Anda di halaman 1dari 36

TUGAS AUDIT II

RANGKUMAN PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (AUDIT)

Dosen pengampu:

RITA SARI PUSPITA,SE.,MM.,M.Ak

Disusun oleh :

TIKA (11022000128)

5 D AKUNTANSI

UNIVERSITAS BINA BANGSA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

1.1. STANDAR AUDIT DAN TUJUAN ……………………………………………………

1.2. PROSEDUR PEMERIKSAAN AUDIT ………………………………………………..

1.3. AUDIT SIKLUS PENDAPATAN ………………………………………………………

1.4. AUDIT PIUTANG USAHA …………………………………………………………….

1.5. AUDIT UTANG USAHA ……………………………………………………………….

1.6. AUDIT ASET TETAP …………………………………………………………………..

1.7. AUDIT ASET TAK BERWUJUD……………………………………………………….

1.8. AUDIT PERSEDIAAN ……………………..............……………………………………

1.9. AUDIT BIAYA GAJI………………………………………………………………….…...

1.10. AUDIT INVESTASI …………………………………………………………………….

1.11 AUDIT EKUITAS ……………………………………………………………………….. .

1.12 AUDIT UTANG JANGKA PANJANG …………………………………………………..

1.13 OPINI AUDIT ……………………………………………………………………………..

2
1.1 STANDAR AUDIT DAN TUJUAN AUDIT

Pelaksanaan audit biasanya di lakukan oleh pihak auditor yang kompeten,bersifat objektif
dan tidak memihak secara umum.
Audit juga adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi
untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi
dengan kriteria yang ditetapkan.

Umumnya pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai


catatan pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat oleh manajemen suatu
perusahaan. Proses auditing dilakukan oleh auditor, yaitu seseorang yang memiliki
komptensi untuk mengaudit dan sifatnya independen.
Ada dua standar dalam melakukan auditing, yaitu standar umum dan standar lapangan.
Berikut penjelasannya:

❖ Standar Umum
Standar audit yang berkaitan dengan persayaratan auditor dan mutu pekerjaan
Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
seorang auditor, bukan sekedar akuntan.
Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam pelaksanaan pekerjaannya tanpa
memihak pada piihak manapun.
Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
melaksanakan audit dan penyusunan laporan.
❖ Standar Lapangan
Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-baiknya. Bila ada asisten pelaksana,
maka harus ada supervisi sesuai keperluannya
Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan haruslah dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
laporan keuangan yang diperiksa.
Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di
dalam laporan auditor harus menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk
diperbaiki.

Audit ini dilakukan tentunya untuk memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian audit
di atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)


Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat atau
dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala kelengkapannya.

2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)


Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan saldo perkiraan
telah didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar, jumlahnya tepat, dan
diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.

3
3. Memastikan Eksistensi (Existence)
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki eksistensi 6
Memastikan Ketepatan (Accuracy)
sesuai dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya.

4 Membuat Penilaian (Valuation)


Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diaplikasikan dengan benar.

5 Membuat Klasifikasi (Classification)


Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam jurnal
diklasifikasikan sesuai jenis transaksinya.

Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa pencatatan transaksi dilakukan
sesuai tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar, dan penjumlahan saldo dilakukan dengan benar.

7. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)


Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat tanggal neraca
dicatat dalam periode yang sesuai. Pencatatan transaksi di akhir periode akuntansi sangat
mungkin terjadi salah saji.

8. Membuat Pengungkapan (Disclosure)


Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan sudah disajikan dengan baik pada laporan keuangan serta terdapat penjelasan
yang wajar pada isi dan catatan kaki laporan yang dibuat.

4
1.2 PROSEDUR PEMERIKSAAN AUDIT

Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan
auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh, dikirimkan,
diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan komputer juga
mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung
pendekatan audit top-down ataupun pendekatan audit bottom-up. Auditor akan
mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan
audit dan mengembangkan program audit sehingga dapat diterapkan dalam melakukan
suatu pengauditan.

1. rosedur Analitis (analytical procedures)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data. Prosedur
ini meliputi:

• perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;


• analisis vertikal atau laporan persentase;
• perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta
• penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi..

Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari
operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis
dengan hasil keuangan terkait.

2. Inspeksi (inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan
sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi
seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-
down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan
persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi
transaksi tersebut.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa (examining)
adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan. Menginspeksi dokumen dapat
membuka jalan untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan demikian melalui inspeksi,
auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan
perubahaan atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan
catatan.

5
3. Konfirmasi (confirming)

Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor


memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.
Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak luar secara
tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut.
Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk
mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi menyediakan
bukti bottom-up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya
objektif dan berasal dari sumber yang independen.

4. Permintaan Keterangan (inquiring)

Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya
prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan persediaan
atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada
pihak eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat hokum klien
tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan
atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.

5. Perhitungan (counting)

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber daya
berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen
dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang
sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini
menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh
bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur
perhitungan.

6. Penelusuran (tracing)

Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan
akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen
menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui
sistem akuntansi. Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari
dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini
sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah
dari yang seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.

6
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)

Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar
ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam
melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam tracing.
Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa
penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.

8. Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan


beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi
tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan
tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan
terutama penting untunk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga
dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan
tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yanf terakhir ini memberikan peluang untuk
membedakan antara mengamati dan menginspeksi.

9. Pelaksanaan Ulang (reperforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal,
beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas
dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung
dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan
transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan
pengandalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan
ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan
bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut
diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan dengan
bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk
pengujian audit tersebut.

10. Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted audit techniques)

Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat
menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-asssited audit techniques/CAAT)
untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut:

• Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur


analitis.
• Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.

7
• Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen
yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
• Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan (seperti
harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga
yang telah disahkan)
• Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek
computer
• Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan.

8
1.3 AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

siklus pendapatan dan penerimaan kas pada suatu entitas usaha akan berbeda satu
dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut terjadi terkait dengan sifat dasar atau jenis
kegiatan yang dilakukan oleh entitas usaha itu sendiri. Pendapatan pada perusahaan jasa
akan berbeda dengan perusahaan dagang. Demikian pula pendapatan pada perusahaan
manufaktur, akan berbeda dengan kedua jenis usaha yang disebutkan terdahulu. Dalam
proses pencatatan transaksi pendapatan, terdapat sejumlah akun yang biasanya
dipergunakan oleh entitas usaha terkait dengan proses akuntan
kegiatan entitas usaha dalam memperoleh pendapatan. Pada perusahaan dagang
pendapatan diawali dengan terjadinya penjualan barang atau jasa baik secara tunai
ataupun kredit dan kemudian diakhiri dengan penerimaan kas oleh perusahaan. Pada
siklus pendapatan di perusahaan dagang, transaksi yang terjadi dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kategori utama, yaitu kelompok akun
1) Penjualan, baik penjualan yang dilakukan secara tunai maupun penjualan kredit,

2) Penerimaan kas, yang berasal dari penjualan tunai maupun penerimaan piutang yang
berasal dari penjualan kredit dan kelompok akun untuk

3) Penyesuaian Penjualan, yaitu akun-akun potongan penjualan, retur penjualan dan


penyisihan penjualan, penyisihan/cadangan penghapusan piutang tak tertagih dan beban
penghapusan piutang tak tertagih.
Selain itu terdapat akun yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang terjadi pada siklus-
siklus lain yang terjadi pada kegiatan perusahaan, yaitu akunakun Harga Pokok Penjualan,
Persediaan Barang Dagangan dan akun Kas, namun demikian pembahasan pada bab ini
akan lebih terarah pada akun yang berkaitan langsung dengan transaksi pendapatan dan
piutang

Siklus ini juga menggunakan pendekatan definisi siklus, maka Siklus Pendapatan
(Revenue Cyle) merupakan sebuah aliran (flow) yang berulang oleh sebuah atau beberapa
sifat, kegiatan atau golongan transaksi (dalam bentuk sebuah proses) yang berhubungan
dengan proses penjualan, penerimaan tunai dari hasil penjualan, retur penjualan,
penghapusan piutang tidak tertagih, pencatatan cadangan piutang tak tertagih dalam
perusahaan yang mempunyai sifat yang berkelanjutan.

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan.

Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .

1. Identifikasi akun-akun / golongan transaksi / kegiatan dalam laporan keuangan


yang berhubungan dengan siklus pendapatan dan mengaitkan akun-akun
tersebut pada proses / kegiatan dalam pengedalian intern.

9
Pada umum-nya dalam akun-akun yang berhubungan dengan siklus pendapatan
akun Penjualan (Sales) sbb:

❖ Akun Piutang Usaha (Account Receivable),


❖ Akun Cadangan/Penyisihan Piutang Usaha Tak Tertagih (Allowance for
uncollectible),
❖ Akun Kas dan Bank (Cash In Bank) dan Kas Diskon * (Cash Discount Taken),
❖ Akun Retur Penjualan dan Pengurangan Harga (Sales Return and Allowances) dan
Beban Piutang Tak Tertagih (Bad Debt Expense)
2. Identifikasi Golongan Transaksi (Transaction Class), Fungsi Bisnisn-nya, dan
Dokumen-dokumen yang berhubungan erat dengan prosesnya
3. Identifikasi Key Control Activities sehingga dapat menetapkan di poin mana akan
timbul resiko. Tahap ini dapat dilakukan dengan mempelajari arus dokumen
penjualan (Document Flow Chart) di perusahaan

10
1.4 AUDIT PIUTANG USAHA

Pengertian Piutang Usaha


Piutang usaha adalah sejumlah tagihan kepada pihak ketiga di masa y a d pada saat jatuh
temponya yang timbul dari penyerahan barang dan jasa dalam kegiatan usaha yang
normal.

Prinsip akuntansi piutang usaha

1. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang usaha dikurangi
penyisihan kerugian piutang,
2. Metode penyisihan kerugian piutang usaha harus dijelaskan secukupnya
3. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain
4. Piutang yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar
dalam akun uang muka penjualan
5. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan.

1. Metode Penyisihan:
a. Dihitung ……. % dari penjualan,
b. Dihitung …….. % dari saldo akhir piutang usaha
c. Dihitung berdasarkan analisa umur piutang
❖ Metode penghapusan langsung
Menghapuskan langsung, pada saat benar-benar piutang usaha tidak dapat ditagih

Siklus Akuntansi Piutang Usaha


Termasuk dalam siklus akuntansi piutang usaha yaitu akun
Penjualan, piutang usaha, retur penjualan, kas-bank, penyisihan kerugian piutang usaha,
penghapusan piutang usaha

Dokumen dan catatan yang digunakan:


❖ Customer Order,
❖ Sales Order,
❖ Shipping Document,
❖ Credit Note,
❖ Sales Invoices,
❖ Sales Journal,
❖ Ledger,
❖ Sub Ledger (kartu-kartu piutang),

Tujuan audit piutang usaha:

❖ Meyakinkan keberadaan jumlah piutang usaha,


❖ Meyakinkan penilaian piutang usaha,
❖ Meyakinkan kelengkapan dokumen piutang usaha,

11
❖ Meyakinkan klasifikasi piutang usaha,
❖ Meyakinkan posting dan pengihktisaran piutang usaha

Prosedur piutang usaha

❖ Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
❖ Dalam proses audit, control merupakan bagian yang sangat penting karena hasil
dari memahami dan mengevaluasi bisa mengetahui apakah internal control atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas sudah berjalan
dengan efektif atau tidak.
❖ Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal neraca.
Membutuhkan daftar umur piutang dari piutang usaha pertanggal neraca untuk
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan
penagihan sesudah tanggal neraca.
❖ Top Schedule adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang dibutuhkan.
Sedangkan supporting schedule adalah bagian dari kertas kerja yang mencakup
akun rinci atas piutang yang menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan penagihan sesudah tanggal neraca.
❖ Periksa keakuratan perhitungan dan periksa saldo pribadi ke buku besar pembantu
dan menjumlahkannya ke buku besar.
❖ Auditor harus melakukan footing dan crossfooting atau menguji kebenaran
penjumahan rincian-rincian yang diberikan oleh klien dan saldo masing-masing
pelanggan dan pegawai. Kemudian dari hasil pengecekan tersebut dicocokan
kembali dengan buku besar pembantu dan jurnal umum.
❖ Mengecek umur piutang dari beberapa pelanggan ke buku besar pembantu piutang
dan faktur penjualan.
Prosedur ini merupakan bagian terpenting atas audit piutang, karena umur piutang
mempengaruhi penilaian cukup tidaknya cadangan piutang tak tertagih. Semakin
lama umur piutang, maka semakin besar juga kemungkinan piutang tak tertagih.

Kirim konfirmasi piutang:

❖ a. Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan Pelanggan akan menerima surat


konfirmasi.
❖ b. Putuskan apakah menggunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
❖ c. Sertakan nomor konfirmasikan baik dalam jadwal piutang maupun surat
konfirmasi.
❖ d. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus dikomunikasikan kepada pelanggan
untuk dicarilah perbedaannya.
❖ e. Buat ikhtisar dari hasil konfirmasi.
❖ Periksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca
sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan yang dicatat
hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang
diperiksa.
❖ Periksa apakah ada wesel tagih yang diskontokan untuk mengetahui kemungkinan
adanya kewajiban bersyarat.

12
❖ Pemeriksaan tujuannya untuk mengetahui kemungkinan adanya kewajiban
bersyarat. Memeriksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih, memeriksa buku
besar wesel tagih, dan melihat jawaban konfirmasi bank.
❖ Periksa dasar akun cadangan piutang ragu-ragu dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
❖ Pemeriksaan catatan transaksi periode sebelum dengan memeriksa faktur
penjualan, bukti transaksi dan lai-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui faktur sebelum
tanggal neraca, sudah dikirim pertanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya.
Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
❖ Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan. Piutang dapat dijadikan salah satu jaminan dan kredit yang diperoleh
perusahaan dari bank.
❖ Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

13
1.5 AUDIT UTANG USAHA

Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang


Dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang
Benar-benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antara
Informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan
Akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
Memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
Neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
Karena itu,auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
Melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan
Akuntansi yang bersangkutan :
1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang
benar-benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antara
informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
karena itu,auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :
1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang
benar-benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antara
informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
karena itu,auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :

14
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang
benar-benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antara
informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
karena itu,auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :

1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini

sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yangdicantumkan oleh klien di


dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yangbenar-benar ada pada tanggal
neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antarainformasi utang usaha yang
dicantumkan di neraca dengan catatanakuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi
ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang
dicantumkan dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.
Olehkarena itu,auditor melakukan enam prosedur audit

Berikut ini dalammelakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan


catatanakuntansi yang bersangkutan :

1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utangusaha yang
bersangkutan di dalam buku besarUntuk memperoleh keyakinan bahwa saldo
utang usaha yang tercantumdineraca di dukung dengan catatan akuntansi
yang dapat dipercayakebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang
usaha yangdicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
❖ utang usaha akun ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya
utang daritransaksi pembelian berbagai golongan sediaan dan
pelunasannya. Jikaperusahaan menggunakan sistem bukti kas keluar (Voucher
system) dalampengendalian kasnya,akun utang usaha ini disebut dengan akun
bukti kqaskeluar yang akan dibayar (Voucher payable)

15
❖ utang wesel merupakan utang wesel yang dibuktikan dengan surat
berharga(berupa sertifikat wesel) yang dipegang oleh kreditur,sehingga
krediturdapat menjualnya kepada pihak lain. Utang ini timbul dari
transaksipembelian berbagai golongan sediaan. Utang wesel dibagi
menjadi duagolongan: utang wesel berbunga dan utang wesel tidak berbunga.
2. hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besaruntuk memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian perhitungan saldo akunutang usaha,auditor menghitung
kembali saldo akun utang usaha dan utangwesel,dengan cara menambah saldo awal
dengan jumlah pengkreditan danmenguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap
akun tersebut
3. usut saldo awal aku utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalusebelum auditor
melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yangmenyangkut akun utang
usaha,ia perlu memperoleh keyakinan ataskebenaran saldo awal akun
tersebut. Untuk mencapai tujuan ini,auditor melakukan pengusutan saldo awal
akun utang usaha ke kertas kerja tahunyang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat
menyediakan informasi tentangberbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam
audit tahun lalu,sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah
ditempuh oleh kliendalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
4. lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumberposting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinyaketidakberesan dalam
transaksi pembelian,pelunasan utang usaha dapat ditemukan melalui review atas
mutasi luar biasa,baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun utang usaha
5. usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnalyang
bersangkutanuntuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
penguranganutang usaha berasal dari jurnal-jurnal yang
bersangkutan,pengkreditan didalam akun utang usaha diusut ke jurnal pembelian atau
register bukti kaskeluar dan pendebitan ke akun tersebut diusut ke jurnal
pengeluaran kasatau check register dan jurnal umum (untuk transaksi retur
pembelian)
6. lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrolutang
usaha di buku besarsaldo akun kontrol utang usaha di buku besar tersebut,kemudian
dicocokkandengan jumlah saldo akun pembantu utang usaha atau ke dalam arsip
buktikas keluar yang belum dibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan
akuntansi klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya
ketelitiannya

16
1.6 AUDIT ASET TETAP

udit aset adalah kegiatan peninjauan kembali yang dilakukan untuk pemeriksaan data-
data konkrit atas aset suatu perusahaan dalam suatu laporan agar akurat dan sesuai
dengan kenyataan yang ada.

Karena audit aset memiliki tujuan yang sangat krusial dan penting tentunya, maka
dibutuhkan seorang auditor ahli yang berpengalaman agar kegiatan mengaudit aset di
suatu perusahaan dijalankan dengan baik.

Auditor melakukan verifikasi (peninjauan kembali) atas aset tetap suatu perusahaan,
seperti tanah, bangunan, dan peralatan operasional lainnya.
ateri pada lembar kerja (worksheet) audit aset biasanya adalah seputar kebutuhan
perawatan dan penyimpanan untuk waktu beberapa tahun yang dicatatkan pada
pencatatan akuntansi.
Mutasi aset tetap juga jauh lebih sedikit, karena memang pergerakan aset tetap lebih
lambat tidak seperti mutasi aktiva lainnya yang berupa piutang (aset lancar). Maka dari
itu, audit atas aktiva tetap lebih menekankan pada peninjauan kembali periode akuisisi
saat ini.
Selain itu, masa periode aset tetap yang telah lebih dari setahun lamanya diharuskan
ada pembebanan penyusutan atas aset tersebut dan disertai akumulasi penyusutannya.

Tujuan asset tetap

dapun tujuan audit aset tetap di suatu perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Bertujuan memeriksa flow internal control yang diberlakukan di suatu perusahaan
atas aset yang bersangkutan. Jadi, apakah internal control yang dilakukan sudah
sesuai dan baik atau belum.
2. Tujuan selanjutnya adalah untuk memeriksa aset-aset yang tercantum pada neraca
sudah benar adanya dan merupakan (hak) milik dari perusahaan terkait. Selain itu,
juga perlu diperiksa apakah aset tersebut masih dipergunakan atau tidak.
3. Untuk memeriksa dan mengetahui apakah terjadi penambahan aktiva dalam periode
berjalan masa audit yang telah didukung oleh kewenangan otoritas pejabat
perusahaan yang bersangkutan serta dilengkapi dengan bukti audit aktiva tetap yang
mendukung, serta dicatat dengan sebenar-benarnya.
4. Tujuan audit aktetap untuk memeriksa pencatatan disposal dengan otoritas pejabat
perusahaan yang berwenang. Disposal aset dapat berupa pencatatan dalam bentuk
penjualan (laba/rugi penjualan), tukar tambah (trade-in), atau penghapusan aset yang
dicatat sebagai kerugian.
5. Untuk memeriksa atas pembebanan penyusutan dalam tahun periode masa
pemeriksaan audit yang telah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan),
konsistensi pencatatan audit dengan perhitungan yang benar, tepat, serta akurat.
6. Untuk mengetahui apakah terdapat kekayaan aset tetap suatu perusahaan yang
dapat dijadikan jaminan.

17
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam worksheet atau kertas kerja
telah sesuai dan telah memenuhi standar ketentuan laporan keuangan perusahaan.

Adapun secara garis besar, prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut.

1. Inspeksi
Langkah prosedur yang pertama dilakukan adalah inspeksi atau penyelidikan pada
setiap transaksi atas aktiva tetap suatu perusahaan, langkah penulisan dokumen audit
terkait, serta prosedur audit atas aktiva tetap itu sendiri.
Inspeksi dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbedaan dan informasi yang tidak
konsisten dalam worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap. Jika telah sesuai, maka
auditor dapat langsung menuju langkah prosedur yang selanjutnya.

2. Melakukan Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan oleh seorang auditor untuk mengamati segala prosedur yang
berjalan dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi apakah terdapat kelemahan pada prosedur audit atas aktiva tetap
terkait.
Melakukan pengamatan pada prosedur juga memiliki peran penting untuk menghitung
inventaris dan uang tunai dalam catatan dan evaluasi akhir tahun perusahaan.

3. Konfirmasi Atas Transaksi


Prosedur konfirmasi dilakukan oleh auditor untuk mengkonfirmasi setiap catatan audit
atas aktivatetap perusahaan, yang melibatkan pihak ketiga (bukan klien) seperti bank
terkait.

4. Melakukan Permintaan Keterangan


Selanjutnya, auditor akan melakukan permintaan dan pemeriksaan keterangan atas
kecukupan dokumentasi pada audit aktiva tetap yang dipersiapkan untuk worksheet atau
kertas kerja audit aktiva tetap.
Umumnya seorang auditor melakukan prosedur pemeriksaan keterangan secara manual
agar pengecekan dilakukan secara mendetail dan terperinci. Inilah yang disebut
dengan vouching. Apa yang dimaksud dengan vouching?
Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran dan keabsahan
suatu transaksi yang telah tercatat dan didukung oleh bukti-bukti audit aktiva tetap.
Mengapa auditor harus mengumpulkan bukti audit? Auditor memerlukan bukti audit
aktiva tetap untuk menghasilkan pelaporan audit yang kompeten dan tentunya juga
memiliki dasar.
Bukti audit aktiva tetap yang kompeten harus diperoleh dari proses inspeksi, observasi,
serta konfirmasi sebagai dasar pernyataan pendapat atas laporan yang diaudit.
Tujuan dari vouching adalah untuk menetapkan dan menentukan keaslian suatu
transaksi dalam pembukuan laporan keuangan utama. Pemeriksaan
atau vouching catatan dapat mencangkup pemeriksaan mendalam terkait dokumen
pendukung dari tiap transaksi.

5. Penelusuran Atas Aset Tetap

18
Setelah melakukan vouching, auditor akan melakukan penelusuran dalam prosedur audit
yang berfokus pada meminta kejelasan pada klien. Tentunya, langkah prosedur ini harus
telah disetujui oleh pihak perusahaan terkait terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar auditor diberi hak untuk mendapatkan informasi yang faktual demi
tujuan kegiatan audit. Auditor diberi akses yang dirasa perlu untuk mendapatkan bukti
atas transaksi yang berkaitan dengan aset tetap milik perusahaan.
Biasanya prosedur penelusuran ini mengharuskan auditor memiliki dan memperoleh
bukti secara verbal.

6. Perhitungan Proses perhitungan atau recalculation merupakan proses prosedur audit


atas aktiva tetap untuk memastikan bahwa jumlah dalam laporan keuangan sesuai
dengan sebagaimana mestinya dan sebenar-benarnya.

19
1.7 AUDIT ASET TAK BERWUJUD

Pengertian dan Sifat Aset Takberwujud Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:76) Asset tidak
berwujud adalah asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidakmempunyai wujud
fisik. Suatu asset dapat diidentifikasikan jika :

1.Dapat dipisahkan, yaitu kemampuan untuk menjadi terpisah atau terbagi dariperusahaan
dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan melaluisuatu kontrak terkait
asset atau liabilitas secara individual atau secara bersama; atau

2.Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya terlepas apakah hak tersebutdapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajibanlainnya.

❖ Tujuan pemeriksaan Intangible Asset

Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud
Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset tak
berwujud, didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang
Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang (manfaatnya lebih dari 1 tahun)

❖ Tujuan pemeriksaan Intangible Asset


Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak berwujud dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Untuk memeriksa apakah hasil /pendapatan yang diperoleh dari aset tak berwujud
sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan
Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan
dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

❖ Prosedur audit atas Intangible Asset


Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tak berwujud
Minta rincian aset tak berwujud pertanggal neraca, yang antara lain menunjukkan :
Saldo awal,penambahan,amortisasi, dan penghapusan serta saldo akhir
Cocokkan saldo awal dan akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross footing

❖ Prosedur audit atas Intangible Asset


Periksa penambahan aset tak berwujud:
Apakah di otorisasi pejabat perusahaan yang berwenang
Periksa notulen rapat direksi/pemegang saham, untuk mengetahui apakah otorisasi
tersebut diberikan melalui rapat tersebut.
Periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-bukti pendukungnya

20
❖ Prosedur audit atas Intangible Asset
Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset tak berwujud. Periksa apakah
amortisasi dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
diindonesia dan perhitungannya akurat
Periksa perjanjian – perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga yang
ingin menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan.
Periksa apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan

❖ Prosedur audit atas Intangible Asset


Periksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

21
1.8 AUDIT PERSEDIAAN

Audit Persediaan adalah aktivitas sebuah perusahaan memeriksa dan mencatat inventaris
yang dimiliki perusahaan tersebut dengan menggunakan suatu prosedur analisis yang
telah ditetapkan.

Pengelolaan dapat meliputi pencatatan yang baik dan akurat sesuai dengan kebutuhan.

Pemeriksaan persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena


pemeriksaan atas persediaan ini banyak melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan.

Oleh karena itu, audit persediaan barang dagang sangat diperlukan untuk mengurangi
resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan
dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat
dibuatlah perbaikan.

Prosedur Audit Persediaan di antaranya sebagai berikut :


1. Melakukan Stock Opname
Pertama melakukan stock opname terutama pada persediaan barang yang disimpan
di gudang perusahaan tersebut. Pada barang consignment out dan barang yang
tersimpan di public warehouse dapat juga dilakukan stock opname jika jumlahnya
berupa material. Namun jika sebaliknya dapat dilakukan cukup dengan konfirmasi.
Umumnya suatu perusahaan melakukan stock opname pada akhir tahun atau
beberapa saat sebelum dan setelah akhir tahun.
2. Melakukan Observasi Terhadap Stock Opname
Perhatikan dan analisa kembali hasil perhitungan dari stock opname yang telah
dilakukan sebelumnya.
3. Melakukan Peninjauan Ulang pada Konsep Persediaan
Melakukan peninjauan ulang terhadap konsep persediaan dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan unit price dari persediaan.Lalu kemudian lakukan
pemeriksaan mengenai ada tidaknya barang yang rusak, hilang, dan dipakai.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan pada cut off penjualan dan cut off
pembelian.Terakhir lakukan rekonsiliasi ketika stock opname dilakukan pada selang
waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4. Membuat Laporan Hasil Akhir Stock Opname
Prosedur audit persediaan selanjutnya ialah membuat kesimpulan hasil dari audit
persediaan dan membuat usulan adjustment jika memang diperlukan.
5. Adjustment Persediaan
Jika Anda membuat usulan adjustment sebelumnya. Maka lakukan penyesuaian
persediaan dari usulan yang Anda ajukan. Serta rencanakan ketentuan mengenai
kebijakan untuk penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan anda
lakukan.
6. Memastikan Laporan Keuangan Sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Prosedur audit persediaan terakhir yang perlu dilakukan ialah memeriksa dan
memastikan bahwa penyajian persediaan di laporan keuangan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diberlakukan di Indonesia.

22
Tujuan Audit Persedian
Tujuan dilakukannya audit persediaan untuk menilai kewajaran terhadap persediaan
barang. Serta untuk memeriksa dan memastikan ada tidaknya internal control yang
baik atas persediaan barang di suatu perusahaan.

Hal penting lainnya untuk memastikan persediaan yang tercantum di neraca sesuai
seperti yang ada di lapangan. Selain itu juga bertujuan untuk memeriksa kesesuaian
metode penilaian persediaan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

23
1.9 AUDIT BIAYA ATAU GAJI

Audit payrol adalah upaya memverifikasi pelaksanaan skema pengajian dalam biisnis
untuk memmastikan pembayarankaryawan memaastikan secara akurat. penggajian dan
personalia adalah salah satu siklus audit yang menekankan pada asersi keterjadian , dan
kelengkapan . Audit penggajian dan personalia meliputi audit terhadap penggunaan
tenaga kerja dan pembayaran ke seluruh pegawai . Siklus ini penting karena gaji
merupakan komponen utama di perusahaan , kesalahan beban penggajian akan
mempengaruhi laba bersih , dan fraud dalam proses penggajian dapat menyebabkan
pemborosan dan ketidakefektifan .
Tujuan Audit
❖ Keterjadian ( Occurrence ) . Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan yang benar-benar ada
❖ Kelengkapan ( Completeness ) . Seluruh transaksi penggajian yang ada telah
dicatat
❖ Keakuratan ( Accuracy ) . Transaksi penggajian yang dicatat adalah untuk jumlah
waktu yang benar-benar dilakukan , besaran upah yang sesuai , serta perhitungan
pajak yang benar
❖ Posting dan Pengikhtisaran ( Posting and Summarizing ) .Transaksi penggajian
telah disajikan dan diikhtisarkan dengan tepat.
❖ Klasifikasi ( Classification ). Seluruh transaksi penggajian diklasifikasikan dengan
tepat
❖ Timing ( Penetapan Waktu ). Transaski penggajian dicatat pada tanggal yang
sesuai
Fungsi Bisnis dan Dokumen
❖ Sumber Daya manusia dan kesempatan kerja. Dokumen yang diperlukan antara
lain catatan sdm , formulir otorisasi pengurangan , formulir otorisasi tingkat
pembayaran
❖ Pencatatan waktu dan persiapan penggajian . Dokumen yang diperlukan antara
lain kartu kerja , tiket waktu kerja , file transaksi penggajian , jurnal/daftar
penggajian , file induk penggajian
❖ Pembayaran Gaji . Dokumen : cek / setoran langsung gaji , rekonsiliasi akun bank
penggajian
❖ Penyusunan SPT pajak atas gaji dan pembayarannya .

24
1.10 AUDIT INVESTASI

Audit investasi adalah suatu kegiatan peninjauan ulang data-data yang konkrit pada
sebuah laporan investasi untuk memastikan keakuratannya. Proses evaluasi ini diperlukan
untuk mencegah fraud atau kecurangan. Investasi adalah kegiatan penanaman modal.
Biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau membeli saham
dan surat berharga lain guna memperoleh keuntungan.

Prosedur Audit Investasi :


1. Prosedur audit investasi pendahuluan
Auditor akan melakukan prosedur audit investasi awal: Cocokkan saldo awal akun
investasi ke kertas kerja tahun lalu
Review seluruh transaksi investasi dan pendapatan investasi, serta lakukan identifikasi
atas transaksi dan saldo akun yang tidak lazim. Baik dari jumlah maupun sumber transaksi
Cocokkan data dalam daftar dengan data dalam buku bantu dan buku besar.

2. Prosedur analitis
Prosedur analitis adalah bagian penting dalam proses audit investasi. Terdiri atas evaluasi
terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan antara data
keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan
data non keuangan. Lakukan perhitungan rasio, misalnya investasi jangka pendek dengan
aktiva lancar, investasi jangka panjang dengan total aktiva, dan rasio pendapatan per
klasifikasi investasi
Bandingkan hasil perhitungan rasio dengan angka pembanding. Contohnya, rasio per
anggaran, rasio tahun lalu, atau rasio rata-rata industri (jika ada).

3. Pengujian detail transaksi


Lakukan pelacakan, baik untuk transaksi debit maupun kredit yang mencakup: Debit atau
kredit transaksi perolehan atau penjualan investasi ke advis broker dan bukti kas keluar
atau kas masuk, serta otorisasi notulen rapat direksi
Debit atau kredit akun investasi dan market adjustment ke dokumen kenaikan atau
penurunan harga pasar
Lakukan perhitungan ulang untuk investasi saham dengan metode ekuitas.

4. Pengujian detail saldo akun


Sementara untuk melakukan pengujian detail saldo akun, tahapannya meliputi: Inspeksi
bukti-bukti kepemilikan investasi Konfirmasi untuk investasi yang dijadikan sebagai
jaminan utang
Hitung ulang pendapatan investasi, seperti laba-rugi transaksi investasi, dividen,
pendapatan dan penerimaan bunga investasi obligasi, daftar amortisasi premi atau
diskonto, maupun verifikasi pendapatan investasi yang dicatat dengan metode ekuitas
Tentukan juga ketepakan klasifikasi investasi. Misalnya jangka pendek atau jangka
panjang dengan cara: Melakukan verifikasi dokumen kebijakan investasi
Mendapatkan surat pernyataan manajemen tentang klasifikasi investasi

25
Dapatkan bukti pendukung nilai pasar investasi per tanggal neraca, melalui informasi nilai
pasar investasi, estimasi nilai wajar investasi, kelayakan model penilaian investasi.

5. Penyajian dan pengungkapan


Dalam penyajian dan pengungkapan, langkah yang harus dilakukan: Bandingkan
penyajian dengan standar akuntansi yang berlaku
Pastikan bahwa saldo investasi telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan tepat dalam
laporan keuangan

26
1.11 AUDIT EKUITAS

Dari segi perusahaan, ekuitas merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik


perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik
atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban). Menurut SAK ETAP (IAI,
2009:103) ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikan
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Berikut ini merupakan langkah Prosedur pemeriksaan Ekuitas yaitu sebagai berikut :
❖ pelajarilah serta evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli
saham, pembagian serta pembayaran dividen dan sertifikat saham.
❖ mintalah salinan dari akta pendirian, SK ratifikasi Menteri Kehakimandan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, supaya bisa disimpan pada
arsip yang permanen.
❖ cocokkan data-data yang terdapat didalam akta pendirian tadi dengan modal
yang tertera di neraca serta penjelasan yang terdapat didalam catatan atas
laporan keuangan.
❖ bagi perusahaan yangg baru berdiri serta perusahaan yang memiliki tambahan
modal setoran periksalah bukti setoran, bukti pembukuan lainnya serta
otorisasi dari instansi pemerintah serta pejabat pejabat yang berwenang
didalam perusahaan
❖ jelaskan data-data tersebut pada kertas kerja pemeriksaan
❖ periksalah dokumen pendukung dari setiap perubahan pada perkiraan retained
earnings atau defisit.
❖ periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan telah melampaui modal disetor
❖ pertimbangkan agar mengirim konfirmasi ke stock transfer agent
❖ periksa apakah penyajian ekuitas pada neraca serta catatan atas laporan
keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum pada
Indonesia (SAK).
❖ Dan langkah yang terakhir yaitu buatlah kesimpulan tentang kewajaran ekuitas.
❖ Pada prinsipnya ekuitas ialah kekayaan bersih yang berasal dari penyertaan
pemilik serta dari aktivitas usaha perusahaan. Menurut PSAK (2002) pasal 49,
pengertian ekuitas ialah hak sisa dari kekayaan perusahaan setelah dikurang
dengan seluruh kewajiban. Atau dengan kata lain, ekuitas adalah perkiraan dari
porsi hak ataupun kepentingan dari pemilik perusahaan terhadap kekayaan
perusahaan.

Tujuan audit ekuitas adalah sebagai berikut ;

❖ Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas,
termasuk internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran
deviden dan sertifikat saham.

27
❖ Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah
sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
❖ Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM,
BKPM, BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh
perusahaan.
❖ Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat
otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan
komisaris), rapat pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi
pemeritah.
❖ Untuk meeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earnings atau
Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
❖ Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang
penting sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

28
1.12 AUDIT UTANG USAHA JANGKA PANJANG

Prosedur Audit Pemeriksaan Hutang Jangka Panjang


Prosedur audit pemeriksaan hutang jangka panjang adalah tindakan akuntan publik
memperoleh bukti audit dan memeriksa kebenaran saldo kewajiban jangka panjang yang
dimilikinya. Penambahan dan pembayaran liabilitas jangka panjang sebaiknya harus
terdapat otorisasi pada pinjaman kredit.

Prosedur audit pemeriksaan liabilitas jangka panjang seharusnya telah mengantisipasi


adanya kecurangan pada saat penerimaan pinjaman, pembayaran cicilan pinjaman,
perhitungan dan pembayaran beban bunga. Adanya perubahan terhadap diskon dan
premium hutang menjadikan adanya perubahan terhadap saldo hutang perusahaan.

Jenis-Jenis Utang Jangka Panjang

1. Pinjaman bank
Pinjaman bank adalah utang jangka panjang yang didapatkan dari bank atau institusi
finansial di bawahnya.
Bank akan memberikan pinjaman pada perusahaan setelah melalui evaluasi dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.

2. Obligasi
Obligasi adalah sekuritas yang dapat diperjual-belikan secara bebas dalam jangka waktu
tertentu.
Bagi pembeli obligasi, instrumen ini merupakan investasi karena akan membuahkan
keuntungan sesuai dengan bunga yang dijanjikan.
Sementara, perusahaan bisa mendapatkan dana yang dibutuhkannya untuk mewujudkan
suatu tujuan tertentu.
Agar kamu lebih paham tentang apa itu obligasi, baca artikelnya dengan klik di sini, ya!

3. Hipotek
Hipotek adalah utang jangka panjang yang diperoleh dari bank.
Dalam kasus ini, kreditur harus memberi jaminan sebagai collateral, seperti properti, tanah,
dan lainnya yang berharga.

4. Surat utang
Debenture atau surat utang adalah tipe instrumen yang tidak disertai jaminan.
Untuk memperoleh pinjaman jangka panjang ini, dibutuhkan reputasi atau kredit yang baik
agar dapat dipercaya oleh peminjam.
Mengembalikan utang tentu bukan perkara mudah. Kalau begitu, mengapa perusahaan
melakukan hal ini?
Ternyata, ada kelebihan dan kekurangan dari melakukan pinjaman untuk jangka waktu
yang lama.

29
Kelebihan dan Kekurangan Utang Jangka Panjang
Kelebihan
1. Pembayaran per bulan lebih rendah
Semakin panjang jangka peminjaman, uang yang harus dikembalikan per bulan menjadi
lebih rendah.
Banyak perusahaan atau bahkan individu yang memilih pinjaman jangka panjang agar
dapat menjaga cashflow yang lebih baik tanpa harus dibebani pengembalian dengan nilai
yang tinggi.

2. Kreditur tidak dapat mencampuri bisnis


Dengan memilih untuk mendapatkan modal lewat pinjaman, kreditur tidak punya hak untuk
ikut campur dalam bisnis atau perusahaanmu.
Hal ini berbeda dengan saham yang membuat pembeli saham memiliki kepemilikan atas
perusahaan.
Dengan fleksibilitas-fleksibilitas tersebut, pemilik perusahaan dapat mendapatkan modal
dengan pengembalian yang ringan per bulannya, mengalokasikan keuntungan yang
diperoleh untuk mengembangkan bisnis, dan tetap memiilki otoritas penuh akan
perusahaan yang dikelola.
Akan tetapi, tentu ada pula kekurangan dari utang jangka panjang yang wajib diketahui di
bawah ini.
Kekurangan

1. Bunga
Bunga pinjaman bisa menjadi beban bagi keuangan perusahaan.
Selain harus membayar pokok pinjaman, kamu juga harus membayar bunganya per bulan.
Pada akhirnya, kamu harus membayar utang jangka panjang dan bunga yang ditotal akan
lebih besar dari uang pinjaman yang diperoleh.

2. Risiko tinggi
Utang adalah salah satu jenis pembiayaan yang paling riskan.
Tak jarang perusahaan mengalami kebangkrutan karena tak mampu membayar utang dan
bunga yang tinggi.

Audit prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang yang disarankan oleh akuntan
publik sebagai berikut.
.
1. Memeriksa adanya perubahan terhadap hutang jangka panjang terutama terjadinya
diskon dan premium.
2. Apabila terdapat pinjaman bank, maka dapat mengirimkan surat konfirmasi adanya
plafon hutang, saldo per tanggal laporan keuangan dan tingkat bunga yang
dibebankan.
3. Carilah perjanjian kredit yang digunakan.
4. Lakukan pengujian analitik terhadap beban bunga tahun lalu dengan beban bunga
tahun berjalan.

30
Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang adalah mendapatkan saldo


sebenarnya dari hutang yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan
dalam bidang investasi. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs ketika
melakukan pinjaman dalam mata uang asing menjadikan perusahaan harus
dilindungi melalui program off-shore load. Contoh audit hutang jangka panjang
akan memberikan pemahaman bahwa perusahaan harus merepresentasikan
hutang yang akan dibayarkannya pada tahun depan.

31
1.13 OPINI AUDIT

opini audit merupakan pernyataan independen yang dikeluarkan oleh auditor mengenai
kondisi keuangan sebuah perusahaan. Pada saat proses pembuatan laporan audit, komite
audit akan mengevaluasi seluruh catatan keuangan yang diserahkan oleh pihak
administrasi perusahaan untuk kemudian memastikan akurasi, kredibilitas, dan
integritasnya. Setelah itu berdasarkan bukti audit yang berhasil dikumpulkan, mereka akan
membentuk opini audit dan menyertakannya dalam laporan audit yang dibuat. Nantinya
opini ini bisa dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan saat melakukan pengambilan
keputusan

Ada empat jenis opini audit yang dapat dikeluarkan oleh auditor, yaitu unqualified opinion,
qualified opinion, adverse opinion, dan disclaimer of opinion.

❖ Unqualified Opinion

Unqualified opinion adalah opini wajar tanpa pengecualian. Opini ini


dikeluarkan jika auditor menilai bahwa setiap catatan keuangan yang dibuat
oleh perusahaan klien terbebas dari kesalahan. Opini ini dianggap sebagai
jenis laporan audit terbaik, karena artinya perusahaan tersebut telah
menerapkan semua prinsip akuntansi sesuai dengan aturan yang berlaku dan
mematuhi peraturan serta persyaratan hukum yang relevan.

❖ Qualified Opinion

Qualified opinion adalah opini wajar dengan pengecualian. Opini ini dikeluarkan
jika laporan audit dianggap wajar, namun auditor menemukan adanya
kekhawatiran karena beberapa alasan, seperti kurangnya bukti audit, terjadi
masalah kepatuhan, atau adanya pembatasan dalam proses audit.

❖ Adverse Opinion

Adverse opinion adalah opini tidak wajar. Opini ini dikeluarkan jika auditor
melihat adanya aktivitas mencurigakan pada laporan audit yang dapat
menyebabkan kerugian besar pada perusahaan klien, bahkan hingga tuntutan
hukum. Opini seperti ini dianggap sebagai red flag, sehingga perusahaan harus
melakukan koreksi terhadap catatan keuangannya dan mengauditnya kembali,
karena pemberi pinjaman atau investor biasanya tidak akan menerimanya.

❖ Disclaimer of Opinion

Disclaimer of opinion adalah tidak adanya opini sama sekali. Hal ini biasanya
terjadi ketika auditor tidak dapat memberikan opini karena kurangnya
dokumen akuntansi atau kurangnya kerja sama dari pihak perusahaan klien.

32
Pada Proses pembuatan laporan audit berbeda-beda pada setiap perusahaan, tergantung
pada skala dan kompleksitas kasusnya. Namun secara umum, opini audit terdiri dari empat
tahapan.di antara nya yaitu :

❖ Perencanaan
Pada tahap ini, auditor akan menghubungi perusahaan klien untuk
memberitahu prosedur dan jadwal audit yang akan datang, kemudian meminta
mereka untuk mengirimkan catatan keuangan dan informasi lainnya yang
perlukan untuk nanti diaudit.
❖ Pengendalian Kontrol
Pada tahap kedua, auditor mengumpulkan seluruh dokumen untuk kebutuhan
proses audit, yang mencakup catatan keuangan dan informasi perusahaan
klien. Selama proses audit, dokumen-dokumen ini akan dievaluasi untuk dilihat
keakuratannya.

❖ Pengujian
Proses audit dimulai di tahapan ketiga. Setelah seluruh catatan keuangan dan
informasi perusahaan terkumpul, auditor akan memeriksanya menggunakan
berbagai macam metode pengujian. Metode ini mungkin melibatkan verifikasi
transaksi, pengecekan prosedur, atau akses ke lebih banyak informasi.

❖ Pelaporan
Tahapan terakhir adalah pelaporan. Setelah pengujian selesai dilakukan,
auditor akan menyiapkan laporan audit yang sudah disertai dengan opini audit
atas keakuratan catatan keuangan perusahaan klien.

Tujuan Opini Audit

Pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor independen adalah untuk
memprediksi kelangsungan hidup entitas berdasarkan prinsip going concern,
oleh karena itu untuk menghasilkan opini yang meyakinkan para pengguna
laporan keuangan diperlukan kualitas audit yang memadai.

33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai