Anda di halaman 1dari 6

Nama: Badru Tamam

Nim: 23311424
Chapter 8

Fundamentals of Control
Dasar-dasar pengendalian dalam ilmu seni manajemen,Pengendalian merupakan salah satu
fungsi manajemen yang penting. Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi
mencapai tujuannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dengan menggunakan dasar-dasar pengendalian dalam ilmu seni manajemen. Dasar-dasar
pengendalian dalam ilmu seni manajemen meliputi: Tujuan yang jelas merupakan dasar
pengendalian yang paling penting. Tanpa tujuan yang jelas, maka sulit untuk mengukur
apakah organisasi telah mencapai tujuannya atau belum. Tujuan yang jelas harus spesifik,
terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Pengukuran kinerja merupakan langkah
penting lainnya dalam pengendalian. Dengan mengukur kinerja, maka organisasi dapat
mengetahui apakah kinerjanya sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Pengukuran kinerja
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai indikator, seperti indikator keuangan,
indikator non-keuangan, dan indikator kepuasan pelanggan. Jika kinerja tidak sesuai dengan
tujuan, maka perlu diambil tindakan korektif. Tindakan korektif dapat berupa perubahan pada
strategi, kebijakan, prosedur, atau sumber daya. Contoh kasus nyata di Indonesia terkait
dasar-dasar pengendalian dalam ilmu seni manajemen Salah satu contoh kasus nyata di
Indonesia terkait dasar-dasar pengendalian dalam ilmu seni manajemen adalah penerapan
kartu skor berimbang (Balanced Scorecard) oleh PT. Unilever Indonesia. PT. Unilever
Indonesia adalah perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai macam produk
konsumen, seperti sabun, deterjen, makanan, dan minuman. PT. Unilever Indonesia
menerapkan kartu skor berimbang untuk mengukur kinerja perusahaan secara holistik. Kartu
skor ini terdiri dari empat perspektif, yaitu:

 Perspektif pelanggan: Meliputi kepuasan pelanggan, pangsa pasar, dan loyalitas


pelanggan.
 Perspektif keuangan: Meliputi laba bersih, arus kas, dan nilai perusahaan.
 Perspektif proses bisnis internal: Meliputi kualitas produk, efisiensi produksi, dan
inovasi.
 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: Meliputi kepuasan karyawan, kompetensi
karyawan, dan pengembangan karyawan.

Penerapan kartu skor berimbang di PT. Unilever Indonesia telah memberikan beberapa
manfaat bagi perusahaan, antara lain:

 Meningkatkan kinerja perusahaan secara holistik.


 Meningkatkan fokus perusahaan pada kepuasan pelanggan.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan.
 Meningkatkan produktivitas dan kreativitas karyawan.
Penerapan kartu skor berimbang di PT. Unilever Indonesia menunjukkan bahwa dasar-dasar
pengendalian dalam ilmu seni manajemen dapat diterapkan di berbagai perusahaan, tidak
hanya perusahaan manufaktur. Dasar-dasar ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan secara holistik dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berikut
adalah beberapa contoh penerapan dasar-dasar pengendalian dalam ilmu seni manajemen di
Indonesia:

 PT. Astra International menerapkan sistem pengendalian manajemen yang terintegrasi


untuk mengukur kinerja perusahaan secara holistik. Sistem ini terdiri dari berbagai
indikator, seperti indikator keuangan, indikator non-keuangan, dan indikator kepuasan
pelanggan.
 PT. Bank Mandiri menerapkan sistem pengendalian risiko untuk memantau dan
mengelola risiko yang dihadapi perusahaan. Sistem ini terdiri dari berbagai metode
dan teknik pengendalian risiko, seperti analisis risiko, mitigasi risiko, dan monitoring
risiko.
 PT. Telkom Indonesia menerapkan sistem pengendalian kualitas untuk memastikan
kualitas produk dan layanan perusahaan. Sistem ini terdiri dari berbagai prosedur dan
standar kualitas, serta sistem audit dan inspeksi.
Proses pengendalian dalam ilmu seni manajemen adalah proses yang dilakukan oleh manajer
untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Proses pengendalian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

 Penetapan standar: Manajer harus menetapkan standar yang akan digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi. Standar ini dapat berupa standar kuantitatif, seperti
target penjualan atau target produksi, atau standar kualitatif, seperti standar kualitas
produk atau standar kepuasan pelanggan.
 Pengukuran kinerja: Manajer harus mengukur kinerja organisasi secara berkala untuk
mengetahui apakah kinerja organisasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
 Pembandingan kinerja dengan standar: Manajer harus membandingkan kinerja
organisasi dengan standar yang telah ditetapkan untuk mengetahui apakah ada
penyimpangan.
 Pengambilan tindakan korektif: Jika terjadi penyimpangan dari standar, manajer harus
mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Proses pengendalian ini merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting untuk
memastikan bahwa organisasi mencapai tujuannya. Berikut adalah contoh kasus nyata di
Indonesia terkait proses pengendalian dalam ilmu seni manajemen: PT. XYZ adalah sebuah
perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk elektronik. Perusahaan
ini memiliki visi untuk menjadi perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia yang
mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, PT. XYZ
menerapkan proses pengendalian yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

 Penetapan standar: PT. XYZ menetapkan standar kinerja untuk berbagai aspek,
seperti kualitas produk, efisiensi produksi, dan kepuasan pelanggan.
 Pengukuran kinerja: PT. XYZ mengukur kinerjanya secara berkala dengan
menggunakan berbagai metode, seperti survei kepuasan pelanggan, analisis data
produksi, dan audit internal.
 Pembandingan kinerja dengan standar: PT. XYZ membandingkan kinerjanya dengan
standar yang telah ditetapkan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan.
 Pengambilan tindakan korektif: Jika terjadi penyimpangan dari standar, PT. XYZ
mengambil tindakan korektif, seperti melakukan perbaikan proses produksi,
meningkatkan pelatihan karyawan, atau mengubah strategi pemasaran.

Penerapan proses pengendalian di PT. XYZ telah memberikan beberapa manfaat bagi
perusahaan, antara lain:

 Meningkatkan kualitas produk dan layanan perusahaan.


 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi perusahaan.
 Meningkatkan kepuasan pelanggan perusahaan.

Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pengendalian merupakan
salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Proses pengendalian yang efektif dapat membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa tips untuk
menerapkan proses pengendalian yang efektif:

 Tetapkan standar yang realistis dan dapat dicapai.


 Pilih metode pengukuran kinerja yang tepat.
 Lakukan pengukuran kinerja secara berkala.
 Lakukan perbandingan kinerja dengan standar secara objektif.
 Ambil tindakan korektif yang tepat dan tepat waktu.
Alat-alat dan teknik pengendalian dalam ilmu seni manajemen Dalam ilmu seni manajemen,
terdapat berbagai alat dan teknik pengendalian yang dapat digunakan untuk memastikan
bahwa perusahaan mencapai tujuannya. Alat dan teknik pengendalian ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

 Alat-alat pengendalian kuantitatif: Alat-alat ini menggunakan data kuantitatif untuk


mengukur dan mengendalikan kinerja perusahaan. Contoh alat pengendalian
kuantitatif antara lain:

o Standar: Standar adalah ukuran kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan.


Standar dapat berupa standar kuantitatif, seperti target produksi, atau standar
kualitatif, seperti standar kualitas produk.
o Pengukuran kinerja: Pengukuran kinerja adalah proses mengumpulkan data
untuk menilai kinerja perusahaan. Data kinerja dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber, seperti data penjualan, data produksi, atau data keuangan.
o Analisis kinerja: Analisis kinerja adalah proses menginterpretasi data kinerja
untuk mengidentifikasi tren dan masalah. Analisis kinerja dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, seperti analisis statistik, analisis tren,
atau analisis benchmarking.
o Tindakan korektif: Tindakan korektif adalah tindakan yang diambil untuk
memperbaiki kinerja perusahaan. Tindakan korektif dapat berupa perubahan
dalam proses, kebijakan, atau sumber daya perusahaan.
 Alat-alat pengendalian kualitatif: Alat-alat ini menggunakan data kualitatif untuk
mengukur dan mengendalikan kinerja perusahaan. Contoh alat pengendalian kualitatif
antara lain:

o Survey kepuasan pelanggan: Survey kepuasan pelanggan adalah proses


mengumpulkan umpan balik dari pelanggan untuk menilai kepuasan mereka
terhadap produk dan layanan perusahaan.
o Benchmarking: Benchmarking adalah proses membandingkan kinerja
perusahaan dengan kinerja perusahaan lain yang dianggap sebagai pemimpin
industri.
o Audit kinerja: Audit kinerja adalah proses sistematis untuk menilai kinerja
perusahaan. Audit kinerja dapat dilakukan oleh pihak internal atau pihak
eksternal.
o Penghargaan dan pengakuan: Penghargaan dan pengakuan dapat digunakan
untuk mendorong karyawan untuk mencapai kinerja yang tinggi.

Salah satu contoh kasus nyata penerapan alat-alat dan teknik pengendalian di Indonesia
adalah penerapan kartu skor berimbang (Balanced Scorecard) di PT. XYZ, sebuah
perusahaan manufaktur. PT. XYZ menerapkan kartu skor berimbang untuk mengukur kinerja
perusahaan secara holistik, tidak hanya dari aspek keuangan, tetapi juga dari aspek
pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan kartu skor
berimbang di PT. XYZ telah memberikan beberapa manfaat, antara lain:

 Meningkatkan kinerja perusahaan secara holistik.


 Meningkatkan fokus perusahaan pada kepuasan pelanggan.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan.
 Meningkatkan produktivitas dan kreativitas karyawan.

Contoh kasus lainnya adalah penerapan manajemen mutu total (Total Quality Management)
di PT. ABC, sebuah perusahaan jasa. PT. ABC menerapkan manajemen mutu total untuk
meningkatkan kualitas produk dan layanannya. Penerapan manajemen mutu total di PT. ABC
telah memberikan beberapa manfaat, antara lain:

 Mengurangi biaya produksi.


 Meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Meningkatkan produktivitas karyawan.
Pembelajaran manajemen adalah proses belajar dan beradaptasi yang dilakukan oleh manajer
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam mengelola organisasi.
Pembelajaran manajemen dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pendidikan formal,
pelatihan, dan pengalaman kerja. Dalam ilmu seni manajemen, pembelajaran manajemen
memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas manajer. Manajer yang terus belajar
dan beradaptasi akan mampu menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di
lingkungan organisasi. Berikut adalah penjelasan dan contoh kasus nyata di Indonesia terkait
tinjauan pembelajaran manajemen dalam ilmu seni manajemen: Pembelajaran manajemen
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pembelajaran formal dan pembelajaran informal.
Pembelajaran formal adalah pembelajaran yang dilakukan melalui pendidikan formal, seperti
kuliah, kursus, atau seminar. Pembelajaran informal adalah pembelajaran yang dilakukan
melalui pengalaman kerja, interaksi dengan orang lain, atau membaca buku dan artikel.
Pembelajaran formal dapat memberikan manajer pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengelola organisasi. Pembelajaran informal dapat memberikan manajer
pengalaman dan wawasan yang berharga. Salah satu contoh kasus nyata penerapan
pembelajaran manajemen di Indonesia adalah PT. Djarum. Perusahaan ini menerapkan
program pelatihan manajemen yang komprehensif bagi karyawannya. Program pelatihan ini
mencakup berbagai aspek manajemen, seperti kepemimpinan, strategi, dan keuangan.
Program pelatihan manajemen PT. Djarum telah memberikan manfaat yang signifikan bagi
perusahaan. Program ini telah meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan,
sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya. Selain PT. Djarum, masih banyak
perusahaan lain di Indonesia yang menerapkan pembelajaran manajemen. Perusahaan-
perusahaan ini menyadari bahwa pembelajaran manajemen adalah investasi yang penting
untuk meningkatkan efektivitas manajer dan kinerja perusahaan. Manfaat pembelajaran
manajemen Pembelajaran manajemen memiliki berbagai manfaat bagi manajer, antara lain:

 Meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajer


 Meningkatkan pengetahuan manajer tentang lingkungan organisasi
 Meningkatkan kemampuan manajer untuk menghadapi tantangan dan perubahan
 Meningkatkan produktivitas manajer
 Meningkatkan kepuasan kerja manajer
Keterampilan dan kompetensi manajemen adalah hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang
manajer untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Keterampilan dan kompetensi ini
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterampilan teknis dan keterampilan non-teknis.
Keterampilan teknis adalah keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan dan
kemampuan dalam bidang tertentu, seperti keterampilan dalam bidang keuangan, produksi,
pemasaran, dan sumber daya manusia. Keterampilan non-teknis adalah keterampilan yang
berkaitan dengan kemampuan dalam mengelola orang dan hubungan antar pribadi, seperti
keterampilan kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Seni manajemen
adalah kemampuan dalam menerapkan keterampilan dan kompetensi manajemen secara
efektif dan efisien. Seni manajemen ini juga berkaitan dengan kemampuan dalam melihat
gambaran besar dan menyatukan berbagai aspek dalam organisasi. Berikut adalah beberapa
contoh kasus nyata di Indonesia terkait keterampilan dan kompetensi manajemen dalam ilmu
seni manajemen:
 PT. XYZ adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam
produk elektronik. Perusahaan ini menerapkan kartu skor berimbang untuk mengukur
kinerja perusahaan. Kartu skor ini terdiri dari empat perspektif, yaitu:
o Perspektif pelanggan: Meliputi kepuasan pelanggan, pangsa pasar, dan
loyalitas pelanggan.
o Perspektif keuangan: Meliputi laba bersih, arus kas, dan nilai perusahaan.
o Perspektif proses bisnis internal: Meliputi kualitas produk, efisiensi produksi,
dan inovasi.
o Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: Meliputi kepuasan karyawan,
kompetensi karyawan, dan pengembangan karyawan.

Penerapan kartu skor berimbang di PT. XYZ menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki
keterampilan dan kompetensi manajemen yang baik. Hal ini terlihat dari kemampuan
perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaan secara holistik dan kemudian menggunakan
hasil pengukuran tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

 PT. ABC adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang transportasi.
Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi perusahaan transportasi terpercaya di
Indonesia.

Untuk mewujudkan visi tersebut, PT. ABC menerapkan budaya perusahaan yang berorientasi
pada pelanggan. Budaya perusahaan ini menekankan pentingnya kepuasan pelanggan dan
kualitas layanan. Penerapan budaya perusahaan yang berorientasi pada pelanggan
menunjukkan bahwa PT. ABC memiliki keterampilan dan kompetensi manajemen yang baik.
Hal ini terlihat dari kemampuan perusahaan dalam memahami kebutuhan pelanggan dan
kemudian memenuhi kebutuhan tersebut.

 PT. DEF adalah sebuah perusahaan teknologi yang bergerak di bidang pengembangan
aplikasi. Perusahaan ini memiliki misi untuk menjadi perusahaan teknologi terkemuka
di Indonesia.

Untuk mewujudkan misi tersebut, PT. DEF menerapkan strategi inovasi yang agresif.
Perusahaan ini selalu berinovasi untuk mengembangkan produk dan layanan baru. Penerapan
strategi inovasi yang agresif menunjukkan bahwa PT. DEF memiliki keterampilan dan
kompetensi manajemen yang baik. Hal ini terlihat dari kemampuan perusahaan dalam
menciptakan produk dan layanan baru yang inovatif dan memenuhi kebutuhan pasar.

Anda mungkin juga menyukai