Anda di halaman 1dari 14

__ Pertemuan #10

TEORI BIAYA

A. Deskripsi Singkat
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai struktur biaya baik untuk biaya jangka pendek
maupun biaya jangka panjang.
B. Relevansi
Sebelum mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa telah mengetahui secara sederhana
makna biaya dalam kehidupan ekonomi suatu negara.
C. Standar Kompetensi/Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa telah mengetahui perbedaan jenis biaya
dalam jangka pendek dan jangka panjang.

BIAYA PRODUKSI (Cost of Production)


Definisi biaya produksi adalah : pengeluaran = outlays = expenditures = expenses yang harus
dilakukan oleh suatu badan usaha sebagai akibat penggunaan sumber daya dalam upaya
menghasilkan barang.
Mengapakah Biaya Produksi seringkali disebut Biaya Ekonomis ?
Hal itu disebabkan menghitung nilai dari semua Sumber Daya (SD) yang digunakan dalam
memproduksi suatu barang dengan "cara" dan "mendapatkan" hasil terbaik.
Berbicara tentang Biaya Ekonomis maka dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Biaya Privat adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri. Sebagai contoh Amir harus membeli seragam sekolah untuk dapat ikut kegiatan
belajar mengajar disekolahnya.
2. Biaya Externalitas adalah biaya yang harus ditanggung oleh pihak ketiga akibat aktivitas
perekonomian yang terjadi. Sebagai contoh masyarakat harus mengeluarkan biaya
pengobatan kulit akibat limbah cair yang dibuang perusahaan di sungai dekat pemukiman
penduduk.
Kemudian Biaya Privat juga dibagi lagi menjadi dua yaitu:
1) Biaya Explisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan atau dianggarkan oleh produsen
untuk menghasilkan barang dan jasa. Ciri utama biaya tersebut adalah dicatat dalam laporan
keuangan perusahaan. Sebagai contoh bagi para pedagang kaki lima yang berjualan sate
maka biaya yang benar-benar dikeluarkan adalah pembelian lidi untuk tusuk sate, daging
kambing atau ayam, bumbu sate serta bungkus sate.

_ hlm.1
__ Pertemuan #10

2) Biaya Implisit adalah biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh produsen namun dalam
realitasnya diabaikan. Sebagai contoh disaat bulan puasa di Bandung sering kita jumpai
pedagang kolak yang berjualan didepan rumah saudara/tetangga tanpa memperhitungkan
biaya sewa yang harus dikeluarkan. Demikian pula dengan pemanfaatan tenaga kerja
anaknya yang sedang libur sekolah terkadang tidak diperhitungkan dalam perhitungan upah
yang harus dikeluarkan.

TEORI BIAYA TRADISIONAL


Dalam teori biaya tradisional maka biaya dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Biaya Jangka Pendek
Biaya produksi jangka pendek terdiri dari dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya
variabel.
2) Biaya Jangka Panjang
Biaya produksi jangka panjang terdiri dari biaya variabel saja.
Besar kecilnya biaya yang ditanggung oleh produsen tergantung tiga hal yaitu:
1) Kondisi fisik dari proses produksi
Sebagai contoh bila dua perusahaan A dan B menggunakan mesin yang berbeda. Dimana
perusahaan A menggunkan mesin tahun 1970 an sedangkan perusahaan B menggunakan
mesin tahun 2000 an maka dapat dipastikan akan menimbulkan efisiensi bagi perusahaan B.
2) Harga faktor produksi di pasar
Bila harga faktor produksi dipasar suatu negara lebih murah dibandingkan dengan negara
lain maka akan mendorong negara tersebut akan lebih efisien.
3) Efisiensi kerja pengusaha dalam memimpin suatu perusahaan.
Bila manajer perusahaan A lebih efisien dibandingkan manajer perusahaan B maka daya
saing perusahaan A akan lebih tinggi dan tentu menguntungkan bagi perusahaan A.
Definisi-definisi penting dalam teori biaya ada tujuh istilah yaitu Total Cost (TC), Total
Fixed Cost (TFC), Total Variable Cost (VC), Average Cost (AC), Average Fixed Cost (AFC),
Average Variable Cost (AVC)P dan Marginal Cost (MC).
Ketujuh istilah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Total Cost (TC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan. Bila jangka pendek terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan untuk jangka panjang hanya meliputi biaya
variabel saja.
2. Total Fixed Cost (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Contoh; Biaya untuk pembelian mesin dan
mendirikan bangunan pabrik.

_ hlm.2
__ Pertemuan #10

3. Total Variable cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Contoh: Biaya untuk pembelian bahan baku
dan tenaga kerja.
4. Average Cost (AC) adalah biaya total (TC) untuk memproduksi barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut.
5. Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap total (FC) untuk memproduksi sejumlah
barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
6. Average Variable Cost (AVC) adalah biaya berubah total (VC) untuk sejumlah barang
tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
7. Marginal Cost (MC) adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah
produksi sebanyak satu unit.

Perumusan Variabel Dalam Teori Biaya


TC = TFC + TVC (jangka pendek)
TC = TVC (jangka panjang)
TFC memiliki ciri tidak tergantung pada besar kecilnya output (FC) dan terlihat disaat output
nol sudah menimbulkan nilai Total Cost.
 TVC memiliki ciri sangat tergantung pada besar kecilnya output (VC)
Contoh : TC = 23 + 7Q + Q2
TFC = 23; karena : 1) Tidak ada Q disebelah kanan angka tersebut; 2) Bila Q = 0 akan
terjadi TFC = TC = 23
TVC= 7Q + Q2
TVC tersebut dicirikan oleh: 1) Ada tanda Q dibelakang angka; 2) Bila Q = 0 maka TVC = 0
TC
 AC =
Q
Berdasarkan soal TC di atas maka AC = (23 + 7Q + Q2)/Q = 23/Q + 7 + Q
TC n 1  TC n
 MC =  rumus tersebut dipakai bila data diskrit
Q n 1  Q n
MC = dTC/Dq  rumus tersebut dipakai bila data continue
 TC = TFC + TVC dimana : TVC = VC = f(Q)
maka:
TC = FC + VC
TC = FC + f(Q)

_ hlm.3
__ Pertemuan #10

FC f Q 
 AFC = dan AVC =
Q Q
AC = AFC + AVC
FC f Q 
AC = +
Q Q
FC  f Q 
AC =
Q
Sedangkan:
MC = TC' = f'(Q)
Maka : Continue  MC = TC'
MC = FC' + f'(Q)

Berikut adalah Contoh soal diskrit dari Teori Biaya:


Seorang produsen bekerja dengan output dan TC sebagai berikut:

Q 0 1 3 6 10 15 19 22 24 25 25,5
TC 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000
Pertanyaan:
1) Lengkapilah tabel tersebut untuk perhitungan data TFC, TVC, AC, AFC, AVC dan MC!
2) Gambarkan grafiknya menjadi dua bidang !
Jawab:
1) Lihat Tabel di bawah ini:
Tabel 1. Berbagai Pengertian Ongkos Produksi Jangka Pendek

_ hlm.4
__ Pertemuan #10

2) Grafiknya bisa terlihat pada Gambar ! dan 2 berikut:

Gambar 1. Ongkos Total, Ongkos Tetap Total dan Ongkos Berubah Total

Gambar 2. Ongkos Tetap Rata-rata, Ongkos Berubah Rata-rata, Ongkos Total Rata-rata, dan
Ongkos Marginal

_ hlm.5
__ Pertemuan #10

Hal-hal penting yang harus diketahui pada kurva AC, AVC, MC dan AFC adalah sebagai
berikut:
1. Apabila AC mencapai nilai terendah pada saat AC = MC (lihat Gambar 3) maka AC akan
memotong MC dari bawah.
Bagaimana buktinya ?

MC, AC
MC

AC

O Q

Gambar 3

Buktinya sebagai berikut :


FC f Q 
AC = +
Q Q
 FC f' Q .Q  Q'.f Q 
AC' = 
Q2 Q2

Syarat AC' = 0
 FC f' Q .Q  Q'.f Q 
 =0
Q2 Q2
 FC  f' Q .Q  1.f Q 
=0
Q2
 FC  f' Q .Q  f Q 
=0
Q2
- FC + f'(Q).Q - f(Q) = 0
f'(Q).Q = FC + f(Q)
FC  f Q 
f'(Q) =  MC = AC
Q

_ hlm.6
__ Pertemuan #10

2. Apabila AVC mencapai nilai terendah pada saat AVC = MC (lihat Gambar 4), bagaimana
cara membuktikannya ?

TC/AC/AVC/AF
C MC
AC

AVC

AFC
O Q

Gambar 4

Pembuktian :
f Q 
AVC =
Q
f ' Q .Q  Q'. f Q 
AVC' =
Q2
f ' Q .Q  f Q 
AVC' =
Q2
f ' Q .Q  f Q 
AVC' = 0  =0
Q2
f'(Q).Q - f(Q) = 0
f Q 
f'(Q) =
Q
MC = AVC

3. Apabila kita perhatikan AC = MC & AVC = MC, apakah mungkin AC = AVC ?


 Tidak, karena dalam jangka pendek terdapat FC, sehingga;
TC = FC + VC
  
AC = AFC + AVC

_ hlm.7
__ Pertemuan #10

 Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dari Gambar 4 di atas :


1. Kedudukan kurva
2. Laju perubahannya
3. Titik potongnya.
 - Kurva AFC akan asimtot terhadap sumbu-sumbunya kurva AVC pada Q yang lebih rendah
akan mempunyai nilai yang lebih rendah dari AFC;
- Kurva AC harus berada di atas AVC dengan jarak sebesar AFC sehingga penurunan kurva
AC akan berlangsung lebih panjang sehingga titik minimum AC pada Q yang lebih besar
dari pada minimum AVC
 Titik potong AC = MC & AVC = MC pada titik masing-masing.
 Dari hasil penurunan AC = MC & AVC = MC perbedaan terjadi pada AFC, dan perbedaan
ini mencerminkan bahwa perpotongan MC & AFC terjadi di titik yang lebih tinggi dari pada
perpotongan MC = AVC.
 Dari hasil hubungan ini bisa dirumuskan :
- Bila lereng Biaya Rata-rata (AVC, AC) < 0 maka MC < AVC, AC
- Bila lereng Biaya Rata-rata (AVC, AC) > 0 maka MC > AVC, AC
- Bila lereng Biaya Rata-rata (AVC, AC) = 0 maka MC = AVC, AC
 Decreasing AC : AC > MC
Increasing AC : MC > AC
Constant AC : MC = AC
 AC, AVC : Kedua kondisi tersebut mencerminkan bahwa kenaikan produktivitas pada
saat Q rendah dan berlakunya law of increasing return.

Ongkos Produksi Jangka Panjang


 Dalam jangka panjang pengusaha dapat membuat perencanaan skala pabrik sebesar mana
yang akan dipilih. Bila dalam jangka panjang instalasi diubah, skala pabrik diubah maka
struktur biaya juga berubah. Makin efisien penggunaan teknologi maka struktur biaya rendah
sehingga titik minimum biaya rata-rata ke bawah.
 Apabila kita anggap tidak terjadi perubahan teknologi, cakrawala perencanaan perusahaan
yang dihadapi pengusaha dapat dilukiskan dalam berbagai bentuk struktur biaya yang dapat
dipilihnya. Setiap struktur biaya mencerminkan satu skala pabrik tertentu. Teori ini
dilukiskan dalam KURVA AMPLOP.
 Disebut Kurva Amplop : karena titik-titik pada AC jika panjang merupakan titik-titik AC
terendah setiap satuan Q maka semua skala akan terletak di atas kurva AC Jk. Pj. Sehingga
AC Jk. Pj. merupakan amplop bagi kurva skala (lihat Gambar 5).

_ hlm.8
__ Pertemuan #10

Gambar 5. Kurva Ongkos Total Rata-rata Jangka Panjang

 Kurva AC Jangka Panjang akan menurun pada kuantitas rendah. Penghematan skala tidak
dapat dinikmati terus menerus. Bila Q sudah terlalu besar tidak akan terjadi penghematan
skala bahkan bila perluasan diteruskan terjadi pemborosan skala.
Dengan berlakunya 2 gejala ini kurva AC Jk. Pj. berbentuk U.
 Sedangkan kurva AC Jk. Pd. berbentuk U karena  berlakunya azas hukum penambahan
produk yang menaik dan hukum penambahan produk yang menurun.
 Penghematan Skala dapat terjadi karena tiga faktor yaitu: produksi, pemasaran dan
pengelolaan yang efektif.
Pemborosan Skala dapat terjadi karena organisasi besar & pengawasan luas sehingga tidak
efektif.
 Apabila kita bicara AC maka juga melibatkan MC. Kurva marginal merupakan kurva
tahunan. Pada titik persinggungan dalam Kurva Amplop slope kurva AC Jk. Pendek = slope
kurva AC Jk. Pj. Pada Q ini maka MC Jk. Pendek = MC Jk. Panjang.
 Bila MC Jk. Pendek < MC Jk. Pj. maka pada saat Q rendah maka penurunan AC Jk. Pd.
harus lebih cepat dari pada penurunan AC Jk. Pj.
 Bila MC Jk. Pendek = MC Jk. Pj. maka AC Jk. Pendek = AC Jk. Pj.
Bila MC Jk. Pendek > MC Jk. Pj. maka AC Jk. Pendek harus naik lebih cepat dari pada AC
Jk. Pj.

_ hlm.9
__ Pertemuan #10

 Kurva MC memotong AC pada biaya terendah

 AC = AC Jk. Pj. = MC = MC Jk. Pj.



menunjukkan skala optimal
 Kesimpulan :
Kurva Jk. Panjang :
1. TC akan terus menerus naik
2. AC pada umumnya berbentuk U
3. MC pada umumnya berbentuk U
 Waktu AC decreasing MC terletak di bawah AC
Waktu AC terendah MC memotong AC dari bawah
Waktu AC increasing MC di atas AC.

Skala Ekonomis dan Tidak Ekonomis


Skala Ekonomis akan terjadi bila pertambahan produksi menyebabkan ongkos produksi
rata-rata menjadi semakin rendah.
- Beberapa faktor yang mempengaruhi Skala Ekonomis ada 4 yaitu:
1) Spesialisasi faktor-faktor produksi
Dalam perusahaan yang kecil ukurannya para pekerja harus menjalankan beberapa tugas.
Oleh karena itu mereka tidak dapat mencapai ketrampilan yang tinggi di dalam
mengerjakan pekerjaan tertentu. Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi.
Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah
ketrampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tinggi dan menurunkan biaya per
unit.
2) Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan Produksi lain
Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin dan berbagai jenis peralatan
untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan-bahan tersebut akan menjadi
bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin
banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini
menyebabkan biaya per unit akan menjadi semaikn murah.
3) Memungkinkan barang sampingan diproduksikan
Di dalam perusahaanperusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang, yaitu
barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh proses

_ hlm.10
__ Pertemuan #10

produksi. Di dalam perusahaan yang kecil biasanya jumlahnya tidak banyak dan adalah
tidak ekonomis untuk diproses menjadi barang sampingan. Namun demikian kalau
perusahaan merupakan kegiatan memproduksi yang besar, dan memiliki barang residu
yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi
secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari
keseluruhan operasi perusahaan.
4) Perusahaan yang besar mendorong pengembangan kegiatan usaha di luar perusahaan yang
berguna kepada perusahaan.
Bila suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup
ekonomis untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan
barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut. Sebagai
contoh, pembesaran perusahaan lain akan mendorong pemerintah menyediakan jaringan
pengangkutan yang baik, dan fasilitas penyediaan air dan listrik yang murah. Disamping
itu perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada perusahaan yang besar
tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.
- Skala Tidak Ekonomis (diseconomies of scale) akan terjadi apabila pertambahan produksi
menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.
- Beberapa faktor yang menyebabkan Skala Tidak Ekonomis adalah : Organisasi perusahaan
yang sangat besar sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur dan memimpinnya.
Hal itu dapat disebabkan oleh besarnya jumlah tenaga kerja yang digunakan serta kegiatan
dan organisasi perusahaan yang semakin kompleks.

Cara Meminimumkan Ongkos dalam Jangka Panjang


Sifat skala ekonomi dan tidak ekonomi merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dalam memnentukan jumlah perusahaan di dalam suatu industri. Keadaan ini juga
akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang yang dihadapi setiap
perusahaan. Secara sederhana kita dapat mengenal tiga bentuk dari LRAC seperti terlihat pada
Gambar 6 berikut:

_ hlm.11
__ Pertemuan #10

Gambar 6. Beberapa Kemungkinan Kapasitas Pabrik


- Pada Gambar 6 terlihat bahwa ada beberapa kemungkinan kapasitas pabrik yaitu kapasitas 1,
kapasitas 2 dan kapasitas 3. Dimana kapasitas 1 ditunjukkan oleh AC1 dan kapasitas 2 oleh
AC2 dan kapasitas 3 oleh AC3. Selanjutnya pengusaha mempunyai tuga pilihan dalam
menggunakan alat-alat produksi yaitu kapasitas 1, kapasitas 2 dan kapasitas 3 dihadapakan
dengan biaya produksi AC1, AC2 dan AC3.
- Manakah kapasitas yang akan dipilih Produsen serta faktor apakah yang mempengaruhinya?
- Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah tingkat produksi yang ingin dicapai dan sifat dari
pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
- Seandaikan produsen ingin memproduksi 100 unit ada dua titik AC yang dapat dipilih yaitu
A dan B. Secara rasional produsen akan memilih titik A karena niali AC lebih rendah.
- Seandaikan produsen ingin memproduksi sebesar 160 unit maka akan ada dua pilihan yaitu
AC1 dan AC2. Tentu secara efisien harus memilih AC2 karena terlihat nilainya lebih rendah.
- Seandaikan produsen ingin memproduksi sebesar 275 unit maka ada dua pilihan yaitu AC2
dan AC3. Dengan cara yang sama seperti contoh sebelumnya maka produsen akan efisien
bila mau memilih AC3 karna nilai AC3 lebih rendah dibandingkan dengan AC2.

Bentuk-bentuk Kurva Ongkos Rata-rata Jangka Panjang


Berdasarkan sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai
perusahaan maka akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang yang

_ hlm.12
__ Pertemuan #10

dihadapai setiap perusahaan. Secara kasar terdapat tiga bentuk dari LRAC seperti terlihat pada
gambar 7 berikut:

Gambar 7. Tiga Bentuk Kurva Ongkos Rata-rata Jangka Panjang

_ hlm.13
__ Pertemuan #10

Gambar 7 a menunjukkan kurva LRAC yang mudah turun dan mudah pula naiknya. Hal
ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat
menguntungkan. Namun demikian pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak
ekonomi mulai terjadi. Contoh riil adalah industri yang terdiri darai banyak perusahaan dan
masing-masing merupakan perusahaan berukuran kecil.
Gambar 7 b terlihat awal nya dapat memiliki skala ekonomi yang menguntungkan.
Namun setelah titik produksi tertentu terlihat kurva LRAC mendatar berarti hanya mampu
bertahan hingga pada tingkat produksi tertentu maka kondisi skala tidak ekonomi mulai terjadi.
Contoh riil adalah industri yang terdiri dari beberapa perusahaan besar dan perusahaan kecil.
Gambar 7 c dirikan oleh industri yang terdiri dari perusahaan-perusahan yang sangat
besar ukurannya dan jumlah perusahaan besar tersebut relatif sedikit. Secara realitas industri
mampu menekan nilai AC hingga jumlah produksi yang besar karena skla ekonomi yang sangat
tinggi dan dapat menguasai pemasaran. Sebagai contoh adalah kisaah sukses negara maju yang
mengahsilkan produk elektronik seperti yang diterapkan oleh Jepang dan Cina.

Daftar Pustaka
Lia Amaliawati dan Asfia Murni, Ekonomi Makro Edisi Revisi. Rafika Aditama. Bandung:
2016.
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 2012

_ hlm.14

Anda mungkin juga menyukai