Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alliya Azhar Al’fiyyah

NPM : 41152020200027

Kelas : V AK-A2

Tugas Auditing

1. Jelaskan proses audit yang diklasifikasikan berdasarkan tujuannya


Menurut Kell dan Boynton, audit dapat diklasifikasikan berdasar tujuan dilaksanakannya
audit yang terbagi dalam tiga kategori yaitu:
 Financial Statement Audit 
 Compliance Audit 
 Operational Audit
Financial Statement Audit
Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai
laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip
akuntansi yang berlaku umum (PABU).
Jadi ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Kriteria utama
yang digunakan adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan ini
dilakukan oleh auditor eksternal atas permintaan klien. Hasil audit akan disajikan dalam
bentuk tertulis yang disebut laporan auditor independen.
Compliance Audit
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk
menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai
dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. 
Kriteria yang ditentukan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti manajemen,
kreditor, maupun lembaga pemerintah. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan adalah
ketepatan misalnya ketepatan SPT Tahunan dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Hasil audit kepatuhan tersebut biasanya disampaikan kepada pihak yang menentukan
kriteria tersebut. 
Operational Audit
Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan
operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas,
maupun kehematan (ekonomis) operasional. 
Efisiensi adalah perbandingan antara masukan dengan keluaran, sedangkan efektivitas
adalah perbandingan antara keluaran dengan target yang sudah ditetapkan. Dengan
demikian yang menjadi tolok ukur atau kriteria dalam audit operasional adalah rencana,
anggaran dan standar biaya atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. 
Tujuan audit operasional adalah 1). Menilai prestasi, 2). Mengidentifikasikan kesempatan
untuk perbaikan, 3). Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan dan
tindakan lebih lanjut.
Audit operasional sering disebut juga dengan management audit atau performance audit.
Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah kedekatan, misalnya kedekatan antara realisasi
volume penjualan dengan volume penjualan yang ditargetkan.

Klasifikasi Berdasar Pelaksana Audit


Bila dilihat dari sisi untuk siapa audit dilaksanakan, auditing dapat juga diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu Auditing eksternal, Auditing internal, Auditing sektor publik.
Auditing Eksternal
Auditing Eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak
luar perusahaan yang independen. 
Pihak di luar perusahaan yang independen adalah akuntan publik yang telah diakui oleh
yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Auditing ini pada umumnya bertujuan
untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Auditor tersebut pada
umumnya dibayar oleh manajemen perusahaan yang diperiksa.
Auditing Internal
Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi
efektivitas organisasi. Informasi yang dihasilkan ditujukan untuk manajemen organisasi itu
sendiri. Auditornya digaji oleh organisasi tersebut.
Auditor dalam organisasi tersebut dinamakan auditor internal dan merupakan karyawan
organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengendalian intern
perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektivitas dan ekonomis serta ketaatan pada
kebijakan yang diambil oleh perusahaan. 
Selain itu juga bertanggung jawab untuk selalu memberikan rekomendasi atau saran kepada
pihak manajemen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi auditor intenal adalah
membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan.
Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan
jasanya kepada masyarakat seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Audit
dapat mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional.
Auditornya adalah auditor pemerintah dan dibayar oleh pemerintah. 
2. Selama proses audit, auditor harus menyiapkan apa saja ? jelaskan!
 Meminta Dokumen yang Dibutuhkan

Setelah mengonfirmasi bahwa akan mendatangi klien yang akan diaudit, auditor akan
meminta dokumen-dokumen yang dibutuhkan terkait kebutuhan audit. Bahkan, biasanya
auditor sudah mengirimkan daftar dokumen-dokumen yang dibutuhkan terlebih dahulu
kepada klien di dalam audit checklist. Dokumen audit tersebut dapat mencakup beberapa
jenis salinan seperti nota keuangan, rekening koran, buku besar, dan laporan audit
sebelumnya. Selain itu, auditor juga dapat meminta bagan organisasi klien bersama dengan
daftar nama dewan dan komite terkait.
 Mempersiapkan Rencana Proses Audit

Auditor akan memeriksa informasi yang terkandung dalam dokumen dan merencanakan
bagaimana proses audit akan dilakukan. Setiap auditor pastinya memiliki gaya pengauditan
yang berbeda-beda dengan tetap mengindahkan kode etik sebagai auditor. Workshop risiko
dapat dilakukan oleh tim Audit untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang akan
muncul selama proses audit dilaksanakan. Kemudian, auditor akan menyusun rencana audit
sesuai workshop atau diskusi yang sudah dilakukan oleh tim audit.

 Menjadwalkan Rapat Terbuka

Auditor perlu mengundang manajemen senior, general affair, atau staf administrasi


utama dari pihak klien ke suatu rapat terbuka. Di dalam rapat terbuka, auditor akan
mempresentasikan ruang lingkup audit (audit scope), lama waktu pelaksanaan audit, dan
masalah lain yang perlu dibahas terkait pelaksanaan. Setiap kepala departemen dari
pihak klien dapat diminta tolong untuk mengomunikasikan kepada staf bawahannya
tentang kemungkinan adanya wawancara dengan auditor.

 Mulai Melakukan Kerja Lapangan

Auditor mengambil informasi yang dikumpulkan dari rapat terbuka dan menggunakannya
untuk merealisasikan rencana audit. Kerja lapangan kemudian dilaksanakan dengan
berkomunikasi kepada anggota staf dan meninjau prosedur dan proses audit. Auditor akan
menguji kepatuhan klien terkait pencatatan dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan
PSAK. Kontrol internal dievaluasi untuk memastikan bahwa hal tersebut benar-benar
dijalankan secara reliabel dan memadai.Auditor dapat mendiskusikan suatu masalah saat
masalah tersebut muncul kepada klien untuk memberi klien tersebut kesempatan untuk
memberikan feedback.

 Menyusun Laporan Audit

Auditor menyiapkan laporan yang berisi rincian temuan-temuan selama proses audit
dilaksanakan. Laporan audit akan merangkum segala kesalahan matematis, temuan yang
bersifat material dan tidak material, pembayaran yang diotorisasi tetapi tidak dibayar, dan
temuan-temuan lainnya.

 Menyiapkan Rapat Penutupan Proses Audit

Auditor meminta tanggapan dan persetujuan dari klien terkait masalah dan temuan dalam
laporan audit pada rapat penutupan. Tidak lupa juga untuk menjelaskan deskripsi rencana
aksi manajemen untuk mengatasi masalah dan temuan tersebut serta tanggal penyelesaian
yang disepakati. Pada rapat penutupan, semua pihak yang terlibat akan mendiskusikan
laporan audit dan tanggapan manajemen secara matang. Jika terdapat masalah lain, mereka
akan langsung menyelesaikan dan mencari solusinya pada rapat penutupan.

3. Jelaskan secara singkat 8 jenis informasi penguat yang penting

Mengingat jenis bukti audit bisa membantu dalam berbagai kegiatan auditing. Adapun
beberapa jenis-jenis yang termasuk kedalam bukti audit dan dinyatakan sangat penting,
diantaranya :

a. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan fisik
persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti yang mungkin
paling akurat di dalam auditing. Sehingga jika anda memiliki bukti fisik. Maka tidak heran jika
anda tidak perlu khawatir apabila memiliki bukti fisik.

b. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung,
contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing untuk penjumlahan
baik secara horizontal ataupun sebaliknya. Bukti matematis ini mungkin perlu proses untuk
mendapatkannya. Bukti ini bersifat kuantitatif dan juga sesuai namanya yaitu matematis.
Adanya bukti ini memperjelas apakah pekerjaan klien anda teliti atau tidak dalam
pembuatan jurnal.

c. Bukti Perbandingan
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.

d. Bukti Dokumenter
Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit, selain
pencatatan manual.Dalam bukti dokumenter sendiri terbagi menjadi beberapa bagian
diantarnya, bukti yang dibuat oleh pihak luar dan dikirimkan langsung kepada tim auditor.
Selain itu bukti yang sudah dibuat pihak luar namun dikirim kepada auditor melalui kliennya.
Terakir yakni bukti yang dibuat dan disimpan oleh klien saja. Bukti yang pertama memiliki
kredibilitas sangat tinggi dibanding bukti dokumenter lainnya.

e. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya. Karena itulah catatan akuntansi dipergunakan untuk bukti yang bisa
mendukung kegiatan auditing. Terutama karena catatan merupakan sistem yang sudah pasti
dilakukan semua akuntan dimanapun.
f. Bukti Pengendalian Internal
Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor bisa
mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila resiko
pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang direncanakan harusnya
rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa kegiatan dan bukti ini cukup
sulit.

g. Bukti Surat
Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari manajemen
ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal akuntan. Bukti
tertulis merupakan bukti yang sampai saat ini masih akurat dan diperhitungkan
kebutuhannya. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang berkaitan dengan
kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga.
Bukti tertulis juga dibuat oleh manajemen bisa berasal dari organisasi klien tersebut.

h. Bukti Lisan atau Wawancara


Bukti lisan atau wawancara merupakan bukti selanjutnya adalah hal audit. Auditor dalam
melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia, sehingga ia memiliki
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam bentuk wawancara.
Masalah dapat ditanyakan langsung pada pihak terkait meliputi kebijakan akuntansi, lokasi
dokumen serta adanya pelaksanaan yang tidak wajar terjadi. Hal ini akan lebih valid jika
auditor tetap melangsungkan wawancara demi mendapat jawaban dan bukti lisan. 

i. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang unsur
tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan informasi dari pihak
ketiga langsung baik tulis maupun lisan. Dalam konfirmasi sendiri ada yang memiliki nilai
positif seperti halnya persetujuan, konfirmasi negatif atau mereka yang menyatakan
ketidaksetujuannya terhadap informasi yang telah ditanyakan. Lalu terakhir adalah blank
confirmation, dimana konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan informasi
lain atau jawaban atas suatu hal yang sedang ditanyakan.

j. Bukti Analitik
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik meliputi juga
perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun yang
sudah lewat.Dalam perusahaan terutama, tahun sebelumnyapun masih menjadi dasar dan
acuan untuk pertimbangan. Bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan objek
pemeriksaan yang memerlukan pemeriksaan mendalam.

k. Bukti Keterangan
Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar, dimana
hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki informasi. Selain
itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang memastikan buktinya pada
para klien.

l. Bukti Penelusuran
Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor mengingat terkadang pengumpulan bukti
dilakukan oleh auditor baik menggunakan dokumen ke catatan akuntansi ataupun
sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan para auditor dalam menemukan jenis bukti
audit lain.

m. Bukti Observasi
Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur audit.
Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pengumpulan bukti.

n. Bukti Perhitungan
Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan counting, tak
jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah hasil pekerjaan
benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan. Perhitungan ini sejenis
dengan pengujian detail transaksi, hal ini berguna untuk mendapatkan kebenaran transaksi,
ketepatan otoritas transaksi akuntansi klien dan kebenaran. Jika auditor memiliki keyakinan
bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat maka auditor dapat meyakini bahwa
saldo total buku besar tentulah benar.

o. Bukti Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi fisik
yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan keuangan.Bukti ini
dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit. Bukti audit memiliki variasi yang cukup
banyak pengaruhnya, sehingga auditor independen dalam rangka memberikan pendapat
mengenai laporan keuangan auditan. Relevansi, ketepatan waktu serta real atau objektif
merupakan bukti audit yang dibutuhkan dan juga diharapkan. Adanya cukup banyak jenis
bukti audit ini menunjukan bahwa keuangan dan laporannya merupakan hal yang harus
memiliki perhatian ekstra, agar tidak terjadi kesalahan dan berujung pada salah paham atau
berimbasnya baik klien, karyawan atau auditor itu sendiri. Agar tidak terjadi hal yang tidak
diharapkan ketika dilakukan auditing.

Anda mungkin juga menyukai