Anda di halaman 1dari 20

Pengukuran Kinerja di

Pemerintah
DELTA ARTHALYA
(1910631030075)

DEWI HESTIANI
(1910631030077)
Our Team
FAJARI FAUZAN HASIBUAN
(1910631030083) Member
GEORGE BEST STAM SIANIPAR
(1910631030090)
Kelompok
GHALBYNA NADZEVA
2
(1910631030091)
Pengertian • Pengukuran kinerja adalah tindakan
pengukuran yang dilakukan terhadap
Pengukuran berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang
ada pada perusahaan.

Kinerja Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik dalam
bentuk tindakan yang efektif dan efisien
dan akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan suatu rencana dan
titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
Menurut Hansen and Tradisional
Mowen (2004),
pengukuran kinerja
terbagi menjadi 2 Kontemporer
kelompok
Tujuan • Menurut Mahmudi (2005), tujuan pengukuran

Pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan
organisasi.
Kinerja 2. Menyediakan sarana pembelajaran
pegawai.
3. Memperbaiki kinerja periode-periode
berikutnya.
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik
dalam pembuatan keputusan, pemberian
penghargaan dan hukuman.
5. Memotivasi pegawai.
6. Menciptakan akuntabilitas publik.
Manfaat • Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan
sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada
pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam

Pengukuran •
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan
kepada pelanggan.
Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan

Kinerja sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan


pemasok internal.
• Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus
mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap
pemborosan tersebut (reduction of waste).
• Membuat suatu sasaran strategis yang biasanya masih
kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat
proses pembelajaran organisasi.
• Membangun konsensus untuk melakukan sesuatu
perubahan dengan memberi reward atas perilaku yang
diharapkan tersebut.
Skala Pengukuran
Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya karena denga skala ini obyek pengukuran
hanya dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama, yang berbeda dengan kelompok lain.
b. Skala Ordinal
Skala ini lebih tinggi tingkatannya atau lebih baik dari pada skala nominal karena selain memiliki ciri-ciri yang sama
dengan skala nominal, yaitu dapat mengolongkan obyek dalam golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai
kelebihan dari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal ini dapat dibedakan
tingkatannya.
c. Skala Interval
Skala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unit pengukuran yang sama, sehingga jarak antara satu titik dengan
titik yang lain, atau antara satu golongan dengan golongan yang lain dapat diketahui.
d,. Skala rasio
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi tingkatannya karena skala ini mempunyai ciri-ciri yang dimiliki oleh
semua skala di bawahnya.
Siklus Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan melalui lima tahapan berikut ini:

1. Perencanaan strategi

2. Penciptaan indikator kinerja

3. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja

4. Penyempurnaan ukuran

5. Pengintegrasian dengan proses manajemen


KONSEP VALUE FOR MONEY PADA
PENGUKURAN KINERJA
PEMERINTAH
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga
elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Value for money merupakan inti dari pengukuran
kinerja pada organisasi pemerintah. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam melakukan
pengukuran kinerja adalah sulitnya mengukur output karena output yang dihasilkan tidak selalu berupa
output berwujud tetapi lebih banyak berupa intangible output.
Untuk dapat mengukur kinerja pemerintah maka perlu diketahui indikator-indicator
kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Mekanisme yang diperlukan untuk menentukan indikator kinerja,
antara lain:
1. Sistem perencanaan dan pengendalian
2. Spesifikasi dan standarisasi
3. Kompetensi teknis dan profesionalisame
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
5. Mekanisme sumber daya manusia
KONSEP VALUE FOR MONEY PADA
PENGUKURAN KINERJA
PEMERINTAH
Peran indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk pembuatan
keputusan. Indikator value for money dibagi menjadi dua bagian, yaitu: indikator alokasi biaya (ekonomi
dan efisisensi), dan indikator kualitas pelayanan (efektifitas). Indikator kinerja harus dapat dimanfaatkan
oleh pihak internal maupun eksternal dan juga akan membantu pemerintah dalam proses pengambilan
keputusan anggaran dan dalam mengatasi kinerja anggaran.
a. Pengukuran Ekonomi
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input). Dalam konteks organisasi
pemerintahan, ukuran ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai aktivitas tertentu.
Apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di bawah anggaran maka terjadi penghematan dan
sebaliknya apabila di atas anggaran maka terjadi pemborosan.
KONSEP VALUE FOR MONEY PADA
PENGUKURAN KINERJA
PEMERINTAH
b. Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang
dihasilkan terhadap input yang digunakan (Cost of Output), dan dapat dikatakan efisien
apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber
daya dan dana yang serendah-rendahnya (Spending Well).
c. Pengukuran Efektivitas
Pada dasarnya berhubungan erat dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan
(Hasil Guna). Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai
tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending Wisely).
Konsep Dasar: Input,
Output, dan Outcome

Organisasi sektor publik untuk melakukan pengukuran kinerja, perlu mengidentifikasi


variabel kunci yang nantinya akan dikembangkan menjadi indikator kinerja bagi unit kerja
yang bersangkutan. Istilah ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan istilah “indicator
kinerja”. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, sedangkan
indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang
sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.

Di sisi lain, inti dari pengukuran kinerja pada organisasi pemerintahan adalah implementasi
konsep VFM. VFM memiliki tiga komponen yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektif. Untuk
dapat mengukur tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, organisasi pemerintahan harus
dapat mengetahui tingkat input, output, dan outcome.
Indikator Input
Input adalah semua jenis sumber daya
masukan yang digunakan dalam suatu proses
tertentu untuk menghasilkan output. Input
dibagi menjadi dua, yaitu input primer dan
sekunder.

Input sekunder adalah berupa bahan


Input primer berupa baku, personel, infrastruktur, dan
masukan lainnya yang digunakan untuk
kas menghasilkan output tertentu.
Ditujukan ke bidang kinerja sesungguhnya, yaitu
berupa output yang benar-benar menunjukkan
kinerja yang diharapkan

Indikator Output Tepat sasaran, dalam artian tidak hanya


mencerminkan estimasi kasar

Tepat waktu, objektif, dalam artian tidak dapat


dimanipulasi.
Indikator Outcome adalah dampak suatu program
Outcome atau kegiatan terhadap masyarakat.
Outcome lebih tinggi nilainya daripada
output, karena output hanya mengukur
hasil tanpa mengukur dampaknya
terhadap masyarakat, sedangkan
outcome mengukur kualitas output dan
dampak yang dihasilkan.
Konsep Best Konsep best value merupakan perluasan dari
konsep VFM (Mahmudi, 2007). Dalam konteks
Value organisasi sektor publik, konsep best value
merupakan suatu konsep yang mewajibkan unit
kerja pemerintah pemberi pelayanan publik untuk
memberikan pelayanan terbaik (best value).
Pemerintah harus mengidentifikasi dan
pengelompokkan unit kerja mana yang termasuk
dalam unit kerja best value.
Implementasi
Pengukuran Kinerja Mahmudi (2007) menyatakan bahwa
manajemen kinerja yang terintegrasi
di Pemerintah (integrated performance
management) terdiri atas dua bagian
utama, yaitu perencanaan kinerja
dan pengukuran kinerja.
Perencanaan
Kinerja
penentuan visi, misi, dan tujuan (goal), serta strategi

penerjemahan visi, misi, dan tujuan, serta strategi ke dalam sasaran strategis, inisiatif
strategis, indikator kinerja, target kinerja

penyusunan program

penyusunan anggaran
Pengukuran
Kinerja
komponen visi, misi, sasaran, dan target

komponen input, proses, output, dan outcome

komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas


Thank you
for your attention

Any
Question?

Anda mungkin juga menyukai