Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN MAGANG

ANALISIS CUSTOMER PROFILING DAN PROSES PENDANAAN DI BANK


MUAMALAT KANTOR CABANG BANDUNG

Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan sidang di Fakultas
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Universitas Islam Nusantara

Disusun Oleh :

M KHOERI HABIBULLOH AL FAAQIH


41033402161070

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS CUSTOMER PROFILING DAN PROSES PENDANAAN DI BANK


MUAMALAT KANTOR CABANG BANDUNG

M. Khoeri Habibullah
41033402161070
Manajemen

Menyetujui dan Mengesahkan

Menyetujui

Bandung, Oktober 2019


Ketua Prodi Manajemen Pembimbing Instansi

Ida Farida Oesman, S.E., M.Si Muhamad Nur Ikhsondi


NIP : 19650113 200701 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Ahmad M Ryad S.H., SE.,AK.,M.M.Pd.


NIP : 200158

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Magang ini dengan judul “Analisis
Customer Profiling dan Proses Pendanaan Di Bank Muamalat Kantor Cabang
Bandung.”
Penyusun Laporan Magang ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persya-
ratan dalam tugas akhir untuk mengikuti sidang di Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Nusantara.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan pengarahan serta dorongan yang di berikan semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Laporan Magang ini, dan penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Laporan Magang ini.
Demikianlah Laporan Magang ini disusun dan semoga apa yang penulis sajikan
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai pengalaman baru dan para
pembaca umumnya untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baru serta.

Bandung, Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Magang .......................................................................... 3
1.4 Manfaat Magang............................................................................................. 4
1.5 Lokasi dan Waktu ........................................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT ........................................... 10
2.1 Sejarah Bank Muamalat ............................................................................... 10
2.2 Visi Dan Misi Bank Muamalat ..................................................................... 13
2.3 Logo Bank Muamalat ................................................................................... 13
2.4 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ....................................................... 15
2.4.1 Tugas dan Fungsi ........................................................................................ 15
2.4.2 Struktur Organisasi ..................................................................................... 16
2.5 Job Description ............................................................................................. 17
BAB III PEMBAHASAN HASIL MAGANG ........................................................ 25
3.1 Kegiatan Kerja Magang................................................................................ 25
3.2 Tinjauan Teori .............................................................................................. 27
3.2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) .......................................................... 27
3.2.2 Customer Profiling ..................................................................................... 30
3.2.3 Financing Process ...................................................................................... 31
3.3 Hasil Pengamatan Kerja Magang ................................................................. 42
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 43

iv
4.2 Kesimpulan ................................................................................................... 43
4.2 Saran ............................................................................................................. 44
DAFTAR PUSATAKA ............................................................................................. 45
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 46

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Bank Muamalat .............................................................................. 13


Gambar 2.2 Arti Logo Bank Muamalat ...................................................................... 14
Gambar 2.3 Struktur Organisasi .................................................................................. 16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Kredit (Pembiayaan) UMKM ........................................................ 31


Tabel 3.2 Target Market dan FAL sesuai SE .............................................................. 34
Tabel 3.3 Dokumen Per Sektor Industri ...................................................................... 41

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sebagai lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan
dana pada masyarakat keberadaan Bank Muamalat sebagai Bank Syariah yang
merupakan pelopor di Indonesia. Walaupun Bank Syari’ah sendiri belum begitu
memasyarakat, ini dapat dilihat dari lokasi keberadaannya pada kota bisnis atau
kota besar yang masih kurang dikenal secara luas. Dari segi pelayanan pun
keberadaannya kini telah mampu menjangkau usaha mikro kecil.
Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia di tandai dengan
perkembangan bank dan lembaga keuangan Syari’ah. Kebijakan pemerintah
terhadap perbankan syari’ah di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang
Perbankan No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992.
Berawal dari lahirnya Bank Muamalat Indonesia sebagai sentral
perekonomian yang bernuansa islami, maka bermunculan bank dan lembaga
keuangan lainnya. Yang ditandai dengan semangat tingginya Bank Konvensional
untuk mendirikan lembaga keuangan islam yaitu bank syariah sebagai anak dari
perusahaanya. Sehingga secara otomatis sistem perekonomian islam telah
mendapatkan tempat dalam perekonomian di tanah air Indonesia.
Dengan berkembangnya perbankan syari’ah di Indonesia, mendorong
berkembangnya lembaga keuangan syari’ah seperti asuransi syariah, lembaga
pembiayaan syariah, pegadaian syari’ah, koperasi syari’ah dan juga lembaga
keuangan mikro syari’ah yang sering di sebut dengan Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT). Dengan prosedur operasional seperti koperasi, Bank Muamalat
diharapkan mampu menyokong perekonomian di tanah air. Keberadaan bank
syariah yang dikenal secara nasional memberikan nilai lebih dalam pengenalan
terhadap publik, hal ini berbeda dengan Bank Muamalat yang kini mulai
merambah pada lingkup desa, kecamatan, dan yang paling tinggi pada lingkup

1
kabupaten. Bank Muamalat dituntut lebih aktif, kreatif, dan fleksibel dalam
melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah.
Semakin banyaknya bisnis berbasis syariah di Indonesia mendorong Bank
Muamalat untuk memaksimalkan pelayanan kepada customer karena mening-
katnya persaingan di bidang pelayanan antar jasa-jasa keuangan berbasis syariah
maupun konvensional. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen
perusahaan perlu untuk mengetahui konsumen maka perusahaan perlu Customer
Profiling.
Customer profiling adalah langkah memetakan dan mendalami profil
pelanggan dengan lebih baik. Dalam customer profiling, kita ibarat mengetahui
“foto-foto” pelanggan kita sehingga tugas sebagai marketer dalam membuat
keputusan mengenai produk berjalan dengan lebih baik. Pelanggan kita dibagi
dalam beberapa subsegmentasi yang saling berbagi tujuan dan karakteristik sama.
Kemudian untuk memudahkan asosiasi, kita dapat memberikan nama dan
deskripsi terhadap masing-masing subsegmentasi.
Pemetaan profil konsumen dapat dilakukan dengan kombinasi data
eksplisit (informasi mengenai konsumen yang didapatkan dari proses pendaftaran
dan survei) dan data implisit (informasi perilaku konsumen yang didapatkan
dengan pengamatan langsung, misal penelusuran cookies konsumen saat
menjelajahi situs kita). Strategi marketing yang baik adalah eksekusi kombinasi
data eksplisit dan data implisit secara berkelanjutan. Melalui tindakan tersebut,
kita mendapatkan gambaran perubahan dinamis masing-masing subsegmentasi
konsumen.
Pendanaan adalah kegiatan untuk memberikan pinjaman dana kepada
nasabah. Sebelum Bank muamalah memeberikan pendanaan untuk nasabahnya
tentu perusahaan memiliki hak dan kewajiban untuk mengetahui profil
nasabahnya bagaimana penghasilan yang dimiliki, prospek usaha yang akan
dibuka kedepannya. Maka dari itu, customer profiling berpengaruh terhadap
proses pendanaan sebagai bahan membuat keputusan.

2
Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui
bagaimana mekanisme terhadap Profil Konsumen pada proses pendanaan yang
dilakukan, sehingga penulis mengambil judul laporan tugas akhir magang
“Analisis Customer Profiling dan Proses Pendanaan Di Bank Muamalat
Kantor Cabang Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada laporan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja syarat dan ketentuan untuk mendapat proses pendanaan di Bank
Muamalat?
2. Bagaimana Proses Pendanaan di Bank Muamalat?
3. Dokumen apa saja yang terkait dengan proses pendanaan?
4. Apa yang menjadi permasalahan di lapangan?

1.3 Maksud dan Tujuan Magang


Penulisan laporan magang ini bertujuan untuk mengetahui Karakteristik
Nasabah yang Memenuhi Syarat dan Ketentuan dalam “Custumer Profiling” di
Bank Muamalat KC Bandung, Buah Batu. Serta untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mata kuliah praktek kerja lapangan di Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Nusantara.
Selain itu pelaksanaan kegiatan kerja praktek pada dasarnya memiliki
maksud sebagai berikut:
1. Dengan melakukan praktek kerja lapangan di sebuah perusahaan/instansi
pemerintahan, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan dan
mengaplikasikan teori yang telah diperoleh sebelumnya diperkuliahan.
2. Untuk memperoleh pengalaman kerja di perusahaan/instansi.
3. Untuk mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya dalam suatu
perusahaan/instansi.
4. Membandingkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan pelaksanaan
magang di instansi pemerintahan.
5. Untuk memperoleh pengetahuan baru yang didapat dari tempat magang.

3
Adapun tujuan magang sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan dan profesionalitas.
2. Menimbulkan gairah kerja yang kuat.
3. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidangnya.
5. Mempersiapkan ilmu pengetahuan mental dan etika bekerja serta
menyesuaikan diri dalam menghadapi dunia kerja sesungguhnya.
6. Sebagai salah satu syarat dan kewajiban mahasiswa yang akan menyelesaikan
Pendidikan S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Nusantara.

1.4 Manfaat Magang


Ada beberapa manfaat diadakannya magang adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi Mahasiswa :
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh
di bangku perkuliahan.
2. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia kerja.
3. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang
praktek.
b. Manfaat bagi Universitas
1. Terjalinnya kerjasama “bilateral” antara Universitas dengan instansi.
2. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman kerja Magang.
c. Manfaat bagi Perusahaan :
1. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri/
instansi sehingga instansi tersebut dikenal oleh kalangan akademis.
2. Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa-mahasiswa
yang melakukan Praktek Magang.

4
3. Instansi akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa- mahasiswa yang
melakukan praktek.

1.5 Lokasi dan Waktu


Tempat pelaksanaan Kerja Praktek (KP) bertempat di Bank Muamalat
Kantor Cabang Bandung yang beralamat di Jl. Buah Batu No. 276 A, Cijagra,
Kec. Lengkong, Bandung, Jawa Barat, 40265.
Adapun pelaksanaan praktek magang dimulai dari tanggal 04 Juli 2019
sampai 02 Agustus 2019. Adapun waktu kerja yang ditetapkan oleh Bank
Muamalat Kantor Cabang Bandung yaitu hari Senin – Jum’at mulai pukul 08.00 –
17.00 WIB.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT

2.1 Sejarah Bank Muamalat


Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari lokal
karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini
kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV
MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang
mengamanahkan kepada Bapak K.H. Hasan Basri yang terpilih kembali
sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan pendirian Bank Islam
tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk
mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil
“Penyiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak
Dr. Ir. M. Amin Azis.
Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini selain melakukan
pendekatanpendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah
menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development
Program (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta
yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan
meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri.
Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua Drs.
Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.
Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte
Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan
Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November
1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret
1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat
penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham
sebanyak Rp 48 miliar.

10
Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana
Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut
memberi modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank
Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan
tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK.
013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan
MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992. Pada hari
Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri
Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan
mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft Opening” ynag
diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 2 Jakarta.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa yang semakin memperkokoh posisi perseroan
sebagai Bank Syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam
jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda
krisis moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di
segmen koperasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun
1998, Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada
RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999
sampai 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus
keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari
rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai bank muamalat,
ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang
tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syari’ah secara murni.
Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat
kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada :

11
a. Restrutmen pegawai yang professional
b. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang
saham,
c. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap Sumber Daya Insani yang
ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Pegawai
Muamalat sedikit pun
d. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Pegawai Muamalat
menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru
e. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja
Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan
f. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta
menumbuhkan peluang usaha.
Sejak berdirinya sampai tahun 2005 PT. Bank Muamalat Indonesia
telah memiliki1 47 kantor cabang 12 kantor cabang pembantu dan 92 kantor
kas, 50 kantor pos dan 2 unit pelayanan syariah (UPS). Salah satu kantor
Bank Muamamalat adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung
yang beralamat di Jl. Buah Batu No. 276A Bandung, Jawa Barat.
PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung resmi dibuka pada
tanggal 4 Mei 2000, Dengan dibukanya PT. Bank Muamalat Indonesia
cabang Bandung. Masyarakat kota Bandung umumnya dan masyarakat
muslim khususnya dapat menjadikan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang
Bandung ini sebagai alternatif lain dalam melakukan hubungan perbankan
yang selama ini hanya berfokus pada Bank Konvensional. Disamping itu
juga PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung mengarahkan usahanya
untuk membantu masyarakat ekonomi lemah.
Adapun beberapa hal yang memotivasi dibukanya PT. Bank
Muamalat Indoneaia Cabang Bandung yaitu:
a. Merupakan strategi bank untuk memperluas jaringan, karena hal ini
akan menambah ertanya hubungan bank dengan nasabah;
b. Bandung merupakan “Muslim Area“;
c. Permintaan dari masyarakat Bandung sendiri;
d. Melihat perkembangan masyarakat Bandung yang semakin produktif.

12
Tujuan dari pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung
ini bukan sekedar menmgejar laba, akan tetapi tujuan utamanya untuk
mengembangkan ekonomi umat berdasarkan prinsuif ekonomi Islam. Dalam
aktivitas sehari-hari PT. Bank Muamalat indonesia cabang Bandung,
menggunakan sistem komputerisasi on line fungsi PT. Bank Muamalat yang
dinamakan KIBLAT (Komputer Informasi Bank Layanan Apliokasi Terpadu)
yang langsung tersalur (Komputer Indonesia Bank Layanan Aplikasi terpadu)
yang langsung tersaluir dengan PT. Bank Bank Muamalat Indonesia pusat.

2.2 Visi Dan Misi Bank Muamalat


Visi

“Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam 10 bank besar di


Indonesia dengan eksistensi yang mencapai tingkat regional”
Misi

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkelanjutan


dengan dukungan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-
hatian, keunggulan sumber daya manusia yang islami dan profesional serta
memfasilitasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai bagi yang
mencari kepentingan.

2.3 Logo Bank Muamalat


Logo Bank Muamalat Indonesia diambil dari tulisan nama Bank
Muamalat serta tulisan arab seperti yang dapat lihat berikut ini:

Gambar 2.1
Logo Bank Muamalat

13
Adapun arti dari logo tersebut adalah:
a. Tulisan arab yang dibuat dalam motif kaligrafi yang memiliki arti:
 Sebuah interpretasi yang lebih dinamis dari DYN yang lama.
 Gaya kaligrafi yang hidup menyerupai tetesan air yang jatuh
(murni).
 Logo ini masih membawa akar Islam yang kuat.

Din: Teliti - Akurat

Din: Ketaatan -
Disiplin

Din: Ganjaran -
Daal, Yaa’, Nuun Din - Daiyan
Reward

Daiyn: Hutang
Piutang

MaDINah:
Kemenangan,
tempat Peradaban
Gambar 2.2
Arti Logo Bank Muamalat
b. Tulisan Nama Bank yang dijadikan logo pun memiliki banyak arti,
diantaranya:
 Detail logo bagian atas melambangkan kekuatan.
 Detail logo bagian bawah melambangkan dekat dengan semua
orang.
 Nama Judul yang berarti bijaksana.
 Elegan namun modern dan hidup.

14
2.4 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

2.4.1 Tugas dan Fungsi


Bank Muamalat Indonesia mempunyai tugas yang sama dengan
bank konvensional, yaitu memegang fungsi intermediasi. Fungsi
intermediasi disini maksudnya bank Muamalat Indonesia merupakan
perantara antar pihak-pihak yang mengalami surplus dana dan pihak yang
mengalami defisit dana.
Dalam melaksanakan kegiatan utamanya, Bank Muamalat berbeda
dengan Bank Konvensional. Bank Muamalat dalam melaksanakan
aktivitasnya langsung menyediakan kebutuhan nasabah yang diperlukan dan
sesuai dengan aturan Muamalah dengan koridor bagi hasil.
Sedangkan tujuan Bank Muamalat sama dengan tujuan Bank Umum
lainnya yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan
kembali kepaa masyarakat yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetpkan Bank Muamalat dan tidak bertentangan dengan al-
Quran dan as-Sunnah.
Adapun tujuan pengembangan Bank Syariah yaitu sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak
menerima konsep bunga.
b. Membuka peluang pembiyaan bagi pengembangan usaha berdasarkan
prinsip kemitraan.
c. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki
beberapa keunggulan komperatif berupa peniadaan pembebanan bunga
yang berkesinambungan, membatasi kegiatan spekulasi yang tidak
produktif, pembiayaan ditunjukan kepada usaha yang lebih
meperhatikan unsur moral.

15
REGION HEAD

Region Operational
Branch Manager

Branch Operational
BDM Funding
2.4.2 Struktur Organisasi

BDM Funding
dan Wealth

Operation Head
 RM Funding  RM Branch
Officer
 RM Prime Consumer

16
Sales
 RM Hajj  RM SME
Operation Customer Teller  RM
Officer Service

Sub Branch

Branch Sales
 RM Funding
 Customer  RM Prime
Service  RM Hajj
 Teller  RM
 Back Office Institutional

Gambar 2.3
Struktur Organisasi
2.5 Job Description
a. Branch manager
Branch manager merupakan pimpinan kantor cabang yang
bertanggung jawab atas pencapaian dan kinerja cabang dengan melakukan
perencanaan, monitoring dan evaluasi fungsi dan pencapaian penjualan,
covering area dan pengelolaan customer untuk memenuhi target penjualan
yang ditetapkan perusahaan. Beberapa wewenang atau tugas yang
dilakukan oleh Branch manager diantaranya adalah:
1. Bertindak sebagai pimpinan cabang dan bertanggung jawab
pada direktur utama atas semua operasional cabang.
2. Memimpin kegiatan pemasaran dalam perbankan. Pemasaran
perbankan sangat penting dilakukan, hal ini untuk
memaksimalkan pendapatan bank. Manager bank harus bisa
memimpin kegiatan pemasaran produk-produk perbankan.
Kegiatan pemasaran tersebut bisa menggunakan dana yang
seefektif dan seefisien mungkin agar program pemasaran yang
direncanakan bisa dijalankan dengan baik.
3. Memonitor kegiatan operasional perusahaan, monitoring
kegiatan operasional perusahaan bisa dilakukan dengan
menyusun Rencana Bisnis Bank atau RBB. Setelah penyusunan
tersebut maka Branch manager bisa menjalankan RBB yang
sesuai bersama dengan staff-staffnya di kantor cabang.
Penyusunan RBB bukan hanya disusun dan dijalankan saja,
namun manager bank juga harus memonitor rencana tersebut
apakah benar-benar dijalankan dengan baik oleh staffnya
ataukah tidak.
4. Observasi atas kinerja karyawan. Branch manager bank bisa
melakukan observasi langsung terhadap kinerja bawahannya.
Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
karyawan melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh manager.
5. Memberikan solusi terhadap semua masalah. Branch manager
bukan hanya memerintah bawahannya saja, namun manager

17
cabang juga wajib memberikan solusi terhadap semua masalah
yang dihadapi karyawannya, baik masalah dengan nasabah
ataupun masalah dengan sesama karyawan.
6. Memberi penilaian terhadap kinerja karyawan. Manager cabang
bank berhak untuk memberikan penilaian terhadap kinerja yang
dilakukan oleh karyawannya.
b. Operation Manager
Sesuai dengan nama jabatannya, pada jabatan Operational
Manager memiliki tugas utama atas seluruh aktivitas operasional
perusahaan. Secara lebih detail tugas operation manager adalah sebagai
berikut:
1. Bertanggung jawab kepada Branch manager atas semua
pelaksanaan standar operasional perusahaan.
2. Mengawasi serta melakukan koordinasi kegiatan operasional,
Operation Manager harus melakukan koordinasi untuk
pengawasan semua aktivitas yang dilakukan oleh staff
perbankan yang berkaitan dengan kegiatan operasional seperti
yang tergambar pada bagan. Koordinasi tersebut dilakukan
agar kegiatan operasional perbankan bisa berjalan dengan
maksimal dan tidak ada kegiatan operasional yang sia-sia.
3. Melakukan pengembangan kegiatan operasional. Kegiatan
operasional kantor cabang juga harus dikembangkan, apakah
itu pelayanannya ataupun produk-produk perbankan yang
dimiliki. Pengembangan kegiatan dalam hal pelayanan bisa
dilakukan operation manager dengan mengadakan training
secara rutin. Kegiatan lain yang juga bisa dilakukan oleh pihak
perbankan adalah dengan mengadakan rapat kinerja staff
secara rutin.
4. Memantau prosedur operasional manajemen resiko. Sebagai
seorang Operation Manager, tugasnya bukan hanya
mengawasi kegiatan operasional perbankan, namun operation

18
manager juga harus memantau prosedur operasional dalam hal
manajemen resiko.
c. Coord Of Financing
Coord of Financing merupakan marketing pembiyaan yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab atas semua kinerja Account Manager
atau marketing landing. Tugas dan wewenang coord of financing adalah:
1. Bertanggung jawab pada Branch manager tentang kinerja
marketing pembiayaan dalam mencapai target yang telah
ditentukan.
2. Menjadi jembatan untuk memudahkan koordinasi antara
account manager dengan Branch manager.
d. Coord of Funding
Coord of Funding merupakan marketing funding yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab atas semua kinerja Relationship Manager atau
marketing funding. Tugas dan wewenang coord of financing adalah:
1. Bertanggung jawab pada Branch manager tentang kinerja
marketing funding dalam mencapai target yang telah
ditentukan.
2. Menjadi jembatan untuk memudahkan koordinasi antara
relationship manager funding dengan Branch manager.
3. Melakukan koordinasi dengan head costumer service
mengenai produk funding.
e. Account Manager Financing
Account manager financing merupakan marketing
financing/lending. Seorang Account manager financing memiliki tugas
dan wewenang sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab kepada coord of financing dalam
pencapaian target penjualan produk pembiayaan.
2. Berorientasi pada target pemasaran produk pembiayaan yang
telah ditentukan.
3. Melakukan analisa awal kelayakan pengajuan pembiayaan
nasabah.

19
4. Mengawal proses pembiayaan mulai dari pengajuan
pembiayaan, analisa kelayakan pembiayaan, mengawasi dan
mengingatkan nasabah dalam pembayaran angsuran
pembiayaan.
f. Relationship Manager Funding
Relationship manager funding merupakan marketing funding
/pendanaan. Seorang marketing funding mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Marketing Funding sendiri bertanggung jawab pada coord of
funding untuk pencapaian target bidang usaha funding
(pendanaan).
2. Seorang Marketing Funding harus berorientasi pada target
pendanaan yang ditetapkan.
3. Memperkenalkan, mempromosikan, memasarkan produk
perbankan, dan memperluas jaringan atau relasi antar
perbankan atau dengan dunia diluar perbankan itu sendiri
untuk mencari nasabah (pihak ketiga) yang mempunyai dana
lebih agar mau untuk menyimpannya ke dalam bank dalam
bentuk produk yang ditawarkan oleh bank itu sendiri. Produk
bank yang dimaksud dibagi menjadi tiga kategori, yaitu dalam
bentuk simpanan tabungan, simpanan giro dan simpanan
deposito.
g. Head Customer Service dan Customer Service
Pada dasarnya tugas head costumer service dan costumer service
adalah sama, hanya saja head costumer service bertindak sebagai
koordinator untuk memudahkan koordinasi dengan jajaran diatasnya.
Secara umum tugas dari costumer service adalah:
1. Menjadi perantara antara bank dengan nasabah. Orang pertama
yang dihubungi oleh nasabah sewaktu datang ke bank, baik
untuk meminta informasi maupun untuk melaksanakan
transaksi.
2. Menjadi pusat informasi mengenai produk dan jasa bank.

20
3. Melayani pembukaan dan penutupan rekening nasabah
4. Handling Complaint, melayani segala bentuk komplain dari
nasabah
5. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa produk bank
seperti transfer, inkaso, pemindahbukuan antar rekening
nasabah.
h. Personalia
Posisi personalia merupakan bagian terpenting dalam perusahaan,
karena berkaitan erat dengan sumber daya manusia bagi perusahaan.
Sehingga tak jarang HRD mendapatkan otoritas tinggi dan dominan di
manajerial perusahaan dalam mengambil kebijakan untuk karyawannya.
Tugas seorang personalia berhubungan dengan sumber daya manusia,
maka seorang personalia harus memahami tugas dan tanggung jawabnya.
Berikut ini tugas dan tanggung jawab personalia:
1. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber
daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia.
2. Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, misalnya dengan
membuat SOP, job description, training and development
system dll.
3. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan,
mulai dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
4. Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada
karyawan yang dianggap perlu.
5. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan
kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan
karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.
6. Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan
absensi karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.

21
7. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa
berlakunya kontrak kerja.
8. Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar
peraturan atau kebijakan perusahaan.
i. Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan tugas pencatatan, peng-
administrasian, serta mengawasi ketersediaan perlengkapan layanan untuk
menunjang kegiatan operasional. Tugas dan wewenang bagian umum secara
rinci adalah:
1. Menginventarisasi kebutuhan karyawan dan atau perusahaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pengawasan terhadap pengadaan inventaris kantor dan
penyusutan serta pengendalian biaya.
3. Melakukan pembayaran gaji, uang jasa, pesangon, lembur, dan
lainnya sessuai ketentuan.
4. Membuat laporan bulanan kepada Direksi.
j. Unit Support Pembiayaan
Unit support pembiayaan merupakan salah satu bagian yang berfungsi
sebagai pelaksana manajemen resiko pembiayaan. Unit support pembiayaan
dibagi menjadi tiga yaitu legal, taksasi/appraisal dan administrasi
pembiayaan. Berikut tugas dan wewenang masing-masing bagian:
1. Legal. Fungsi Legal dalam perbankan adalah untuk
melindungi dan mengamankan kepentingan bank dari kerugian
yang mungkin timbul karena adanya cacat dan atau kelemahan
proses hukum dalam aktivitas funding maupun landing.
Dibawah ini adalah tugas-tugas legal:
 Menganalisis subyek dan obyek hukum dalam bentuk
analisa yuridis.
 Menganalisis keabsahan legal dokumen.
 Menentukan dokumen-dokumen pendukung standar
yang diberlakukan untuk jaminan sebagai persyaratan
Penanaman Dana.

22
 Mempersiapkan proses pengikatan baik dibawah tangan
ataupun Notariel.
 Memberikan Opini Hukum (legal opinion) baik hukum
positif maupun hukum syariah yang berkaitan dengan
aktivitas Penanaman Dana yang berpotensial bermasalah
atau telah bermasalah.
2. Taksasi/Appraisal. Pada posisi ini, seorang Appraisal staff
bertugas untuk menilai jaminan yang diajukan oleh calon
nasabah, terkait ingin mendapatkan fasilitas pembiayaan dari
pihak Bank. Penilaian yang dilakukan terdiri dari dua proses.
Proses yang pertama adalah mencocokkan kebenaran data
antara dokumen jaminan yang diajukan dengan keadaan fisik
jaminan di lapangan. Dalam hal ini, Appraisal staff harus
melakukan survey lapangan untuk mendata jaminan tersebut.
Setelah data didapatkan, kemudian data mentah dituangkan ke
dalam laporan hasil survey yang biasa disebut dengan Laporan
Taksasi.
3. Admin Pembiayaan. Didalam proses pembiayaan terdapat
administrasi yang ditangani bagian support pembiayaan. Tugas
admin pembiayaan berkaitan dengan kelengkapan
dokumen mulai dari pencairan dananya sampai pelunasan
ataupun pembayaran-pembayaran debitur akan ditangani oleh
bagian administrasi pembiayaan.
k. Back Offce
Adapun tugas dari Back office pada suatu bank adalah sebagai
pendukung dari bagian Front Office (Office Departemen, Marketing,
termasuk Teller dan juga Costumer Services). Selain itu secara umum
tugas back office adalah melanjutkan (follow up) atas suatu transaksi bank
yang dilakukan nasabah pada front office. Tugas Back Office secara umum
adalah:
1. Membuat Voucer Input Transaktion (debit / kredit).
2. Membuat laporan data transaksi.

23
3. Melaksanakan transaksi inkaso dan kliring.
4. Accounting.
5. Controlling.
6. I.T. System
l. Head Teller and Teller
Fungsi seorang teller adalah memberikan layanan perbankan bagi
nasabah dan atau calon nasabah di sebuah Bank. Fungsi teller menjadi
sangat krusial karena setiap hari merekalah yang langsung berhadapan
dengan nasabah, hal ini tentunya harus di tunjang penampilan yang
sempurna setiap saat bagi semua Teller Bank. Tugas dan wewenang teller
adalah:
1. Seorang Teller yang baik harus datang tepat waktu sesuai jam
masuk, memastikan semua perlengkapan berfungsi baik (alat
penghitung uang, alat pengecek uang palsu pulpen, dsb).
2. Jika ada nasabah maka harus bersikap ramah, memberi
greeting (selamat pagi/siang/sore, mengucapkan terima kasih
jika sudah selesai), memberi senyum di awal dan akhir
pertemuan.
3. Menjaga penampilan berbusana sesuai standar bank (meja
kerja, baju rapi, rambut rapi, mengenakan ID card, dsb.)
4. Jika ada nasabah ingin setor/tarik tunai maka teller wajib
menghitung uang, mengkonfirmasikan jumlah uang kepada
nasabah, melakukan perhitungan uang di depan nasabah.
5. Melakukan pembayaran non tunai/tunai kepada nasabah yang
bertransaksi non tunai/tunai di counter bank, dan melakukan
update data transaksi di sistem komputer bank.
6. Setelah selesai proses setor/tarik tunai teller wajib memberikan
slip kuitansi kepada nasabah yang dan menandatanganinya
sebagai tanda tangan pengesahan.
7. Bertanggungjawab terhadap kesesuaian antara jumlah kas di
sistem dengan kas di terminalnya.

24
BAB III
PEMBAHASAN HASIL MAGANG

3.1 Kegiatan Kerja Magang


Kegiatan Kerja Magang selama 30 hari kerja di Bank Muamalat
terhitung mulai tanggal 04 Juli 2019 sampai 02 Agustus 2019 [Rincian Daftar
Hadir Magang Terlampir dan Rincian Dokumentasi Magang Terlampir].
Adapun Kegiatan Kerja Magang diantaranya adalah sebagai berikut:
1) 04 Agustus 2019
Pengenalan lingkungan kerja dan pemberian tugas oleh
pembimbing, setelah berkenalan dengan para pegawai yang ada
disekitar pembimbing lapangan memberi tugas scan dokumen
pembiayaan. Dokumen ini sebagai syarat nasabah agar mendapat
pinjaman dana untuk membuka usaha.
2) 05 Agustus 2019
Membuat surat pegantar, manajer memberikan tugas untuk
membuat surat pengantar roya.
3) 08 Agustus 2019
Pencarian Data, mencari data nasabah untuk direkap dan
dievaluasi untuk manajer sebagai bahan pertimbangan untuk
pemberian pinjaman dana.
4) 09 Agustus 2019
Pembuatan Surat Roya, membuat surat roya atas perintah
manajer kemudian menginput data nasabah.
5) 10 Agustus 2019
Menata Berkas, merapihkan data nasabah, dokumen-dokumen
terkait dengan pendanaan nasabah.
6) 11 Agustus 2019
Pengeluaran Deposito, mengurus penarikan deposito nasabah
dibantu oleh pembimbing lapangan.
7) 12 Agustus 2019 – 17 Agustus 2019
Scan Data, melakukan scan data untuk nasabah yang
melakukan peminjaman dana. Banyaknya nasabah yang berniat

25
membuka usaha membuat banyak data yang perlu di scan. Berkas
yang telah di scan kemudian diarsipkan.
8) 19 Agustus 2019 & 22 Agustus 2019
Merekapitulasi Data nasabah yang melakukan pinjaman dana
kepada Bank Muamalah
9) 23 Agustus 2019
Menginput data ke excel, data berupa profil nasabah, jumlah
dana yang dipinjam, usaha yang dijalankan dan sebagainya.
10) 24 Agustus 2019
Data perlu dirapihkan beberapa hari sekali karena data terus
bertumpuk tiap harinya, data profil nasabah beserta berkas-berkas
pendukung untuk melakukan pinjaman dan menabung sangat
banyak.
11) 25 Agustus 2019
Leadersip di Bank Muamalat ini merupakan kegiatan mingguan
yang ditetapkan perusahaan sebagai pelatihan kepemimpinan
karyawannya. Tujuan dari leadership ini agar karyawan lebih
berperan aktif terhadap perusahaan
12) 26 Agustus 2019
Input data ke excel, melakukan kegiatan yang sama dengan
tanggal 23 Agustus yaitu menginput data nasabah, jumlah dana yang
dipinjam dan sebagainya.
13) 27 Agustus 2019
Mengecek kelengkapan data nasabah yang melakukan
pinjaman dan nasabah yang membuka rekening dan melengkapi
data-data yang perlu perusahaan keluarkan
14) 29 Agustus 2019
Mengeluarkan surat-surat dan bukti penerimaan pelunasan
nasabah
15) 30 Agustus 2019
Melakukan scan data calon nasabah atau peminjam dana
16) 31 Agustus 2019 – 01 September 2019

26
Mengarsipkan data-data, seperti dokumen persyaratan nasabah
agar tidak bertumpuk dan mudah untuk mencarinya ketika
diperlukan.

3.2 Tinjauan Teori


3.2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)
A. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebuah petunjuk
kegiatan yang bersifat tertulis. Menurut Moekijat (2008) Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan,
terjalin dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana
melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
Sedangkan menurut Insani (2010:1) SOP atau standar operasional
prosedur adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tercantum yang
dibakukan perihal beragam proses penyelenggaraan administrasi
perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, kala pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan aktor yang berperan didalam kegiatan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa SOP adalah
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
B. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai berikut:
 Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi
tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan
sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
 Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, dan supervisor.

27
 Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
 Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
 Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efisien dan efektif.
 Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas yang terkait.
 Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan
proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan
kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah
sakit dan petugas.
 Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
 Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
(Indah Puji, 2014:30)
C. Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menurut penjelasan menteri pendayagunaan aparatur negara
(Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008), manfaat SOP secara umum bagi
organisasi adalah:
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu
mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.

28
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan
baik.
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian
pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi.
D. Prinsip-prinsip SOP
Dalam Permenpan No. PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa
penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan
dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dimanis,
berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.
1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke
waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran
organisasi pemerintahan.
2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari
seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan
tertinggi.
3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang
benar-benar efisien dan efektif.
4. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-
peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika
pegawai tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka
akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga
berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan.

29
6. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah
distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat
selalu dijadikan referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.

3.2.2 Customer Profiling


Dalam dunia yang semakin berfokus pada pelanggan, tugas marketer
modern adalah mengoptimalkan dan menajamkan pengalaman positif
pelanggan saat mengonsumsi merek.
Pemetaan profil konsumen adalah bagian integral pemasaran. Tanpa
adanya pemahaman mendalam profil konsumen, mulai dari segmentasi
geografi, segmentasi demografi, segmentasi psikografi, kebutuhan, nilai-
nilai yang dianut, hingga perilaku dan proses pembelian, berarti
merencanakan kegagalan. Pemetaan profil konsumen membantu kita
memahami konsumen kita dengan lebih baik.
Pemetaan profil konsumen dilakukan dengan dua langkah:
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan,
2. Memilah dan memilih data-data tersebut hingga menjadi informasi
yang berguna untuk perusahaan.
Setelah kedua langkah tersebut tereksekusi dengan baik, hasil
Pemetaan profil konsumen yang ada membantu kita untuk:
1. Melihat dan memahami konsumen dengan lebih jelas,
2. Mengidentifikasi segmen konsumen dan subsegmen-subsegmen
yang ada,
3. Memisahkan kelompok konsumen yang menguntungkan dari
kelompok konsumen yang merugikan perusahaan,
4. Merancang tawaran personal yang lebih sesuai dengan kebutuhan
kelompok konsumen menguntungkan tersebut,
5. Mengembangkan manajemen hubungan pelanggan jangka panjang
berbasis pemetaan profil konsumen berkelanjutan,
6. Menikmati nilai jangka panjang yang mempertebal kocek
perusahaan.

30
3.2.3 Financing Process
A. SEGMENTASI
1. Eksternal
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2008 tentang UMKM Bab IV Pasal 6, disebutkan bahwa kriteria
kredit (pembiayaan) UMKM sebagai berikut:
Keterangan Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha
Menengah
Kekayaan bersih (aset) tidak Max. Rp. 50 Rp. 50 Juta Rp. 500 Juta
termasuk tanah dan bangunan Juta s.d 500 Juta s.d 10 Milyar
tempat usaha
Penjualan tahunan Max. Rp. 300 Rp. 300 Juta Rp. 2,5 Milyar
Juta s.d 2,5 s.d 50 Milyar
Milyar
Tabel 3.1
Kriteria Kredit (Pembiayaan) UMKM
2. Internal
a. Corporate; Plafond > 50 Milyar. Skala usaha besar dan canggih
(rumit) hubungan pelanggan dikelola dengan cara
memanfaatkan multi-produk dari perbankan. Pengelolaan
keuangan menggunakan laporan keuangan audited.
b. Commercial; Plafond 10 Milyar – 50 Milyar. Pengelolaan
keuangan sudah baik menggunakan laporan keuangan audited.
c. Retail; Plafond 300 Juta – 10 Milyar, sebagian pengeloaan
keuangan yang belum audited dengan sales turn over minimal
Rp. 1,5 Milyar. Transaksi usaha dapat dianalisa melalui
rekening koran nasabah. Legalitas usaha bersifat formal.
d. Mikro; Plafond 25 – 500 Juta, pengelolaan keuangan masih
sederhana dengan sales turn over maksimal Rp. 1,3 Milyar.
Transaksi sebagian besar masih cash basis (cash pick up) dan
tidak tercatat dengan baik. Legalitas usaha belum formal.

31
B. KRITERIA NASABAH
Yang menjadi Kriteria nasabah sekaligus jawaban dari rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Jenis Nasabah
a. Perorangan/ Individu setiap masyarakat yang berdomisili di
Indonesia dapat menjadi Nasabah di Bank Muamalat
b. Badan Usaha
 Badan Hukum. Contoh: PT, Yayasan, BPRS, Koperasi.
 Bukan Badan Hukum. Contoh: Farmasi, CV, UD/PD.
2. Sumber Nasabah
a. Internal
 Nasabah Funding. Contoh: Nasabah Giro, Deposito,
Tabungan.
 Nasabah Eksisting Pembiayan. Contoh: Nasabah KTA,
Koperasi, KPR, SME, Commercial, Dll.
 Nasabah Transactional. Contoh: Nasabah Bank Garansi,
LC, SKBDN, Dll.
b. Eksternal
 Referral.
 Supply Chain Nasabah Existing. Contoh: Supplier/Buyer
dari Nasabah.
 Walk in Customer.
C. KONSEP 5C
1. Character. Pastikan komitmen atau track record pembiayaan
nasabah. Dilihat melalui SID Checking, Trade Checking, Market
Checking, Cek DHN.
2. Capacity. Pastikan kemampuan nasabah dalam mengelola usaha dan
mencetak laba. Dilihat dari pengalaman usaha, DSCR, Profitabilitas
dan Cash Ratio.
3. Collateral. Pastikan kecukupan dan marketabilitas collateral. Dilihat
melalui collateral coverage ratio dan makertabilitas jaminan.

32
4. Capital. Pastikan struktur modal/harta/kekayaan nasabah kuat.
Dilihat melalui neraca dan self financing.
5. Condition. Pastikan pengaruh kondisi lingkungan positif. Dilihat
melalui cek target market dan faktor eksternal yang mempengaruhi
usaha.
D. TARGET PASAR
Berdasarkan SE ERM/P/II/156/2018 tentang Target Market dan
FAL (selanjutnya mengikuti SE yang saat pengajuan pembiyaan).
1. Sesuai Kebijakan Umum Pembiayaan (KUP). Pembiayaan yang
dilarang yaitu:
a. Pembiayaan yang usahanya diharapkan secara syariah islam
seperti Lembaga Keuangan.
b. Pembiayaan kepada pihak asing (WNA/Badan hukum asing).
c. Pembiayaan dengan tujuan spekulatif.
d. Pembiayaan tanah kepada pengembang/developer untuk
diperjualbelikan.
e. Pembiayaan tanpa informasi keuangan memadai.
f. Pembiayaan bermasalah.
2. Sesuai SE Target Market dan FAL
Attractive Neutral Selective Restricted
Prospek Baik: Resiko Moderat: Resiko Cukup Tinggi: Resiko Tinggi:
 Industri Makanan  Pertanian,  Pertambangan batu  Kehutanan,
& Minuman,  Perikanan, bara, migas dan biji  Pertambangan

 Real Estate,  Industri pakaian logam, biji

 Jasa Pendidikan, jadi, kertas, kimia,  Industri kayu, uranium,/thorium,


karet, logam, penerbitan, tekstil,  Penggalian batu-
 Jasa Kesehatan,
mesin, radio, TV, kulit, eletronik, batuan, tanah,
 Listrik, Gas dan
alat-alat batubara, minyak, pasir, mineral dan
Air Panas,
kedokteran, angkutan barang bahan kimia,
 Penyediaan
furniture dan galian, mesin, dan  Industri
Akomodasi
kendaraan. angkutan selain tembakau,
Makanan dan
 Pengadaan air, kendaraan beroda,  Jasa angkutan
Minuman.
 Konstruksi,  Daur ulang, udara,
 Penjualan mobil,  Jasa kebersihan,  Jasa penelitian &

33
 Perdagangan besar jasa kegiatan pengembangan,
dan eceran, lainnya,  Kegiatan
 Ekspor/impor, perorangan, organisasi,
 Jasa angkutan darat  Adminitrasi  Badan-badan
dan air, pemerintahan. internasional,
 Telekomunikasi,  Kegiatan lain.
 Jasa keuangan,
 Jasa sewa mesin,
computer, rekreasi.
--------------- TARGET --------------- --------------- NO TARGET ---------------
Tabel 3.2
Target Market dan FAL sesuai SE
E. KETENTUAN UMUM
1. Jaminan
 Jenis Jaminan yang diperbolehkan yaitu Fixed Asset berupa
Tanah dan Bangunan.
 Objek Pembiayaan wajib dijaminkan ke BMI (khusus property
bisnis).
 Collateral Coverage Ratio minimal 100% dihitung dari nilai
likuiditas (kecuali pembiayaan pembelian ruko dan rukan
mengacu FTV yang berlaku).
 Jaminan wajib atas nama nasabah/pasangan/pengurus yang
menjadi pemegang saham mayoritas atau agunan pihak ketiga
yang diperkenankan yaitu keluarga inti derajat satu (anak, orang
tua, mertua, atau menantu) dengan dilengkapi dengan persetujuan
para pihak yang berpotensi menjadi ahli waris.
2. Plafond
 Minimal Rp 300 Juta dan maksimal Rp. 10 Milyar,
 Sesuai SE Dir No. ERM/B/II/151/2017 terkait Pembatasan
Pembiayaan dan Pengelolaan Resiko:
 BMPP terhadap nasabah dan grup usaha 7% dari ketentuan
BMPK regulator.
 One Obligor Concept nasabah dan grup usaha dihitung satu
total eksposur (funded dan non funded) yang menentukan

34
level kewenangan. One obligor concept berdasarkan
hubungan kepengurusan, kepemilikan saham, hubungan
keuangan atau jaminan.
 Pengajuan dengan total eksposur > 130 Milyar mendapatkan
persetujuan komisaris.
 Probis khusus untuk kawasan industri plafond max. 20
Milyar dan khusus kawasan industri pada 7 kota besar max.
50 Milyar (Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Medan,
Semarang, Yogya, Makasar).
3. Penilaian Jaminan
 Untuk plafond pembiayaan > 5 Milyar maka wajib mengguankan
penialaian independen (KJPP) dan biaya ditanggung oleh
nasabah.
 Untuk plafond pembiayaan ≤ 5 Milyar maka dapat menggunakan
penilaian internal Bank atau penilaian independen (KJPP).
4. Pricing
 Sesuai ketentuan ALCO yang berlaku (pricing minimal + risk
premium sesuai jangka waktu pembiayaan).
 Khusus untuk PROGRAM, mengikuti ketentuan pricing atau
melekat pada PROGRAM yang berlaku.
F. RISK ACCEPTANCE CRITERIA
Sesuai dengan SE Dir No. SMM.SDP.155.2018 atau perubahannya:
 Target Market. Termasuk industri target market yang telah
ditetapkan BMI secara umum.
 Usia Nasabah. Minimal 21 tahun atau telah menikah untuk usia
lebih besae atau sama dengan 18 tahun. Maksimal 60 tahun pada
saat akhir masa pembiayaan.
 Pengalaman Usaha. Usaha minimal telah berjalan selama 2 (dua)
tahun di bidang usaha yang sama, dibuktikan dengan umur
dokumen legalitas usaha spt SIUP/SITU/TDP.
 DHN. Tidak terdaftar dalam Daftar Hitam Bank Indonesia pada
saat pengajuan pembiayaan.

35
 BI Checking
 Nasabah memiliki catatan SID BI minimal selama 12 bulan
(aktif/lunas), dengan ketentuan:
a. Nasabah Perorangan
Yaitu a.n nasabah atau pasangan (bila sudah menikah)
minimal 12 bulan, bila tidak terpenuhi maka pembiayaan
tidak dapat diproses.
b. Nasabah Badan Usaha berbadan Hukum PT
Yaitu a.n PT sudah memiliki SID BI minimal 12 bulan
(bila tidak terpenuhi), maka dapat diproses dengan SID BI
pengurus/pemegang saham mayoritas > 50% atau
gabungan jumlah pemegang saham > 50%.
c. Nasabah Badan Usaha berbadan Hukum Yayasan
Yaitu a.n yayasan sudah memiliki SID BI minimal 12
bulan (bila tidak terpenuhi), maka dapat diproses dengan
SID BI minimal 2 orang pengurus inti (Ketua, Sekretaris,
Bendahara).
d. Nasabah Badan Usaha bukan berbadan Hukum
Yaitu a.n UD/PD, Fa, CV, atau salah satu pengurusnya
memiliki SID BI min 12 bulan tidak terpenuhi maka
pembiayaan tidak dapat diproses.
 Pembiayaan wajib lancar saat proses pe gajuan pembiayaan
dan 6 bulan terakhir.
 Pembiayaan tidak pernah kol. 3 dan 4 tahun terakhir.
 Pembiayaan tidak pernah kol. 5, hapus buku/hapus tagih.
 Ketentuan khusus kartu kredit sebagai berikut:
a. Diperkenankan kondisi kol. 2 2x6 bula terakhir, (DPD) ≤
30 hari kerja & maksimal tunggakan Rp. 1 Juta.
b. Tunggakan dimaksud adalah tunggakan annual fee, serta
harus dilunasi dan dibuktikan dengan surat keterangan
lunas/lancar dari Bank.

36
 Untuk kondisi SID BI tidak lancar karena kesalahan Bank
maka dapat menggunakan surat keterangan dari Bank.
 Laporan Keuangan. Nasabah wajib memberikan laporan
keuangan audited jika:
 Plafond > Rp. 10 Milyar, atau
 Total Asset > Rp. 25 Milyar, atau
 Penapatan per tahun > Rp. 25 Milyar.
Jika nasabah tidak memiliki laporan keuangan audited,
dapat diajukan dengan laporan keuangan unaudited, dan
nasabah wajib menyerahkan laporan keuangan audited
maksimal 1 tahun (TBO).
 Pencerminan Rekening Koran
 Minimal 50% omset tercermin pada rekening koran.
 Jika omzet tidak tercermin 50% di rekening koran
maka wajib melampirkan rekap penjualan 6 bulan,
bukti penjualan minimal 3 bulan.
 Pembiayaan tidak dapat diproses apabila pencerminan
omzet penjualan pada rekening koran dibawah 30%.
 Ratio Keuangan. Rasio per posisi laporan keuangan
terakhir:
 Debt Service Coverage Ratio (DSCR) min. 1,5 x.
 Current Ratio (CR) min. 1,2 x.
 Debt to Equity Ratio maks. 2,5 kali.
 Contact. Ketersediaan telepon calon nasabah fixed line
atau hand phone. Serta ketersediaan emergency contact
(anggota keluarga yang tidak tinggal serumah) dan wajib
disampaikan di MUP.
G. DOCUMENT CHECKLIST
1. Dokumen Umum
a. Asli form aplikasi permohonan pembiayaan standar BMI.

37
b. Asli surat pernyataan nasabah sesuai SE BI No. 18/19.DKMP 6
September 2016 (khusus pembiayaan properti atau pembiayaan
kendaraan bermotor).
c. Asli MUP Pembiayaan.
d. Copy Dokumen Rencana Pembelian Barang/RAB di ttd nasabah
(RAB khusus untuk tujuan pembiayaan pembelian bahan
material).
e. Asli underlying dokumen tujuan penggunaan (bila tujuan selain
pembelian rumah),
f. Asli Laporan Kunjungan Nasabah.
g. Asli surat pernyataan ahli waris dari nasabah (jika agunan adalah
milik pihak ketiga atau ada penyimpangan terhadap asuransi
jiwa).
h. Copy perjanjian pra-nikah pemilik agunan dari notaris yang
didaftarkan ke KUA/catatan sipil (jika pemilik agunan ada pisah
harta).
i. Copy putusan pembagian harga gono gini pemilik agunan dari
pengadilan agama (jika pemilik agunan statusnya cerai hidup
dengan agunan harta bersama).
j. Copy KTP pemilik agunan.
k. Fotokopi KTP pasangan pemilik agunan (jika pemilik agunan
menikah).
l. Copy Kartu Keluarga pemilik agunan.
m. Copy NPWP pemilik agunan.
n. Copy surat nikah pemilik agunan (jika pemilik agunan menikah).
o. Asli Surat Konfirmasi tertulis dari Bank/LK sebelumnya (jika
Take Over).
p. Copy mutase rekening tabungan/giro (R/K) pribadi/badan usaha
yang mencerminkan transaksis usaha selama 6 bulan terakhir
(khusus non fixed income).

38
q. Copy Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan L/R) dan/atau
Copy Bukti/Catatan transaksi bisinis dalam 2 tahun terakhir dan 1
triwulan terakhir.
r. Copy sertifikat objek agunan/bukti kepemilikan agunan
pembiayaan.
s. Copy Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
t. Copy PBB tahun terakhir.
2. Dokumen Tambahan Nasabah Non Perorangan
a. Copy KTP seluruh penguru dan pemegang saham.
b. Copy NPWP badan usaha jika non individu.
c. Copy akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir yang
membuktikan memiliki kewenangan untuk Tanda Tangan Akad
(jika ada perubahan akta pendirian).
d. Copy Pengesahan dari Instansi berwenang.
3. Dokumen Tambahan Nasabah Perorangan
a. Copy KTP calon nasabah dan pasangan (jika menikah).
b. Copy NPWP calon nasabah/pasangan (jika menikah).
c. Copy Kartu Keluarga (KK).
d. Copy Akta Nikah/Akta Perkawinan (jika menikah).
e. Copy Akta Cerai/Akta Perceraian (jika cerai hidup).
f. Asli surat pernyataan belum menikah (jika status nasabah belum
menikah).
g. Copy perjanjian pra-nikah nasabah dari notaris yang di daftarkan
ke KUA/catatan sipil (jika menikah dengan WNA atau perjanjian
pra-nikah atas permintaan sendiri sebelum menikah).
h. Asli surat keterangan beda nama atau tanggal lahir antara
KTP/KK/Akta Nikah (jika berbeda salah saatunya).
i. Asli surat kematian dari RS/Puskesmas/Kelurahan.
j. Copy Akta Cerai/Akta Perceraian pemilik agunan.

39
4. Dokumen Per Sektor Industri
Sektor Industri Dokumen Wajib Dokumen Tambahan (Jika
Dibutuhkan)
Perdagangan a. Surat Izin Usaha a. Surat Izin Tempat
Perdagangan (SIUP). Usaha (SITU).
b. Tanda Daftar Perusahaan b. Angka Pengenal
(TDP). Importir (AOI) (khusus
perusahaan exim)
c. Angka Pengenal
Eksportir (APE)
(khusus perusahaan
exim)
Manufaktur a. Surat Izin Usaha a. AMDAL (PT) (bagi
Perdagangan (SIUP). perusahaan skala usaha
b. Tanda Daftar Perusahaan yang besar).
(TDP). b. Surat Izin Tempat
Usaha.
Konstruksi a. Surat Izin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK).
b. Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).
Pendidikan a. Izin Pendirian dan
Operasional Sekolah dari
KemenDik.
b. Akreditasi dari BAN – PT.
Kesehatan a. Izin Pendirian & Operasional
RS/Klinik dari KemenKes.
b. Izin Praktek Dokter (untuk
praktek pribadi).
c. Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) (jika nasabah
membuka klinik bidan).

40
Jasa Keuangan a. Surat Izin Usaha dari
BI/OJK/KemenKeu/KemenK
Op.
b. Izin Usaha Keputusan
Kementrian Keuangan.
Jasa Outsourcing a. Surat Izin Tenaga Kerja.
b. Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).
Tour & Travel a. Surat Izin Kementrian
Pariwisata.
b. Surat Izin Kementrian
Departemen Agama (untuk
penyelenggara tour hajj dan
umroh).
c. Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).
Developer a. Surat Izin Perdagangan Usaha a. Advis
(SIUP) dan Tanda Daftar planning/keterangan
Perusahaan (TDP). rencana kota (non
b. Site Plan, AMDAL/Izin HO landed house).
dan Izin Lokasi/IPPT. b. Izin Lingkungan
c. KSO (jika lahan milik pihak Setempat.
ketiga). c. Rencana Umum Tata
d. Izin Mendirikan Bangunan Ruang.
(IMB). d. Izin Prinsip.
e. Piel Banjir.
Tabel 3.3
Dokumen Per Sektor Industri

41
3.3 Hasil Pengamatan Kerja Magang
Dalam keseharian penulis pada saat kerja magang di Bank Muamalat
KC Bandung menganalisa dan menyesuaikan apa yang dikerjakan dan apa
yang dipelajari pada saat perkuliahan bahwa keselarasan kinerja dan
ketepatan pelaksaan kegiatan dapat mendukung tercapainya tujuan yang
diharapakan oleh organisasi dan seluruh komponen organisasi khususnya
pegawai. Sebelum perusahaan memberikan dana kepada nasabah ada
prosedur-prosedur yang perlu dilakukan oleh pihak bank dan dokumen-
dokumen yang perlu nasabah lengkapi hal tersebut untuk menghindari
/mengurangi resiko yang dapat terjadi pada pihak bank.
Dalam proses pendanaan yang terpenting dilakukan adalah customer
profiling. Customer profiling adalah langkah memetakan dan mendalami
profil pelanggan. Sebelum memberikan pinjaman dana usaha Bank Muamalat
melakukan customer profiling yang dapat dilihat pada materi financing
process. Pada financing process perusahaan melakukan pengumpulan data-
data pelanggan untuk mengetahui kesanggupan pelanggan dalam
pengembalian dana yang dipinjamkan.
Pada prakteknya, costumer frofilling yang diadakan dengan tujuan
mampu membantu mereka yang membutuhkan dana untuk proses kegiatan
usahanya tidak selalu berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Prosedur
yang ditetapkan dinilai belum cukup membantu setiap karyawan yang dalam
hal ini dilakukan oleh bagian funding dan lending masih sering mendapat
kebijakan yang dapat lebih memudahkan atau pun bahkan mempersulit proses
tersebut yang sebenarnya tidak diatur sebelumnya. Terkadang ada beberapa
poin yang diabaikan oleh pihak terkait dan ada pula tambahan poin agar
mampu melangkah ke tahap selanjutnya. Hal demikian tanpa disadari mampu
mengganggu totalitas karyawan dalam melaksanakan tugasnya serta dapat
menghambat pekerjaan lainnya yang mampu menjadi peluang yang lebih baik
ke depannya.

42
BAB IV
PENUTUP

4.2 Kesimpulan
Kegiatan Magang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk meng-
aplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama di dunia pendidikan. Dalam
kegiatan magang tersebut mahasiswa mampu membandingkan teori yang
dipelajari sebelumnya dengan kenyataan yang sesungguhnya, yang
didapatkan di tempat magang tersebut. Untuk selanjutnya mahasiswa dapat
mendapat pengalaman dan gambaran yang jelas mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya. Melalui kegiatan magang mahasiswa dituntut untuk lebih
kritis lagi mengenai teori dan aplikatif yang terjadi di lapangan untuk mampu
memperbaiki kinerja untuk sekarang atau di masa yang akan datang.
Setelah melaksanakan Kegiatan Magang di Bank Muamalat Kantor
Cabang Bandung, penulis mendapat banyak pembelajaran yaitu ilmu
pengetahuan mengenai pemberkasan data di Bank Muamalat Kantor Cabang
Bandung yang penulis dapat di perkuliahan untuk di terapkan ketika
pelaksanaan Magang, praktikan juga dapat belajar untuk mengidentifikasi
kendala yang dihadapi dalam di dunia kerja sekaligus caranya untuk
menghadapi setiap kendala yang ada guna mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerja perusahaan.
Kesimpulan mengenai pekerjaan selama magang adalah sebagai
berikut:
1. Pada prakteknya masih terdapat perbedaan antara kegiatan
dengan SOP yang ada.
2. Masih terdapat proses yang menghambat kinerja perusahaan.
3. Masih terdapat kesulitan dalam melaksanakan customer profiling
dalam financing process.
4. Masih adanya pegawai yang sering terlambat dan keluar pada jam
kerja namun bukan kepentingan kantor sehingga terkadang
konsumen tidak terlayani dengan baik.

43
5. Masih terdapat kasus dimana konsumen yang tidak memenuhi
syarat dibuat secara sengaja untuk tetap diberikan pembiayaan
meskipun dengan hal yang masih dibilang wajar.
Selain poin yang disebutkan diatas , hasil analisis yang penulis
dapatkan bahwa kinerja yang sudah berjalan sejauh ini dapat dikatakan baik
dan sesuai dengan prosedur yang ada.

4.2 Saran
Dalam masalah lemahnya kedisiplinan tenaga kerja yang ada dapat
diatasi dengan lebih ketatnya aturan yang dibuat oleh perusahaan serta adanya
sanksi yang membuat karyawan jera dan tidak mengulangi kembali kesalahan
tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk kinerja yang lebih maksimal pada
perusahaan serta dapat mengingkatkan kualitas dari perusahaan.
Adapun masalah selanjutnya sebaiknya tidak terlalu banyak
memaksakan agar nasabah yang benar-benar tidak memenuhi syarat untuk
tidak dilakukan pembiyaan karena akan berakibat pada karyawan itu sendiri
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Serta perlunya ada pengawasan
yang lebih ketat untuk menghindari kerugian pada perusahaan.
.

44
DAFTAR PUSATAKA

Idtesis. Sistem Informasi Manajemen. https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-


teori-sistem-informasi-manajemen-daerah-simda-menurut-para-ahli-dan-contoh-
tesis-sistem-informasi-manajemen-daerah-simda/ (Oktober 2019)
Jamal. Contoh Laporan Magang. http://jamallaporanmagang.blogspot.com/
(Oktober 2019)
BPKP.http://www.bpkp.go.id/sakd/konten/333/versi-2.1.bpkp (Oktober 2019)
Bpkad. Sistem Informasi Manajemen daerah simda
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2016/05/26/pengenalan-sistem-informasi-
manajemen-daerah-simda/ (Oktober 2019)

45
LAMPIRAN-LAMPIRAN

46

Anda mungkin juga menyukai