Materi 1 :
Konsep Dasar Penilaian Kinerja keuangan
Materi 2 :
Pengukuran kinerja Pasar
Disusun Oleh
Muhammad Syifa Qolbi (203403416092)
Muhammad Ferdiansyah
Universitas Nasional
Jakarta
2022
Abstrak
Modul konsep dasar Pengukuran kinerja merupakan penjabaran dari pengertian atau arti
dari pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan
penyesuaianpenyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Menurut Whittaker
dalam Moeheriono (20012:72), pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas, serta
untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goal and objectivities). Tindakan pengukuran
yang dilakukan diharapkan bisa membantu organisasi/perusahaan dalam melakukan
pengambilan keputusan untuk para karyawannya. Seseorang yang mampu mencapai tujuan
dan sasarannya mereka adalah karyawan yang mempunyai kinerja yang baik. Oleh karena
itu modul ini akan membicarakan konsep Pengukuran kinerja alasan kenapa kita
membutuhkan penilaian kinerja, metode-metode dalam penilaian kinerja, serta pihak-pihak
yang melakukan penilaian kinerja.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai
dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi. Sistem
pengendalain manajemen meramalakan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level aktifitas,
anggaran, evaluasi kinerja dan motifasi karyawan.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus
diimbangi oleh kinerja karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya tujuan-
tujuan yang ingin dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia (pegawai) dalam organisasi adalah mengukur kinerja pegawai. Pengukuran kinerja
dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat diketahui seberapa tepat
pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam dalam menjalankan fungsinya
akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu,
hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses
pengembangan pegawai.
Namun, sering terjadi pengukuran dilakukansecara tidak tepat. Ketidaktepatan ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan
pengukuran kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang diimplementasikan,
ketidakpahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan, ketidakakuratan instrumen
pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi dalam pengelolaan kinerja.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kinerja.
2. Untuk mengetahpui pengertian pengukuran kinerja.
3. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya pengertian kinerja dapat dimaknai secara
beragam. Beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian
pekerjaan, sementara sebagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kinerja juga dapat digambarkan sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi perusahaan yang tertuang dalam perumusan strategi
planning suatu perusahaan. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan
kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian
sasaran tujuan.
Kinerja tidak dengan sendirinya. Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Amstrong (1998: 16 - 17)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor individu (Personal Factors), berkaitan dengan keahlian, motivasi, komitmen, dll.
2. Faktor kepemimpinan (leadership factors), berkaitan dengan kualitas dukungan dan
pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, manajer, atau ketua kelompok kerja.
3. Faktor kelompok/rekan kerja (team factors), berkaitan dengan kualitas dukungan yang
diberikan oleh rekan kerja.
4. Faktor sistem (system factors), berkaitan dengan sistem/metoda kerja yang ada dalam
fasilitas yang disediakan oleh organisasi.
5. Faktor situasi (consectual/situational factors), berkaitan dengan tekanan dan perubahan
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.
3. Mengelompokkan karyawan 5-10 kelompok dalam skala kurva normal dari yang rendah
sampai yang tertinggi.
e. Model Esai Menyusun esei ringkas mengenai kinerja karyawan berdasarkan indikator
kinerja dan definisinya.
f. Model Critical Incident Penilai melukiskan dimensi kinerja yang dapat diterima (positif)
dan dimensi kinerja yang tidak dapat diterima (negatif).
g. Model Forced Distribution Mengelompokkan karyawan 5-10 kelompok dalam skala kurva
normal dari yang rendah sampai yang tertinggi.
Pihak-pihak yang melakukan penilaian kinerja :
1. Penilaian atasan
2. Penilaian diri sendiri
3. Penilaian rekan / anggota tim.
4. Penilaian keatas / kebawah.
5. Penilaian pelanggan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. Kinerja juga dapat digambarkan sebagai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi perusahaan yang tertuang
dalam perumusan strategi planning suatu perusahaan.
Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk
dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan.
Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
a. Relevan (relevance)
b. Sensitivitas (sensitivity)
c. Rebilitas (reliability)
d. Akseptabilitas (acceptability)
e. Praktis (practicality)