Dosen pengampu:
Disusun oleh :
TIKA (11022000128)
5 D AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
2
1.1 STANDAR AUDIT DAN TUJUAN AUDIT
Pelaksanaan audit biasanya di lakukan oleh pihak auditor yang kompeten,bersifat objektif
dan tidak memihak secara umum.
Audit juga adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi
untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi
dengan kriteria yang ditetapkan.
❖ Standar Umum
Standar audit yang berkaitan dengan persayaratan auditor dan mutu pekerjaan
Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
seorang auditor, bukan sekedar akuntan.
Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam pelaksanaan pekerjaannya tanpa
memihak pada piihak manapun.
Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
melaksanakan audit dan penyusunan laporan.
❖ Standar Lapangan
Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-baiknya. Bila ada asisten pelaksana,
maka harus ada supervisi sesuai keperluannya
Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan haruslah dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
laporan keuangan yang diperiksa.
Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di
dalam laporan auditor harus menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk
diperbaiki.
Audit ini dilakukan tentunya untuk memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian audit
di atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:
3
3. Memastikan Eksistensi (Existence)
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki eksistensi 6
Memastikan Ketepatan (Accuracy)
sesuai dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya.
Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa pencatatan transaksi dilakukan
sesuai tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar, dan penjumlahan saldo dilakukan dengan benar.
4
1.2 PROSEDUR PEMERIKSAAN AUDIT
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan
auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh, dikirimkan,
diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan komputer juga
mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung
pendekatan audit top-down ataupun pendekatan audit bottom-up. Auditor akan
mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan
audit dan mengembangkan program audit sehingga dapat diterapkan dalam melakukan
suatu pengauditan.
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data. Prosedur
ini meliputi:
Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari
operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis
dengan hasil keuangan terkait.
2. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan
sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi
seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-
down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan
persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi
transaksi tersebut.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa (examining)
adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan. Menginspeksi dokumen dapat
membuka jalan untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan demikian melalui inspeksi,
auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan
perubahaan atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan
catatan.
5
3. Konfirmasi (confirming)
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya
prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keusangan persediaan
atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada
pihak eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat hokum klien
tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan
atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.
5. Perhitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber daya
berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen
dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang
sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini
menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh
bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur
perhitungan.
6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan
akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen
menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui
sistem akuntansi. Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari
dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini
sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah
dari yang seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.
6
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar
ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam
melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam tracing.
Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa
penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.
8. Pengamatan (observing)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal,
beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas
dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung
dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan
transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan
pengandalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan
ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan
bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut
diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan dengan
bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk
pengujian audit tersebut.
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat
menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-asssited audit techniques/CAAT)
untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut:
7
• Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen
yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
• Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan (seperti
harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga
yang telah disahkan)
• Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek
computer
• Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan.
8
1.3 AUDIT SIKLUS PENDAPATAN
siklus pendapatan dan penerimaan kas pada suatu entitas usaha akan berbeda satu
dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut terjadi terkait dengan sifat dasar atau jenis
kegiatan yang dilakukan oleh entitas usaha itu sendiri. Pendapatan pada perusahaan jasa
akan berbeda dengan perusahaan dagang. Demikian pula pendapatan pada perusahaan
manufaktur, akan berbeda dengan kedua jenis usaha yang disebutkan terdahulu. Dalam
proses pencatatan transaksi pendapatan, terdapat sejumlah akun yang biasanya
dipergunakan oleh entitas usaha terkait dengan proses akuntan
kegiatan entitas usaha dalam memperoleh pendapatan. Pada perusahaan dagang
pendapatan diawali dengan terjadinya penjualan barang atau jasa baik secara tunai
ataupun kredit dan kemudian diakhiri dengan penerimaan kas oleh perusahaan. Pada
siklus pendapatan di perusahaan dagang, transaksi yang terjadi dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kategori utama, yaitu kelompok akun
1) Penjualan, baik penjualan yang dilakukan secara tunai maupun penjualan kredit,
2) Penerimaan kas, yang berasal dari penjualan tunai maupun penerimaan piutang yang
berasal dari penjualan kredit dan kelompok akun untuk
Siklus ini juga menggunakan pendekatan definisi siklus, maka Siklus Pendapatan
(Revenue Cyle) merupakan sebuah aliran (flow) yang berulang oleh sebuah atau beberapa
sifat, kegiatan atau golongan transaksi (dalam bentuk sebuah proses) yang berhubungan
dengan proses penjualan, penerimaan tunai dari hasil penjualan, retur penjualan,
penghapusan piutang tidak tertagih, pencatatan cadangan piutang tak tertagih dalam
perusahaan yang mempunyai sifat yang berkelanjutan.
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan.
Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .
9
Pada umum-nya dalam akun-akun yang berhubungan dengan siklus pendapatan
akun Penjualan (Sales) sbb:
10
1.4 AUDIT PIUTANG USAHA
1. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang usaha dikurangi
penyisihan kerugian piutang,
2. Metode penyisihan kerugian piutang usaha harus dijelaskan secukupnya
3. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain
4. Piutang yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar
dalam akun uang muka penjualan
5. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan.
1. Metode Penyisihan:
a. Dihitung ……. % dari penjualan,
b. Dihitung …….. % dari saldo akhir piutang usaha
c. Dihitung berdasarkan analisa umur piutang
❖ Metode penghapusan langsung
Menghapuskan langsung, pada saat benar-benar piutang usaha tidak dapat ditagih
11
❖ Meyakinkan klasifikasi piutang usaha,
❖ Meyakinkan posting dan pengihktisaran piutang usaha
❖ Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
❖ Dalam proses audit, control merupakan bagian yang sangat penting karena hasil
dari memahami dan mengevaluasi bisa mengetahui apakah internal control atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas sudah berjalan
dengan efektif atau tidak.
❖ Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal neraca.
Membutuhkan daftar umur piutang dari piutang usaha pertanggal neraca untuk
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan
penagihan sesudah tanggal neraca.
❖ Top Schedule adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang dibutuhkan.
Sedangkan supporting schedule adalah bagian dari kertas kerja yang mencakup
akun rinci atas piutang yang menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan penagihan sesudah tanggal neraca.
❖ Periksa keakuratan perhitungan dan periksa saldo pribadi ke buku besar pembantu
dan menjumlahkannya ke buku besar.
❖ Auditor harus melakukan footing dan crossfooting atau menguji kebenaran
penjumahan rincian-rincian yang diberikan oleh klien dan saldo masing-masing
pelanggan dan pegawai. Kemudian dari hasil pengecekan tersebut dicocokan
kembali dengan buku besar pembantu dan jurnal umum.
❖ Mengecek umur piutang dari beberapa pelanggan ke buku besar pembantu piutang
dan faktur penjualan.
Prosedur ini merupakan bagian terpenting atas audit piutang, karena umur piutang
mempengaruhi penilaian cukup tidaknya cadangan piutang tak tertagih. Semakin
lama umur piutang, maka semakin besar juga kemungkinan piutang tak tertagih.
12
❖ Pemeriksaan tujuannya untuk mengetahui kemungkinan adanya kewajiban
bersyarat. Memeriksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih, memeriksa buku
besar wesel tagih, dan melihat jawaban konfirmasi bank.
❖ Periksa dasar akun cadangan piutang ragu-ragu dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
❖ Pemeriksaan catatan transaksi periode sebelum dengan memeriksa faktur
penjualan, bukti transaksi dan lai-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui faktur sebelum
tanggal neraca, sudah dikirim pertanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya.
Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
❖ Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan. Piutang dapat dijadikan salah satu jaminan dan kredit yang diperoleh
perusahaan dari bank.
❖ Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
13
1.5 AUDIT UTANG USAHA
14
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang
benar-benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsialiasi antara
informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
karena itu,auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :
1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum
dineraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang usaha yang
dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
1. usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utangusaha yang
bersangkutan di dalam buku besarUntuk memperoleh keyakinan bahwa saldo
utang usaha yang tercantumdineraca di dukung dengan catatan akuntansi
yang dapat dipercayakebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo utang
usaha yangdicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini
❖ utang usaha akun ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya
utang daritransaksi pembelian berbagai golongan sediaan dan
pelunasannya. Jikaperusahaan menggunakan sistem bukti kas keluar (Voucher
system) dalampengendalian kasnya,akun utang usaha ini disebut dengan akun
bukti kqaskeluar yang akan dibayar (Voucher payable)
15
❖ utang wesel merupakan utang wesel yang dibuktikan dengan surat
berharga(berupa sertifikat wesel) yang dipegang oleh kreditur,sehingga
krediturdapat menjualnya kepada pihak lain. Utang ini timbul dari
transaksipembelian berbagai golongan sediaan. Utang wesel dibagi
menjadi duagolongan: utang wesel berbunga dan utang wesel tidak berbunga.
2. hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besaruntuk memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian perhitungan saldo akunutang usaha,auditor menghitung
kembali saldo akun utang usaha dan utangwesel,dengan cara menambah saldo awal
dengan jumlah pengkreditan danmenguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap
akun tersebut
3. usut saldo awal aku utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalusebelum auditor
melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yangmenyangkut akun utang
usaha,ia perlu memperoleh keyakinan ataskebenaran saldo awal akun
tersebut. Untuk mencapai tujuan ini,auditor melakukan pengusutan saldo awal
akun utang usaha ke kertas kerja tahunyang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat
menyediakan informasi tentangberbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam
audit tahun lalu,sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah
ditempuh oleh kliendalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
4. lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumberposting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinyaketidakberesan dalam
transaksi pembelian,pelunasan utang usaha dapat ditemukan melalui review atas
mutasi luar biasa,baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun utang usaha
5. usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnalyang
bersangkutanuntuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
penguranganutang usaha berasal dari jurnal-jurnal yang
bersangkutan,pengkreditan didalam akun utang usaha diusut ke jurnal pembelian atau
register bukti kaskeluar dan pendebitan ke akun tersebut diusut ke jurnal
pengeluaran kasatau check register dan jurnal umum (untuk transaksi retur
pembelian)
6. lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrolutang
usaha di buku besarsaldo akun kontrol utang usaha di buku besar tersebut,kemudian
dicocokkandengan jumlah saldo akun pembantu utang usaha atau ke dalam arsip
buktikas keluar yang belum dibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan
akuntansi klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya
ketelitiannya
16
1.6 AUDIT ASET TETAP
udit aset adalah kegiatan peninjauan kembali yang dilakukan untuk pemeriksaan data-
data konkrit atas aset suatu perusahaan dalam suatu laporan agar akurat dan sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Karena audit aset memiliki tujuan yang sangat krusial dan penting tentunya, maka
dibutuhkan seorang auditor ahli yang berpengalaman agar kegiatan mengaudit aset di
suatu perusahaan dijalankan dengan baik.
Auditor melakukan verifikasi (peninjauan kembali) atas aset tetap suatu perusahaan,
seperti tanah, bangunan, dan peralatan operasional lainnya.
ateri pada lembar kerja (worksheet) audit aset biasanya adalah seputar kebutuhan
perawatan dan penyimpanan untuk waktu beberapa tahun yang dicatatkan pada
pencatatan akuntansi.
Mutasi aset tetap juga jauh lebih sedikit, karena memang pergerakan aset tetap lebih
lambat tidak seperti mutasi aktiva lainnya yang berupa piutang (aset lancar). Maka dari
itu, audit atas aktiva tetap lebih menekankan pada peninjauan kembali periode akuisisi
saat ini.
Selain itu, masa periode aset tetap yang telah lebih dari setahun lamanya diharuskan
ada pembebanan penyusutan atas aset tersebut dan disertai akumulasi penyusutannya.
dapun tujuan audit aset tetap di suatu perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Bertujuan memeriksa flow internal control yang diberlakukan di suatu perusahaan
atas aset yang bersangkutan. Jadi, apakah internal control yang dilakukan sudah
sesuai dan baik atau belum.
2. Tujuan selanjutnya adalah untuk memeriksa aset-aset yang tercantum pada neraca
sudah benar adanya dan merupakan (hak) milik dari perusahaan terkait. Selain itu,
juga perlu diperiksa apakah aset tersebut masih dipergunakan atau tidak.
3. Untuk memeriksa dan mengetahui apakah terjadi penambahan aktiva dalam periode
berjalan masa audit yang telah didukung oleh kewenangan otoritas pejabat
perusahaan yang bersangkutan serta dilengkapi dengan bukti audit aktiva tetap yang
mendukung, serta dicatat dengan sebenar-benarnya.
4. Tujuan audit aktetap untuk memeriksa pencatatan disposal dengan otoritas pejabat
perusahaan yang berwenang. Disposal aset dapat berupa pencatatan dalam bentuk
penjualan (laba/rugi penjualan), tukar tambah (trade-in), atau penghapusan aset yang
dicatat sebagai kerugian.
5. Untuk memeriksa atas pembebanan penyusutan dalam tahun periode masa
pemeriksaan audit yang telah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan),
konsistensi pencatatan audit dengan perhitungan yang benar, tepat, serta akurat.
6. Untuk mengetahui apakah terdapat kekayaan aset tetap suatu perusahaan yang
dapat dijadikan jaminan.
17
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam worksheet atau kertas kerja
telah sesuai dan telah memenuhi standar ketentuan laporan keuangan perusahaan.
Adapun secara garis besar, prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut.
1. Inspeksi
Langkah prosedur yang pertama dilakukan adalah inspeksi atau penyelidikan pada
setiap transaksi atas aktiva tetap suatu perusahaan, langkah penulisan dokumen audit
terkait, serta prosedur audit atas aktiva tetap itu sendiri.
Inspeksi dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbedaan dan informasi yang tidak
konsisten dalam worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap. Jika telah sesuai, maka
auditor dapat langsung menuju langkah prosedur yang selanjutnya.
2. Melakukan Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan oleh seorang auditor untuk mengamati segala prosedur yang
berjalan dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi apakah terdapat kelemahan pada prosedur audit atas aktiva tetap
terkait.
Melakukan pengamatan pada prosedur juga memiliki peran penting untuk menghitung
inventaris dan uang tunai dalam catatan dan evaluasi akhir tahun perusahaan.
18
Setelah melakukan vouching, auditor akan melakukan penelusuran dalam prosedur audit
yang berfokus pada meminta kejelasan pada klien. Tentunya, langkah prosedur ini harus
telah disetujui oleh pihak perusahaan terkait terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar auditor diberi hak untuk mendapatkan informasi yang faktual demi
tujuan kegiatan audit. Auditor diberi akses yang dirasa perlu untuk mendapatkan bukti
atas transaksi yang berkaitan dengan aset tetap milik perusahaan.
Biasanya prosedur penelusuran ini mengharuskan auditor memiliki dan memperoleh
bukti secara verbal.
19
1.7 AUDIT ASET TAK BERWUJUD
Pengertian dan Sifat Aset Takberwujud Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:76) Asset tidak
berwujud adalah asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidakmempunyai wujud
fisik. Suatu asset dapat diidentifikasikan jika :
1.Dapat dipisahkan, yaitu kemampuan untuk menjadi terpisah atau terbagi dariperusahaan
dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan melaluisuatu kontrak terkait
asset atau liabilitas secara individual atau secara bersama; atau
2.Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya terlepas apakah hak tersebutdapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajibanlainnya.
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud
Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset tak
berwujud, didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang
Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang (manfaatnya lebih dari 1 tahun)
20
❖ Prosedur audit atas Intangible Asset
Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset tak berwujud. Periksa apakah
amortisasi dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
diindonesia dan perhitungannya akurat
Periksa perjanjian – perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga yang
ingin menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan.
Periksa apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan
21
1.8 AUDIT PERSEDIAAN
Audit Persediaan adalah aktivitas sebuah perusahaan memeriksa dan mencatat inventaris
yang dimiliki perusahaan tersebut dengan menggunakan suatu prosedur analisis yang
telah ditetapkan.
Pengelolaan dapat meliputi pencatatan yang baik dan akurat sesuai dengan kebutuhan.
Oleh karena itu, audit persediaan barang dagang sangat diperlukan untuk mengurangi
resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan
dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat
dibuatlah perbaikan.
22
Tujuan Audit Persedian
Tujuan dilakukannya audit persediaan untuk menilai kewajaran terhadap persediaan
barang. Serta untuk memeriksa dan memastikan ada tidaknya internal control yang
baik atas persediaan barang di suatu perusahaan.
Hal penting lainnya untuk memastikan persediaan yang tercantum di neraca sesuai
seperti yang ada di lapangan. Selain itu juga bertujuan untuk memeriksa kesesuaian
metode penilaian persediaan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
23
1.9 AUDIT BIAYA ATAU GAJI
Audit payrol adalah upaya memverifikasi pelaksanaan skema pengajian dalam biisnis
untuk memmastikan pembayarankaryawan memaastikan secara akurat. penggajian dan
personalia adalah salah satu siklus audit yang menekankan pada asersi keterjadian , dan
kelengkapan . Audit penggajian dan personalia meliputi audit terhadap penggunaan
tenaga kerja dan pembayaran ke seluruh pegawai . Siklus ini penting karena gaji
merupakan komponen utama di perusahaan , kesalahan beban penggajian akan
mempengaruhi laba bersih , dan fraud dalam proses penggajian dapat menyebabkan
pemborosan dan ketidakefektifan .
Tujuan Audit
❖ Keterjadian ( Occurrence ) . Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan yang benar-benar ada
❖ Kelengkapan ( Completeness ) . Seluruh transaksi penggajian yang ada telah
dicatat
❖ Keakuratan ( Accuracy ) . Transaksi penggajian yang dicatat adalah untuk jumlah
waktu yang benar-benar dilakukan , besaran upah yang sesuai , serta perhitungan
pajak yang benar
❖ Posting dan Pengikhtisaran ( Posting and Summarizing ) .Transaksi penggajian
telah disajikan dan diikhtisarkan dengan tepat.
❖ Klasifikasi ( Classification ). Seluruh transaksi penggajian diklasifikasikan dengan
tepat
❖ Timing ( Penetapan Waktu ). Transaski penggajian dicatat pada tanggal yang
sesuai
Fungsi Bisnis dan Dokumen
❖ Sumber Daya manusia dan kesempatan kerja. Dokumen yang diperlukan antara
lain catatan sdm , formulir otorisasi pengurangan , formulir otorisasi tingkat
pembayaran
❖ Pencatatan waktu dan persiapan penggajian . Dokumen yang diperlukan antara
lain kartu kerja , tiket waktu kerja , file transaksi penggajian , jurnal/daftar
penggajian , file induk penggajian
❖ Pembayaran Gaji . Dokumen : cek / setoran langsung gaji , rekonsiliasi akun bank
penggajian
❖ Penyusunan SPT pajak atas gaji dan pembayarannya .
24
1.10 AUDIT INVESTASI
Audit investasi adalah suatu kegiatan peninjauan ulang data-data yang konkrit pada
sebuah laporan investasi untuk memastikan keakuratannya. Proses evaluasi ini diperlukan
untuk mencegah fraud atau kecurangan. Investasi adalah kegiatan penanaman modal.
Biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau membeli saham
dan surat berharga lain guna memperoleh keuntungan.
2. Prosedur analitis
Prosedur analitis adalah bagian penting dalam proses audit investasi. Terdiri atas evaluasi
terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan antara data
keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan
data non keuangan. Lakukan perhitungan rasio, misalnya investasi jangka pendek dengan
aktiva lancar, investasi jangka panjang dengan total aktiva, dan rasio pendapatan per
klasifikasi investasi
Bandingkan hasil perhitungan rasio dengan angka pembanding. Contohnya, rasio per
anggaran, rasio tahun lalu, atau rasio rata-rata industri (jika ada).
25
Dapatkan bukti pendukung nilai pasar investasi per tanggal neraca, melalui informasi nilai
pasar investasi, estimasi nilai wajar investasi, kelayakan model penilaian investasi.
26
1.11 AUDIT EKUITAS
Berikut ini merupakan langkah Prosedur pemeriksaan Ekuitas yaitu sebagai berikut :
❖ pelajarilah serta evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli
saham, pembagian serta pembayaran dividen dan sertifikat saham.
❖ mintalah salinan dari akta pendirian, SK ratifikasi Menteri Kehakimandan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, supaya bisa disimpan pada
arsip yang permanen.
❖ cocokkan data-data yang terdapat didalam akta pendirian tadi dengan modal
yang tertera di neraca serta penjelasan yang terdapat didalam catatan atas
laporan keuangan.
❖ bagi perusahaan yangg baru berdiri serta perusahaan yang memiliki tambahan
modal setoran periksalah bukti setoran, bukti pembukuan lainnya serta
otorisasi dari instansi pemerintah serta pejabat pejabat yang berwenang
didalam perusahaan
❖ jelaskan data-data tersebut pada kertas kerja pemeriksaan
❖ periksalah dokumen pendukung dari setiap perubahan pada perkiraan retained
earnings atau defisit.
❖ periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan telah melampaui modal disetor
❖ pertimbangkan agar mengirim konfirmasi ke stock transfer agent
❖ periksa apakah penyajian ekuitas pada neraca serta catatan atas laporan
keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum pada
Indonesia (SAK).
❖ Dan langkah yang terakhir yaitu buatlah kesimpulan tentang kewajaran ekuitas.
❖ Pada prinsipnya ekuitas ialah kekayaan bersih yang berasal dari penyertaan
pemilik serta dari aktivitas usaha perusahaan. Menurut PSAK (2002) pasal 49,
pengertian ekuitas ialah hak sisa dari kekayaan perusahaan setelah dikurang
dengan seluruh kewajiban. Atau dengan kata lain, ekuitas adalah perkiraan dari
porsi hak ataupun kepentingan dari pemilik perusahaan terhadap kekayaan
perusahaan.
❖ Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas,
termasuk internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran
deviden dan sertifikat saham.
27
❖ Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah
sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
❖ Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM,
BKPM, BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh
perusahaan.
❖ Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat
otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan
komisaris), rapat pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi
pemeritah.
❖ Untuk meeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earnings atau
Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
❖ Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang
penting sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
28
1.12 AUDIT UTANG USAHA JANGKA PANJANG
1. Pinjaman bank
Pinjaman bank adalah utang jangka panjang yang didapatkan dari bank atau institusi
finansial di bawahnya.
Bank akan memberikan pinjaman pada perusahaan setelah melalui evaluasi dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
2. Obligasi
Obligasi adalah sekuritas yang dapat diperjual-belikan secara bebas dalam jangka waktu
tertentu.
Bagi pembeli obligasi, instrumen ini merupakan investasi karena akan membuahkan
keuntungan sesuai dengan bunga yang dijanjikan.
Sementara, perusahaan bisa mendapatkan dana yang dibutuhkannya untuk mewujudkan
suatu tujuan tertentu.
Agar kamu lebih paham tentang apa itu obligasi, baca artikelnya dengan klik di sini, ya!
3. Hipotek
Hipotek adalah utang jangka panjang yang diperoleh dari bank.
Dalam kasus ini, kreditur harus memberi jaminan sebagai collateral, seperti properti, tanah,
dan lainnya yang berharga.
4. Surat utang
Debenture atau surat utang adalah tipe instrumen yang tidak disertai jaminan.
Untuk memperoleh pinjaman jangka panjang ini, dibutuhkan reputasi atau kredit yang baik
agar dapat dipercaya oleh peminjam.
Mengembalikan utang tentu bukan perkara mudah. Kalau begitu, mengapa perusahaan
melakukan hal ini?
Ternyata, ada kelebihan dan kekurangan dari melakukan pinjaman untuk jangka waktu
yang lama.
29
Kelebihan dan Kekurangan Utang Jangka Panjang
Kelebihan
1. Pembayaran per bulan lebih rendah
Semakin panjang jangka peminjaman, uang yang harus dikembalikan per bulan menjadi
lebih rendah.
Banyak perusahaan atau bahkan individu yang memilih pinjaman jangka panjang agar
dapat menjaga cashflow yang lebih baik tanpa harus dibebani pengembalian dengan nilai
yang tinggi.
1. Bunga
Bunga pinjaman bisa menjadi beban bagi keuangan perusahaan.
Selain harus membayar pokok pinjaman, kamu juga harus membayar bunganya per bulan.
Pada akhirnya, kamu harus membayar utang jangka panjang dan bunga yang ditotal akan
lebih besar dari uang pinjaman yang diperoleh.
2. Risiko tinggi
Utang adalah salah satu jenis pembiayaan yang paling riskan.
Tak jarang perusahaan mengalami kebangkrutan karena tak mampu membayar utang dan
bunga yang tinggi.
Audit prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang yang disarankan oleh akuntan
publik sebagai berikut.
.
1. Memeriksa adanya perubahan terhadap hutang jangka panjang terutama terjadinya
diskon dan premium.
2. Apabila terdapat pinjaman bank, maka dapat mengirimkan surat konfirmasi adanya
plafon hutang, saldo per tanggal laporan keuangan dan tingkat bunga yang
dibebankan.
3. Carilah perjanjian kredit yang digunakan.
4. Lakukan pengujian analitik terhadap beban bunga tahun lalu dengan beban bunga
tahun berjalan.
30
Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang
31
1.13 OPINI AUDIT
opini audit merupakan pernyataan independen yang dikeluarkan oleh auditor mengenai
kondisi keuangan sebuah perusahaan. Pada saat proses pembuatan laporan audit, komite
audit akan mengevaluasi seluruh catatan keuangan yang diserahkan oleh pihak
administrasi perusahaan untuk kemudian memastikan akurasi, kredibilitas, dan
integritasnya. Setelah itu berdasarkan bukti audit yang berhasil dikumpulkan, mereka akan
membentuk opini audit dan menyertakannya dalam laporan audit yang dibuat. Nantinya
opini ini bisa dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan saat melakukan pengambilan
keputusan
Ada empat jenis opini audit yang dapat dikeluarkan oleh auditor, yaitu unqualified opinion,
qualified opinion, adverse opinion, dan disclaimer of opinion.
❖ Unqualified Opinion
❖ Qualified Opinion
Qualified opinion adalah opini wajar dengan pengecualian. Opini ini dikeluarkan
jika laporan audit dianggap wajar, namun auditor menemukan adanya
kekhawatiran karena beberapa alasan, seperti kurangnya bukti audit, terjadi
masalah kepatuhan, atau adanya pembatasan dalam proses audit.
❖ Adverse Opinion
Adverse opinion adalah opini tidak wajar. Opini ini dikeluarkan jika auditor
melihat adanya aktivitas mencurigakan pada laporan audit yang dapat
menyebabkan kerugian besar pada perusahaan klien, bahkan hingga tuntutan
hukum. Opini seperti ini dianggap sebagai red flag, sehingga perusahaan harus
melakukan koreksi terhadap catatan keuangannya dan mengauditnya kembali,
karena pemberi pinjaman atau investor biasanya tidak akan menerimanya.
❖ Disclaimer of Opinion
Disclaimer of opinion adalah tidak adanya opini sama sekali. Hal ini biasanya
terjadi ketika auditor tidak dapat memberikan opini karena kurangnya
dokumen akuntansi atau kurangnya kerja sama dari pihak perusahaan klien.
32
Pada Proses pembuatan laporan audit berbeda-beda pada setiap perusahaan, tergantung
pada skala dan kompleksitas kasusnya. Namun secara umum, opini audit terdiri dari empat
tahapan.di antara nya yaitu :
❖ Perencanaan
Pada tahap ini, auditor akan menghubungi perusahaan klien untuk
memberitahu prosedur dan jadwal audit yang akan datang, kemudian meminta
mereka untuk mengirimkan catatan keuangan dan informasi lainnya yang
perlukan untuk nanti diaudit.
❖ Pengendalian Kontrol
Pada tahap kedua, auditor mengumpulkan seluruh dokumen untuk kebutuhan
proses audit, yang mencakup catatan keuangan dan informasi perusahaan
klien. Selama proses audit, dokumen-dokumen ini akan dievaluasi untuk dilihat
keakuratannya.
❖ Pengujian
Proses audit dimulai di tahapan ketiga. Setelah seluruh catatan keuangan dan
informasi perusahaan terkumpul, auditor akan memeriksanya menggunakan
berbagai macam metode pengujian. Metode ini mungkin melibatkan verifikasi
transaksi, pengecekan prosedur, atau akses ke lebih banyak informasi.
❖ Pelaporan
Tahapan terakhir adalah pelaporan. Setelah pengujian selesai dilakukan,
auditor akan menyiapkan laporan audit yang sudah disertai dengan opini audit
atas keakuratan catatan keuangan perusahaan klien.
Pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor independen adalah untuk
memprediksi kelangsungan hidup entitas berdasarkan prinsip going concern,
oleh karena itu untuk menghasilkan opini yang meyakinkan para pengguna
laporan keuangan diperlukan kualitas audit yang memadai.
33
34
35
36