Anda di halaman 1dari 17

E-LEARNING

AUDITING

PERTEMUAN 1

“KONSEP AUDIT”
A. Pengantar Auditing Kontemporer
1. Definisi Auditing
“Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association” (Accounting Review, vol. 47) dalam Boynton (2003:5)
memberikan definisi auditing sebagai: “suatu proses sistematis untuk memperoleh
serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan
peristiwa ekonomi, dengan tujuanmenetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” Definisi ini juga serupa dengan
definisi yang disampaikan oleh Mulyadi (1998:7) yang mengemukakan bahwa
“auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.”
Definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting yang
diuraikan sebagai berikut.
a. Suatu proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu
berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan
terorganisir. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang
direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. Auditing Standards Board
(ASB=Dewan Standar Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing
Standards (GAAP=Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang digunakan
sebagai pedoman profesional berkaitan dengan proses audit.
b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Maksudnya ialah
memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa
memihak dan berprasangka, baik kepada pemberi kerja (manajemen) atau pihak
ketiga (pemakai hasil audit)
c. Asersi/pernyataan tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi. Yang dimaksud
dengan peristiwa ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi, dimana
akuntansi sendiri merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses
akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan atau asersi yang dimuat dalam
laoporan keuangan, laporan operasi intern, dan surat pemberitahuan pajak
(SPT).
d. Derajad kesesuaian. Yaitu menunjuk pada kedekatan dimana asersi/pernyataan
dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitas, seperti jumlah kekurangan
dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran
(keabsahan laporan keuangan.
e. Kriteria yang telah ditetapkan. Yaitu standar-standar yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai asersi/ pernyataan, dimana hal ini dapat berupa:
i. Peraturan-peraturan spesifik yang ditetapkan atau dibuat oleh badan
legislatif.
ii. Anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen.
iii. Generally Accepted Accounting Principle (GAAP=Prinsip akuntansi
yang berlaku umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting
Standards Board (FASB= Badan standar akuntansi keuangan).
f. Penyampaian Hasil. Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi
(attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan audit yang menunjukkan derajad kesesuaian antara asersi dan kriteria
yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil inidapat meningkatkan atau
menurunkan derajad kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang
dibuat oleh pihak yang diaudit.
g. Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu mereka yang menggunakan atau
mengandalkan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalaj
para pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, calon investor
dan kreditor, organisasi buruh, kantor pelayanan pajak, dan masyarakat umum.
Selain pengertian Auditing yang diungkapkan diatas, pengertian Auditing juga
diungkapkan oleh Castle (2010) yaitu “Auditing is the accumulation and evaluation
of evidence about information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and estabished criteria. Auditing should be
done by a competent, Independen person.”
Kata Kunci untuk Definisi Auditing menurut Castle adalah :
a. Bukti (Evidence). Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan apakah
inf ormasi yang diaudit dinyatakan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
b. Kriteria.Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan
dievaluasi dengan standart (kriteria) tertentu, misal: dalam mengaudit laporan
keuangan historis maka standar yang digunakan PABU.
c. Kompeten. Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kriteria yang
digunakan dan mengetahui tipe dan berbagai macam bukti audit untuk
mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji kebenarannya.
d. Independen. Auditor harus menjaga tingkat independensinya agar tetap
memperoleh kepercayaan dari pengguna telah memintanya untuk melakukan
audit atas laporannya.
e. Audit Report. Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan
pengkomunikasian temuan auditor dengan pengguna laporan keuangan
perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan tingkat kesesuaian antara
informasi dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Jenis-Jenis Audit
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) adalah audit yang dilakukan
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan untuk menyatakan
pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan (Compliance audit) adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan
keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan,
atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini dapat
berasal dari berbagai sumber, seperti kebijakan manajemen, hukum, peraturan
atau persyaratan lain dari pihak ketiga. Laporan audit kepatuhan umumnya
ditujukan kepada otoritas yang menerbitkan kriteria tersebut dan dapat terdiri dari
(1) ringkasan temuan atau (2) pernyataan keyakinan mengenai derajad kepatuhan
dengan kriteria tersebut.
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Menurut Mulyadi
[1998:30] tujuan audit operasional adalah untuk:
i. Mengevaluasi kinerja
ii. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
iii. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Oleh karena itu, laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat pengukuran
efisiensi dan efektivitas saja, namun juga memuat rekomendasi untuk
peningkatan kinerja.
3. Jenis-Jenis Auditor
a. Auditor Independen
Menurut Boynton (2003:8) auditor independen di Amerika Serikat biasanya
adalah CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor
akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Menurut
Mulyadi (1998:27) auditor independen merupakan auditor profesional yang
menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalam kerja tertentu. Auditor independen harus
telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau memiliki ijazah yang
disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijasah Akuntan, dan mendapat izin dari Menteri Keuangan.
b. Auditor Internal
Menurut Boyton (2003:8) Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang
diaudit. Menurut Mulyadi (199:28) auditor internal adalah auditor yang bekerja
dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan
terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi , serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi.
c. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau
pertangjawaban keuangan yang ditujuan kepada pemerintah. Umumnya auditor
pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka), serta instansi
pajak. BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan
pembangunanyang dilaksanakan oleh pemerintah. Auditor yang bekerja di BPKP
mempunyai tugas pokok melaksanakan audit atas laporan keuangan instansi
pemerintah, proyek-proyek pemrintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
perusahaan-perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai modal yang besar
didalamnya.
Bepeka adalah unit oraganisasi dibawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR, yang
tugasnya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan presiden RI dan
aparat dibawahnya kepada dewan tersebut. Instansi pajak adalah unit organisasi
dibawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan
beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerinyah. Tugas poko auditor yang
bekerja di instansi pajak adalah mengaudit pertanggung jawaban keuangan
masyarakat wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk memverifikasi
apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam undang-undang pajak yang berlaku.
B. Profesi Akuntan Publik:
Menurut mulyadi (1998:25) izin menjalakan praktik akuntan publik diberikan oleh
Menteri Keuangan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berdomisili di wilayah Indonesia
b. Lulus ujian Sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia
c. Menjadi anggota IAI
d. Telah mendapat pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan
dengan dreputasi yang baik dibidang audit.
C. Jasa Yang Disediakan Oleh Kantor CPA
Boyton (2003:19) mengemukakan bahwa jasa-jsa yang diberikan oleh kantor CPA
adalah:
1. Jasa Penjaminan (Assurance Service)
Assurance Servicer adalah jasa profesional independen yang mampu meningkatkan
mutu informasi, atau konteksnya, untuk kepentingan para pengambil keputusan.
Aspek-aspek kunci dari assurance service adalah:
a. Konsep independensi. Para pengguna jasa sangat mengandalkan independensi
CPA serta dapat menarik manfaat yang bernilai dari kenyataan bahwa CPA
bersifat tidak memihak dan objektif.
b. Konsep jasa profesional, meliputi aplkasi pertimbanganprofesional, yang
merupakan ciri unik yang bahwa CPA dalam penarikan. Meskipun kemajuan
teknologi informasi dapat mempercepat pengumpulan dan analisis data, namun
teknologi tersebut tidak dapat menggantikan pertimbangan profesional seorang
praktisi.
c. Konsep mutu informasi. Assurance service dapat meningkatkan mutu
informasi atau konteksnya. Assurance service dapat meningktakan mutu
informasi dengan cara meningkatkan keandalan dan relevansi.
Assurance service berbeda dengan jasa audit dalam satu hal kunci tertentu. Jasa
audit terutama berfokus pada informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Assurance service bukan hanya berkaitan dengan laporan keuangan, namun juga
berkaitan dengan lingkup luas informasi yang digunakan oleh para pengambil
keputusan. Beberapa contoh assurance service adalah sebagai berikut:
a) Jasa penilaian risiko, dimana CPA dapat meningkatkan mutu informasi risiko
untuk para pengambil keputusan internal melalui penilaian independen
mengenai kemungkinan suatu peristiwa atau tindakan yang akan berpengaruh
pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan bisnis serta melaksanakan
strateginya dengan berhasil.
b) Jasa penilaian kinerja, berfokus pada memberikan keyakinan berkenaan
dengan penggunaan ukuran-ukuran keuangan dan nonkeuangan oleh organisasi
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan.
c) Asuransi perawatan lansia, merupakan jasa potensial dimana para CPA dapat
menyediakan jasa yang bernilai tinggi bagi anggota keluarga dengan cara
memberikan keyakinan bahwa tujuan pemeliharaan dapat tercapai untuk para
anggota keluarga berusia lanjut yang tidak lagi dapat mandiri sepenuhnya.
2. Jasa Atestasi
Jasa atestasi (attest service) merupakan suatu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Jasa atestasi ini dapat dibagi
menjadi empat jenis:
a. Audit
Jasa audit meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
mendasarilaporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas. Berdasarkan audit tersebut CPA memberikan pernyataan
pendapat “positif” tentang apakah laporan tersebut telah menyajikan secara
wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perhatikan bahwa istilah
“positif” berarti pasti atau yakin, termasuk juga untuk keadaan yang kurang
menguntungkan, yaitu ketika bukti-bukti yang diperoleh dalam audit telah
membawa CPA pada kesimpulan yang positif (pasti) bahwa laporan tidak sesuai
dengan GAAP.
b. Pemeriksaan
Istilah pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain yang
muncul dalam peryataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang
dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang ditetapkan. Contoh pemeriksaan
meliputi: (1) laporan keuangan prospektif (bukan historis), (2) asersi manajemen
tentang efektivitas struktur pengendalian intern entitas, (3) kepatuhan entitas
terhadap peraturan dan perundangan tertentu.
c. Review
Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas
serta analisis komparatif atas informasi keuangan. Tujuan review adalah untuk
memberikan “keyakinan negatif” sebagai lawan dari pernyataan positif yang
diberikan pada suatu audit.
d. Prosedur yang disepakati
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang disepakati juga lebih sempit
dibandingkan dengan jasa audit dan pemeriksaan. Sebagai contoh: klien dan
kantor CPA dapat membuat kesepakan bahwa prosedur-prosedur tertentu hanya
akan dilaksankanpada elemen dan akun tertentu dalam laporan keuangan
sebagia lawan dari laporan keuagan keseluruhan.
3. Jasa Lain
Jenis utama dari jasa-jasa lain yang diberikan oleh kantor CPA adalah jasa
teknologi, konsultasi manajemen, perencanaan keuangan, serta jasa internasional.
Ciri umum dari jasa-jasa ini adalah bahwa jasa ini tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain dari keyakinan.
Jenis utama jasa-jasa lain yang diberikan oleh kantor CPA adalah :
a. Jasa teknologi
CPA memberikan jasa teknologi dalam bentuk analisis sistem, manajemen
informasi, serta pengamanan sistem. Para CPA adalah tenaga yang ahli dalam
mengevaluasi pengendalian intern entitas serta telah mengembangkan
keahliannya dalam membantu klien untuk merancangsistem informasi dan
pengendalian, sistem untuk mendukung kebutuhan pengambilan keputusan
lainnya, serta membuat rekomendasi untuk meningkatkan pengamanan sistem
b. Konsultasi Manajemen
Dalam melaksanakan jasa konsultasi manajemen, para praktisi mendayagunakan
keahlian teknis, pendidikan dan pengamanan mereka untuk memberikan
nasihatdan bantuan teknis untuk klien.jasa ini dapat membantu klien untuk
meningkatkan penggunaan kemampuan dan sumber daya mereka dalam
mencapai tujuan.
c. Perencanaan Keuangan
Jasa perencanaan keuangan (financial planning services) meliputi segala sesuatu
yang berkaitan dengan perencanaan pajak dan analisis laporan keuangan untuk
menyusun struktur portofolio investasi serta transaksi keuangan yang kompleks
untuk bisnis.
d. Internasional
Dewasa ini, hampir semua usaha melakukan kegiatan : (1) membeli produk dan
jasa dari perusahaan asing, (2) menjual produk atau jasa ke perusahaan asing,
atau (3) memiliki pesaing penting dari perusahaan asing. Dengan bertumbuhnya
perniagaan secara elektronik (e-commerce), banyak perusahaan yang berurusan
dengan aspek internasional dari bisnis mereka yang beberapa tahun sebelumnya
tak pernah terbayangkan. CPA menyediakan beragam jasa intenasional
(international services) seperti perencanaan pajak lintas batas, atau bantuan
dalam penyusunan merger maupun kerja sama multinasional.
Menurut Silvi (2011), Sesuai dengan kompetensinya, jasa-jasa yang dapat diberikan
Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi, tetapi tidak terbatas pada yang berikut ini:
1. Jasa Audit Laporan Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai auditor
independen KAP melakukan auditumum atas laporan keuangan untuk
memberikan pernyataan pendapatmengenai kewajaran laporan keuangan suatu
entitas ekonomi dihubungkandengan prinsip yang berlaku umum. Prinsip
akuntansi yang berlaku umummeliputi pernyataan standar akuntansi keuangan
(PSAK) yang dikeluarkanIkatan Akuntan Indonesia dan Standar atau Praktek
Akuntansi lain yangberlaku umum (sepanjang belum diatur oleh
PSAK).Pernyataan pendapat yang diberikan auditor mengenai kewajaran
laporankeuangan, berdasarkan audit yang dilakukannya, dapat berupa:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian.
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan
bahwalaporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yangmaterial, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas satuan usahatertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku. Keadaan tertentu mungkin
mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau
bahasa penjelasan yang lain) dalam laporanaudit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpapengecualian atas laporan keuangan.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian.
Dengan pendapat wajar dengan pengecua lian, auditor dapat
menyatakanbahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
halyang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas satuan
usahatertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
kecualiuntuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
d. Pendapat tidak wajar. Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan
bahwa laporankeuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan hasil
usahadan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip akunta nsiyang
berlaku umum.
e. Tidak memberikan pendapat. Dengan pernyataan tidak memberikan
pendapat, auditor tidakmenyatakan pendapat bahwa ia tidak menyatakan
pendapat ataslaporan keuangan.Auditor hanya bertanggung jawab atas
pernyataan pendapat ataslaporan keuangan yang diauditnya. Tanggung jawab
atas laporankeuangan tetap berada pada managemen entitas ekonomi
yangbersangkutan.Dalam melaksanakan auditnya, KAP harus mematuhi
Kode Etik AkuntanPublik Indonesia dan Standar Auditing yang terdapat
dalam Stand arProfesional Akuntan Publik (SPAP). Dalam standar auditing
yangberlaku, diatur mengenai umum yang harus dipenuhi auditor,
termasukpersyaratan independensi, standar pekerjaan lapangan, dan
standarpelaporan.
2. Jasa Audit Khusus
Disamping audit umum atas laporan keuangan, KAP juga memberikan
jasaaudit khusus, sesuai dengan kebutuhan. Audit khusus dapat
memberikanaudit atas akun atau pos laporan keuangan tertentu yang dilakukan
denganmenggunakan prosedur yang disepakati bersama, audit laporan keuangan
y angdisusun berdasarkan suatu basis akuntansi komprehensif. Selain
prinsipakuntansi yang berlaku umum, audit atas informasi keuangan untuk
tujuantertentu dan audit khusus lainnya. Dalam melaksanakan audit khusus
iniauditor tetap berpedoman pada standar auditing yang dimuat dalam SPAP.
3. Jasa Atestasi.
Jasa atestasi yang diberikan KAP berkaitan dengan penerbitan laporan
yangmemuat suatu kesimpulan tentang keandalan asersi (pernyataan)
tertulisyang menjadi tanggung jawab pihak lain, dilaksanakan melalui pe
meriksaan,review dan prosedur yang disepakati bersama. Asersi yang menjadi
obyekdalam penegasan atestasi dapat berupa Proyeksi dan Perkiraan
Keuangan(Laporan Keuangan Prospektif Keuangan, Perkiraan Keuangan dan
ProyeksiKeuangan), Pelaporan Informasi Keuangan Proforma, Pelaporan
tentangStruktur Pengendalian Intern atas Laporan Keuangan tersebut.
Dalammelaksanakan program ini KAP tunduk pada Standar Atestasi dalam
SPAP.
4. Jasa Review Laporan Keuangan.
Review laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang diberikan KAP
untukmemberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi
materialyang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensiflainnya.
Review dilakukan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisisdengan
berpedoman pada Standar Jasa Akuntansi dan Review yang terdapat dalam
SPAP.
5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan.
KAP dapat melakukan kompilasi laporan keuangan berdasarkan catatan
datakeuangan serta informasi lainnya yang diberikan managemen suatu
entitasekonomi. Dengan kompilasi ini, KAP tidak memberikan pernyataan
pendapatmengenai kewajaran laporan keuangan atas suatu keyakinan apapun
terhadaplaporan tersebut. Tanggung jawab laporan keuangan sepen uhnya tetap
beradapada managemen entitas ekonomi yang bersangkutan. Pelaksanaan
kompilasilaporan keuangan oleh KAP dilakukan berpedoman pada Standar Jasa
Akuntansi dan Review yang terdapat dalam SPAP. 
6. Jasa Konsultasi.
Jasa konsultasi yang diberikan KAP meliputi berbagai bentuk dan bidangsesuai
dengan kompetensi akuntan publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasimulai
dari jasa konsultasi umum kepada managemen, perancangan sistem
danimplementasi sistem akuntansi, penyusunan proposal keuangan, dan
studikelayakan proyek, penyelenggaran pendidikan dan pelatiha,
pelaksanaanseleksi dan rekrutmen pegawai, sampai pemberian jasa konsultasi
lainnya,termasuk konsultasi dalam pelaksanaan merger dan akuisisi. Dalam
pemberianjasa konsultasi ini KAP berpegang pada standar jasa konsultasi dalam
SPAP.
7. Jasa Perpajakan. KAP juga memberikan jasa profesional dalam bidang
perpajakan. Jasa yangdiberikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada konsultasi
umum perpajakan,perencanaan pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT
dan penyelesaianmasalah perpajakan

D. Organisasi Yang Berkaitan Dengan Profesi Akuntan Publik Di Amerika Serikat


Boyton (2003:26) dalam bukunya membagi organisasi ini memjadi 2 bagian yaitu
organisai sektor swasta dan organisasi sektor publik.
1. Organisasi Sektor Swasta
a. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
AICPA memberikan lingkup layanan yang luas kepada para anggotanya.
Misalnya melalui komite-komite teknis senior, para anggota dapat berpartisipasi
untuk menetapkan standar-standar yang akan digunakan sebagai pedoman
kinerja jasa professional, termasuk standar yang berkaitan dengan pengendalian
mutu, review mutu, dan etika perilaku. AICPA mengembangan serta
menyelenggarakan materi dan kursus dan pendidikan profesional berkelanjutan
(continuing professional education/CPE), menyediakan jasa bantuan akuntansi
auditing melalui hotline informasi teknis dan perpustakaan yang sarat dengan
referensi teknis.
b. State Societies of Certified Public Accountants (Masyarakat CPA Negara
Bagian)
Sebagian besar CPA adalah anggota AICPA dan sekaligus juga anggota
masyarakat CPA negara bagian. Masayarakat CPA negara bagian menjalankan
fungsinya melalui sejumlah kecil staf yang bekerja penuh waktu serta melalui
berbagai komite yang terdiri dari para anggota sendiri. Masyarakat negara bagian
ini memiliki kode etik profesional sendiri yang sejalan dengan Kode Etik
Perilaku Profesional AICPA (AICPA Code of Professional Conduct). Meskipun
organisasi ini bersifat otonom, biasanya masyarakat CPA negara bagian menjalin
kerjasama dengan masyarakat CPA negara bagian lainnya dan juga dengan CPA
dalam bidang kepentingan yang saling menguntungka, misalnya kepentingan
pendidikan berkelanjutan dan etik.
c. Unit-uni Kerja (Kantor CPA)
Seorang CPA dapat berpraktik sendiri atau menjadi anggota sebuah kantor
akuntan public (KAP). Sebuah KAP dapat berbentuk perusahaan perorangan,
firma, perseroan terbatas, perusahaan profesional, atau bentuk organisasi lainnya
yang diizinkan oleh hukum negara bagian atau peraturan.
Kegiatan audit yang dilakukan beberapa kantor CPA local yang paling kecil
cenderung menurun, karena tingginya biaya untuk mempertahankan kompetensi
serta meningkatnya pengungkapan kewajiban hukum.
d. Badan-badan yang Menetapkan Standar Akuntansi
Financial Accounting Standards Board (FASB = Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) serta Governmental Accounting Standards Boards (GASB = Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan) adalah badan-badan independen yang
menetapkan standar sector swasta. Fungsi utamanya adalah mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) bagi setiap entitas bisnis
dan nirlaba, entitas permintaan negara bagian dan local.
2. Organisasi Sektor Publik
a. State Boards of Accountancy (Badan Akuntansi Negara Bagian)
Pada umumnya, badan negara bagian terdiri dari lima sampai tujuh CPA dan
setidaknya sau anggota public yang umumnya ditunjuk oleh pemerintah. Badan-
badan negara bagian ini secara positif juga menjadi lebih audit dalam mendorong
program-program untuk mempertahankan praktik audit yang bermutu tinggi.
Fungsi utama badan-badan ini adalah menerbitkan izin untuk berpraktik sebagai
seorang CPA, memperbarui izin, menangguhkan atau membatalkan izin praktik.
b. Securities and Exchange Commission (Otoritas Pasar Modal di Amerika
Serikat)
Securities and Exchange Commission (SEC) adalah suatu badan pemerintah
federal yang didirikan pada tahun 1934 sesuai dengan undang-undang Securities
Exchange Act untuk mengatur peredaran saham yang ditawarkan untuk dijual
kepada public dan selanjutnya mengatur perdagangan surat-surat berharga
melalui bursa efek tidak resmi (over-the-counter markets). Menurut undang-
undang ini, SEC memiliki wewenang untuk menetapkan GAAP bagi perusahaan-
perushaan.yang berada dibawah yurisdiksinya.
c. U.S. General Accounting Office (Kantor Akuntansi Umum A.S)
U.S. General Accounting Office (GAO) adalah suatu badan nonpartisan yang
bertindak sebagai badan audit pederal bagi Kongres U.S. Badan ini diketuai oleh
Comptroller General of the United States, dan memiliki wewenang untuk
menerbitkan standar berkenaan dengan organisasi, program, kegiatan, dan fungsi
audit pemerinthan. Standar-standar ini tidak hanya berlaku bagi para auditor
pemerintah, namu juga bagi para CPA yang melakukan audit atas entitas
pemerintah federal atau kegiatan lain yang mendapat bantuan keuangan dari
pemerintah federal, termasuk pemerintah negara bagian dan local, lembaga
pendidikan tinggi, serta organisasi dan kontraktor nirlaba.
d. Internal Revenue Service (Kantor Pajak A.S)
Internal Revenue Service (IRS) merupakan salah satu divisi dari U.S. Treasury
Department (Departemen Keuangan A.S) yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan menegakkan perundanganpajak federal. Sebuah publikasi yang
berpengaruh besar pada para CPA yang melaksanakan jasa perpajakan adalah
surat edaran IRS nomor 230 tentang Peraturan yang mengatur praktik kuasa
hukum dan agen dihadapan IRS (Rules Goverment the Practice of Attorneys and
Agents Before the Internal Revenue Service).
e. Pengadilan Negara Bagian dan Federal
Kadang-kadang, kantor CPA dapat digugat dengan tuduhan telah melakukan
pekerjaan di bawah standar dalam pelaksanaan audit atau jasa lainnya. Guna
mencapau putusan hukum dalam kasus semacam ini, pada umumya pengadilan
telag memperhatikan standar kinerja kerja yang dibuat oleh profesi itu sendiri.
Namun kadang-kadang pengadilan harus menetapkan bahwa standar profesi
tersebut dianggap tidak cukup melindungi public. Setelah adanya sejumlah putusa
pengadilan yang demikian, maka profesi menanggapinya dengan memperjelas
standar praktik yang telah ada atau bahkan menerbitkan standar-standar baru.
f. Kongres A.S.
Komite-komite kongres giat melukan beberapa investigasi tentang profesi
akuntan selama dua decade belakangan ini. Investigasi difokuskan pada masalah
independensi kantor CPA, efektivitas pelaksanaan audit atas perusahaan-
perusahaan yang dimiliki publik, tanggung jawab untuk mendeksi dan
melaporkan tindak kecurangan dan melawan hukum yang dilkukan klien, serta
apakah sistem pengaturan profesi telah cukup melindungi public.

E. Organisasi Resmi Profesi Akuntan Indonesia


Menurut Feny Wulandari (2011), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Indonesian Institute
of Accountants) adalah organisasi profesi akuntan di Indonesia. Kantor sekretariatnya
terletak di Graha Akuntan, Menteng, Jakarta.
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada
tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki
Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus
pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo
mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula
Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan
Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada
maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan
Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat
mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai
penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan
Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya
memperoleh jawaban setuju. Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga
yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30. Ketika itu, tujuan IAI adalah (1)
Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan
(2) Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sekarang IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan
perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia
usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan
tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang
pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.
Sebagaimana keputusan Kongres Luar Biasa IAI pada bulan Mei 2007, selain
keanggotaan perorangan IAI juga memiliki keanggotaan berupa Asosiasi, dan pada
saat ini IAI telah memiliki satu anggota Asosiasi yaitu Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang sebelumnya tergabung dalam IAI sebagai Kompartemen
Akuntan Publik. Perusahaan pengguna jasa profesi akuntan sebagai corporate
member. IAI juga membuka keanggotaan selain para akuntan, yaitu para mahasiswa
akuntansi yang tergabung dalam junior member. Kegiatan IAI antara lain:
a. Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
b. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Akuntan Manajemen (Certified     Professional
Management Accountant)
c. Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
Pada skala internasional, IAI aktif dalam keanggotaan International Federation of
Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota
pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Keaktifan IAI di AFA pada
periode 2006-2007 semakin penting dengan terpilihnya IAI menjadi Presiden dan
Sekjen AFA. Selain kerjasama yang bersifat multilateral, kerjasama yang bersifat
bilateral juga telah dijalin oleh IAI diantaranya dengan Malaysian Institute of
Accountants (MIA) dan Certified Public Accountant (CPA).

Anda mungkin juga menyukai