Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Strategi Sektor Publik Pusat

Pertanggungjawaban Di Pemerintah;
Pengukuran Kinerja Di Sektor Publik
Dan Swasta
Kelompok 10
Disusun oleh :

Tiar Natalia Simarmata (C1C020075)


Ummul Aimanah (C1C020076)

Kelas R-11 Akuntansi


MK : Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampuh : Dr. Sri Rahayu, S.E.,M.S.A.,


A.K.
Manajemen Strategi
Sektor Publik Pusat
Pertanggungjawaban
Di Pemerintah
Manajemen Strategi Di
Organisasi Pemerintahan
Manajemen strategi diperlukan untuk mengembangkan sistem pengendalian
manajemen.
 Untoro (2010) dalam Halim dan Kusufi (2016: 87) mengungkapkan bahwa
efektivitas penerapan manajemen strategi sangat tergantung pada lingkup
organisasi, pada konteks publik ketidakpastian lingkungan dipengaruhi
oleh besarnya pesan oversight body, pihak berkepentingan yang sangat
bervariatif dan sasaran organisasi yang masih samar.
 Halim dan Kusufi (2016: 97-100) menjelaskan proses manajemen strategis
pada sektor publik telah diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
sistem perencanaan dan pembangunan nasional.
 Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 Bab IV Pasal 8, menjelaskan
terdapat empat tahap utama yang perlu diperhatikan dalam perancangan
dan pembangunan nasional atau dapat disebut sebagai tahap manajemen
strategis dalam pemerintahan sebagai organisasi sektor publik yaitu
penyusunan rencana, penetapan rencana, pelaksanaan rencana dan evaluasi
pelaksanaan rencana.
Sistem Pengendalian Manajemen
Sektor Publik
 Sistem pengendalian manajemen sebagai serangkaian sistem yang
terdiri dari sebuah proses yang digunakan oleh manajemen untuk
mempengaruhi anggota organisasi supaya melaksanakan strategi yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan
organisasi. Sistem pengendalian manajemen merupakan tahap
selanjutnya yang dibutuhkan oleh suatu organisasi setelah manajemen
strategis, sebagai alat untuk mencapai sistem manajemen yang baik.

 Mardiasmo (2009: 45) menjelaskan bahwa sistem pengendalian


manajemen sektor publik sangat diperlukan untuk menjamin
terlaksananya strategi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi tercapai. Dalam melaksanakan sistem pengendalian
manajemen diperlukan peran beberapa bagian yang terkait didalamnya
seperti kemampuan dari sumber daya manusia dan dukungan dari
lingkungan organisasi baik lingkungan internal dan lingkungan
eksternal.
Tipe Pengendalian Manajemen

Pengendalian Pengendalian
Pengendalian Kinerja
Preventif Operasional
Perumusan strategi Pengawasan pelaksanaan Analisis evaluasi kinerja
perencanaan strategik yang program yang telah ditetapkan berdasarkan tolok ukur
dijabarkan dalam bentuk melalui alat berupa anggaran. kinerja yang telah
program-program Anggaran digunakan untuk ditetapkan.
menghubungkan perencanaan
dengan pengendalian.
Proses Pengendalian
Manajemen
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Pembuatan program
4. Penganggaran
5. Implementasi
6. Pelaporan kinerja
7. Evaluasi kinerja
8. Umpan balik
Proses Sistem Pengendalian Manajemen di
Pemerintahan

Perumusan Penganggaran dan


Strategi Operasional
Anggaran

Perencanaan Penilaian
Strategik Kinerja
Pusat Pertanggungjawaban
 Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajeryang mempunyai
wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan
tertentu dalam rangkamelaksanakan sebagian kegiatan-
kegiatan organisasi yang menjadi tanggungjawabnya.
 Pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder, maka
proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus
menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban juga
dapat berfungsi sebagai jembatan untuk melakukan buttom
up budgeting atau parcitipative budgeting, Halim dan
Kusufi (2016: 112).
Tujuan Dibuatnya Pusat Pertanggungjawaban

● Sebagai perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit


organisasiyang dipimpinnya
● Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
● Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
● Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki komperensi
sehinggamengurangi beban tugas manajer pusat
● Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
● Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
● Sebagai alat pengendalian manajemen
Pusat Pertanggungjawaban Di Pemerintah

Pusat
Pendapatan

Pusat
Investasi
Pusat Laba

Pusat Biaya Pusat Beban


Terbatas
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN
PENGUKURAN KINERJA
 Pusat pertanggungjawaban merupakan basis pengukuran kinerja, yaitu membanding kan
antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dua
alasan manajer perlu menerapkan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi) yaitu
terkait dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.
 Dua alasan manajer perlu melakukan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi) yaitu
:
• Masalah kesesuaian tujuan
Kesesuaian tujuan adalah ketika manajer subunit membantu organosasi dalam
memenuhi tujuannya sesuai degan yang ditetapkan olehmanajemen puncak.
• Masalah eksternal
Interaksi antara unit-unit organisasimengenal permasalahan ketika unit
lokalberfokus pada pengukuran kinerja individu.
Pengukuran Kinerja Di
Sektor Publik Dan Swasta
Pengertian Pengukuran Kinerja
● Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan suatu
sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi.

● Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan


mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah
pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil
yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses.
( Larry D. Stout)

● Sistem pengukuran kinerja SP adalah system yang bertujuan


untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Tujuan Pengukuran Kinerja

Memberikan pertimbangan yang


sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan
punishment.
Menyediakan sarana
pembelajaran bagi
pegawai Memotivasi pegawai,
dan menciptakan
akuntabilitas publik

Mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan Memperbaiki kinerja untuk
organisasi periode berikutnya
Manfaat Pengukuran Kinerja
● Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen.
● Membrikan arahan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
● Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan
target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
● Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah
disepakati.
● Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi.
● Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
● Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah, dan
● Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
Elemen Pokok Pengukuran Kinerja

Menentukan tujuan, sasaran, dan


1
strategi organisasi.

2
Merumuskan indicator dan
ukuran kinerja.

3
Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan
sasaran-sasaran organisasi.

Evaluasi kinerja.
4
• Feedback
• Penilaian kemajuan organisasi
• Meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas.
Informasi Yang Digunakan Untuk
Pengukuran Kinerja

Informasi Finansial
Diukur berdasarkan pada
anggaran yang telah dibuat

Informasi non-finansial
Menambah keyakinan terhadap
kualitas proses pengendaliaan
manajemen.
Sistem Pengukuran kinerja

Particpant related measures

Financial accountability
Key performance indicators

Program products or
output Client satisfaction

Adherence to standards
quality in service delivery
Pendekatan Pengukuran Kinerja

Analisis rasio laporan


01 Analisis anggaran 02 keuangan
Membandingkan anggaran
Alat yang digunakan untuk
pengeluaran dengan
memahami masalah dan peluang yang
realisasinya. terdapat dalam laporan keuangan
dalam satu periode.

Audit kinerja (Value for


03 Balanced scorecard 04 money)
Berbasis pada aspek finansial
Peluasanan dari ruang
dan non-finansial
lingkup dari audit finansial.
Peran Indikator Kinerja Dalam Pengukuran
Kinerja

1 Biaya pelayanaan

3 indicator dalam pengukuran kinerja


dengan value for money, yaitu: 2 penggunaan
• Indikator masukan (input)
• Indikator keluaran (output)
• Indikator hasil (outcome) 3 Kualitas dan standar pelayanan

4 Cakupan pelayanan

5 Kepuasan
Syarat- Syarat Indikator Kinerja

● Spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi.


● Dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif,
yaitu dua atau lebih yang mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan
yang sama.
● Relevan, indicator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan.
● Dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaaat, serta dampak.
● Harus fleksibel dan sensitive terhadap perubahan penyesuaian pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan kegiatan.
● Efektif, data informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja bersangkutan
dapat disimpulkan, diolah, dianalisis dengan biaya yang tersedia.
Peran Indikator Kinerja

● Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.


● Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan.
● Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manejerial.
● Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan publik untuk mnentukan pilihan.
● Untuk menunjukan standar kinerja.
● Untuk menunjukan efektifitas.
● Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling
baik untuk mencapai target sasaran.
● Untuk menunjukan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk
dilakukan penghematan biaya.
Kendala Dalam Pengukuran Kinerja

1 Tujuan organisasi bukan memaksimalkan


laba.
Pengukuran kinerja pada sektor swasta Sifat output adalah kualitatif, intangible,
bertumpuh pada aspek finansial karena 2
dan indirect.
tujuannya adalah laba sehingga mudah
untuk diukur karena bersifat kuantitatif Antara output dan input tidak mempunyai
dan nyata. 3
hubungan secara langsung.

4 Tidak beroperasi berdasarkan market force.

5 Berhubungan dengan kepuasan pelanggan


(masyarakat).
Perbedaan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
dan Swasta
Sektor Publik Sektor Swasta
Pengukuran kinerja lebih sulit Pengukuran kinerja lebih mudah
• Pengukuran keberhasilan lebih • Kinerja penyelenggaranya dapat
kompleks. dilakukan dengan cara misalnya,
• Pengukuran keberhasilan dalam melihat tingkat labah yang berhasil
menjalankan tugas pokok dan diperoleh.
fungsinya sulit dilakukan secara • Solvabilitas, rentabilitas, return on
objektif. investment dan sebagainya.
• Pengukuran kinerja suatu instansi
pemerintah lebih ditekankan pada
kemampuan instansi pemerintah
tersebut dalam menyerap
anggaran.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai