BAB 8
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAN
PENGARUHNYA
NAMA KELOMPOK :
1. AYUNI PUTRI REZEKI (205310559)
2. MAWADDAH LUTHFIA (205310544)
3. OVI PUTRI ANI (205310547)
4. LEVINA AULIA TREUSNA (205310511)
AKT/5/B
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Sistem Pengendalian
Manajemen yang berjudul “Pengukuran Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya”. Dari makalah ini
semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya serangkaian aktivitas
pengukuran kinerja keuangan terhadap suatu manjemen dan operasi pemrosesan pengaruhnya
dalam suatu dunia kinerja terkait yang terus menerus berhubungan dengan manajemen .
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan Kepada Ibu Rona NO, SE., M.Ak selaku
dosen mata kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami
dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu
budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
KELOMPOK 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pengendalian Manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber
diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai proses untuk
menjamin bahwa sumber manusia, fisik, dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan
organisasi secara menyeluruh. Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan
manajemen sesuai dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses
perencanaan strategi.
Sistem pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode akuntansi
manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta mengevaluasi kinerja
perusahaan. suatu sistem pengendalian manajemen berusaha untuk mengarahkan berbagai
macam usaha yang dilaksanakan oleh semua sub unit organisasi agar mengarah pada tujuan
organisasi dan tujuan para manajernya.
Salah satu sistem pengendalian manajemen adalah sistem penilaian kinerja yang
merupakan mekanisme untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan organisasi dalam
menerapkan strategi. Sistem penilaian kinerja terbagi menjadi dua yaitu ukuran finansial
(keuangan) dan non-finansial.
Namun, sering terjadi pengukuran dilakukan secara tidak tepat. Ketidaktepatan inidapat
disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan
pengukuran kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang
diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,
ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi
dalam pengelolaan kinerja.
Kinerja Tindakan Pasar Salah satu cara untuk mengukur perubahan nilai adalah dengan
menggunakan pengukuran pasar dari kinerja yang didasarkan pada perubahan nilai pasar atau
perusahaan. Nilai yang diciptakan dapat diukur secara langsung pada periode tertentu sebagai
jumlah dari pembayaran dividen untuk pemegang saham pada periode pengukuran yang
ditambah atau dikurangi dengan perubahan pada nilai pasar saham.
Untuk perusahaan publik yang sahamnya dijual secara aktif pada aktivitas perdagangan
dan pasar modal, nilai pasar dari perusahaan biasanya dilihat sebagai pengukuran yang paling
mendekati pengukuran yang tidak sempurna dari nilai intrinsik sesungguhnya dari sebuah
perusahaan. Pengukuran pasar memiliki daya tarik yang kuat karena secara relatif memberikan
indikasi langsung terhadap perubahan nilai perusahaan. Jika perubahan nilai pasar diukur oleh
harga transaksi sekarang yang secara aktif diperdagangkan, pasar yang efisien, pengukuran pasar
juga memiliki kelebihan lain.
Untuk perusahaan dagang publik, nilai pasar tersedia dalam dasar yang tepat waktu.
Namun, pengukuran pasar memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :
Pengukuran pasar terkendala masalah pengendalian, dimana pengukuran pasar
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh beberapa manajer puncak
dalamorganisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan yang
penting.
Nilai pasar tidak selalu menggambarkan kinerja yang sesungguhnya, meskipun
nilai hanya mewakili ekspektasi, dan hal ini dapat berisiko untuk insentif dasar
yang diperkirakan karena perkiraan tersebut mungkin bukan yang
sesungguhnya.
Pengukuran kinerja pasar berpotensi gagal mencapai kesesuaian, dimana pasar
tidak selalu memberikan informasi yang baik mengenai rencana perusahaan dan
prospeknya, baik itu aliran kas masa depan maupun risikonya.
2.4 Pengukuran Akuntansi Kinerja
Sebagian besar organisasi didasarkan pada evaluasi manajer dan imbalan yang berat
pada standar berbasis akuntansi, pengukuran ringkasan keuangan. Berdasarkan
akuntansi, ringkasan pengukuran kinerja berasal dari dua bentuk dasar, yaitu :
Pengukuran residual (pengukuran akuntansi laba) seperti pendapatan bersih,
labaoperasi, pendapatan sebelum bunga, pajak , depresiasi dan amortisasi
(EBITDA),dan laba residual.
Pengukuran rasio (ROI, ROE, RONA, RARPCOC). Pengukuran ini biasanya
diambil dari peraturan yang ditentukan oleh pengatur standar untuk tujuan
pelaporan keuangan.
2.4.1 Ukuran Pengukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif yaitu :
Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran
kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan,
kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan
daerah organisasi kerja. Ukuran prestasi yang lebih disederhana terdapat tiga kreteria untuk
mengukur kinerja, pertama; kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua,
kualitas kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Relevan (relevance). Relevan mempunyai makna (1) terdapat kaitan yang erat antara
standar untuk pelerjaan tertentu dengan tujuan organisasi, dan (2) terdapat
keterkaitan yang jelas antara elemen-elemen kritis suatu pekerjaan yang telah
diidentifikasi melalui analisis jabatan dengan dimensi-dimensi yang akan dinilai
dalam form penilaian.
2. Sensitivitas (sensitivity). Sensitivitas berarti adanya kemampuan sistem penilaian
kinerja dalam membedakan pegawai yang efektif dan pegawai yang tidak efektif.
3. Reliabilitas (reliability). Reliabilitas dalam konteks ini berarti konsistensi penilaian.
Dengan kata lain sekalipun instrumen tersebut digunakan oleh dua orang yang
berbeda dalam menilai seorang pegawai, hasil penilaiannya akan cenderung sama.
4. Akseptabilitas (acceptability). Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang
dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
5. Praktis (practicality). Praktis berarti bahwa instrumen penilaian yang disepakati
mudah dimenegerti oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses penilaian tersebut.
Pendapat senada dikemukakan oleh Noe et al (2003: 332-335), bahwa kriteria sistem
pengukuran kinerja yang efektif terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Mempunyai Keterkaitan yang Strategis (strategic congruence). Suatu pengukuran
kinerja dikatakan mempunyai keterkaitan yang strategis jika sistem pengukuran
kinerjanya menggambarkan atau berkaitan dengan tujuan-tujuan organisasi. Sebagai
contoh, jika organisasi tersebut menekankan pada pentingnya pelayanan pada
pelanggan, maka pengukuran kinerja yang digunakan harus mampu menilai seberapa
jauh pegawai melakukan pelayanan terhadap pelanggannya.
2. Validitas (validity). Suatu pengukuran kinerja dikatakan valid apabila hanya
mengukur dan menilai aspek-aspek yang relevan dengan kinerja yang diharapkan.
3. Reliabilitas (reliability). Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi pengukuran kinerja
yang digunakan. Salah satu cara untuk menilai reliabilitas suatu pengukuran kinerja
adalah dengan membandingkan dua penilai yang menilai kinerja seorang pegawai.
Jika nilai dari kedua penilai tersebut relatif sama, maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tersebut reliabel.
4. Akseptabilitas (acceptability). Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang
dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya. Hal ini menjadi
suatu perhatian serius mengingat sekalipun suatu pengukuran kinerja valid dan
reliabel, akan tetapi cukup banyak menghabiskan waktu si penilai, sehingga si penilai
tidak nyaman menggunakannya.
5. Spesifisitas (specificity). Spesifisitas adalah batasan-batasan dimana pengukuran
kinerja yang diharapkan disampaikan kepada para pegawai sehingga para pegawai
memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana cara untuk mencapai
kinerja tersebut. Spesifisitas berkaitan erat dengan tujuan strategis dan tujuan
pengembangan manajemen Kinerja.
Dari pendapat Casio dan Noe et al, ternyata suatu instrumen penilaian kinerja
harus didesain sedemikian rupa. Instrumen penilaian kinerja, berdasarkan konsep
Casio dan Noe et al, terutama harus berkaitan dengan apa yang dikerjakan oleh
pegawai. Mengingat jenis dan fungsi pegawai dalam suatu organisasi tidak sama,
maka nampaknya, tidak ada instrumen yang sama untuk menilai seluruh pegawai
dengan berbagai pekerjaan yang berbeda.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja juga dapat
digambarkan sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi perusahaan yang tertuang dalam perumusan
strategi planning suatu perusahaan.
Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil
untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan.
Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
a. Relevan (relevance)
b. Sensitivitas (sensitivity)
c. Rebilitas (reliability)
d. Akseptabilitas (acceptability)
e. Praktis (practicality)
Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen sebagai perkembangan
dari konsep pengukuran kinerja yang mengukur perusahaan. Konsep ini
mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan
efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan.
Pendekatan tersebut berdasarkan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA