Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
ACARA II
ANALISIS KEBUTUHAN DAN DIAGRAM USE CASE

Oleh:
Rosyid Lukman F
NIM. A1D017069

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri saat ini, mengakibatkan semakin banyaknya


persaingan di dalam dunia industry. Perkembangan dunia industri sebagai salah
satu penunjang keberhasilan pembangunan Indonesia, dengan semakin ketatnya
persaingan yang dihadapi sebuah perusahaan harus lebih responsive dalam
menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan diharapkan mampu melakukan suatu
langkah yang tepat dan menyiapkan strategi –strategi, konsep –konsep dan teknik
yang tepat untuk memenangkan persaingan tersebut, salah satunya dengan
meningkatkan produk yang berkualitas. Suatu perusahaan dikatakan berkualitas
bila perusahaan tersebut mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses
terkendali.
Suatu produk yang berkualitas diciptakan sesuai dengan standar dan selera
konsumen, seringkali masih terjadi penyimpangan yang tidak dikehendaki oleh
perusahaan sehingga menghasilkan produk rusak yang tentunya akan sangat
merugikan perusahaan. Mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu tindakan, salah
satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan suatu sistem
pengendalian kualitas agar dapat meminimalisir terjadinya kerusakan produk
(product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect).
Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar adalah
dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan
dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan
dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Kegiatan
pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap
tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol
(zero defect). Proses produksi yang telah dilaksanakan dengan baik, pada
kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan standar, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami
kerusakan/cacat produk. Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan-
penyimpangan dari berbagai faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga
kerja maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses
produksi tersebut. Pengendalian kualitas produk menggunakan peta kendali p
yang dapat mengindentifikasikan kualitas produk berada di luar batas kendali.
Manfaat yang bisa didapat dengan melakukan pengendalian kualitas yaitutidak
banyak produk yang rusak, sehingga produktivitas tetap terjaga.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan mampu melakukan analisa


produk cacat yang timbul pada industry wafer dengan peta kendali.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas

Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang
dimaksud adalah bukanlah pelanggan atau konsumen yang datang sekali untuk
mencoba dan tidak pernah kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang
–ulang untuk membeli dan membeli. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau
ukuran kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas
diartikan sebagaitingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan.
Jadi kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar (Sunardi,
2020).
Kualitas diperlukan oleh setiap perusahaanyang mengolah bahan baku
menjadi sebuah produkyangnantinyadapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Perusahaan perlu mengutamakan kualitas produk yang dibuatnya agar dapat
diterimaoleh konsumen akhir.Kualitas juga merupakan salah satu faktor keputusan
konsumen terpenting dalam pemilihan produk yang diinginkannya, dengan
pemilihan produk atau jasayangberkualitasakan membuat loyalitas pelanggan
menjadi meningkat. Kualitas ini dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat memuaskan konsumen atau sesuai dengan persyaratanatau kebutuhan
konsumen tersebut (Meriza, 2017).
Kualitas sebuah produk yang diterima konsumen merupakan salah satu
kekuatan terpenting yang menentukan keberhasilan, perkembangan, dan
keberlanjutan suatu perusahaan. Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang
diinginkan dan dikehendaki pelanggan. Produk yang dihasilkan harus memiliki
kualitas yang bagus, sehingga pelanggan puas dan tetap loyal terhadap produk
yang dihasilkan (Prihantoro, 2012).
B. Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu kegiatan operasional perusahaan yang


dilakukan guna menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi sesuai dengan
harapan konsumen. Untuk itu, dalam menjaga produk maka perusahaan perlu
melakukan pengendalian secara ketat. Pengendalian kualitas adalah suatu sistem
verifikasi dan penjagaan atau perawatan dari suatu tingkat atau derajat kualitas
produk atau proses yang di kehendaki dengan perencanaan seksama, pemakaian
peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif apabila
diperlukan (Adinugraha, 2015).
Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa
barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan,
serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan sedapat mungkin mempertahankan kualitas yang telah
sesuai.Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya
kualitas yang baik pada produk yang dihasilkannya serta menjaga
konsistensinyaagar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan
sistem pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani
(Ratnadi, 2020).
Tujuan pengendalian kualitas adalah agar produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta memenuhi
kepuasan konsumen. Menurut Assauri (2008) tujuan dari pengendalian kualitas
adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan biaya inspeksi yang sekecil-kecilnya.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Pengendalian kualitas memiliki beberapa faktor yang dipengaruhi yang
dilakukan oleh perusahaan, meliputi:
1. Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin dicapaiharuslah disesuaikan
dengan kemampuan prosesyang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan
suatuproses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan
proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku, hasil produksi yang ingindicapai harus dapat berlaku,
bila ditinjau dari segikemampuan proses dan keinginan atau
kebutuhankonsumen yang ingin dicapai dari hasi lproduksitersebut. Dapat
dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku sebelum
pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
3. Tingkat ketidak sesuaian yang dapat diterima. Tujuan dilakukan pengendalian
proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar
seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada
banyaknya produk yang berada dibawah standar
4. Biaya kualitas, sangat mempengaruhi tingkat pengendalian dalam
menghasilkan produk dimana biaya mempunyai hubungan yang positif dengan
terciptanya produk yang berkualitas (Hidayatulloh, 2017).

C. Peta kendali

Control Charts (Peta Kendali) digunakan untuk menganalisis suatu proses


karena grafik ini dapat mendeteksi penyimpangan masalah dengan bantuan suatu
standar. Standar yang digunakan antara lain adalah batas kendali atas, batas
kendali bawah, dan garis tengah (rata-rata proses). Peta kendali dapat digunakan
untuk pemecahan masalah dan perbaikan kualitas. Perbaikan kualitas dapat terjadi
ketika adanya kondisi di luar batas kendali karena penyebab khusus yang dapat
diidentifikasi, maka dapat dilakukan tindakan perbaikan sehingga proses menjadi
stabil. Selain itu, peta kendali merupakan pembuat keputusan yang baik, karena
pola dari titik-titik yang diplotkan dapat menunjukkan apakah kondisi berarti baik,
buruk, atau tidak berpengaruh dalam proses (Adinugraha, 2015).
Peta kendali adalah merupakan grafik dengan mencantumkan batas
maksimumdan batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian.
Tujuan menggambarkan peta kendali adalah untuk menetapkan apakah setiap titik
padagrafik normal atau tidak normal, dan dapat mengetahui perubahan dalam
prosesdari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik
harusmengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil. Peta
inimenunjukkan perubahan dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukkan
penyebabpenyimpangan, meskipun adanya penyimpangan itu akan terlihat pada
petakendali tersebut. Peta kendali dapat digunakan untuk :
a. Membedakan variasi yang bersifat acak (random) terhapat variasi yang
timbulakibat sebab-sebab tertentu.
b. Memonitor terjadinya perubahan proses.
c. Membantu menentukan sebab-sebab terjadinya suatu variasi.
Peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari bagaimana
prosesperubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam urutan waktu. Peta
kendali terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:-Garis pusat (center line), garis yang
menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas
yang di-plot-kan pada peta kendali.-Upper control limit (UCL), garis di atas garis
pusat yang menunjukkan batas kendali atas.-Lower control limit (LCL), garis di
bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah.Garis-garis tersebut
ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL ditentukan oleh
confidence interval dari kurva normal. Menggunakan control chart, kita dapat
menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali)
atau tidak dapat diprediksi (Meriza, 2017).
Peta kendali rata-rata merupakan peta kendali untuk melihat apakah proses
masih berada dalam batas pengendali atau tidak.Peta pengendali rata-rata
menunjukkan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standard
pengendalian yang digunakan perusahaan. Proses produksi dikatakan baik apabila
produk yang dihasilkan berada disekitar garis pusat (center line). Namun data
yang berada di luar batas pengendali statistik apabila dikarenakan suatu sebab
umum (sebab yang melekat pada proses) maka tidak boleh dihilangkan dan
dianggap tetap masuk batas pengendali. Sementara data yang berada diluar batas
pengendali rata-rata disebut sebagai (out of statistical control) yang disebabkan
oleh sebab khusus (Andriani, 2017).
Peta kendali adalah merupakan grafik dengan mencantumkan batas
maksimum dan batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian.
Tujuan menggambarkan peta kendali adalah untuk menetapkan apakah setiap titik
pada grafik normal atau tidak normal, dan dapat mengetahui perubahan dalam
proses dari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus
mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil. Peta ini
menunjukkan perubahan dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukkan penyebab
penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan itu akan terlihat pada peta
kendali tersebut (Hraphap, 2018).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Prosedur Kerja

Peta kendali dibuat melalui bebeapa langkat berikut


1. Ukuran contoh yang cukup besar (n>30) ditentukan
2. Set contoh 20-25 dikumpulkan
3. Nilai proporsi cacat dihitung yaitu

4. Menghitung nilai simpangan baku


5. p dinyatakan dalam persentase, maka
6. Menghitung batas sampai batas control 3- sigma dari

7. Data proporsi cacat ditebar dan dilakukan pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Data produk cacat produk wafer


Jumlah Jumlah Produk Cacat
NO Nilai
Tanggal Samplin        ( Uji Bocor )       
proposi
g Line 5 Line 6 Total
1 01/08/2018 144 17 10 27 0,1875
2 02/08/2018 144 12 7 19 0,1319
3 03/08/2018 144 11 9 20 0,1389
4 04/08/2018 144 15 8 23 0,1597
5 06/08/2018 144 10 11 21 0,1458
6 07/08/2018 144 14 7 21 0,1458
7 08/08/2018 144 12 9 21 0,1458
8 09/08/2018 144 11 5 16 0,1111
9 10/08/2018 144 11 5 16 0,1111
10 11/08/2018 144 16 9 25 0,1736
11 13/08/2018 144 10 8 18 0,1250
12 14/08/2018 144 15 16 31 0,2153
13 15/08/2018 144 11 7 18 0,1250
14 16/08/2018 144 14 8 22 0,1528
15 18/08/2018 144 17 9 26 0,1806
16 20/08/2018 144 11 10 21 0,1458
17 21/08/2018 144 17 5 22 0,1528
18 22/08/2018 144 15 5 20 0,1389
19 23/08/2018 144 12 9 21 0,1458
20 24/08/2018 144 19 7 26 0,1806
21 25/08/2018 144 13 9 22 0,1528
22 27/08/2018 144 17 10 27 0,1875
23 28/08/2018 144 8 11 19 0,1319
24 29/08/2018 144 17 19 36 0,2500
25 30/08/2018 144 13 6 19 0,1319
26 31/08/2018 144 19 10 29 0,2014
  Jumlah 3744 357 229 586 4,0694
  Rata-rata   14 9 23 0,1565
Menentukan (n > 30)
n = 144

Menghitung nikai proporsi cacat :


total cacat
p=
total inspeksi
586
p=
3744
p = 0,1565

Menghitung nilai simpangan baku


Sp ¿ √ p ¿ ¿ ¿
¿ √ 0,1565 (1−0,1565)
Sp
144
¿ √ 0,1565 . 0,8435
Sp
144
¿ √ 0,132
Sp
144
Sp ¿ √ 0,009
Sp ¿ 0,03

Menghitung batas control 3-sigma dari :


CL = p
CL = 0,1565

UCL = p+3 S p
UCL = 0,1565+ 3 . 0,03
UCL = 0,1565+ 0,009
UCL = 0,2465

LCL = p−3 S p
LCL = 0,1565 – 3 . 0,03
LCL = 0,1565 – 0,009
LCL = 0,0665

Menentukan nilai proporsi tiap hari


total
p=
jumlah sampling
0.3

0.25
UCL = 0,2465
0.2

P = 0,1565
0.15

0.1
LCL = 0,0665
0.05

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Gambar 1. Peta kendali

B. Pembahasan

Perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas terhadap proses produksi


untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas
menjadi salah satu fungsi yang penting dari suatu perusahaan, untuk itu kualitas
produk harus ditangani oleh bagian pengendalian kualitas dalam perusahaan mulai
dari pengendalian bahan baku, pengendalian kualitas proses produksi sampai
produk siap untuk dipasarkan (Assauri, 2004). Pengendalian kualitas perlu
dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas produknya
agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan (Prihatiningtias,
2014).
Pengendalian kualitas dapat dilakukan secara statistik atau disebut dengan
pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control / SQC). Pengendalian
kualitas statistik adalah teknologi yang banyak digunakan di industri manufaktur
untuk meningkatkan kualitas produk dan produktivitas pekerja (Oguntunde,
2015). Penelitian yang dilakukan Banker (2014) pada Apurvi Industri yang
menemukan bahwa penerapan pengendalian kualitas statistik dapat meningkatkan
produktivitas. Darsono (2013) dan Mostafaeipour (2012) menyatakan bahwa
aktivitas pengendalian kualitas secara statistik dapat membantu dalam menekan
jumlah produk yang rusak dan membantu proses produksi menjadi lebih baik.
Pengendalian kualitas statistik berarti melakukan pengendalian dengan metode
statistik mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada
produk akhir dan selanjutnya disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan
sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan tidak cacat (Yuliasih,
2014).
Penggunaan pengendalian kualitas secara statistik telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya untuk melihat sistem pengendalian kualitas yang
dilakukan di beberapa perusahaan apakah sudah dalam kendali dengan melihat
tingkat kerusakan produk yang terjadi. Penelitian empiris Elmas (2017)
menyatakan bahwa pengendalian kualitas di Toko Roti Bakery sudah baik karena
jumlah produk gagal masih dalam batas wajar yaitu terletak antara batas atas
(UCL) dan batas bawah (LCL). Analisis diagram sebab akibat menunjukkan
bahwa faktor utama penyebab terjadinya kegagalan produk disebabkan karena
kelalaian manusia atau faktor sumber daya manusianya. Penelitian Yuliyarto
(2014) menyatakan bahwa proses pelaksanaan quality control produksi susu sapi
di CV. Cita Nasional menunjukkan proses berada dalam keadaan tidak terkendali
(out of control) atau masih mengalami penyimpangan, hal tersebut dikarenakan
adanya titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan, serta banyak terdapat
titik yang keluar dari batas kendali. Melalui analisis alat diagram sebab akibat,
kerusakan yang terjadi dalam proses produksi disebabkan dari faktor manusia,
metode, material, mesin dan lingkungan kerja.
Haslindah (2013) menyatakan bahwa dalam peta kontrol P pada grafik
produk minuman rumput laut berada diluar batas kontrol, hal ini menunjukkan
produksi berlangsung tidak menurut spesifikasi yang telah ditentukan. Penelitian
Ayu Ningsih (2016) menyatakan bahwa kerusakan dodol salak di CV. Duta
Gunung Salak berada di luar batas kendali, artinya dalam produksinya masih
terdapat penyimpangan yang terjadi. Penelitian Mahesh dan Prabhuswamy (2010)
yang menyatakan bahwa produksi produk sabun berada diluar kendali, yaitu
sekitar 23-28% sabun yang diproduksi berada di luar batas spesifikasi. Ini
menunjukkan bahwa variabilitas dalam prosesnya sangat tinggi.
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan data pada tabel 1 dapat diketahui
bahwa berdasarkan data yang diambil selama 1 bulan yang dimulai pada tanggal
1 Agustus hingga 31 Desember 2018, jumlah wafer yang diproduksi oleh
perusahaan XYZ sejumlah 3744 buah. Dari jumlah tersebut terdapat wafer yang
mengalami kecacatan dan tidak memenuhi standar kualitas sejumlah 586 buah
atau sebesar 15,65% dari jumlah sampel keseluruhan. Tingkat kecacatan wafer
paling tinggi terjadi pada sampel nomor 12, 24 dan 26, yakni pada tanggal 14
Agustus, 29 Agustus dan 31 Agustus 2018. Sedangkan tingkat kecacatan produk
wafer yang terendah terjadi pada sampel nomor 8, 9, 11, dan 13 yakni sampel
yang diambil berdasarkan produksi wafer perusahaan XYZ pada tanggal 9
Agustus, 10 Agustus, 13 Agustus, dan 15 Agustus 2018.
Berdasarkan hasil pengawasan kualitas yang dilakukan selama 1 bulan sejak
tanggal 1 Agustus hingga 31 Agustus 2018 pada grafik dapat dilihat bahwa ada
titik yang berada diluar batas kendali (UCL dan LCL). Seluruh titik yang
berjumlah sebanyak 26 titik , ada 25 titik yang berada dalam batas kendali dan 1
titik yang berada diluar kendali, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian
kualitas proses produksi wafer masih dalam kendali, satu titik yang melewati
batas kendali yaitu titik yang berada di hari ke 24, titik tersebut terlihat
berfluktuasi dan tidak beraturan. Artinya, hal tersebut menandakan bahwa
pengendalian kualitas untuk produk wafer masih mengalami penyimpangan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah penggunaan peta kendali p


menunjukan proses pengendalian kualitas produk sudah dalam berada batas
kendali walaupun masi ada satu titik yang keluar dari batas kendali dari total
keselurusan titik yaitu dua puluh enam titik, karena yang keluar dari batas kendali
hanya satu titik dapat dikatakan bahwa proses pengendalian kualitas sudah
dijalankan dengan baik.

B. Saran

Saran untuk perusahaan XYZ perlu mengantisipasi faktor – faktor penyebab


terjadinya produk rusak dan kegiatan produksi dapat dilakukan dengan lebih
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. P., Rizky, D. A., & Setiaji, U. 2017. Pengendalian Kualitas Kadar
Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality
Control Method. In dalam Seminar dan Konferensi Nasional IDEC (pp.
98-107).
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
Assauri, Sofyan, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi,.Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Banker, Kapil., Patel, Amit., and Patel, Diptesh. 2014. Implementation of
Statistical Quality Control (S.Q.C.) in Welded Stainless Steel Pipe
Manufacturing Industry. International Journal of Research in Engineering
and Technology, 3 (9) : 270 – 273
Darsono. 2013. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi dalam Upaya
Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk. Jurnal Ekonomi Manajemen
Akuntansi, 20 (35).
Elmas, Muhammad Syarif H. 2017. Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan
Metode Statistical Quality Control (SQC) Untuk Meminimumkan Produk
Gagal Pada Toko Roti Barokah Bakery. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi
WIGA, Vol. 7: 15-22.
Harahap, B., Parinduri, L., & Fitria, A. A. L. 2018. Analisis Pengendalian
Kualitas Dengan Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus: PT.
Growth Sumatra Industry). Buletin Utama Teknik, 13(3), 211-218.
Haslindah, A. 2013. Analisa Pengendalian Mutu Minuman Rumput Laut dengan
Menggunakan Metode Statistical Quality Control pada PT. Jasuda di
Kabupaten Takalar. Jurnal ILTEK, 8 (15) : 1090 -1094
Hidayatullah Elmas, M. S. 2017. Pengendalian kualitas dengan menggunakan
metode statistical quality control (SQC) untuk meminimumkan produk
gagal pada toko roti barokah bakery. WIGA: Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi, 7(1), 15-22.
Mahesh, B.P. and Prabhuswamy, M.S. 2010. Process Variability Reduction
Through Statistical Process Control for Quality Improvement.
International Journal for Quality Research, 4(3) : 193-203.
Meriza, A. T. 2017. Analisis Pengendalian Kualitas Produk pada Dunkin’Donuts
di Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Lampung
Mostafaeipour, A., Sedaghat, A., Hazrati, A., and Vahdatzad M. 2012. The use of
Statistical Process Control Technique in the Ceramic Tile Manufacturing:
a Case Study. International Journal of Applied Information Systems ,2
(5) : 14 -19.
Oguntunde, P.E., Odetunmibi, O.A., and Oluwadare, O.O. 2015. A Comparative
Study of the Use of Statistical Process Control in Monitoring Health Care
Delivery. International Journal of Innovation and Scientific Research, 14
(2) : 154 – 158.
Prihantoro, Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Prihatiningtias, Inah., Hadi Wahyono dan Didik Pudjo M. 2014. Analisis
Pengendalian Kualitas Produk Paving Block menggunakan Statistical
Quality Control pada CV. Multi Bangunan Jember
Ratnadi, R., & Suprianto, E. 2020. Pengendalian Kualitas Produksi Menggunakan
Alat Bantu Statistik (Seven Tools) Dalam Upaya Menekan Tingkat
Kerusakan Produk. Jurnal Industri Elektro dan Penerbangan, 6(2).
Sunardi, A. T. P., & Suprianto, E. 2020. Pengendalian Kualitas Produk Pada
Proses Produksi Rib A320 Di Sheet Metal Forming Shop. Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan, 5(2).
Yuliasih, Ni Kadek. 2014. Analisis Pengendalian Kualitas Produk pada
Perusahaan Garmen Wana Sari Tahun 2013. E-journal Undiksha, 4(1) : 1-
12.
Yuliyarto dan Putra, Yanuar Surya. 2014. Analisis Quality Control pada Produksi
Susu Sapi di CV Cita Nasional Getasan Tahun 2014. Jurnal STIE AMA
Salatiga, 7 (14) : 79 -91.

Anda mungkin juga menyukai