Anda di halaman 1dari 5

P10.

RESPON TERHADAP BENCANA

A. Definisi Bencana
1. Coburn, A. W (1994) → Bencana adalah Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang
member meningkatkan jumlah korban dan atau kerusakan, kerugian harta benda,
infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang
berada di luar kapasitas norma
2. UU No 24 Tahun 2007 → bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis
3. Kepmen Kesra No 17 Tahun 1995 → Bencana adalah Bencana adalah Peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan atau keduanya yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat
4. Depkes RI Tahun 2001 → Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah
yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan
bantuan luar biasa dari pihak luar
5. WHO (2002) → Bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat
atau wilayah yang terkena

B. Jenis Bencana
Jenis-jenis bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana, yaitu:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi,gagal modernisasi. dan wabah
penyakit
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat.
4. Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan
desain, pengoprasian, kelalaian dan kesengajaan, manusia dalam penggunaan teknologi
dan atau insdustri yang menyebabkan pencemaran, kerusakan bangunan, korban jiwa,
dan kerusakan lainnya.

C. Faktor Penyebab Bencana


Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu:
1. Faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur tangan
manusia.
2. Faktor non-alam (nonnatural disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga
bukan akibat perbuatan manusia,
3. Faktor sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia,
misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme

D. Manajemen Bencana / Respon Terhadap Bencana


1. Definisi manajemen bencana
a. UU No 24 Tahun 2007 → suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan
analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini,
penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana
b. Univ. British Columbia → proses pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan
nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat
(partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial
maupun akual
2. Tujuan manajemen bencana
a. Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan
lingkungan hidup
b. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan
korban
c. Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah
asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman
d. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air
minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial
daerah yang terkena bencana
e. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut
f. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi dalam konteks pembangunan
3. Tahapan manajemen bencana

Sumber UU No 24 Tahun 2007


E. Paradigma Penanggulangan Bencana
1. Berbagai Pandangan Tentang Bencana berkembang dari waktu ke waktu, terkait dengan
tingkat pemahaman terhadap kejadian bencana, yaitu:
a) Pandangan Konvensional
Pandangan ini menganggap bahwa bencana merupakan takdir dari Tuhan Yang
Maha Esa. Bencana dianggap sebagai takdir (musibah atau kecelakaan)
b) Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam
Pandangan ini mengemukakan tentang bencana berdasarkan ilmu pengetahuan alam
yang menganggap bahwa bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang
membahayakan kehidupan manusia. Bencana dipandang sebagai kekuatan alam yang
luar biasa
c) Pandangan Ilmu Terapan
Pandangan ilmu terapan melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan atau
tingkat kerusakan akibat bencana
d) Pandangan Progresif
Pandangan progresif menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan selalu
terjadi dalam pembangunan. Artinya, bencana merupakan masalah yang tidak pernah
berhenti dalam proses pembangunan
e) Pandangan Ilmu Sosial
Pandangan ini memfokuskan pada sisi manusianya, bagaimana sikap dan kesiapan
masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman bahaya adalah fenomena alam, akan
tetapi bahaya itu tidak akan berubah menjadi bencana jika manusianya siap atau
tanggap
f) Pandangan Holistik
Pendekatan ini menekankan pada adanya bahaya, kerentanan dan risiko serta
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko
2. Berbagai Pandangan Tentang Penanggulangan Bencana berkembang yaitu:
a) Paradigma Bantuan Darurat
Paradigma ini memfokuskan pada saat kejadian bencana melalui pemberian bantuan
darurat (relief) berupa evakuasi/pertolongan korban, bantuan pangan, penampungan,
dan layanan kesehatan. Tujuan utamanya adalah untuk meringankan penderitaan
korban, mencegah meluasnya kerusakan dan segera mempercepat pemulihan
b) Paradigma Mitigasi
Paradigma ini memfokuskan pada pengenalan daerah rawan ancaman bencana dan
pola perilaku individu.masyarakat yang rentan terhadap bencana. Tujuan utama
mitigasi terhadap ancaman bencana dilakukan antara lain melalui pembuatan struktur
bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola perilaku yang rentan dilakukan antara
lain melalui relokasi permukiman, peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang
c) Paradigma Pembangunan
Paradigma ini memfokuskan pada faktor penyebab dan proses terjadinya kerentanan
masyarakat terhadap bencana. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat di berbagai aspek non-struktural misalnya pengentasan
kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, pemilikan lahan, akses terhadap modal, dan
inovasi teknologi
d) Paradigma Pengurangan Risiko
Paradigma ini memfokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan
kemampuan masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan
dalam rangka mengelola dan mengurangi risiko dan juga mengurangi terjadinya
bencana. Hal ini dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak (stakeholder)
melalui pemberdayaan masyarakat.

F. Potensi Sumber Daya Lokal dalam Penanggulangan Bencana


Penanggulangan bencana dapat dilakukan melalui tiga tahap:
1. Tahap prabencana → diantisipasi dengan memberikan peringatan tentang bencana yang
akan terjadi
2. Tahap bencana → dilakukan dengan saling membantu (menyalurkan bantuan berupa
sandang, pangan & papan)
3. Tahap pascabencana → melakukan gotong royong sehingga sumber daya manusia di
suatu daerah tertentu berfungsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai