Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PERKULIAHAN

MANAJEMEN OPERASI

“ MENGELOLA KUALITAS “

SEMESTER GANJIL 2022/2023

DOSEN :
Dra. Sri Hastari,MM
Jurnal Perkuliahan
Program Studi : Manajemen
Mata Kuliah : Manajemen Operasi
SKS : 3 (tiga)
Dosen : Dra. Sri Hastari,MM
Topik : Pendahuluan
Sub Topik :
A. KUALITAS DAN STRATEGI

1.1. Kualitas dan Strategi


1.2. Cara Kualitas Meningkatkan Profitabilitas
1.3. Definisi Kualitas

B. IMPLIKASI KUALITAS

C. BIAYA KUALITAS ( COST OF QUALITY)

D. STANDAR KUALITAS INTERNASIONAL

4.1. Standar Kualitas Internasional

4.2. Keuntungan Penggunaan Standar Kualitas


E. TOTAL QUALITY MANAJEMEN

5.1. Total Quality Manajemen

5.2. Model Perbaikan Terus Menerus


5.3. 6 Konsep TQM Efektif

F. STATISTICAL PROCESS CONTROL

6.1. Statistical Proces Control (SPC)

6.2. Control Chart

6.3. Variasi Alamiah

6.4. Variasi Buatan

6.5. Distribusi Sampling


A. KUALITAS DAN STRATEGI

1.1. Kualitas dan Strategi

Mengelola kualitas membantu membangun strategi yang sukses akan diferensiasi,


biaya rendah dan respon cepat. Bose Corp berhasil mendiferensiasi pengeras suara stereo
terbaik di dunia. Nucor Steels memproduksi baja berkualitas berbiaya rendah dengan
mengembangkan proses efisien yang memproduksi kualitas secara konsisten Dell Computer
merespon pesanan pelanggan dengan cepat karena sistem kualitasnya dengan proses
pengerjaan ulang (rework ) yang sedikit.

1.2. Cara Kualitas Meningkatkan Profitabilitas

1.3. Definisi Kualitas

AMERICAN SOCIETY FOR QUALITY : keseluruhan fitur dan karakteristik produk yang
mampu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Mutu tergantung pemakai menganggapnya.

Sistem Total Qualiy Management- TQM diarahkan untuk mengidentifikasi dan memuaskan
kebutuhan pelanggan.

B. IMPLIKASI KUALITAS

● ELEMEN PENTING DALAM OPERASI

● REPUTASI PERUSAHAAN

Reputasi akan mengikuti kualitas apakah itu baik atau buruk.


● KEANDALAN /KEWAJIBAN PRODUK

Pengadilan terus menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki desain,


memproduksi atau mengedarkan produk yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Harus memperhatikan standar Customer Product Safety
Act.

● KETERLIBATAN GLOBAL

Kualitas menjadi perhatian internasional. Bagi perusahaan dan negara yang ingin
bersaing secara efektif pada ekonomi global, produk harus memenuhi harapan
kualitas, desain, dan harga global.

C. BIAYA KUALITAS ( COST OF QUALITY)

● Biaya Pencegahan (Prevention Cost)

Terkait pengurangan komponen atau jasa yang rusak. Contoh: Pelatihan, program
peningkatan kualitas

● Biaya Penaksiran (Appraisal Cost)

Terkait evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa. Contoh: pengujian,


laboratorium, percobaan

● Kegagalan Internal (Internal Failure)

Diakibatkan oleh proses produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantar ke
pelanggan. Contoh: rework, scrap, downtime (waktu tunggu akibat mesin rusak)

● Biaya Eksternal (External Cost)

Terjadi setelah pengiriman produk yang cacat. Contoh:barang dikembalikan,


kehilangan kepercayaan (goodwill), biaya pada masyarakat.

D. STANDAR KUALITAS INTERNASIONAL

4.1. Standar Kualitas Internasional

● ISO 9000
Standar kualitas yang dikembangkan oleh International Organization for
Standardization (ISO). Fokus menetapkan prosedur manajemen kualitas melalui :
kepemimpinan, dokumentasi terperinci, perintah kerja dan penyimpanan catatan.

● ISO 14000

Standar manajemen lingkungan yang ditetapkan oleh ISO yang berisi 5 elemen pokok
yaitu: manajemen lingkungan, audit, evaluasi kinerja, pelabelan, penilaian sikus hidup.

4.2. Keuntungan Penggunaan Standar Kualitas

1. Citra positif dari masyarakat dan mengurangi eksploitasi pada pertanggung jawaban.

2. Pendekatan sistematis yang baik pada pencegahan terhadap polusi melalui minimasi
dampak ekologi pada produk.

3. Kesempatan memperoleh keunggulan bersaing.

4. Mengurangi kebutuhan audit yang beragam.

E. TOTAL QUALITY MANAJEMEN

5.1. Total Quality Manajemen

Manajemen organisasi keseluruhan yang menjadikannya unggul dalam semua aspek


produk yang terpenting bagi pelanggan. TQM penting karena dipergunakan oleh 10
keputusan operasi yang dibuat oleh manajer operasi. Wedeming menggunakan 14 point untuk
menerapkan TQM yang dikembangkan menjadi 6 konsep program TQM yang efektif.
5.2. Model Perbaikan Terus Menerus

1. PDCA (Plan Do Check Act): model dalam melakukan perbaikan terus menerus
dengan merencanakan, melakukan, memeriksa, dan melakukan tindakan.

2. Six Sigma atau Kaizen: menjelaskan kemampuan proses yang sangat tinggi
(keakuratan 99,9997%). Menguragi cacat untuk membantu menurunkan biaya,
menghemat waktu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Digunakan di Amerika
dan Jepang.

3. Zero defect: proses produk tanpa cacat dan juga untuk menjelaskan usaha perbaikan
terus nenerus. Diterapkan di Amerika Serikat.

5.3. 6 Konsep TQM Efektif

1. Perbaikan Terus Menerus


Perbaikan terus-menerus- Walter Shewhart
- Plan Do Check Act (PDCA): model perbaikan terus menerus dengan
rencana,lakukan,periksa dan tindakan)
2. Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan karyawan: melibatkan karyawan pada setiap Langkah proses
produksi. Teknik yang digunakan:
1. membangun jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan.
2. membentuk penyelia yang terbuka dan mendukung.
3. memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf pada karyawan di
bagian operasi.
4. membangun organisasi yang memiliki moral tinggi.
5. menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim dalam lingkaran
kualitas, yaitu sekelompok pekerja bertemu secara rutin untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengn pekerjaan.
3. Benchmarking
Benchmarking: memilih standar kinerja yang mempresentasikan kinerja terbaik dari
suatu aktifitas atau aktifitas. Benchmarking meliputi pemilihan standar produk,
biaya, atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik sebuah proses atau aktifitas.
Langkah menetapkan benchmark:
1. Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark.
2. Membentuk tim benchmark.
3. Mengidentifikasi mitra benchmark.
4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark.
5. Mengambil Tindakan untuk melebihi atau menyamai benchmark.
Ukuran kinerja benchmark meliputi persentase cacat, biaya per unit, waktu proses per
unit, waktu respon layanan, dan tingkat kepuasan pelanggan.
4. Just In Time (JIT)
Sistem JIT dirancang untuk memproduksi dan mengantarkan produk saat dibutuhkan.
JIT berkaitan dengan tiga hal:
1. Memangkas biaya kualitas. Terjadi karena rework, scrap, investasi persediaan,
dan biaya akibat produk rusak.
2. Meningkatkan kualitas. Karena mempersingkat lead time.
3. Kualitas yang lebih baik, berarti persediaan yang sedikit, serta sistem JIT yang
lebih baik dan mudah digunakan.

5. Konsep Taguchi
Konsep Taguchi bertujuan memperbaiki kualitas produk dan proses. Tiga konsep
Taguchi:
1. Quality robust (produk berkualitas tangguh): produk yang dapat diproduksi
secara seragam dan konsisten dalam segala kondisi dan lingkungan yang kurang
baik.
2. Quality loss function (fungsi kerugian kualitas): mengidentifikasi semua biaya
yang berkaitan dengan kualitas rendah serta menunjukkan bagaimana biaya ini
meningkat jika kualitas produk bergeser dariyang keinginan pelanggan.
3. Target oriented quality (kualitas berorientasi sasaran): sebuah filosofi
perbaikan terus menerus untuk membuat kualitas produk tepat sesuai dengan
sasaran.

6. Alat (Perangkat) TQM


1. Check Sheets (lembar periksa): sebuah lembaran pengecekan atau suatu formulir
yang di desain untuk mencatat data.
2. Scatter Diagrams (diagram sebar): menunjukkan hubungan antar dua pengukuran
(contoh perbandingan lama waktu panggil perawat ke rumah dengan datang ke
poliklinik).
3. Couse and effect Diagrams (diagram sebab akibat): Teknik skematis yang
digunakan untuk menemukan masalah pengendalian kualitas. Disebut juga fish bone
chart karena setiap tulang mewakili sumber kesalahan.
4. Pareto Chart (diagram pareto): suatu grafik yang dapat mengidentifikasikan
masalah kritis dibanding dengan masalah banyak tapi tidak penting.
5. Flow Chart (diagram alir): diagram balok yang secara grafis menerangkan sebuah
proses atau sistem.
6. Histogram: menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari
setiap nilai yang terjadi.
7. Statistical Process Control: pengawasan standar, membuat pengukuran dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk sedang diproduksi.

F. STATISTICAL PROCESS CONTROL

6.1. Statistical Proces Control (SPC)

Sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk sedang diproduksi. Semua proses tidak
pernah luput dari hasil yang bervariasi Variasi penyebabnya ada yang alamiah dan ada yang
buatan. Shewhart menemukan alat ampuh untuk memisahkan kedua jenis penyebab yang
dinamakan bagan kendali (control chart). SPC digunakan untuk mengukur kinerja sebuah
proses

6.2. Control Chart

● X CHART sebuah bagan kendali kualitas untuk variable yang memberikan indikasi
disaat terjadinya perubahan kecenderuangan terpusat pada sebuah proses produksi .

Batas kendali atas (upper control limit, UCL) =

Batas kendali bawah (lowe controling limit, LCL) =

Dimana :

- = rerata dari banyak rerata sampel atau nilai sasaran yang ditetapkan untuk
proses tersebut.
- Z = angka untuk standar deviasi normal ( 2 untuk keyakinan 95,45% , 3 untuk
99,73%),
- = standar deviasi dari rerata sampel
- ơ = standar deviasi populasi (proses)
● R CHART sebuah bagan kendali yang menelusuri rentangan sampel,
mengindikasikan bahwa terjadi kelebihan atau kekurangan keseragaman penyebaran
pada sebuah proses produksi

Menggunakan R (Rentangan) yakni perbedaan antara item terbesar dan terkecil pada
sampel

Upper control limit (UCL) =

Lower conrol limit( LCL) =

Dimana:

R= jangkauan rata-rata dari sampel

A, nilai yang diperoleh dari tabel

= rerata dari rerata-rerata sampel

6.3. Variasi Alamiah

Merupakan variabilitas yang mempengaruhi setiap proses produksi dan sumber varian
berada dalam kendali statistik yang membentuk sebuah distribusi

Dua parameter karakter distribusi normal:

1. Mean (rata-rata), μ (ukuran kecenderungan terpusat, dalam hal ini mean)

2. Standar deviasi, α (ukuran penyebaran)

Selama distribusi (pengukuran output) berada dalam batas tertentu, proses dikatakan
“berada dalam kendali”

6.4. Variasi Buatan

Faktor-faktor seperti penggunaan mesin, peralatan yang penyetelannya salah,


karyawan yang tidak terlatih, atau bahan baku yang baru, semuanya merupakan sumber yang
potensial

Variasi buatan membedakan dua tugas untuk manajer operasi

1. Memastikan bahwa proses mampu beroperasi dalam kendali dan hanya memiliki
variasi almiah
2. Mengenali dan menghilangkan variasi buatan, sehingga proses akan tetap berada
dalam kendali

6.5. Distribusi Sampling

Anda mungkin juga menyukai