Anda di halaman 1dari 6

P7.

TEHNIK DALAM QA (AUDIT)

1. Pengertian Audit
Beberapa Pengertian tentang Audit, yaitu sebagai berikut:
a. American Accounting Association (AAA) → Suatu proses yang sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-
asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa ekonomi untuk menetukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.
b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) → Proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menetukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Agoes → Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
d. Mulyadi → Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
e. Arens → Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuain antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses
pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan
intern, dan catatan akuntansi suatu perusahaan
f. Miller & Bailley → Tinjauan metode dan pemeriksaan objektif atas suatu item, termasuk
verifikasi informasi spesifik sebagaimana ditentukan oleh auditor atau ditetapkan praktik
umum, tujuannya untuk menyatakan pendapat atau mencapai kesimpulan tentang apa
yang diaudit.
2. Jenis Audit
Dalam melaksanakan pemeriksaan, ada beberapa jenis audit yang dilakukan oleh auditor
sesuai dengan tujuan pelaksanaan pemeriksaan. Arens (2015:16-19) menyatakan dalam
bukunya yang berjudul “Auditing dan Jasa Assurance” membedakan audit ke dalam 3 jenis
utama sebagai berikut::
a. Audit Operasional (Operational Auditing)
Audit operasional adalah salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan tehadap suatu
prosedur, metode, dan operasi kegiatan suatu entitas untuk menilai efektivitas dan
efisiensi kegiatan entitas tersebut.
b. Audit Ketaatan (Compliance Auditing)
Audit ketaatan adalah suatu proses pemeriksaan yang dilaksanakan untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan yang di tetapkan
oleh otoritas yang lebih tinggi.
c. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Auditing)
Audit laporan keuangan adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria dimana
kriteria yang berlaku di Indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau
secara internasional dikenal sebagai Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

3. Jenis Auditor
Auditor adalah orang yang melakukan kegiatan auditing. Jenis auditor berbeda-beda
tergantung jenis audit yang dilakukannya. Berikut ini adalah gambaran jenis-jenis auditor
menurut Mulyadi:
4. Tujuan Audit
Berdasarkan beberapa definisi audit yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui
bahwa tujuan audit pada umumnya untuk menentukan keandalan dan integritas informasi
keuangan; ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi serta
pengamanan aktiva.
a. Standar Akuntan Publik Indonesia (2011) tujuan auditing adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran dalam suatu hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
serta arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Tuanakotta (2014) tujuan audit adalah untuk mengangkat tingkat kepercayaan dari
pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan itu. Tujuan itu
dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan keuangan
disusun dalam segala hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku
c. Menurut Arens (2015) tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan
keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja
akuntansi keuangan yang berlaku.
5. Audit Operasional (Definisi)
Banyak pengertian audit operasional yang mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran
yang minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang diinginkan), dan
economy (kinerja dari suatu entitas). Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional
menurut para ahli, yaitu:
a. Boynton → Suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan
kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta
melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta
rekomendasi perbaikan.
b. Bayangkara → Rancangan sistematis untuk mengaudit aktivitas-aktivitas, program-
program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien,
serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai
dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

6. Perbedaan Audit Operasional dengan Audit Laporan Keuangan


Menurut Arens (2015) audit operasional dan audit laporan keuangan memiliki 3 perbedaan
yang mendasar, yaitu:
Topik Pembeda Audit Operasional Audit Laporan Keuangan
Tujuan audit menekankan pada menekankan apakah
efektivitas dan efisiensi. informasi historis telah
Audit laporan keuangan dicatat secara benar serta
lebih berorientasi pada masa pada penilaian dan
lalu sedangkan audit pemberian pendapat
operasional menyangkut mengenai kewajaran
kinerja operasi di masa yang penyajian laporan keuangan
akan datang
Keikutsertaan pegawai non mencakup seluruh aspek Hanya bidang keuangan
keuangan dari efisiensi dan efektivitas saja.
suatu organisasi sehingga
berkaitan dengan berbagai
macam efektivitas
Distribusi laporan laporan audit operasional biasanya laporan dibagikan
terutama ditujukan untuk kepada para pemakai
manajemen laporan keuangan, misalnya
pemegang saham dan
banker

7. Tujuan & Manfaat Audit Operasional


Menurut Tunggal (2012), tujuan audit operasional adalah sebagai berikut:
a. Mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh
auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk
memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan
b. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.
c. Untuk membantu mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk
mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang
pengelolaan yang efisien
d. Untuk mencapa efisiensi dari pengelolaan.
e. Untuk membantu manajemen, audit operasional berhubungan dengan setiap fase dari
aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan yang efektif dan efisien dari
tujuan dan tanggung jawab mereka.

Adapun manfaat audit operasional menurut Tunggal (2012) adalah sebagai berikut
a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebab dan alternative solusi
perbaikannya.
b. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisien biaya.
c. Menemukan peluan untuk meningkatkan pendapatan.
d. Mengidentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan, dan prosedur organisasi yang belum
ditentukan.
e. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
f. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi.
g. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.
h. Menelaah ketaatankepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi, sasaran,
kebijakan dan prosedur.
i. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau
ketidaksesuaian lainnya.
j. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.
k. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.
l. Memberikan penilaian yang independen dan objektif atas suatu organisasi.
8. Tahap-Tahap dalam Audit Operasional
Dalam audit operasional diperlukan tahap-tahap untuk mempermudah pelaksanaannya.
Menurut Bayangkara (2015) secara garis besar beberapa tahapan yang harus dilakukan
dalam audit operasional, yaitu:
a. Audit Pendahuluan, dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek yang diaudit.
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen, dilakukan dengan tujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
c. Audit Terinci, auditor melakukan pengmpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan.
d. Pelaporan Pelaporan, bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
e. Monitoring Tindak Lanjut, bertujuan untuk mendorong dan memastikan pihak-pihak
yang berwenang telah melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai