3. Audit Komprehensif
Audit Komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan
menetapkan berbagai tipe audit, seperti audit atas laporan
keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya, atas berbagai
aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan audit.
Audit Komprehensif diperlukan untuk memungkinkan
pelaksanaan jenis-jenis audit secara simultan guna mencakup
area yang luas dan mencegah pelaksanaan audit yang berulang
atau tumpang tindih atas suatu auditan.
7. Evaluasi
Evaluasi berbeda dengan audit. Fokus evaluasi pada
pencapaian hasil atas
kerja sedangkan fokus audit adalah menilai kinerja, kewajaran
dan akurasi proses pencapaian kinerja. Evaluasi adalah proses
pembandingan antara suatu praktik pelaksanaan kegiatan dengan
kebijakan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk
memberikan penilaian terhadap hasil, manfaat dan dampak yang
diperoleh dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
16. Katalisator
Katalisator adalah suatu fungsi auditor internal untuk
membantu anggota organisasi secara langsung dalam
mempercepat suatu penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan
sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya.
Dalam rangka mewujudkan good governance, maka audit pada organisasi sektor publik
menjadi sangat penting, karena hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sektor publik
terhadap anggaran yang telah digunakan sehingga dapat diketahui pemanfaatan anggaran
tersebut telah dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau tidak.
Audit yang dilakukan pada sektor publik berbeda dengan yang dilakukan pada sektor
swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional
dan hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung
jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta (Wilopo,
2001).
Audit pada organisasi sektor publik oleh Bastian (2014) didefinisikan sebagai suatu
proses sistematik secara objektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan
informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi sektor publik. Audit
organisasi sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima
umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi
organisasi sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan efektif.
UUD 1945 mengamanatkan pemeriksaan tentang pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan Negara kepada sebuah lembaga Negara yang independen, yaitu Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK bertugas melakukan audit pada organisasi sektor
publik pemerintah. BPK berkedudukan di tingkat pusat dan tingkat provinsi. Hasil
pemeriksaan BPK diserahkan kepada lembaga perwakilan DPR atau DPRD sesuai dengan
kewenangannya untuk ditindaklanjuti.
Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan yang menyatakan dalam melaksanakan tugasnya Badan Pemeriksa Keuangan
berwenang/berkewajiban menetapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan
dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) ini ditetapkan dengan peraturan BPK
Nomor 01 Tahun 2007 sebagaimana amanat UU yang ada. Dengan demikian, sejak
ditetapkannya Peraturan BPK ini dan dimuatnya dalam Lembaran Negara, SPKN ini akan
mengikat BPK maupun pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan keuangan negara
untuk dan atas nama BPK.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis pemeriksaan yang
dilakukan oleh pemeriksa keuangan negara, yaitu: