuk menentukan bagaimana
evaluasi bisnis dan (proses audit) harus dilakukan. Program audit pada umumnya melibatkan
petunjuk khusus seperti apa dan berapa banyak bukti harus dikumpulkan dan evaluasi, serta yang
akan mengumpulkan dan menganalisis data tersebut dan termasuk juga kapan hal tersebut harus
dilakukan. Jenis audit program yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis
tertentu. Selain itu tujuan dari program audit adalah sebagai sarana perbandingan data yang
dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya, sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi
pelaksanaan tugas audit, sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti
dalam mengumpulkan bukti audit.

Berikut ini jenis pengujian yang termasuk dalam program audit yaitu:

1. Analitis: Prosedur ini meneliti hubungan yang dapat diterima antara data
keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo
laporan keuangan.
2. Awal: Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan
bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga
melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam
buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.
3. Pengujian Estimasi Akuntansi: Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas
saldo.
4. Pengujian pengendalian: Adalah pengujian pengendalian intern yang ditetapkan
oleh strategi audit dari auditor.
5. Pengujian transaksi: Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing
atau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
6. Pengujian Saldo: Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo
akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut.
7. Pengujian penyajian dan pengungkapan: Mengevaluasi penyajian secara wajar
semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.

Maka dari itu program audit terhadap ekuitas ini salah satunya harus melakukan
perencanaan (audit planning). Tujuan audit planning ialah untuk menentukan pada area mana,
bagaimana, kapan serta oleh siapa (anggota tim yang mana) audit akan dilakukan. Langkah
penting dalam audit planning mengidentifikasikan faktor risiko. Auditor harus menilai faktor
risiko inheren, misalnya sistem online, network, database, dan teknologi canggih lainnya yang
memiliki risiko besar. Program Audit ini memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus
menyelesaikan suatu pemeriksaan.
b. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan.
c. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien.

3.3 Prosedur Audit

Definisi dari prosedur audit sendiri adalah instruksi untuk para auditor sebagai teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup
dalam audit. Prosedur audit pada saat di lapangan biasanya meliputi: kegiatan inspeksi,
pengamatan, konfirmasi dan penerimaan keterangan dan lainnya. Auditor perlu menggunakan
pertimbangan profesional mereka untuk merancang prosedur audit yang sesuai untuk merespons
risiko yang dinilai. Selain itu, berbagai jenis prosedur audit biasanya didasarkan pada berbagai
jenis bukti audit yang ingin diperoleh auditor. Ada delapan jenis prosedur audit sebagai berikut:

1. Penyelidikan
2. Konfirmasi
3. Pemeriksaan catatan atau dokumen
4. Pemeriksaan aset berwujud
5. Pengamatan
6. Penghitungan ulang
7. Kinerja ulang
8. Prosedur analitis
Untuk prosedur audit ekuitas sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Pelajari dan evaluasi internal control permodalan transaksi jual beli saham,
pembayaran deviden dan sertifikat saham.
2. Minta copy akte pendirian, SK Pengesahan MenKeh dan HAM, SK BKPM/BKPMD,
BAPEPAM, KPP dan SK Presiden untuk disimpan dalam permanent file.
3. Cocokkan data akte pendirian dengan modal yang tercantum di neraca dan penjelasan
dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan yang mempunyai tambahan setoran modal
dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran, dan pembukuan lainnya,
otorisasi dari pejabat berwenang dan instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan: berapa modal dasar, modal ditempatkan,
modal disetor serta premium dan discount dari penjualan saham. Jenis saham yang
dimiliki Gumlah lembar dan nominal). Rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung setiap ada perubahan dalam perkiraan retained earnings
atau defisit.
7. Seandainya ada pembagian deviden, periksa apakah : bentuk pembagian deviden
(cash, stock, atau property deviden). Kebenaran pencatatan. Otorisasi pejabat yang
berwenang. Kesesuain aspek perpajakan dengan peraturan perpajakan.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah mencapai 75% dari modal
disetor, kalau ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro
Administrasi Efek (Stock Transfer Agent).
10. Seandainya ada treasury stock, periksa : Bukti pembelian dan otorisasinya. Bukti
penjualan dan otorisasinya. Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury
stock. Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian deviden.
11. Periksa penyajian ekuitas di laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan
keuangan sudah sesuai dengan SAK ETAP/PSAK/IFRS.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.

3.4 Teknik Audit


Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian
dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Teknik
audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit digunakan dalam
suatu prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. Ada beberapa teknik audit yang umum
digunakan oleh auditor dalam mengumpulkan informasi yang akurat yaitu sebagai berikut:

1. Observasi
2. Inspeksi
3. Opname
4. Scanning
5. Footing dan Cross Footing
6. Rekonsiliasi
7. Tracking
8. Vouching
9. Prosedur Analitis
10. Konfirmasi
11. Permintaan keterangan atau Inquiry
12. Reperformance

Dalam melakukan pemeriksaan ekuitas ini, kelompok kami menemukan beberapa teknik
audit yang digunakan yaitu:

1. Observasi. Observasi adalah melihat sebuah objek dengan secara hati-hati dan
berkala dalam periode waktu yang sudah ditentukan, bertujuan untuk membuktikan
keadaan perusahaan yang menjadi objek tersebut sedang bermasalah. Teknik ini dapat
dilakukan dengan jarak jauh sehingga pihak yang diobservasi tidak menyadarinya.
Kelompok kami melakukan observasi melalui akun media sosial yang dimiliki
Tubazone Barbershop.
2. Scanning. Scanning adalah melakukan perkalian secara cepat atau menelaah keadaan
dan menemukan hal yang menjanggal pada dokumen atau data. Yang mana dalam
pemeriksaan ekuitas ini kelompok kami menerapkannya pada perkalian jumlah dari
pengeluaran terhadap komponen biaya yang dimiliki perusahaan dalam jangka waktu
selama sebulan, tiga bulan, dan setahun.
3. Permintaan keterangan atau Inquiry. Inquiry adalah mengajukan pertanyaan
secara lisan dan tertulis kepada sumber internal yang diaudit, atau kepada pihak luar
yang dianggap berkompeten. Hasil berapa lisan berupa bukti yang ditulis. Dalam
teknik ini kelompok kami melakukan wawancara langsung kepada pemilik usaha
sendiri.

4. HASIL AUDIT
4.1 Asersi Tentang Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurance)

Asersi keberadaan atau keterjadian ini berkaitan dengan apakah entitas satuan usaha pada
saat tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Yang
mana dalam hal ini berkaitan dengan ekuitas perusahaan. Berikut ini adalah perhitungan modal
awal untuk usaha Tubazone Barbershop yang diperoleh melalui wawancara singkat dengan
pemiliknya yaitu dengan rincian:

Tubazone Barbershop
Sewa gedung per tahun Rp30.000.000
Peralatan Rp70.000.000
Perlengkapan Rp12.000.000
Biaya Renovasi Awal Gedung Rp50.000.000
Modal Awal Pembukaan Usaha Rp162.000.000

Berdasarkan rincian data yang diperoleh tersebut maka dapat dipastikan bahwa modal
untuk pendirian usaha Tubazone Barbershop ini telah tercatat dengan asersi keberadaan dan
keterjadian.

4.2 Asersi Tentang Kelengkapan (Completeness)

Asersi kelengkapan ini berhubungan dengan apakah semua transaksi atau semua rekening
yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan didalamnya. Dalam hal ini
ekuitas atau modal awal dari usaha Tubazone Barbershop tercatat dengan lengkap yaitu sebagai
berikut:
Tubazone Barbershop
Sewa gedung per tahun Rp30.000.000
Peralatan Rp70.000.000
Perlengkapan Rp12.000.000
Biaya Renovasi Awal Gedung Rp50.000.000
Modal Awal Pembukaan Usaha Rp162.000.000

Berdasarkan rincian data yang diperoleh tersebut maka dapat dipastikan bahwa modal
untuk pendirian usaha Tubazone Barbershop ini telah tercatat dengan asersi kelengkapan.

4.3 Asersi Tentang Penilaian atau Alokasi (Valuation and Allocation)

Asersi penilaian atau pengalokasian ini berhubungan dengan apakah komponen-


komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan biaya yang mempengaruhi modal sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Dalam hal ini ditemukan
beberapa biaya yang tercatat selama aktivitas usaha Tubazone Barbershop berjalan, dengan
rincian sebagai berikut:

Tubazone Barbershop
Sewa gedung per tahun Rp30.000.000
Perlengkapan Rp12.000.000
Biaya Listrik & PDAM Rp12.000.000
Gaji Karyawan Rp72.000.000
Modal yang dikeluarkan setiap Rp126.000.000
tahunnya

Berdasarkan rincian data yang diperoleh tersebut maka dapat dipastikan bahwa modal
untuk pendirian usaha Tubazone Barbershop ini telah tercatat dengan asersi penilaian atau
alokasi. Yang mana perhitungan dengan jelas menunjukkan pengeluaran yang diperlukan untuk
setiap tahunnya.

5. PEMBAHASAN
5.1 Asersi Tentang Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurance)

Berdasarkan data keuangan yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan ekuitas atau dalam
hal ini modal awal dari pendirian usaha Tubazone Barbershop dinyatakan dengan sesuai periode
terjadinya. Ini berarti bahwa pencatatan tersebut sudah sesuai dengan asersi tentang keberadaan
atau keterjadian. Tercatat bahwa modal awal pendirian usaha sebesar Rp162.000.000,- dengan
rincian pembayaran untuk sewa gedung selama setahun sebesar Rp30.000.000,- biaya untuk
renovasi gedung sebesar Rp50.000.000,- pembelian peralatan barbershop sebesar Rp70.000.000,-
pembelian perlengkapan barbershop untuk setahun sebesar Rp12.000.000,-. Ini membuktikan
bahwa semua transaksi yang berkaitan dengan pendirian awal usaha yang mana menunjukkan
sebagai modal awal tercatat dengan sesuai dan benar terjadi.

5.2 Asersi Tentang Kelengkapan (Completeness)

Berdasarkan data keuangan yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan ekuitas atau dalam
hal ini modal awal dari pendirian usaha Tubazone Barbershop dicatat secara lengkap ke dalam
laporan keuangan perusahaan. Ini berarti bahwa pencatatan tersebut sudah sesuai dengan asersi
tentang kelengkapan. Tercatat dengan lengkap bahwa modal awal pendirian usaha sebesar
Rp162.000.000,- dengan rincian berupa pembayaran untuk sewa gedung selama setahun sebesar
Rp30.000.000,- biaya untuk renovasi gedung sebesar Rp50.000.000,- pembelian peralatan
barbershop sebesar Rp70.000.000,- pembelian perlengkapan barbershop untuk setahun sebesar
Rp12.000.000,-. Ini membuktikan bahwa semua transaksi yang berkaitan dengan pendirian awal
usaha yang mana menunjukkan sebagai modal awal tercatat dengan lengkap.

5.3 Asersi Tentang Penilaian atau Alokasi (Valuation and Allocation)

Berdasarkan data keuangan yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan ekuitas atau dalam
hal ini modal usaha Tubazone Barbershop dicatat sesuai dengan penilaian dan pengalokasian
komponen-komponen biaya yang mempengaruhi modal usaha setiap tahunnya. Tercatat dengan
komponen nilai untuk beberapa biaya yang mempengaruhi bahwa modal usaha setiap tahunnya
diperlukan sebesar Rp126.000.000,- dengan rincian berupa pembayaran untuk sewa gedung
selama setahun sebesar Rp30.000.000,- biaya untuk listrik & PDAM selama setahun terhitung
sebesar Rp12.000.000,- pembelian perlengkapan barbershop untuk setahun tercatat sebesar
Rp12.000.000,- pembayaran gaji untuk karyawan sebulannya terhitung Rp3.000.000,-/orang
dengan jumlah karyawan yang dimiliki maka diperlukan biaya sebesar Rp6.000.000,- untuk
pembayaran gaji selama sebulan. Ini membuktikan bahwa semua komponen biaya yang
mempengaruhi pengeluaran untuk modal setiap tahunnya telah dicatat sesuai dengan nilai dan
alokasinya.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa asersi yang berhubungan dengan pemeriksaan ekuitas yang
kelompok kami temukan pada usaha Tubazone Barbershop yaitu:

1. Asersi Tentang Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurance) Asersi


keberadaan atau keterjadian ini berkaitan dengan apakah entitas satuan usaha pada
saat tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode
tertentu. Berdasarkan data keuangan yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan
ekuitas atau dalam hal ini modal awal dari pendirian usaha Tubazone Barbershop
dinyatakan dengan sesuai periode terjadinya. Ini membuktikan bahwa semua
transaksi yang berkaitan dengan pendirian awal usaha yang mana menunjukkan
sebagai modal awal tercatat dengan sesuai dan benar terjadi.
2. Asersi Tentang Kelengkapan (Completeness) Asersi kelengkapan ini berhubungan
dengan apakah semua transaksi atau semua rekening yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan telah dicantumkan didalamnya. Berdasarkan data keuangan
yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan ekuitas atau dalam hal ini modal awal dari
pendirian usaha Tubazone Barbershop dicatat secara lengkap ke dalam laporan
keuangan perusahaan.
3. Asersi Tentang Penilaian atau Alokasi (Valuation and Allocation) Asersi penilaian
atau pengalokasian ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan biaya yang mempengaruhi modal sudah dicantumkan
dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Berdasarkan data keuangan
yang tercatat, diperoleh bahwa pencatatan ekuitas atau dalam hal ini modal usaha
Tubazone Barbershop dicatat sesuai dengan penilaian dan pengalokasian komponen-
komponen biaya yang mempengaruhi modal usaha setiap tahunnya.
6.2 Saran

Menurut kelompok kami, saran yang dapat diberikan kepada usaha Tubazone Barbershop
ini yang mana berkaitan dengan pemeriksaan ekuitas yang kami lakukan yaitu perusahaan dapat
membuat catatan atas laporan keuangannya dengan terperinci. Dapat juga membantu dengan
membuat beberapa jurnal penyesuaian agar semua pengeluaran dan pemasukan yang diterima
dapat terperinci dengan baik. Sehingga ekuitas atau modal usaha tercatat dengan rincian yang
jelas dan sesuai.

Anda mungkin juga menyukai