Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurmilah

NIM : 3403170220

Kelas : Akuntansi G Reguler

Mata Kuliah : Auditing 1

KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERN

1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manjemen adalah pihak yang diberi kepercayaan oleh pemilik suatu perusahaan untuk
mengelola perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Manajemen mempunyai
tanggungjawab atas pengelolaan terrsebut tidak hanya kepada pemilik saja, tetapi juga kepada
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan, misalnya kreditor, pelanggan,
karyawan, dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Dalam paragraph ke-50 SFAC No. 1,
FASB menetapkan tujuan pelaporan keuangan seperti berikut:
Financial reporting should provide information about how management of an enterprise
has discharged its stewardship responsibility to owners (stockholders) for the use of enterprise
resources entrusted to it.”
Pelaporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai bagaimanakah
pengelola suatu perusahaan melaksanakan tanggungjawabnya kepada pemilik (pemegang
saham) mengenai pemakaian sumber-sumber ekonomik yang dipercayakan kepadanya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelaporan keuangan adalah
sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Secara periodik
manajemen suatu perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada
pemilik. Tanggungjawab tersebut tidak hanya meliputi pemeliharaan dan penyelamatan
sumber-sumber ekonomik perusahaan, tetapi juga meliputi efisiensi dan profitabilitas
pemakaiannya, dan perlindungan dari kemungkinan ekonomi yang tidak menguntungkan seperti
inflasi atau deflasi, atau karena perubahan teknologi dan sosial. Sejauh mana manajemen
perusahaan memberi rasa aman kepada masyarakat, maka manajemen mempunyai
tanggungjawab yang lebih luas kepada calon investor dan masyarakat umum. Masyarakat
adalah pihak yang secara khusus mempunyai hak untuk meminta pertanggungjawaban
manajemen dalam pengelolaan perusahaan.
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai
Tujuan utama Auditor dalam suatu penugasan audit adalah untuk memberikan
pendapat atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan
tersebut Auditor harus memperoleh bukti audit yang memadai melalui pelaksanaan dua jenis
prosedur pengujian audit, yaitu :
1. Prosedur Ketaatan (Compliance Procedures)
2. Prosedur Substantif (Substantive Procedures)
1. Prosedur Ketaatan
Prosedur ketaatan adalah pengujian yang dirancang untuk memperoleh
keyakinan yang rasional terhadap teknik Pengendalian Internal Perusahaan.
Pengendalian yang akan diuji hanya sejauh yang berdampak material terhadap
penyajian Laporan Keuangan.
Jika pengendalian menunjukkan bahwa kegiatan operasional telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan, maka pekerjaan auditor dapat
meliputi :
1. Mengurangi tingkat pengujian Prosedur Substantif
2. Melakukan beberapa prosedur pada tanggal sebelum tanggal laporan keuangan.

Auditor dapat memutuskan untuk tidak melakukan Prosedur Ketaatan dalam hal
pengendalian internal sangat lemah dan tidak dapat diandalkan.

2. Prosedur Substantif
Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai
kelengkapan, keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistim akuntansi
serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan saldo-
saldo. Hal ini diklasifikasikan dalam 2 tahap prosedur audit umum, yaitu :
 Analytical Review
 Tes secara terperinci atas Transaksi dan Saldo (Tests of Details of Transactions
and Balances)

Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang


perlu untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya tingkat pengujian audit
yang akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement Auditor dengan
memperhatikan beberapa factor sebagai berikut :

 Sejauh mana pengendalian internal dapat diandalkan


 Unsur Materialitas sehubungan dengan penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan
 Sifat dan ukuran masing-masing pos yang membentuk saldo perkiraan tertentu
 Sejauh mana kekeliruan dapat diungkapkan
3. Keterbatasan Bawaan

Salah satu konsep dasar yg telah disebutkan adalah bahwa pengendalian intern hanya
dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris sehubungan
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Alasannya adalah karena keterbatasan
bawaan(intherent limitations) pada setiap struktur pengendalian intern perusahaan berikut :

1. Kesalahan dalam pertimbangan. Serinkali terjadi, manajemen dan personil lainnya


melakukan pertimbangan yg kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis, atau
dalam melakukan tugas-tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu, atau
penyebab lainnya.
2. Kemacetan pada pengendalian yg telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti
dengan instruksi, atau melakukan kesalahan karena kecerobohan, kebingungan, atau
kelelahan.
3. Kolusi/persengkokolam yg dilakukan oleh seorang pegawai dg pegawai lainnya, atau dengan
pelanggan, atau pemasok, bisa tidak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern.
4. Pelanggaraan oleh manajemen. Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan
atau prosedur-prosedur untuk tujuan-tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi, atau
membuat laporan keuangan menjadi nampak baik.
5. Biaya dan manfaat. Biaya penyelanggaraan suatu struktur pengendalian intern seyogyanya
tidak melebihih manfaat yg akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut.
Oleh karena itu walaupun pengendalian untuk sesuatu hal diperlukan, karena biaya
penyelenggaraan atau pengorbanannya tidak sepadan dengan manfaatnya. Karena
pengukuran biaya dan manfaat sulit dilakukan dengan tepat, maka manajemen harus
membuat taksiran kuantitatif dan kualitatif serta melakukan pertimibangan-pertimbangan
dalam mengevaluasi hubungan biaya dan manfaat tersebut.
4. Metode Pengolahan Data

Pengelolaan Data adalah kegiatan atau operasi yang direncanakan guna untuk mencapai
tujuan. Dalam pengelolaan ini di dalamnya ada kegiatan yang di lakukan oleh pengelola data
guna untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama atau pun secara pribadi.dalam
pengelolaan itu melibatkan manusia sebagai pelaksana dan dapat menyimpan data yang ada
dan didapat dari informasi pengambilan keputusan, selain itu juga ada alat bantu mungkin
berupa computer yang yang ada di lapangan. Dengan alat bantu tersebut semua data-data yang
ada dapat diproses dan di jadikan sebuah informasi.

Anda mungkin juga menyukai