OLEH :
KELOMPOK 8:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat. Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ORIENTASI, PENEMPATAN, DAN PEMISAHAN SDM”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Ibu Rastika Dwiyanti Liaran, S.KM., M.Kes.,selaku dosen
mata kuliah Manajemen SDMyang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Kendari, 17 Oktober2018
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................... 20
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi banyak karyawan, hari pertama memasuki dunia kerja dan memulai
pekerjaan yang baru bukanlah hal yang mudah. Banyak karyawan yang merasa
gugup ketika kali pertama bekerja. Kegugupan pada hari pertama ini pada
dasarnya bersifat alamiah namun hal itu dapat mengurangi kepuasan karyawan
baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak
mengantisipasinya lebih dini.Untuk membantu karyawan menjadi anggota yang
puas dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal
tersebut menjadi sesuatu yang menyenanagkan bagi karyawan baru.Karyawan
baru perlu disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas
yang dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. Untuk membantu
karyawan yang baru agar merasa cocok, maka program orientasi dan sosialisasi
sangat penting untuk membuat mereka untuk lebih mengenal peran-perannya,
perusahaan , kebijakan-kebijakan dan karyawan lainnya.
1
Dapat dipastikan bahwa berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak
akan terjawab secara tuntas pada hari-hari pertama seseorang mulai bekerja.
Memperoleh jawaban yang tuntas tentunya merupakan sebuah proses. Akan tetapi
meskipun demikian, kesan permulaan menjadi sangat penting.Karena itu
merupakan tugas penting dari berbagai pihak dalam organisasi dengan siapa
pekerja baru berinteraksi untuk menciptakan suasana akrab bagi pekerja baru
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari orientasi?
2. Apa tujuan orientasi?
3. Apa saja manfaat orientasi?
4. Apa saja tahap-tahap orientasi?
5. `Apa definisi dari penempatan?
6. Apa tujuan dari penempatan?
7. Apa saja bentuk-bentuk dari penempatan?
8. Apa saja prinsip-prinsip penempatan SDM?
9. Apa saja keuntungan dan kelemahan penempatan?
10. Apa pengertian pemisahan/pemberhentian?
11. Apa saja alasan pemisahan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari orientasi
2. Untuk mengetahui tujuan orientasi
3. Untuk mengetahui manfaat orientasi
4. Untuk mengetahui tahap-tahap orientasi
5. Untuk mengetahui definisi dari penempatan
6. Untuk mengetahui tujuan dari penempatan
7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari penempatan
8. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penempatan SDM
2
9. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan penempatan
10. Untuk mengetahui pengertian pemisahan/pemberhentian
11. Untuk mengetahui alasan pemisahan
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Orientasi
B. Tujuan Orientasi
4
d. Menghemat waktu dan tenaga pegawai dengan memberitahukan kepada
mereka kemana harus meminta keterangan atau bantuan dalam
menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
e. Menerangkan peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa
sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan
hukuman yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak
mereka ketahui
f. Memberikan pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah
bagian yang penting di dalam sebuah organisasi.
C. Manfaat Orientasi
5
dengan baik, dan kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perusahaan
(Mangkuprawira, 2003). Beberapa manfaat lain dari program orientasi
menurutWerther & Davis (1996), yaitu:
1. Mengurangi kecemasan karyawan,
2. Karyawan baru bisa mempelajari tugasnya dengan lebih baik,
3. Karyawan memiliki ekspektasi yang lebih realistis mengenai
pekerjaannya,
4. Mencegah pengaruh buruk dari rekan kerja atau atasan yang kurang
mendukung,
5. Karyawan baru menjadi lebih mandiri,
6. Karyawan baru bekerja dengan lebih baik,
7. Mengurangi kecenderungan karyawan baru untuk mengundurkan diri dari
pekerjaan,
D. Tahap-tahap Orientasi
6
hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja sama dengan yang lain
dalam rangka menjalankan tugasnya.
2) Penjelasan tujuan perusahaan
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi,
nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai
baru lebih mengenal perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi
dan kemampuan dia untuk mendukung tujuan perusahaan.
3) Sosialisasi kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai
dari kebijakan baik yang terkait dengan SDM seperti Reward, career, training,
hubungan kepegawaian, penilaian pegawai, sampai termination, juga yang terkait
dengan unit kerja tempat dia bekrja, demikian juga dengan kode etik dan
peraturan perusahaan.
4) Jalur komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah pegawai baru
menyampaikan aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaanya. Untuk itu perlu
dibukanya ruang komunikasi bagi pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin
melalui tatap muka seperti meeting ruting, Friday session dll, juga dibukanya jalur
media komunikasi seperti email maupun telephon.
5) Proses monitoring
Tentunya pada awal bekerja, si pegawai baru sudah disosialisasikan target
kerja yang harus dicapai.perlu adanya monito rutin akan hasil kerjanya, sehingga
akan membantu pegawai tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada
kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk
mengatasi kekurangan tersebut.
E. Definisi Penempatan
7
1. Menurut Mathis & Jackson, penempatan tenaga kerja adalah
menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaaan yang tepat, seberapa
baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi
jumlah dan kualitas pekerjaan.
2. Menurut Memoria, penempatan pegawai mengandung arti pemberian
tugas tertentu kepada pekerja agar ia mempunyai kedudukan yang paling
baik dan paling sesuai dengan didasarkan pada rekruitmen, kualifikasi
pegawai dan kebutuhan pribadi.
3. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja, penempatan merupakan proses
penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau jabatan yang
berbeda.
4. Menurut Sastrohadiwiryo, penempatan adalah proses pemberian tugas dan
pekerjaan kepada karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai
ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.
5. Menurut Melayu S. P. Hasibuan, penempatan karyawan adalah tindak
lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada
jabatan / pekerjaan yang dibutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan
kepada orang tersebut.
8
Menurut Sondang Siagian (2003: 108) teori manajemen sumber daya
manusia yang mutakhir menekankan bahwa penempatan tidak hanya berlaku bagi
para pegawai baru akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang
mengalami alih tugas dan mutasi. Dengan kata lain, konsep penempatan tenaga
kerja mencakup promosi, transfer, demosi maupun pemutusan hubungan kerja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk penempatan pegawai meliputi
penempatan pegawai baru (calon pegawai) dan penempatan pegawai lama.
Penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru akan tetapi
berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi. Alih
tugas dam mutasi tersebut dapat berupa promosi, transfer (alih tugas), penurunan
jabatan (demosi), dan pemutusan hubungan kerja ( PHK).
F. Tujuan Penempatan
9
G. Bentuk-bentuk Penempatan
2) Alih tugas
Dalam rangka penempatan, alih tugas dapat mengambil salah satu dari dua
bentuk. Bentuk pertama adalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan
tanggung jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relative sama dengan
statusnya yang lama.
Akan tetapi melalui alih tugas para pegawai pun memperoleh manfaat
yang tidak kecil antara lain dalam bentu:
a. Pengalaman
10
b. Cakrawala pandangan yang lebih luas
c. Tidak terjadinya kebosanan atau kejenuhan
d. Perolehan pengetahuan dan keterampilan baru
e. Memperoleh perspektif baru mengenai kehidupan organisasional
f. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi
g. Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi
baru yang dihadapi
1) Demosi
Demosi berarti bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan
mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan dan tanggung jawab
yang semakin kecil. Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun
senang mengalami hal ini
Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin
karena berbagai alasan, sepert:
a. Penilaian negative oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak/kurang
memuaskan
b. Perilaku pegawai yang difungsionalkan seperti tingkat kemangkiran yang
tinggi
Situasi yang ada kalanya berakibat pada demosi karyawan ialah apabila
kegiatan organisasi menurun, baik sebagai akibat faktor-faktor internal maupun
eksternal, tetapi tidak sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan
hubungan kerja.
11
H. Prinsip Penempatan SDM
12
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktivitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
Jadi penempatan karyawan dilakukan dengan jalan menempatkan tenaga
kerja pada suatu tempat atau jabatan yang paling sesuai, dengan penempatan kerja
karyawan yang tepat akan meningkatkan semangat kerja karyawan yang
bersangkutan.
13
J. Pengertian Pemisahan/Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumber daya
manusia.istilah pemberhentian sinonim dengan separation, pemisahan, atau
pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dari suatu organisasi perusahaan.
fungsi pemberhentian harus mendapat perhatian yang serius dari manajer
perusahaan, karena telah diatur oleh Undang-undang dan memberika resiko bagi
perusahaan maupun untuk karyawan yang bersangkutan. pemberhentian harus
sesuai dengan Undang-undang No.12 Tahun 1964 KUHP dan seizin P4D atau
P4P atau dengan keputusan pengadilan. pemberhentian juga harus memperhatikan
Pasal 1603 ayat 1 KUHP yaitu mengenai “ tenggang waktu saat dan izin
pemberhentian”. perusahaan yang melakukan pemberhentian akan mengalami
kerugian karena karyawan yang dilepas membawa biaya penarikan, seleksi,
pengembangan, dan proses produksi berhenti.
Karyawan yang dilepas akan kehilangan pekerjaan dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, ekonomis, dan kejiwaanya. manajer
dalam melaksanakan pemberhentian harus memperhitungkan untung dan ruginya,
apalagi kalau diingat bahwa saat karyawan diterima adalah dengan cara baik-baik,
sudah selayaknya perusahaan melepas mereka dengan cara yang baik pula.
Pemberhentian harus didasarkan atas Undang-undang No.12 Tahun 1964
KUHP, berperikemanusiaan dan menghargai pengabdian yang diberikannya
kepada perusahaan, misalnya memberikan uang pensiun dan pesangon.apakah
pengertian atau definisi yang mencakup semua pemberhentian (separation) itu?
untuk merumuskan definisi yang mencakup semua hakikat pemberhentian sangat
sulit karena pemberhentian mempunyai makna yang sangat luas dan kompleks,
berikut ini adalah beberapa definisi mengenai pemberhentian .
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan
dengan suatu organisasi perusahaan.dengan pemberhentian, berarti berakhirnya
keterikatan kerja karyawan terhadap perusahaan.
14
K. Alasan Pemisahan/Pemberhentian
1) Undang- undang.
2) Keinginan perusahaan
3) Keinginan karyawan
4) Pensiun.
5) kontrak kerja berakhir
6) Kesehatan karyawan
7) Meninggal dunia.
8) Perusahaan diliduidasi
1) Undang – undang
Undang – undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus
diberhentikan dari suatu perusahaan. Misalnya, karyawan anak-anak, karyawan
WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang.
2) Keinginan Perusahaan
Keinginan perusahaan dapat menyebabkan diberhentikannya seorang
karyawan baik secara terhormat ataupun dipecat. Pemberhentian semacam ini
telah diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964, sezin P4D, atau P4P, serta
tergantung status kepegawaian karyawan bersangkutan.
15
e) Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
3) Keinginan Karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Permohonan hendaknya
disertai alasan-alasan dan saat akan berhentinya, misalnya bulan depan. Hal ini
perlu agar perusahaan dapat mencari penggantinya, supaya kegiatan perusahaan
jangan sampai mandek.
16
4) Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan,
undang-undang, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan
mempensiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat
usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
sebagainya.
17
6) Kesehatan Karyawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan.
Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan
karyawan. Besar gaji karyawan yang sakit – sakitan dibayar perusahaan
berdasarkan P4/M/56/4699,P4/m/57/6542, dan P4/M/57/6150.
7) Meninggal Dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya
dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi
keluarga yang ditinggalkan sesuai dengan peraturan yang ada.
8) Perusahaan diliduidasi
Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena
bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku, sedang karyawan yang dilepas harus mendapat pesangon sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
19
prinsip dari penempatan, meliputi: prinsip kemanusiaan, prinsip
demokrasi, prinsip the right man on the right place, prinsip kesatuan arah,
prinsip kesatuan tujuan, prinsip kesatuan komando, prinsip efisiensi dan
produktivitas kerja.
3. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya
hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan.
4. Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus
hubungan kerjanya dengan perusahaan, diantaranya disebabkan karena:
a) Perautaran perundang-undangan
b) Keinginan perusahaan
c) Keinginan karyawan
d) Pensiun
e) Kontrak kerja berakhir
f) Meninggal dunia
g) Perusahaan dilikuidasi
5. Pengaruh pemberhentian karyawan terhadap perusahaan cukup besar
pengaruhnya terutama dalam masalah dana, karena perusahaan harus
membayar pensiun atau pesangon dan tunjangan-tunjangan lainnya kepada
karyawan yang diberhentikan.
6. Konsekuensi Pemutusan Hubungan Kerja
B. Saran
Agar orientasi dan penempatan dapat dilakukan dengan baik maka sebuah
organisasi perlu mempunyai peraturan yang baku yang mengatur tentang orientasi
dan penempatan.
Karena begitu pentingnya orientasi, maka untuk memastikan agar
karyawan yang baru mendapat orientasi yang baik, maka orientasi perlu
dipersiapkan dengan baik.Maka orientasi perlu dipersiapakan dengan baik, semua
pihak yang terlibat dalam organisasi agar memprsiapkan semua bahan yang
dibutuhkan dan melaksanakan orientasi secara menyeluruh sehingga dapat
20
mengurangi kecemasan karyawan dan karyawan baru merasa diterima
ditempatnya bekerja.
Karena orientasi merupakan proses yang terus berkelanjutan maka, perlu
perusahaan menyediakan informasi-informasi terkait organisasi baik dalam
bentuk cetakan maupun elektronik yang dapat diakses dengan mudah oleh
karyawan.
Untuk memastikan bahwa orientasi dan penempatan telah efektif maka
perlu secara regular terus dilakukan proses umpan balik antara karyawan baru dan
penyedianya.
Agar orientasi dan penempatan bermanfaat maksimal dan efektif maka
proses pelaksanaanya perlu memperhatikan sejumlah hal-hal yang perlu dihindari.
Dalam hal pemberhentian karyawan, seharusnya perusahaan bertindak
sangat hati-hati dan diperlakukan pertimbangan yang sangat matang karena
pengaruhnya cukup besar bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Bagi
perusahaan akan berpengaruh sekali terhadap masalah dana konsekuensi lainnya
serta harus disesuaikan dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
Sedangkan dengan adanya pemberhentian karyawan tersebut tentu sangat
berpengaruh sekali terhadap karyawan itu sendiri. Dengan diberhentikan dari
pekerjaannya maka berarti karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan secara maksimal untuk karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut,
maka manajer sumber daya manusia harus sudah dapat memperhitungkan
beberapa jumlah uang yang seharusnya diterima oleh karyawan yang behenti, agar
karyawan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya sampai pada tingkat dianggap
cukup.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sofyadi, Heman. 2008,. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
22