Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pengukuran Kinerja
kelompok 11:
Asmi Veronika (03111800025)
Ummi Kalsum(031118000)
Siti Khotimah (031118000)
Subur Andri Pranata (031118000)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSI RAWAS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Pengertian Pengukuran Kinerja

• pengukuran kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur nilai perusahaan.
Pengukuran yang dilakukan nantinya akan dipakai memberikan umpan balik dalam bentuk
tindakan yang praktis dan tepat dan memberi informasi mengenai prestasi implementasi
rencana dan titik dimana perusahaan membutuhkan penyesuaian dengan kegiatan
perancangan dan penanganan.

• Pengukuran kinerja juga diartikan sebagai proses akumulasi, analisa dan pelaporan informasi
tentang kinerja seseorang, instansi/perusahaan, sistem atau bagian. Pengukuran kinerja lebih
didefinisikan berdasarkan pendapat mengenai tentang mengapa dilakukan pengukuran kinerja.
Ciri Pengukuran Kinerja

Karakteristik pengukuran kerja (Garpersz:2005), diantaranya yaitu:

• Pengeluaran biaya tak lebih besar dibanding menfaat yang akan diterima perusahaan.
• Biasanya dilakukan sebagai tindakan awal dari Balanced Scorecard, yaitu metode pengukuran dan penilaian
kinerja perusahaan/organisasi dengan mengukurnya dari 4 sudut pandang yaitu finansial, konsumen,
metode bisnis intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
• Berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditetapkan.
• Sederhana dan menghasilkan data yang mudah dimengerti dan digunakan untuk pelaporan.
• Dilakukan menyeluruh.
• Bisa dipakai untuk menentukan sasaran yang nantinya bisa membuat kinerja di kemudian hari meningkat.
• Data yang dihasil bisa dipercaya ketika digunakan.
• Mengikutsertakan individu yang ada dalam program balanced scorecard.
• Berpusat pada aktivitas pembenaran dan peningkatan.
Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan umum pengukuran kinerja adalah mendorong para pegawai agar bisa memenuhi target perusahaan dan
mengikuti standar perilaku yang diputuskan sebelumnya.
Sedangkan, Tujuan pengukuran kinerja (Mahmudi:2005), diantaranya:

• Memahami tingkat pencapaian tujuan perusahaan, apakan sudah sesuai atau justru menyimpang dari apa yang
sudah ditetapkan.
• Menjadi penyedia sarana pembelajaran bagi karyawan mengenai dasar perubahan segaa hal yang berkaitan
dengan pekerjaan yang perlu pekerja miliki agar hasil kerja mereka baik.
• Membenahi kinerja pegawai di masa mendatang agar organisasi/perusahaan lebih berprestasi.
• Mempertimbangkan pengambilan keputusan, penghargaan dan hukuman yang sistematik bagi karyawan dan juga
perusahaan.
• Memberikan motivasi pada karyawan dengan memberikan penghargaan bagi karyawan dengan kinerja yang baik.
• Menciptakan pertanggungjawaban publik yang menunjukkan besarnya kinerja manajerial.
Manfaat Pengukuran Kinerja
Secara umum, manfaat pengukuran kinerja adalah meminimalisir tindakan yang tak semestinya
dikehendaki lewat feedback hasil kerja, serta sebagai dasar pemberian penghargaan pada individu yang
sudah memenuhi atau melebihi tujuan yang telah disetujui.

Sedangkan manfaat atau fungsi pengukuran kinerja (Yuwono dkk:2007), diantaranya yaitu:

• Menelaah kinerja pada kemauan konsumen sehingga perusahaan menjadi lebih dekat dengan
konsumen dan membuat semua individu yang terlibat dalam perusahaan berupaya membuat
konsumen merasa puas.
• Mendorong karyawan untuk memberikan pelayanan gelang rantai pelanggan dan distributor intern.
• Mengenali beragam inefisiensi dan juga mengupayakan inefesiensi tersebut berkurang.
• Menciptakan target yang stategis lebih nyata sehingga proses pembelajaran perusahaan/organisasi
bisa dipercepat.
• Menciptakan kesepakatan untuk membuat perubahan perilaku dengan memberikan penghargaan.
Syarat Pengukuran Kinerja

Mulyadi menyebutkan syarat pengukuran kinerja, diantaranya yaitu:

• Berdasarkan pada setiap kegiatan dan ciri perusahaan tersebut sesuai pandangan konsumen.
• Pengulasan semua kegiatan dengan menggunakan ukuran kinerja berdasarkan validasi pelanggan.
• Sama dengan semua aspek kinerja kegiatan yang memberikan pengaruh pada konsumen
sehingga melahirkan penilaian yang penting
• Memberikan feedback untuk membantu semua elemen perusahaan mengenali permasalahan
yang kemungkinan dilakukan pembenahan.
Indikator Pengukuran Kinerja
Ada sejumlah indikator kinerja yang biasanya digunakan(Mutia:2009), diantaranya yaitu:

• Input (masukan), merupakan indikator yang diperlukan supaya implementasi kegiatan bisa
melahirkan output yang ditetapkan seperti biaya, sumber daya manusia dan lain sebagainya.
• Output (keluaran), merupakan objek yang dikehendaki bisa langsung didapatkan dari aktifitas fisik
ataupun nonfisik.
• Outcome (hasil), merupakan sumua objel sesuatu yang menggambarkan kemanfaatan output
kegiatan dalam waktu menengah atau efek secara langsung.
• Benefit (manfaat), merupakan objek yang berhubungan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan
paling akhir.
• Impact (dampak), merupakan pengaruh yang muncul di masing-masing taraf indikator
berdasarkan anggapan yang sudah ditentukan.
Parameter Pengukuran Kinerja

Ada sejumlah ukuran kinerja yang bisa digunakan (Mulyadi:2005), antara lain:

• Ukuran kinerja tunggal, yaitu ukuran kinerja yang hanya memakai satu ukuran penilaian saja.
Sehingga, manajemen dan pegawai usahanya lebih dipusatkan pada satu ukuran dan tak
memperdulikan pengukuran lainnya.
• Ukuran kinerja beragam, yaitu ukuran kinerja yang memakai beragam ukuran guna melakukan
penilaian kinerja. Ini digunakan untuk memiminalisir kelemahan ukuran kinerja tunggal.
• Ukuran kinerja gabungan. Sejumlah ukuran kinerja yang dirasa penting untuk perusahaan
secara menyeluruh maka perusahaan akan menjalankan penilaian ukuran kinerja
Model Pengukuran Kinerja
• Balance Scorecard yaitu sistem pengukuran kinerja yang paling sering digunakan dan dikembangkan. Kinerja kartu
skor berimbang (balance scorecard menggunakan 4 sudut pandang diantaranya keuangan, konsumen, proses bisnis
intern serta mekanisme belajar dan pertumbuhan dengan dasar strategi sebagai dasar desain sistem pendukung
keputusan.
• Sustainability Balance Scorecard, yaitu perkembangan model BSC dengan penyisipan perspektif lingkungan dan
sosial. Ini melukiskan keterkaitan kausal perusahaan diantara kinerja ekonomi, kinerja lingkungan serta kinerja
sosial.
• Integrated Environment Performance Measurenment System, yaitu cara yang digunakan untuk melakukan
pengukuran kinerja yang berhubungan dengan lingkungan. Model ini memakai bersamaan antara ukuran kuantitatif
juga ukuran kualitatif.
• Integrated Performance Measurement System, yaitu model sistem pendukung keputusan yang memiliki tujuan
supaya pengukuran kinerja lebih kuat, menyatu, berdaya guna dan praktis.
• Cambridge Model, yaitu model pengukuran kinerja dengan memakai hasil kelompok sebagai awal untuk mengenali
KPI dan dari pengelompokkan produk lakukan pula pemutusan tujuan usaha sebagai hasil kelompoknya.
Keterbatasan Sistem pengendalian Keuangan

Cita-cita penting dari suatu bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat


Pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan jangka pendek
tidak selalu menjamin tingkat pengembalian yang optimum bagi pemegang
saham karna nilai pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih dari
perkiraan laba masa depan.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan atau biasa disebut dengan strategi
menajemen. Balanced Scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan dari Harvard Business School dan David Norton pada
awal tahun 1990. Balance Scorecard berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang dan scorecard yang artinya
katu skor.
Fungsi Balanced Scorecard
Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran keuangan. Kemudian meluas dan digunakan
untuk mengukur empat presfektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Lebih jauh balanced scorecard memiliki fungsi sebagai berikut:

• Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
• Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan Anda.
• Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis Anda.
• Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.
• Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
• Sebagai alat key performance indicator perusahaan.
• Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.
Kinerja keuangan

• Kinerja keuangan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah dunia
usaha terkait perusahaan, baik bagi internal maupun eksternal. Dalam
membahas sebuah penilaian tentang kinerja suatu perusahaan maka, laporan
tentang keuangan menjadi salah satu kunci yang tidak dapat dilupakan.

• Keuangan sebuah perusahaan menjadi tolok ukur bagaimana suatu perusahaan


dapat bertahan kedepannya. Seluruh data mengenai keuangan akan dihadirkan
dalam sebuah laporan kinerja. Mulai dari uang masuk dan laporan uang keluar.
Sehingga seluruh pergerakan keuangan dapat dipantau dengan jelas.
Penilaian Kinerja Keuangan
1.Likuiditas Jadi Transparan
Dalam sebuah perusahaan, terdapat istilah likuiditas yang kerap disebut sebagai kemampuan.
Suatu perusahaan dikatakan mampu jika likuiditasnya berada di kisaran angka yang bagus.
Likuiditas juga menjadi sebuah acuan sebuah perusahaan mengenai kewajiban penyetoran
keuangan yang harus segera dibayar dalam kisaran waktu tertentu. Semakin bagus sebuah
perusahaan memiliki likuiditasnya, maka akan semakin bagus pula nama perusahaan di mata
kliennya.
2. Solvabilitas Sebuah Perusahaan Dapat Terlihat
Dalam hal ini, solvabilitas menjadi sebuah acuan jikalau sebuah perusahaan diharuskan
membayar kewajiban keuangan. Dalam kasusnya jika sebuah perusahaan dilikuidasi maka
perusahaan tersebut sudah sangat siap untuk menunjukkan keuangannya baik dalam jangka
waktu pendek maupun dalam jangka waktu yang cukup panjang.
3. Rentabilitasnya Menjadi Lebih Detail
Rentabilitas dan profitabilitas menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan untuk melihat sebuah perusahaan mendapatkan
laba. Jadi dengan adanya laporan kinerja keuangan sebuah perusahaan, maka profitabilitasnya akan semakin terlihat dengan jelas.

Jika nilai sebuah perusahaan mendapat penilaian yang baik, maka perusahaan tersebut haruslah mendapat nilai profitabilitas atau
kerap disebut rentabilitas dengan nilai yang memuaskan. Dan sebaliknya, jika perusahaan tersebut mendapat nilai yang jelek,
maka perusahaan tersebut akan mendapatkan masalah.

Rentabilitas memang kerap menjadi dasar penilaian keuangan sebuah perusahaan. Semakin banyak laba yang didapatkan sebuah
perusahaan, maka perusahaan tersebut akan sangat kuat dalam segi keuangan. Tentunya hal ini membawa keuntungan, yaitu
dapat menarik investor lebih banyak.
4. Stabilitasnya Dapat Diketahui
Penilaian kinerja keuangan akan menjadi sangat penting untuk melihat sebuah perusahaan stabil atau tidaknya. Jika dilihat laporan
keuangannya stabil, maka perusahaan tersebut bisa stabil dan akan lebih siap menghadapi era selanjutnya.

Penilaian atas stabilitas perusahaan juga menjadi acuan untuk mengetahui perusahaan tersebut dapat membayar semua
keuangan baik hutang maupun beban-beban bunga yang dibebankan kepada perusahaan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Fungsi Kinerja Keuangan Dalam Sebuah Bisnis
Dalam praktiknya, fungsi dari kinerja keuangan dalam sebuah bisnis adalah sebagai bahan acuan untuk mengetahui sejauh mana
perusahaan tersebut mencapai target prestasinya. Sehingga dalam dunia bisnis akan diketahui sejauh mana dan selama berapa
periode sebuah perusahaan dapat mempertahankan stabilitasnya.

Selain sebagai alat untuk mengetahui stabilitas perusahaan, tentunya laporan keuangan akan menjadikan perusahaan mengetahui
kontribusi setiap unit kelolaan bisnisnya. Dengan begitu maka unit-unit yang kurang dalam berkontribusi akan mendapat evaluasi.

Dalam dunia bisnis tentunya laporan keuangan akan membeberkan beberapa data untuk menentukan strategi perusahaan
kedepannya.

Contohnya seperti bagaimana perusahaan akan menghadapi tahun selanjutnya dengan dana yang tersedia. Dan dengan segala
detail kas keluar dan masuk maka akan terlihat dengan jelas penentuan strategi bisnis selanjutnya.

Lalu fungsi umum yang terakhir dari laporan keuangan dalam dunia bisnis adalah seabagai acuan kebijaksanaan untuk penanaman
modal. Sehingga dapat diketahui dengan jelas berapa minimal modal yang harus ditanamkan untuk memberikan efisiensi dalam
produktivitas sebuah perusahaan.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai