Oleh:
Fandi Hadiz Rustam
1001102010066
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013
DAFTAR ISI
2
Salah satu langkah dalam menciptakan kualitas produk agar sesuai dengan
standar adalah dengan menerapkan system pengendalian kualitas yang tepat,
mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam
melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
Aktivitas pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan
dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap
tingkat kerusakan produk (product defect) sampai tingkat kerusakan nol (zero defect).
Pengendalian kualitas penting untuk dilakukan oleh perusahaan agar produk
yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun
standar yang telah ditetapkan oleh badan local dan internasional yang mengelola
tentang standarisasi mutu/kualitas, dan tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh konsumen. Pengendalian kualitas yang dilaksanakan dengan baik akan
memberikan dampak terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi (M.N.
Nasution, 2005, dalam Al Fakhri, 2010). Oleh karena itu, kegiatan pengendalian
kualitas tersebut dapat dilakukan sejak tahap awal sampai tahap akhir dengan standar
yang telah disesuaikan.
Ada banyak metode yang membahas mengenai kualitas dengan
karakteristiknya masing-masing. Untuk mengukur seberapa besar tingkat kerusakan
sebuah produk yang masih dapat diterima oleh perusahaan dengan cara menentukan
batas toleransi dari cacat produk yang dihasilkan, dapat menggunakan metode
pengendalian kualitas dengan menggunakan alat bantu statistik. Metode pengendalian
kualitas yang didalam pelaksanaannya menggunakan alat bantu statistik yaitu,
Statistical Process Control (SPC) serta Statistical Quality Control (SQC), dimana
proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal sampai produk itu jadi.
Sebelum dipasarkan, produk diinspeksi terlebih dahulu oleh departemen yang
bertanggung jawab, apabila ada produk yang jelek (reject), maka produk itu
dipisahkan sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang.
PT. Aceh Media Grafika merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang media cetak kebanggan rakyat Aceh. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun
1989, selama itu pula mereka telah menemani masyarakat aceh setiap hari nya dengan
berita-berita yang actual.
3
Salah satu Koran produksinya adalah Serambi Indonesia. Selama kurang lebih
24 tahun mereka tidak pernah berhenti memproduksi surat kabar kebanggan rakyat
Aceh ini. Tentu saja setiap tahunnya mereka mau tidak mau harus terus meningkatkan
kualitas produk mereka, karena tidak dapat dielakkan bahwa setiap produk pasti
memiliki pesaing secara cepat atau lambat. Untuk tetap eksis sampai sekarang tentu
perusahaan Aceh Media Grafika ini melakukan yang namanya pengendalian kualitas.
Namun, pengendalian kualitas yang dilakukan setiap perusahaan termasuk PT. Aceh
Media Grafika masih memiliki kemungkinan terjadinya kesalahan, sehingga didalam
proses pengendalian kualitas yang dilakukan tentu diperlukan analisa mengenai upaya
apa yang dilakukan didalamnya dan mencari seberapa besar tingkat kerusakan produk
serta apa penyebabnya, sehingga persentase produk rusak (apabila ada) dapat ditekan
menjadi sekecil mungkin.
4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini nantinya adalah:
1. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di PT.
Aceh Media Grafika dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk
(Misdruk).
2. Menganalisis jenis-jenis kerusakan (Misdruk) yang terjadi pada produk yang
diproduksi oleh PT. Aceh Media Grafika.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan
(Misdruk) pada produk yang diproduksi oleh PT. Aceh Media Grafika.
4. Untuk menganalisis bagaimana penerapan alat bantu statistik dalam
mengendalikan kualitas produk PT. Aceh Media Grafika dan menekan
terjadinya kerusakan produk (Misdruk).
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Menurut Crosby dalam buku pertamanya “Quality is Free” yang mendapatkan
perhatian sangat besar pada waktu itu (1979) menyatakan, bahwa kualitas
adalah “conformance to requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuain dengan
standar kualitas yang telah ditentukan.
W. Edwards Deming (1982) menyatakan, bahwa kualitas adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar.
Menurut Suyadi Prawirosentono (2007), pengertian kualitas produk adalah
“keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai
uang yang telah dikeluarkan”.
8
7. Estetika (esthetics)
Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan
dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan
individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk tersebut.
2. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya).
1. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan baku
penolong dan sebagainya), kualitas bahan dalam proses dan kualitas produk
jadi. Demikian pula standar jumlah dan komposisinya.
2. Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku
untuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Pemeriksaan yang dilakukan
tersebut memberi gambaran apakah proses produksi berjalan seperti yang telah
ditetapkan atau tidak.
4. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang dipakai dalam proses produksi
harus juga diawasi sesuai dengan standar kebutuhan. Apabila terjadi
penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi agar produk yang dihasilkan
memenuhi standar yang direncanakan.
5. untuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Pemeriksaan yang dilakukan
tersebut memberi gambaran apakah proses produksi berjalan seperti yang telah
ditetapkan atau tidak.
7. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang dipakai dalam proses produksi
harus juga diawasi sesuai dengan standar kebutuhan. Apabila terjadi
penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi agar produk yang dihasilkan
memenuhi standar yang direncanakan.
Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk
menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang
minimum dan menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.
Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel
tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan
kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data
yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau
tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat
berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan
mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada
faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang
ikan pada diagram fishbone tersebut.
Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber- sumber potensial
dari penyimpangan proses.
2) Machine / mesin
4) Method / metode
5) Environment / lingkungan
6) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan
dilaksanakan.
Diagram alir secara grafis menunjukkan sebuah proses atau system dengan
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup
sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah
proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.
2.1.7.6 Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam
proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur
berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal dengan distribusi
frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-
bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti
lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya.
Bentuk histogram yang miring atau tidak simestris menunjukkan bahwa banyak data
yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas
atas atau bawah.
2.1.7.7 Peta Kendali (Control Chart)
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor
dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas
secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan
perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke
waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan itu akan terlihat pada peta
kendali.
Suatu proses dapat dikatakan terkendali apabila pola-pola alami dari nilai-nilai
variasi yang diplot pada peta kendali memiliki pola:
Out of Control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak sesuai
dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan posisinya pada peta
kontrol berada di luar kendali. Tipe-tipe out of control meliputi:
Peta kontrol berdasarkan jenis data yang digunakan dapat dibedakan menjadi
dua, yakni:
Standar Kualitas
Hasil Produksi
Analisis
Pengukuran
ketidaksesuaian yang
terjadi
Pengendalian
Kualitas Produksi
Jenis ketidaksesuain Menggunakan Alat
terbesar Bantu Statistik
Menentukan
Penyebab kegagalan
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 1999). Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam variabel penelitian
yaitu variabel utama yaitu pengendalian kualitas dan sub- variabel pengukuran
kualitas yang diteliti yaitu pengukuran secara atribut yang digunakan untuk
menentukan tingkat ketidaksesuaian yang terjadi terhadap produk yang dihasilkan
oleh perusahaan.
1. Pengendalian Kualitas
Populasi dalam penelitian ini adalah Koran Serambi Indonesia yang mengalami
misdruk (rusak/cacat) selama periode yang nantinya akan ditentukan penulis yang
belum ditentukan jumlahnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini nantinya
akan menggunakan teknik puposive sampling. Puposive sampling merupakan suatu
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Adapun
sampel yang digunakan adalah Koran Serambi Indonesia yang mengalami misdruk
selama periode yang ditentukan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan pengamatan langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Wawancara
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan
melakukan Tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui
tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini pihak manajemen/karyawan
percetakan dan penerbitan PT. Aceh Media Grafika.
b. Observasi
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan
melakukan pengamatan langsung di tempat penelitian dengan
mengamati system atau cara kerja, proses produksi dari awal sampai
akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas.
c. Dokumentasi
Yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa
laporan kegiatan produksi, laporan jumlah produksi dan jumlah
misdruk, rencana kerja, serta dokumen kepegawaian.
CL= ṕ=
∑ np
∑n
Keterangan:
∑ np : Jumlah total yang rusak
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE
UI
Montgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control.
4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu
terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta :
Bumi Aksara.
Heizer, Jay and Barry Render. 2009. Operations Management (Manajemen
Operasi) 9th Edition. Jakarta : Salemba Empat.
Hatani, La. 2008. “Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui
Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)”. Diakses 2 Juni 2013, dari
www.google.com
Tsutsui, William M. 1996. “W.Edwards Deming and the Origins of Quality
Control in Japan”. Journal of Japanese Studies, Vol. 22 No. 2 (Summer,
1996)
Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Fakhri, Al. 2010. “Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Masscom
Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik”. Semarang : Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro.
Ilham, Muhammad Nur, 2012. “Analisis Pengendalian Kualitas Produk
dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT.
Bosowa Media Grafika (Tribun Timur). Makassar : Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Hasanuddin.