Bagi Anda yang bekerja di bagian HRD ( Human Resources Development ) , atau
divisi SDM tentu sudah tak asing dengan istilah KPI.
Ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak peranan HR dalam perusahaan.
KPI adalah salah satu jenis alat ukur kinerja karyawan yang digunakan manajemen
untuk mengukur seberapa baik performa karyawan dalam mencapai sasaran dan
tujuan strategis yang telah ditetapkan perusahaan.
Alat ukur kinerja karyawan ini bersifat kuantitatif, Indikator yang ditetapkan dan
diukur dalam pengukuran kinerja karyawan merupakan kesepakatan dari semua
pihak yang berkaitan.
Pembuatan Key Performance Indicators harus bersifat terukur, yang merujuk pada
hasil kerja karyawan.
Hal ini dilakukan demi mendongkrak kinerja perusahaan ke arah yang lebih baik
lagi.
Target, digunakan sebagai tujuan utama dari penentuan indikator yang sesuai
dengan perusahaan.
Leading Indicator, digunakan untuk mengetahui gambaran dan kemungkinan
hasil ke depannya.
Lagging Indicator, digunakan untuk mengetahui progres atau berjalannya
target.
Tiga hal ini bisa dicontohkan dengan beberapa contoh seperti seseorang yang
ingin menurunkan dan mengetahui berat badannya, bisa menggunakan timbangan
dan melihat hasil berupa angka yang ditunjukan. Hasil timbangan ini
disebut lagging indicator.
Seperti contoh jumlah kalori yang dibutuhkan, pengurangan kalori, dan indikator
lainnya.
Karakteristik KPI yang Sesuai
Dalam menentukan KPI yang sesuai dan tepat dengan situasi perusahaan,
beberapa karakteristiknya perlu diperhatikan.
Hal ini dilakukan agar penggunaan KPI bisa seefektif mungkin diterapkan.
Berikut penjelasannya:
Dimana hal tersebut, dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui hasil dari KPI.
Ukuran ini disebut dengan metrik yang merupakan alat ukur untuk proses KPI.
Metrik umum yang biasa digunakan oleh suatu perusahaan untuk setiap divisinya
tentu berbeda-beda.
Mulai dari divisi sales, marketing, finance, HRD, dan masih banyak lainnya.
Di mana, hal yang berpengaruh pada aktivitas kerja dalam mencapai target
memiliki peran penting.
Finance
Biaya akunting dan biaya variabel
Harga pokok penjualan
Pendapatan bersih, laba kotor, dan margin laba kotor
Pertumbuhan penjualan
Arus kas dan budget expense
waktu payroll dan waktu reimbursement
pembayaran kredit
nilai inventaris, dan lain sebagainya.
HRD
Biaya operasional pada proses rekrutmen meliputi psikotes, test, dan
interview
Proses rekrutmen meliputi waktu training dan hasil training
Staffing efisiensi
Data karyawan meliputi kualitas karyawan, usia rata-rata, gaji rata-rata, rasio
karyawan laki-laki dan perempuan, persantese karyawan baru, jumlah rata-
rata karyawan yang mengundurkan diri dan lain sebagainya
Marketing
Marketing beserta rasio budget
Respon yang didapat dari setiap branding
Brand awareness dan customer awareness
Kekuatan dan kredibilitas yang dimiliki brand
Return on marketing investment
Traffic pada platform yang dimiliki dan lain sebagainya
Sales
Kuota dan kapasitas sales
Rasio closing
Jumlah kesepakatan dari klien dan jumlah pesanan
Margin kotor per produk dan per sales
Frekuensi transaksi dan rata-rata pendapatan
Estimasi penjualan dan masih banyak lainnya
Kesalahan ini dapat dilihat ketika hasil dari seluruh kinerja perusahaan tidak dapat
mencapai target.
Permasalahan yang sering terjadi ini menjadi kendala yang memperlambat proses
KPI.
Berikut penjelasannya:
1. Strategi dan objektif setiap perusahaan yang tidak jelas karena kebanyakan
perusahaan menentukan keberhasilan berdasarkan performa dan sisi
keuangan perusahaan saja.
2. Ketidaksepemikiran mengenai kepentingan setiap divisi menjadi
permasalahan yang cukup menghambat.
3. Conflict of interset yang tercipta pada setiap proses dan program juga
menjadi permasalahan.
4. Tidak adanya dukungan sistem yang mumpuni dalam membuat dan
mengukur laporan kinerja.
Hal ini yang menjadi alasan mengapa KPI sangat penting peranannya dalam
sebuah perusahaan.
Sedangkan bagi karyawan, KPI ( Key Performance Indicators ) adalah target kerja
yang harus mereka capai.
Untuk membuat KPI membutuhkan suatu sistem yang saling berkaitan, baik itu dari
lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Cara menghitung KPI yang perlu dilakukan untuk peningkatan kinerja karyawan
bisa dimulai dengan beberapa tahap dibawah ini.
Specific
Penentuan KPI karyawan harus mendetail, spesifik, dan terfokus pada tujuan apa
yang akan menjadi indicator dalam KPI.
Misalnya, penilaian kinerja divisi sales marketing berupa jumlah penjualan yang
harus berhasil diperoleh minimal 100 juta masing-masing sales.
Measurable
Achievable
Manajemen dalam menentukan target KPI karyawan harus realistis atau mungkin
untuk dicapai serta ada nilai atau hasil yang dapat dicapai dan diukur.
Jika Anda menetapkan suatu target untuk dinilai, target ini haruslah sesuatu yang
masuk akal untuk dicapai oleh para karyawan.
Misalnya, jika tahun sebelumnya pencapaian omset bulanan rata-rata adalah 200
juta per bulan, kemudian Anda membuat target pencapaian omset tahun ini adalah
900 juta per bulan.
Tentu ini adalah lompatan yang terlalu drastis untuk dicapai dengan kapasitas
bisnis Anda yang belum tentu juga mampu melayani target tersebut. ( Inilah contoh
target yang tidak achievable).
Realistic
kriteria dan target yang disusun dalam KPI haruslah sesuatu yang relevan atau
realistis dengan kondisi dan tujuan perusahaan.
Misalnya, Anda ingin menilai kedisiplinan datang ke kantor, tetapi perusahaan tidak
memiliki mesin absensi.
Time sensitive
Kriteria penilaian yang dibuat dalam KPI harus ada batas waktu atau deadline yang
telah ditentukan untuk mencapai target.
Misalnya, penilaian omset penjualan tim sales dihitung dalam rentang waktu 1
bulan atau staf produksi harus mampu menghasilkan 20 karton setiap jam.
Untuk para pegawai, jadikan KPI sebagai alat ukur kinerja karyawan untuk
meningkatkan kinerja Anda di perusahaan.
Semakin baik kinerja Anda, maka semakin besar pula peluang Anda untuk
mendapatkan promosi!
Selain itu, HR juga akan lebih mudah memberi feedback yang menyeluruh
terhadap setiap karyawannya.
Selain itu, Talenta juga menyediakan fitur mobile friendly yang disebut
mobile employee-self service yang dapat memudahkan karyawan untuk
mengakses Mekari Talenta melalui smartphone atau gadget masing-masing.
Fitur aplikasi payroll, fitur ini membantu perusahaan menghitung dan bisa
membayar payroll karyawan secara otomatis setiap bulannya. Proses payroll
lebih efektif dan efisien karena tidak harus dilakukan di kantor.
Fitur manajemen waktu, maka tim HR perusahaan bisa dengan mudah
melakukan otomatisasi proses cuti karyawan dan lemburan yang dilakukan.
Fitur time attendance absensi karyawan, maka seluruh karyawan bisa
melakukan absensi dengan mudah kapan dan dimana saja. Dan fitur ini juga
memudahkan tim HR dalam melakukan pengawasan pada absensi karyawan
sewaktu-waktu.
Fitur aplikasi database karyawan, dapat membantu HR dalam melakukan
pengelolaan data dan informasi terkait karyawan. Mulai dari data personal,
informasi tunjangan, hingga fasilitas yang berhak diterima karyawan sesuai
kontrak kerjanya.
Kostumisasi yang sangat terperinci
Semua hal yang diatur di dalam Talenta diatur secara sangat terperinci, Di sini
bahkan bisa membuat rumus cuti sendiri dan rumus denda sendiri.
Dalam aplikasi Talenta ini juga sering diadakan promo dan diskon yang berakibat
pada harga yang bisa lebih murah dari harga normal.
Tentu saja hal ini bisa dikatakan angin segar untuk perusahaan yang ingin
menggunakan Mekari Talenta sebagai sistem payroll mereka namun dengan
anggaran yang terbatas.
Apalagi untuk kondisi sekarang ini di mana karyawan lebih sering WFH,
menggunakan Talenta tentu akan sangat membantu dalam hal pengkondisian
karyawan dengan sistem otomatisnya yang akan sangat membantu perusahaan.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda yang sedang
mencari informasi cara menetapkan KPI ( Key Performance Indicators ).