Anda di halaman 1dari 4

P4.

PENGORGANISASIAN QC
(Bagian II)

1. Definisi Quality Control


Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang
terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan
meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis
mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985)
b. Pengendalian mutu (quality control) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan
seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian
mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan.
(Astra TQC, 1984)
c. Pengendalian mutu (quality control) merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem)
yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga dan meningkatkan mutu
kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga
memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO)
d. Pengendalian mutu (quality control) adalah suatu sistem manajemen yang
mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara
musyawarah untuk meningkatkan mutu serta produktivitas kerja dan memberikan
kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985)

2. Tujuan QC
Tujuan pokok pengendalian kualitas adalah, untuk mengetahui sampai sejauh mana proses
dan hasi produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Adapun tujuan pengendalian kualitas secara umum menurut Heizer & Render (2013),
sebagai berikut:
a. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu atau kualitas yang telah
ditetapkan
b. Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi dapat berjalan
secara efisien
c. Prinsip pengendalian kualitas merupakan upaya untuk mencapai dan meningkatkan
proses dilakukan secara terus-menerus untuk dianalisis agar menghasilkan informasi
yang dapat digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses, sehingga proses
tersebut memiliki kemampuan (kapabilitas) untuk memenuhi spesifikasi produk yang
diinginkan oleh pelanggan

3. Tugas, Wewenang & Tanggung Jawab QC


a. Memantau dan menguji perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
b. Memverifikasi kualitas produk
c. Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.
d. Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar agar lulus pemeriksaan.
e. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah
f. Melakukan dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari sebuah
perusahaan
g. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk
referensi di masa mendatang
h. Membuat Pembukuan Personal QC / QCA

4. Faktor yang Mempengaruhi QC


Menurut Montgomery (2005) dan berdasarkan beberapa literatur lain menyebutkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah:
a. Kemampuan proses
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang
ada.
b. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi
kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari
hasil produksi tersebut.
c. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima
Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang
berada di bawah standar seminimal mungkin.
d. Biaya kualitas
Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan
produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya
produk yang berkualitas.
1) Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk
mencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilkan.
2) Biaya Deteksi / Penilaian (Detection / Appraisal Cost) Adalah biaya yang timbul
untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan
persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari kesalahan dan
kerusakan sepanjang proses produksi.
3) Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) Merupakan biaya yang terjadi
karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang
atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen).
4) Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost) Merupakan biaya yang terjadi
karena produk atau jasa tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui
setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen

5. Tahapan
Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian terhadap
kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian
kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Prawirosentono (2007), terdapat beberapa standar kualitas yang bias ditentukan
oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil produksi diantaranya:
a. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.
b. Standar kualitas proses produksi (Mesin & Tenaga Kerja yang melaksanakannya).
c. Standar kualitas barang setengah jadi.
d. Standar kualitas barang jadi
e. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir tersebut sampai ke
tangan konsumen.

Dikarenakan kegiatan pengendalian kualitas sangatlah luas, untuk itu semua pengaruh
terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara umum menurut Suyadi
Prawirosentono (2007), pengendalian atau pengawasan akan kualitas di suatu perusahaan
manufaktur dilakukan secara bertahap meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan baku penolong
dan sebagainya), kualitas bahan dalam proses dan kualitas produk jadi. Demikian pula
standar jumlah dan komposisinya
b. Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang
setengah jadi maupun barang jadi. Pemeriksaan yang dilakukan tersebut memberi
gambaran apakah proses produksi berjalan seperti yang telah ditetapkan atau tidak
c. Pemeriksaan cara pengepakan dan pengiriman barang ke konsumen. Melakukan analisis
fakta untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi.
d. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang dipakai dalam proses produksi harus juga
diawasi sesuai dengan standar kebutuhan. Apabila terjadi penyimpangan, harus segera
dilakukan koreksi agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang direncanakan

Anda mungkin juga menyukai