Anda di halaman 1dari 30

REVIEW MATERI AUDIT 1 DAN 2

CESILIA ARUM S.,S.E.,M.AK


DEFINISI AUDIT
 DEFENISI AUDITING
Berikut defenisi audit/auditing dari beberapa ahli.
Reports of the committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association.
“Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan”
Mulyadi.
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Alvin A.Arens dan James K. Loebbecke.
“auditing is the accumulation and evaluation of evidence about in
formation to determine and report on the degree of
correspondence between the in formation and established criteria.
Auditing should be done by a competent independent person.
“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh
seorang yang independen dan kompeten.
Sukrisno Agoes , 2004
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi diatas adalah :
 suatu proses sistematis artinya memiliki manajemen yang terstruktur dan
terorganisir serta berlaku umum.
 Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa
asersi(pernyataan formal manajemen tentang kondisi keuangan perusahaan) tanpa
memandang siapa penyaji laporan keuangan tersebut.
 Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi yang merupakan subjek pokok
auditing meliputi laporan keuangan,laporan operasi internal dan surat
pemberitahuan pajak.
 Derajat kesesuaian merujuk pada kedekatan dimana asaersi dapat diidentifikasi dan
dibandingkan dengan kriteria ynag telah di tetapkan.
 Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar- standar yang digunakan sebagai
acuan untuk menilai asersi.
 Penyampaian hasil didapatkan melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara asersi dan standar yang ada.
 Pihak pihak yang berkepentingan ialah mereka yang mengandalkan temuan temuan
Auditor. Mereka adalah pemegan saham,manajemen,kreditor,kantor pemerintah
dan masyarakat luas.
 Jadi bisa saya simpulkan bahwa Audit/auditing adalah sebuah proses logis
terorganisir untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif suatu asersi
dengan membandingkannya dengan kriteria yang telah ditetapkan,dimana kemudian
disampaikan dalam sebuah laporan tertulis yang berguna bagi Pihak pihak yang
bekepentingan.
 JENIS JENIS AUDIT.
Pada umumnya ada 3 jenis audit yang menunjukkan karasteristik kunci
defenisi diatas. Yaittu :
1.Audit Laporan keuangan(financial statement audit)
Audit laoran keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh bukti
tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan
pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah dilaporkan sesuai
dengan kriteria-kriteria akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit
laporan keuangan diperlukan untuk memfungsikan pasar sekuritas
nasional guna menurunkan resiko insetor dan kreditor mengambil
keputusan dengan laporan keuangan yang bermutu rendah.
Logika audit laporan keuangan yang dikembangkan merupakan dasar
bagi jenis audit lainnya.
2.Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memeperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan
atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan
ketentuan,atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam
audit jenis ini dapat berasal dari berbagia sumber,seperti
Manajer,kreditor,dan kontraktor. Laporan Audit jenis ini ditujukan
kepada otoritas yang menerbitkan kriteria tersebut.
3. Audit operasional(operational auidt)
Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluai bukti-bukti tentang efisiensi efektifitas kegiatan
operasi entitas dalam hubungannyab dengan pencapaian tujuan
tertentu. Audit ini juga disebut dengan audit kinerja atau audit
manajemen. Audit operasional sebagai bagian dari fungsi
pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk
mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
Audit operasional berfokus pada evaluasi terhadap efisiensi dan
efektivitas organisasi. Dengan diterapkannya audit operasional
maka Auditor dapat melihat sejauh mana tujuan organisasi telah
tercapai. Lingkup audit operasional meliputi (a) seluruh kegiatan
dari Suatu departemen,cabang,atau divisi. (b) Suatu fungsi yang
mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha seperti pemasaran
atau pengolahan data.
Secara khas laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat
pengukuran efisiensi dan efektifitas saja,tapi juga memuat
rekomendasi untuk peningkatan kinerja.
Berikut ikhtisar komparatif mengenai jenis jenis audit

Jenis audit Sifat asersi Kriteria yang ditetapkan Sifat laporan Auditor

Laporan Keuangan Data laporan keuangan Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum Pendapat atas kewajiban
laporan Keuangan

Kepatuhan Klaim atau data berkenaan dengan kepatuhan kepada Kebijaksanaan manajemen,hukum,peraturan,atau Ringkasan temuan atau
kebijakan,perundangan, persyaratan lain pihak ketiga. keyankinan tentang derajat
peraturan dan sebagainya. kepatuhan.

operasional Data operasional atau kinerja. Menetapkan tujuanmisalnya yang dilakukan oleh Efisiensi dan efektifitas yang
manajemen atau pihak yang berwenang diamati ; rekomendasi untuk
peningkatan
 JENIS JENIS AUDITOR.
 Auditor Independen(independent Auditor)
Auditor independen memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit
diatas,dengan pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman
yang mereka miliki. Sedangkan klien para Auditor independen berasal dari
perusahaan bisnis yang berorientasi laba,organisasi nirlaba,kantor pemerintahan
atau perorangan. Seperti halnya profesi medis dan hukum,Auditor independen
bekerja berdasarkan imbalan (fee). Namun terdapat perbedaan yang sangat
besar diantara keduanya. Jika profesi hukum bekerja untuk kepentingan atau
berpihak kepada kliennya,seorang Auditor independen tidak boleh berpihak atau
mereka harus terbebas dari kepentingan klien.
 Auditor Internal(Internal Auditors)
Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Tujuan auditor
internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan
pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua
tahap dalam kegiatan organisasi,mereka melibatkan diri pada audit kepatuhan
dan operasional,juga melengkapi pekerjaan Auditor independen dalam
mengaudit laporan keuangan.
 Auditor Pemerintah(Government Auditors)
Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat
federal,negara bagian,dan lokal di A.S. untuk melaksanakan fungsi audit bagi
kepentingan Kongres,para Auditor GAO(General Accounting Office) bertugas pada
lingkup kegiatan audit yang luas,termasuk,melakukan audit laporan
keuangan,audit kepatuhan,dan audit operasional kemudian hasil audit ini
dilaporkan kepada kongres dan publik
JASA YANG DAPAT DIBERIKAN OLEH CPA (AKANTOR AKUNTAN PUBLIK)
1.Assurance services (jasa asuransi)
AICPA Special committee on Assurance Services mengembangkan defenisi assurance
services yaitu jasa profesional independen yang mampu menigkatkan mutu
informasi,atau konteksnya,untuk kepentingan para pengambil keputusan. Beberapa
contoh Assurance Services adalah sebagai berikut :
-. Jasa penilaian resiko,dimana para CPA dapat meningkatkan mutu informasi risiko
untuk para pengambil keputusan internal melalui penilaian independen mengenai
kemungkinan suatu peristiwa berpengaruh pada kemampuan organisasi untuk
mencapai tujuan.
-. Jasa penilaian kinerja berfokus pada pemberian keyakinan tentang penggunaan
ukuran ukuran keuangan dan nonkeuangan.
-.Assurance perawatan lansia merupakan jasa potensial yang dapat menyediakan jasa
bernialai bagi anggota keluarga dengan memberikan keyakinan bahwa tujuan
pemeliharaan adalah untuk mereka yang berusia lanjut dan tidak dapat mandiri
sepenuhnya.
2.Jasa akuntansi dan komplikasi
Yang termasuk dalam jasa akuntansi adalah menyusun pembukuan manual ataupun
yang telah diotomatisasi,membuat jurnal,membukukan ayat jurnal penyesuaian,serta
menyiapkan dan menyusun laporan keuangan .
3.Jasa atestasi
Jasa atestasi (Attest Service) merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA
mengeluarkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang
keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggungjawab pihak lain.Jasa atestasi bersifat
analitik,kritis,dan bersifat penyelidikan. Jasa ini dibedakan menjadi empat jenis
a. Audit
Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Dewasa ini fokus utama dari audit adalah menyajikan suatu berkas
laporan keuangan tahunan yang menyertai suatu laporan audit tahunan kepada investor dan pengguna lain. Tapi kemudian paradigma
tersebut sudah berubah dikarenakan tekhnologi informasi yang memepengaruhi cara pengambilan keputusan.
b. Pemeriksaan (examination)
stilah pemeriksaan dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
c. Review (review Services)
Jasa review, terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas serta analisis komparatif atas informasi keuangan.
d. Prosedur yang disepakati(agreed upon Procedure)
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang disepakati lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan.
e. Jasa-jasa lain
Jenis utama jasa lain yang diberikan kantor CPA adalah jasa tekhnologi,konsultasi manajemen,perencanaan keuangan,serta jasa
internasional. Berikut penjelasannya :
1. Jasa tekhnologi
2. Jasa teknologi dalam bentuk analisis sistem manajemen informasi serta pengamanan sistem. Dewasa ini banyak perusahaan berjuang
untuk menentukan bagaimana memaksimumkan pengambilan keputusan lainnya,serta membuat rekomendasi untuk meningkatkan
pengamanana sistem.
3. Konsultasi manajemen
4. Dalam melaksanakanan jasa konsultasi manajemen,para praktisi mendayagunakan keahlian teknis,pendidikan,dan pengalaman
mereka untuk memberikan nasihatdan bantuan teknis kepada klien.
5. Perencanaan keuangan
6. CPA menyediakan beragam jasa yang dapat memeberi arti dan nilai tambah dlam lingkup yang luas bagi informasi keuangan. Jasa
perencanaan keuangan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan pajak dana analisis laporan keuangan untuk
menyususn struktur portofolio investasi secara transaksi keuangan yang komplek untuk bisnis.
7. Internasional

8. CPA menyediakan beragam jasa internasional seperti perencanaan pajak lintas batas,atas bantuan dalam penyusunan merger
maupun kerja sama multinasional. AICPA menerbitkan standar standar profesional untuk kinerja dari beberapa jasa jasa lain yang
diuraikan sebelumnya. Jasa itu seperti Federal Taxation executive committee AICPA yang menerbitkan Statements on
responsibilities in tax practive yang bertujuan sebagai pedoman bagi para CPA yang melaksanakan aspek pajak dalam perencanaan
keuangan.
PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Profesi akuntan publik dikenal oleh


masyarakat dari jasa audit yang disediakan
bagi pemakai informasi keuangan. Timbul
dan berkembangnya profesi akuntan publik
di suatu negara adalah sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan berbagai
bentuk badan hukum dinegara tersebut.
DEFINISI AUDITING

Auditing adalah suatu proses sistematis untuk


memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan, serta menyampaikan
hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkapentingan. Auditing dilaksanakan dengan
suatu urutan langkah yang direncanakan,
teroganisai, dan bertujuan
AUDITING DITINJAU DARI SUDUT
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil saham perusahaan atau organisasi tersebut.

 LAPORAN AUDIT (AUDIT REPORT)


Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
auditor menyatakan pendapatnya mengenai melaksanakan audit atas laporan
keuangan historis disebut dengan auditor independen. Dalam buku ini istilah
auditor jika tidak diikuti dengan kata pengubah, dimaksudkan sebagai auditor
independen
Pendapat auditor disajikan dalam suatu laporan tertulis
yang umumnya berupa laporan audit baku, laporan audit baku
terdiri dari tiga paragraf :
1. Paragraf pengantar
2. Paragraf lingkup
3. Paragraf pendapat
Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh
auditor :
4. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
5. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelasan
6. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian
7. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar
8. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan
pendapat
BAB 2
ETIKA PROFESIONAL

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Etika professional dikeluarkan oleh organisasi
profesi untuk mengatur perilaku anggotanya
dalam menjalankan praktik profesinya bagi
masyarakat. Etika professional bagi praktik
akuntan di Indonesia disebut dengan kode etik
dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
RERANGKA KODE ETIK IAI

Rerangka Kode Etik IAI terdiri dari tiga


bagian yang disahkan dalam kongres IAI ke
VIII di Jakarta, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interprestasi Aturan Etika
PRINSIP ETIKA
Prinsip Etika merupakan rerangka dasar bagi Aturan
Etika yang mengatur pelaksanaanpemberian jasa
professional oleh anggota.
Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia terdapat delapan
prinsip etika, yaitu;
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Umum
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
Independensi, Integritas, dan Obyektivitas

 Independensi
 Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta
maupun dalam penampilan.
 Integritas dan Obyektivitas
 Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus
bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang
diketahuinya atau mengalihkan pertimbangan pihak
lain.
BAB 3
BUKTI AUDIT
Sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan, auditor harus mengumpulkan bukti audit.
Asersi Manajemen dalam Laporan Keuangan
Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit
atau eksplisit.
Sebagai contoh, di neraca PT KXZ tanggal 31 desember 20X1
dicantumkan akun kas sebesar Rp23.456.987.300. Dalam melaporkan akun
kas tersebut, manajemen membuat asersi eksplisit dan asersi implisit berikut
ini :
Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat di klasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar berikut ini :
1. Asersi Keberadaan atau Kejadian
2. Asersi Kelengkapan
3. Asersi Hak dan Kewajiban
4. Asersi Penilaian atau lokasi
5. Asersi Penyajian dan Pengungkapan
Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
Bukti Audit
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan
terdiri dari :
1. Data Akuntansi
2. Informasi Penguat
Cukup atau Tidaknya Bukti Audit
Factor yang mempengaruhinya adalah:
 Materialitas dan Risiko
 Faktor Ekonomi
 Ukuran dan Karakteristik Populasi
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit yang biasa dilakukan audit oleh auditor
meliputi :
1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Permintaan keterangan
4. Konfirmasi
5. Penelusuran
6. Pemeriksaan bukti pendukung
7. Penghitungan
8. Scanning
9. Pelaksaan ulang
10. Teknik audit berbantuan komputer
SITUASI AUDIT YANG MENGANDUNG
RISIKO BESAR

Auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit


yang mengandung risiko besar seperti berikut ini.
1. Pengendalian Intern yang Lemah
2. Kondisi Keuangan yang tidak Sehat
3. Manajemen yang tidak dapat Dipercaya
4. Penggantian Auditor
5. Perubahan Tarif atau Peraturan Pajak atas Laba
6. Usaha yang Bersifat Spekulatif
7. Transaksi Perusahaan yang Kompleks
BAB 4
KERTAS KERJA

Definisi Kertas Kerja


SA Seksi 339 Kertas kerja paragraf 03
mendefisinikan kertas kerja sebagai berikut : “
kertas kerja adalah catatan- catatan yang
diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya , pengujian yang
dilakukkannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
auditnya.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
 Mendukungpendapat auditor atas laporan
keuangan auditan.
 Menguatkansimpulan-simpulan auditor
dan kompetensi auditnya.
 Mengkoordinasi dan mengorganisasi tahap
audit.
 Memberikan pedoman dalam audit
berikutnya.
KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN
KERAHASIAAN INFORMASI DALAM KERTAS
KERJA
 SA Seksi 339 kertas kerja pargraf 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah
milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor.
Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih
tunduk pada pembatasan – pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan
penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak
semestinya.
 Dalam penyimpanan rahasia sekurang-kurangnya 10 tahun
 Dalam perkara pengadilan , kemungkinan auditor diperintahkan oleh hakim
untuk mengungkapkan informasi yang tercantum dalam kertas kerjanya.
Tanpa memerlukan izin kliennya, dalam hal ini auditor dapat mengungkapkan
informasi tersebut kepada hakim di pengadilan.
 Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan
keharusan untuk mengadakan peer review di antara sesama kantor akuntan
publik.
FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
OLEH AUDITOR DALAM PEMBUATAN KERTAS
KERJA YANG BAIK
Kecakapan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen akan tercermin pada
kertas kerja yang dibuatnya. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor yang harus
diperhatikan :
 Lengkap
 Teliti
 Ringkas
 Jelas
 Rapi
TIPE KERTAS KERJA
 Program audit ( audit program )
 Working trial balance
 Ringkasan jurnal adjustment
 Skedul utama ( lead schedule atau top schedule )
 Skedul pendukung ( supporting schedule )
Akuntan senior yang akan meng-review kertas kerja
biasanya menghendaki susanan kertas kerja dalam susunan
berikut:
1. Draf laporan audit
2. Laporan keuangan auditan
3. Ringkasan informasi bagi review
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja
6. Ringkasan jornal adjusment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung
10. Bukti transaksi
BAB 5
PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN AUDIT

 PENERIMAAN PENUGASAN

Setiap pelaku suatu bisnis atau usaha seperti halnya bisnis jasa
akuntan public selalu bekompetisi dengan pelaku bisnis lainnya.
Ada beberapa pertimbangan penting sebelum sebuah kantor
akuntan public mnerima suatu penugasan. Pertimbangan
dimaksud khususnya menyangkut soal tanggung jawab pada
etika profesi. Oleh sebab itu, dalam setiap permintaan audit
atau penugasan, auditor harus mempertimbangkan tiga hal
penting, yaitu:

 Tanggung jawabnya terhadap public


 Tanggungjawabnya terhadap klien
 Tanggungjawabnya terhadap rekan lain seprofesi
PERENCANAAN AUDIT
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan
audit dari kliennya. Langkah berikutnya yang perlu ditempuh
adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus
ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:
1. Memahami bisnis dan industry klien
2. Melaksanakan prosedur analiti
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh
terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa
audit tahun pertama
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi
signifikan
7. Memahami pengendalian intern klien

Anda mungkin juga menyukai