NPM : 20.0102.0032
KELAS : 20 AKUNTANSI B
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan
negara,yaitu:
Audit keuangan Ini meliputi audit atas laporan keuangan untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
atas dasar akuntansi komprehensif. Selain prinsip metode akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang memastikan bahwa sistem
akuntansi dan kontrol keuangan beroperasi secara efisien dan benar, dan bahwa
transaksi keuangan diotorisasi dan dicatat dengan benar.
Audit kinerja meliputi Ruang lingkup ekonomi, efisiensi, dan efektivitas audit pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Tinjauan kinerja berfokus pada pemeriksaan peristiwa dan peristiwa ekonomi yang
menentukan kinerja entitas atau fungsi yang dievaluasi. Evaluasi kinerja adalah proses
sistematis untuk menentukan keunikan antara kinerja yang dicapai terhadap kriteria
yang telah ditetapkan dan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara
objektif untuk penilaian kinerja yang independen, efisiensi ekonomi dan operasional,
efektivitas dalam mencapai hasil yang dipersyaratkan, dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan, dan kebijakan yang berlaku hukum.
Berikut adalah jenis - jenis audit kinerja.
1. Audit Program (Audit Efektivitas). Audit program mencakup penentuan atas :
1) Tingkat pencapaian hasil program yangdiinginkan atau manfaat yang
telah ditetapkan oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang.
2) Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan,atau
fungsi instansi yang bersangkutan.
3) Tingkat kepatuhan entitas yang diaudit terhadap peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program atau
kegiatannya.
2. Audit Ekonomi dan Efisiensi (Management and Operational Audit). Audit
ekonomi dan efisiensi berfungsi untuk:
1) Apakah entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan
sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan
kantor) secara hematdan efisien.
2) Apa yang menjadi penyebab timbulnya pemborosan dan efisiensi.
3) Apakah entitas tersebut telah mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan penghematan dan efisiensi.
Audit dengan tujuan tertentu Ini adalah audit yang bukan merupakan bagian dari audit
keuangan dan audit/audit operasional. Menurut definisi, jenis audit ini dapat berupa jenis
audit apa pun selain audit keuangan dan audit operasional. Dengan demikian, jenis audit ini
mencakup audit kepatuhan dan audit investigasi.
1. Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian
antarakondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Audit Investigatif
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakahsuatu
indikasi penyimpangan/kecurangan apakah memang benar terjadi atautidak
terjadi.
LINGKUNGAN AUDIT PEMERINTAH
Ada beberapa pengertian lingkungan audit yang dipergunakan sebagai pemahaman untuk
memperdalam metode audit, diantaranya :
1. Audit Umum (General Audit) dan Audit Keuangan (Financial Audit) Audit
global bukanlah semacam kontrol. Audit umum digunakan sebagai istilah yang
menggambarkan sifatnya. Padahal, audit keuangan mencakup elemen keuangan
seperti aset, kewajiban, dan modal. Istilah audit keuangan telah diganti dengan
istilah audit laporan keuangan, yaitu audit yang dilakukan untuk memperoleh
pendapat akuntan/auditor independen atas kewajaran laporan keuangan yang
telah diaudit terkait dengan penggunaan dana dari berbagai sumber
2. Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program dan Audit
Kinerja.
Jenis tinjauan kinerja tidak jauh berbeda dengan tinjauan kinerja, yang meliputi
evaluasi manajemen dan program. Semua jenis audit termasuk elemen evaluasi
kinerja.
3. Audit Komprehensif
Audit komprehensif adalah pendekatan audit yang melibatkan penetapan berbagai
jenis audit, seperti audit laporan keuangan, audit kinerja, atau audit lain yang
terkait dengan laporan keuangan. Berbagai aspek diaudit dalam tugas audit. Audit
komprehensif diperlukan untuk memastikan bahwa berbagai jenis audit dilakukan
secara bersamaan dan untuk menghindari audit duplikat atau tumpang tindih.
4. Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)
adalah audit yang dilakukan terhadap semua aktivitas yang diaudit ketika periode
akuntansi selesai atau atas permintaan verifikasi manajemen atau ketika
peristiwa/peristiwa/transaksi dikonfirmasi. Audit selanjutnya berbeda dengan
audit periode sekarang, yaitu audit yang dilakukan selama periode akuntansi atas
aktivitas yang sedang berlangsung atau peristiwa/peristiwa/transaksi yang sedang
berlangsung.
5. Audit Khusus (Special Audit)
adalah audit yang dilakukan dalam lingkup audit tertentu.
6. Audit atas Kecurangan (Fraud Auditing)
Audit penipuan adalah audit khusus yang dirancang untuk mendeteksi dan
mencegah terjadinya kesalahan atau penipuan dalam transaksi keuangan. Audit
penipuan adalah bagian dari audit khusus yang berbeda dari audit biasa terutama
dalam tujuannya. Audit penipuan memiliki tujuan yang lebih sempit atau lebih
spesifik dan cenderung mendeteksi dugaan penipuan dalam pengelolaan
properti/aset.
7. Evaluasi
Evaluasi berbeda dengan tes. Sementara fokus tinjauan adalah pada pencapaian
hasil bisnis, fokus audit adalah pada evaluasi kinerja, keadilan, dan keakuratan
proses. Evaluasi adalah proses membandingkan kinerja suatu kegiatan dengan
kebijakan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh penilaian
terhadap hasil, manfaat dan dampak dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
8. Audit Pajak (Tax Auditing)
Audit Pajak yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9. Audit Sosial (Social Audit)
Audit sosial adalah audit yang mencakup pemantauan, evaluasi dan pengukuran
kinerja dan keterlibatan organisasi dalam urusan sosial. Audit sosial dapat
dilakukan terhadap isu-isu lingkungan, produksi, keamanan kerja, penciptaan
lapangan kerja, upah, pensiun dan jaminan hari tua, dan isu-isu lain yang terkait
dengan tunjangan sosial.
10. Audit Mutu (Quality Audit)
adalah suatu kajian yang sistematis dan mandiri untuk menentukan apakah mutu
kegiatan dan pencapaian hasil telah sesuai dengan rencana yang telah dirancang
dan apakah usulan tersebut dapat dilaksanakan, suatu cara yang efektif untuk
mencapai tujuannya atau tidak. Dengan kata lain, audit kualitas juga dikenal
sebagai alat manajemen yang digunakan untuk mengevaluasi, memverifikasi,
atau meninjau aktivitas terkait kualitas.
11. Audit Tunggal (Single Audit)
Audit Tunggal adalah pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan audit
secara efisien. Audit Tunggal dilakukan untuk meniadakan duplikasi atau
tumpang tindih audit dalam waktu bersamaan untuk berbagai kepentingan.
12. Audit Berbasis Risiko (Risk Based Auditing)
adalah penilaian yang dimulai dengan proses penilaian risiko penilaian, sehingga
ketika merencanakan, melakukan dan melaporkan audit, lebih fokus pada bidang
utama kerentanan, penyimpangan dan penipuan. Oleh karena itu, audit berbasis
risiko bukanlah jenis audit, tetapi pendekatan untuk melakukan audit.
Sindy Firantia Dewi, S. R. (2020). Audit Laporan Keuangan Pemerintah. Makalah Akuntansi Sektor
Publik, 1-17.