DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya untuk membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem Pengendalian Manajemen”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dengan adanya penyusunan makalah seperti ini, rangkuman yang kami laksanakan dapat tercatat
dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses
belajar kita semua, terutama dalam pemahaman “Pengukuran Kinerja Manajemen”.
Penyusunan dalam menyelesaikan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing kami, Putu Pradiva Putra Salain, SE.,MM yang telah membimbing
dan mengarahkan kami dengan terselesaikan makalah ini.
2. Serta segenap pihakyang telah ikut dalam proses penyelesaian makalah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran
bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan
adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demikemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
BAB I. (PENDAHULUAN) 1
3.1 KESIMPULAN 16
3.2 SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, makarumusan masalah yang dapat
diperoleh yaitu:
1. Bagaimanakah informasi yang digunakan dalam penilaian?
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Seorang manajer fungsinya adalah menjamin bahwa pekerjaan yang ada pada organisasi
dilakukan secara efisien dan efektif. Manajer tidaklah mengendalikan biaya secara langsung.
Yang dilakukan manajer adalah berupaya mempengaruhi tindakan yang bertanggung jawab atas
pengeluaran biaya. Dengan demikian dalam pengnedalian manejemen manajer bekerja melalui
orang lain dengan berbagai cara berikut ini :
1. Memilih pegawai
2. Memastikan pegawai dilatih secara layak memutuskan dimana pegawai tersebut cocok
pada organisasi pemberdayaan pegawai
3. Mengatasi masalah menjamin bahwa lingkungan pekerjaan memuaskan
4. Pemberdayaan pegawai
5. Memberikan nasihat dan saran
6. Mengatasi masalah
7. Menjamin bahwa lingkungan pekerjaan memuaskan
a. Informasi informal
Bayak informasi yang digunakan manajer adalah informasi informal manajer
menerimanya melalui pengamatan, percakapan, telepon, rapat, memo, pertemuan-
pertemuan sehingga sama sekali berbeda dewngan informasi yang diperoleh dari
laporan formal.
b. Informasi pengendalian tugas
Kebanyakan informasi yang ada pada suatu organisasi adalah informasi pengendalian
tugas. Sistem pengendalian produksi menyediakn informasi yang menjadwalkan
pengiriman bahan baku, penggunaan tenaga kerja dan sumber daya lain, sehingga
produk yang sebenarnya dan jumlah yang benar dapat diperoleh pada akhir proses,
3
sistem ini juga mengendalikan pemesanan gaji penyimpanan dan aktifitas lain.
Informasi pengendalian manejemen terutama merupakan ringkasan dari pengendalian
tugas. Karena pesatnya perkembangan komputer dan biaya pertransaksi yang semakin
rendah masalah utama dalam memperoleh informasi menejemen yang bermanfaat
telah menjadikan sebagian kecil dari informasi yang tersedia mudah digunakan oleh
manajer.
c. Laporan anggaran
Anggaran yang disetujui merupakan media pengendalian aktivitas pusat pertanggung
jawaban yang ada, dan suatu laporan yang membandingklan pendapatan
sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan merupakan keuangn yang penting.
Walaupun anggaran merupakan pedoman penting bagi manajer pusat pertanggung
bjawaban, anggaran hanyalah merupakan pedoman. Jika manajer menemukan cara
yang lebih baik dalam mencapai tujuan atau jika keadaan berubah dari asumsi awal
manajer boleh tidak menggunakan anggaran.
d. Informasi non keuangan
Informasi non keuangan tertentu merupakan indikator penting tentang bagaimana
strategi yang dipilih diterapkan hal ini mengacu pada beberapa cara variabel penting,
faktor-faktor strategi, faktor kesuksesan kunci, faktor kesuksesan kritis atau indikator
kinerja kunci.
4
beberapa tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan kebutuhan untuk menggunakan
pengukuran non keuangan.
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2. Menurut Dr. Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard Business School
(1990), “Balanced scorecard yaitu sebuah metode alternatif yang digunakan perusahaan
5
untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada
kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan, seperti perspektif pelanggan,
Proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan”.
Dari keempat pengertian balanced scorecard menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa balanced scorecard adalah sebuah metode pengukuran kinerja manajemen dalam
pengambilan keputusan strategi perusahaan dengan menggunakan 4 perspektif pengukuran yaitu:
perspektif financial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif proses
belajar dan pertumbuhan kinerja perusahaan tersebut.
Dalam membuat Balance scorecsrd, eksekitif harus memilih seperangkat ukuran yang:
a. Menunjukan faktor kritis secara akurat yang akan menentukan kesuksesan strategi
perusahaan.
b. Menunjukan hubungan diantara ukuran individual sebagai penyebab.
c. Menyediakan pandangan yang lebih luas tentang status terkini perusahaan.
Konsep Balanced Scorecard pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan
yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka, yang kemudian diukur dan dimonitor
secara berkelanjutan. Konsep Balanced Scorecard mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
perspektif yaitu:
6
1. Persepektif Keuangan (Financial Perspective)
Dalam balance scorecard, financial perspektif merupakan hal yang penting. Dari
perspektif ini akan memudahkan pengukuran finansial dan memberikan ringkasan konsekuensi
dari tindakan ekonomis yang sudah diambil oleh perusahaan. Ukuran kinerja finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan laba perusahaan.
Ketiga tolak ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan
begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.
Perspektif pelanggan adalah perspektif kedua yang digunakan mengukur pada balance
scorecard. Customer perspective berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan.
Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan dengan layak sehingga pelanggan
mendapatkan rasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Adanya pelayanan yang
baik, akan mendukung peningkatan loyalitas konsumen kepada perusahaan. Sebaliknya, jika
perusahaan memberikan pelayanan yang buruk, pasti konsumen mencari perusahan lain yang
memiliki sistem atau pelayanan yang lebih baik.
7
Seberapa besar omzet penjualan.
Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
Tingkat kepuasan pelanggan.
Kebutuhan pelanggan.
Internal process perspective, yaitu melakukan penilaian seberapa besar ukuran dan
sinergi dari setiap unit kerja. Jadi penilaian fokus kepada internal perusahaan. Untuk mengukur
point ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam
perusahaan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses
bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang
didapat perusahaan juga akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif
proses bisnis internal, antara lain:
Dalam perspective ini, karyawan menjadi aset berharga perusahaan yang harus dijaga.
Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi
banyak kendala. Selain itu, karyawan juga menjadi faktor pendukung dalam perspektif keuangan
dan pelanggan. Di sisi lain, perusahaan juga perlu memperhatikan sistem dan prosedur kerja
yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua
elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis
berlangsung. Ada tiga hal yang dijadikan tolak ukur dalam perspektif ini, antara lain:
8
Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
Kemampuan mengelola sistem informasi
Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab
Guna menentukan standar ukuran kinerja suatu perusahaan, visi perusahaan perlu
dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang diharapkan dapat
terwujud di masa mendatang oleh perusahaan terkait yang biasanya dinyatakan dalam suatu
pernyataan singkat. Dalam mewujudkannya, perusahaan perlu merumuskan suatu strategi.
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu visi perusahaan dan menjadi landasan
perumusan strategi. Dalam proses perencanaan strategis, tujuan ini dijabarkan ke dalam beberapa
sasaran strategis dengan beberapa kuran pencapaiannya
Dalam balanced scorecard, karyawan diperlihatkan hal yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan atau keinginan pemegang saham dan konsumen karena oleh tujuan tersebut
dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Oleh karena itu, balanced scorecard menunjukkan
strategi yang menyeluruh, terdiri dari tiga kegiatan:
9
3. Rencana bisnis
Rencana bisnis berperan sebagai pengintegrasi dalam sebuah perusahaan atau organisasi
antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Dalam mengimplementasikan berbagai
macam program, masing-masing pasti memiliki keunggulannya sendiri dan saling bersaing
antara satu dengan yang lainnya. Hal ini membuat manajer mengalami kesulitan dalam
mengintegrasikan berbagai ide yang muncul dari tiap departemen. Namun dengan penggunaan
balanced scorecard sebagai dasar pengalokasian sumber daya dapat mempermudah perusahaan
dalam mengatur hal yang lebih penting untuk diprioritaskan, balanced scorecard juga
menggerakkan perusahaan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan
balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan
monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga
perspektif yang ada yaitu konsumen, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan
untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi.
Proses penilaian menggunakan balance scorecard bukan proses yang singkat. Beberapa
tahap analisis perlu dilewati dengan teliti. Namun, adanya balance scorecard akan berguna untuk
merencanakan strategi perusahaan selanjutnya dan menjadi alat bantu pengambilan keputusan
bisnis yang dilakukan perusahaan. Berikut adalah manfaat penggunaanya:
Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk membangun dan
mengkomunikasikan strategi. Model bisnis divisualisasikan dalam Peta Strategi yang membantu
manajer untuk berpikir tentang hubungan sebab akibat antara beberapa tujuan strategis yang
berbeda. Proses menciptakan peta strategis memastikan bahwa keberhasilan dalam suatu
perusahaan bisa dicapai melalui serangkaian tujuan strategis yang saling terkait. Hal ini berarti
10
bahwa hasil kinerja serta faktor pendukung kinerja diidentifikasi untuk membuat gambaran utuh
tentang strategi perusahaan.
Adanya gambaran strategi bersama menyeluruh dan saling terkait tentu membuka
peluang bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal dan eksternal. Dalam
Balanced Scorecard setiap divisi dalam perusahaan harus berkolaborasi dengan divisi lain untuk
bisa mencapai tujuan. Adanya Balanced Scorecard mendorong peningkatan komunikasi strategi
dalam perusahaan, baik internal maupun eksternal. Kolaborasi dan keterlibatan staf dan
pemangku kepentingan dalam perusahaan tentu akan berlangsung secara rutin dalam perusahaan.
Tidak hanya itu, adanya saling keterkaitan antar divisi juga berdampak pada sistem kinerja
perusahaan yang lebih terbuka dan dinamis.
Balanced Scorecard dapat menjadi panduan dari desain laporan perusahaan. Hal ini
memastikan bahwa pelaporan manajemen berfokus pada isu-isu strategis yang penting dan
membantu perusahaan melakukan monitoring dari pelaksanaan rencana perusahaan.
11
6. Penyelarasan Organisasi yang Lebih Baik
a. Menentukan strategi
Membuat suatu jaringan antara strategi dan tindakan operasional akibatnya adalah
perlu proses penentuan Balance scorecared dengan menetukan strategi organisasi.
Pada tahapan ini penting dipahami bahwa tujuan organisasi dijelaskan ssecara
eksplisit dan target yang ingindicapai telah dikembangkan.
b. Menentukan ukuran dari strategi
12
Langkah berikutnya adalah mengmbangkan ukuran-ukuran dalam mendukung
strategi yang telah diterapkan. Organisasi harus fokus pada ukuarn-ukuarn penting
dari strategi.
c. Menyatukan ukuran yang sudah ditetapkan ke dalam sistem manajemen Balance
scorecard harus disatukan dengan struktur formal dan informal organisasi, budaya,
dan prakktik-praktik sumber dayanya.
d. Menelaah ukuran dan hasil secara rutin
Sekali balance scoredcard bejalan maka secara konsisten harus ditelah oleh
manajemen puncak. Aspek penting dari telaah ini adalah:
1. Telah memberitahukan manajemen apakah strategi telah diterapkan.
2. Telaah dijunkan bahwa manajemen serius terhadap ukuran-ukuran yang ada.
3. Telaah telah tetap menggariskan ukuran tegrhadap strategi yang berubah.
4. Telaah memperebaiki pengukuran.
Perancangan ukuran kinerja adalah suatu tahapan yang penting dalam penerapan BSC
pada suatu organisasi. Perancangan BSC pada lembaga Pemerintahan seperti lembaga
pemerintah, diawali dengan penentuan komponen-komponen strategik oleh manajemen.
Komponen strategik dimaksud adalah visi, misi, tujuan, dan strategi lembaga pemerintah.
Komponen strategik tersebut merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang
disusun sebelumnya didalam renstra dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)
yang kemudian disesuaikan dengan kondisi saat ini dan keterkaitannya dengan tugas pokok dan
fungsi lembaga pemerintah.
13
bentuk akuntabilitas pemerintah kepada publik.Oleh karena itu sebagai suatu sistem strategi,
BSC diaplikasikan pada saat penyusunan renstra dan sebagai suatu alat pengukuran kinerja
indikator-indikator kinerja BSC diaplikasikan pada LAKIP.
14
4. Terukur Keterukuran sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategis menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategis yang dihasilkan oleh
sistem tersebut. Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategis yang sulit
untuk diukur. Sasaran-sasaran strategis perspektif non keuangan merupakan sasaran
yang tidak mudah di ukur, namun dalam pendekatan balanced scorecard, sasaran
diketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola,
sehingga dapat diwujudkan.
1. Korelasi yang buruk antara ukuran non keuangan dengan hasilnya. Tidak adanya
jaminan bahwa profitabilitas masa depan akan mengikuti pencapaian target
dibidang non keuangan manapun. Hal ini menjadi masalah karena adanya asumsi
yang melekat bahwa profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian individual.
2. Terpaku pada hasil keuangan. Sering kali para manejer terbiasa dan terlatih dengan
ukuran keuangan, tetapimereka juga sering mendapatkan tekanan-tekanan dari
pemegang saham berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan mereka.
Program insentif dapat menciptakan suatu tekanan tambahan bagi para manajer
senior karenaadanya pemberian kompensasi yang diberikan dengan berdasarkan
kinerjakeuangan.
3. Ukuran-ukuran yang tidak diperbarui.Masih banyak perusahaan yang tidak
memiliki mekanisme formal untukmemperbarui ukuran-ukuran tersebut agar
selaras dengan perubahan strategistrateginya.
4. Terlalu banyaknya pengukuran yang dilakukan hal tersebut dapatmengakibatkan
manajer kurang fokus karena mencoba melakukan banyak halpada waktu yang sa
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organisasi sektor publik berhubungan langsung dengan penyediaan services and
goodsuntuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat
merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga dalam rangka
memenuhicustomer satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola piker (mind set) terhadap para
pengelola organisasi layanan publik tentang bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan
(masyarakat). Melalui BSC, organisasi pemerintah atau sektor publik akan mampu menjelaskan
misinya kepada masyarakat dan dapatmengidentifikasi indikator kepuasan masyarakat secara
lebih transparan, objektif, dan terukur serta mampu mengidentifikasi proses kerja dan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkannya dalam mencapai misi dan strateginya. Sebaliknya
didalam proses implementasinya, kegiatan yang dilakukan oleh organisasi publik akan dapat
menghadirkan suatu sistem manajemen startegik yang berorientasi pada masyarakat.
3.2 SARAN
Pengukuran kinerja manajemen mempunyai arti yang sangat penting bagi sebuah
perusahaan. Seseorang pemimpin perlu memperhatikan dengan baik pengukuran kinerja di
dalam perusahaannya, demi mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan termasuk informasi
atau penggunaan sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas,
perbandingan hasil atau harga atau target dan efektifitas tindakan di dalam mencapai tujuan.
16
Daftar Pustaka
https://www.pelajaran.co.id/2020/08/pengertian-pengukuran-kinerja.html
http://ninisug.blogspot.com/2011/05/pengukuran-kinerja-manajemen.html
https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-balanced-scorecard-simak-pengertian-dan-
penerapannya
17