Anda di halaman 1dari 3

Berkembangnya sebuah perusahaan merupakan keinginan bagi setiap pemilik perusahaan dan juga

karyawannya. Kemajuan sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal baik internal maupun
eksternal. Salah satu hal yang sangat berpengaruh bagi kemajuan sebuah perusahan adalah kualitas
produk yang dihasilkan. Konsumen memiliki peran penting dalam penilaian mutu produk yang dihasilkan
sebuah peruahaan. Jika produk memiliki kulitas yang tinggi dan berhasil memenuhi kebutuhan
konsumen, maka perusahaan berhasil meraih citra yang baik di mata konsumen.

Selain itu mutu produk yang dihasilkan juga sangat menentukan daya saing sebuah perusahaan
terhadap perusahaan lainnya. Pada era global perkembangan teknologi dan informasi membuat
persaingan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama semakin pesat. Untuk menyiasati hal ini,
perusahaan dituntut untuk terus memperhatikan kulitas produknya. Hal ini bertujuan agar perusahaan
tidak hanya dapat bersaing pada tingkat lokal dan global, namun juga internasional.

Jika sebuah perusahaan tidak dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi, hal ini tidak hanya
akan berdampak pada konsumen namun juga akan berdampak pada perusahaan. Beberapa dampak
yang timbul pada konsumen adalah seperti ketidakpuasan, kekecewaan, bahkan masalah kesehatan
dapat terjadi jika perusahaan tersebut memproduksi makanan dan minuman. Jika hal ini terjadi pada
konsumen maka besar kemungkinan akan terjadi penurunan kepercayaan konsumen pada perusahaan,
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Untuk lebih memahami kesesuaian mutu produk, maka dalam makalah ini kami sajikan materi
kesesuaian mutu dan segala aspek yang melingkupinya

Kesesuaian mutu terhadap standar mutu produk adalah penentuan ukuran yang harus diikuti dalam
memproduksikan sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis , yang bisa
menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dan lain-
lain.

Tujuan kesesuaian mutu

Sistem standarisasi mutu memuat kebijakan mutu, standarisasi mutu oleh instansi, cara pengendalian
mutu, cara analisa dan jaminan mutu. Secara umum standarisasi mutu memiliki tujuan sebagai berikut:

Mencapai kepastian mutu

Keseragaman mutu produk dari waktu ke waktu

Untuk memperlancar pemasaran

Memberi pedoman mutu kepada semua pihak yang terlibat dengan komoditi

Bahan pembinaan mutu

Melindungi konsumen.
Standarisasi mutu dapat dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan (berkaitan dengan bisnis). Mutu
baku dibagi menjadi tiga, yaitu mutu baku pemerintah, mutu baku perusahaan, dan mutu baku
laboratorium/prototipe.

Mutu baku pemerintah terbagi lagi menjadi dua, yaitu sukarela (voluntary), dan wajib (mandatory,
obligatory). Sedangkan mutu baku perusahaan juga terbagi menjadi mutu yang terkait dengan merek,
terkait dengan kelas mutu dan konstelasi kelas mutu.

Unsur-unsur pembakuan atau standarisasi adalah standarisasi persyaratan mutu, standarisasi analisa
mutu, standarisasi interpretasi hasil analisa, standarisasi pengambilan contoh dan standarisasi
kelembagaan.

Standarisasi mutu nasional adalah standarisasi yang dibuat oleh pemerintah pusat dan dilaksanakan
seeara sektoral atau oleh departemen-departcmen. Untuk produk pangan yang melakukan standarisasi
mutu nasional adalah Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Badan
POM yang dikoordinasi oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).1

Untuk setiap skema sertifikasi produk, satu set aturan spesifik harus ditentukan dengan

memperhatikan metoda produksi serta jenis dan kelompok produk yang dicakup oleh

skema itu (lihat klausula 5 dalam Pedoman ini). Dalam mengembangkan aturan spesifik

tersebut, check list sebagai berikut dapat digunakan untuk menunjukan hal-hal yang antara

lain perlu diperhatikan.

a) Identifikasi lengkap dari produk dan standar yang relevan dimana skema sertifikasi produk

diterapkan

b) Persyaratan untuk pengujian dan asesmen awal, seperti:

1). pemilihan hal yang harus dinilai dan diuji (dapat termasuk dokumen desain produk),

2). prosedur pengambilan sampel

3). pengujian awal produk dan metode uji,

4). evaluasi hasil uji,

5). asesmen awal proses produksi 2,

6). evaluasi hasil asesmen,

7). evaluasi sistem mutu fasilitas produksi (lihat Lampiran C),

1
Pemerintahan RI, 2000
8). evaluasi kompetensi personel fasilitas produksi,

9). evaluasi peralatan ukur dan pengujian yang digunakan oleh produsen, termasuk peralatan

kalibrasi,

10). penandaan produk (terkait dengan tanda kesesuaian),

11). daftar instruksi yang terkait (misalnya cara pemasangan atau penggunaan), serta

12). sertifikat kesesuaian (isi dokumen).

c) Persyaratan untuk prosedur survailen, seperti:

1). pemeriksaan pengujian produk dan asesmen proses produksi,

2). evaluasi hasil pemeriksaan, serta

3). frekuensi (minimum) pemeriksaan pengujian produk dan asesmen.

d) Struktur biaya kegiatan sertifikasi produk

e) Rincian kontrak yang harus disepakati antara lembaga sertifikasi produk dengan penerima

lisensi

f) Jika diperlukan, format laporan pengujian.

Tahap pengembangan mutu terbagi menjadi tahap pemilihan komoditas, pengumpulan data teknis,
penyusunan konsep, pertemuan teknis, forum konsensus, penetapan standar, pengenalan standar,
evaluasi standar, penyempurnaan standar, dan penerapan standar. Format standar mutunya, yaitu
terdiri dari nama standar mutu, ruang lingkup, definisi produk, syarat mutu, cara sampling, dan cara uji
atau analisa.

Ketidakseragaman produk tidak disukai oleh konsumen. Oleh karena itu mutu produk dikendalikan
dengan disyaratkan agar produk memberi ciri mutu dan mempunyai sifat seragam. Ciri suatu industri
modern adalah produk yang seragam karena adanya pengendalian proses. Pengendalian prosesnya
dilakukan oleh bagian produksi bersama dengan bagian Quality Control.

Anda mungkin juga menyukai