Anda di halaman 1dari 3

Verifikasi atau Audit

.*Purwanto Wahyudi*

1. Verifikasi

Pengertian Verifikasi

Verifikasi adalah salah satu bentuk pengawasan melalui pengujian terhadap dokumen
keuangan secara administratif dengan pedoman dan kriteria yang berlaku

Tujuan Verifikasi

Beberapa tujuan dalam melakukan verifikasi adalah:

1. Mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan negara


2. Memastikan kelengkapan, kebenaran dan validitas dokumen keuangan,
3. Memastikan proses perencanaan kerjasama telah sesuai dengan ketentuan
(MOU,KAK, Rencana Kerja,RAB
4. Memastikan Proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan
5. Memastikan proses pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan jadwal waktu, tahapan
proses yang disepakati
6. Memastikan bahwa pelaporan kegiatan telah sesuai dengan tahapan pekerjaan
7. Memastikan bahwa produk hasil kerjasama telah sesuai dengan persyaratan yang
diperjanjikan.

Secara umum tujuan dari verifikasi adalah untuk mencegah terjadinya salah saji yang
material baiik yang dilakukan dengan sengaja maupun yang tidak disengaja. Dalam hal ini
verfikator bertugas untuk memeriksa apakah berkas pencairan keuangan yang direncanakan
oleh pelaksana kegiatan telah sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak

Output Verifikasi

Rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi/perbaikan atas  kesalahan yang


terjadi/dijumpai dalam pelaksanaan verifikasi sebelum kegiatan dilaksanakan

1. Audit

Pengertian Audit

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem,
proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek
dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang
telah disetujui dan diterima

Tujuan Audit

Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :


1. Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah
dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada
telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,
diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang
tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi
tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan
dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-
angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
6. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada
tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar.
Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7. Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat
tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah
saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
8. Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan
dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

Secara umum tujuan utama dalam mengaudit adalah untuk memberikan keyakinan yang
mamadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material dan telah disajikan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, audit juga berfungsi untuk memastikan apakah
kegiatan yang telah dilaksanakan telah tepat sasaran dengan memperhatikan prinsip efektis
dan efisien

Output

Auditor dalam hal ini sebagai pemeriksa memberikan kesimpulan atau opini apakah laporan
keuangan telah disusun dengan wajar dan telah sesuai dengan aturan yang berlaku, serta
memberikan kesimpulan apakah kegiatan yang dilaksanakan telah tepat sasaran dengan
memperhatikan prinsip efektif dan efisien. Hasil dari pemeriksaan tersebut menghasilkan
sebuah rekomendasi tertulis yang diberikan kepada pimpinan untuk menindaklanjuti temuan
yang didapatkan selama proses pengauditan yang dapat merugikan entitas tersebut.

Kesimpulan

Secara umum peran verifikasi dan audit sangat penting dalam pengelolaan keuangan suatu
entitas. Karena masing-masing saling berkaitan, verifikasi berfungsi untuk mencegah
terjadinya penyimpangan keuangan yang dapat merugikan suatu entitas sedangkan fungsi
audit adalah untuk memastikan apakah tidak terdapat salah saji yang material yang bisa
merugikan entitas tersebut.

Bahan bacaan:

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit
https://kajiansektorpublik.wordpress.com/2010/03/11/verifikasi-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai