Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap organisasi, perusahaan, atau industri tertentu, ukuran kinerja


harus diciptakan untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Pengukuran
kinerja bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih
baik. Identifikasi hasil (outcome) yang diinginkan dan proses yang dilakukan
untuk mencapainya, dapat menghasilkan pengukuran kinerja yang bermanfaat
bagi organisasi.
Key Performance Indicator (KPI) atau disebut juga sebagai Key Success
Indicator (KSI) adalah satu set ukuran kuantitatif yang digunakan perusahaan atau
industri untuk mengukur atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi
tujuan strategis dan operasional mereka. KPI bervariasi antar perusahaan atau
industri, tergantung pada prioritas atau kriteria kinerja. KPI dibuat setelah sebuah
organisasi memiliki strategi dan tujuannya. KPI membantu organisasi memastikan
seberapa jauh kemajuan tujuan yang telah dan akan dicapainya.
Perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak, puluhan, ratusan apalagi
ribuan pegawai, dengan jumlah divisi kerja yang tidak sedikit dan tersebar di
berbagai lokasi, sangat perlu menerapkan KPI agar evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KPI( KEY PERFORMANCE INDIKATOR )

Pengertian KPI (Key Performance Indicators) atau Indikator Kinerja


Utama – Key Performance Indicators atau disingkat dengan KPI adalah salah satu
jenis Pengukuran Kinerja yang digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu
perusahaan/organisasi, proyek, unit kerja, departemen ataupun individu mencapai
sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkannya. Manajemen Perusahaan
pada umumnya menggunakan Key Performance Indicators (KPI) ini untuk
melacak dan menganalisis faktor yang dianggap penting untuk keberhasilan
organisasinya.
Dengan Key Performance Indicators atau KPI, manajemen perusahaan atau
para pemangku kepentingan (stakeholder) dapat memahami apakah organisasi
atau unit kerja yang bersangkutan berada di dalam jalur untuk menuju tujuan yang
ditetapkan. Key Performance Indicators dalam bahasa Indonesia juga disebut
dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Key Performance Indicators sering
disebut juga dengan Key Success Indicators atau disingkat dengan KSI.
KPI (Key Performance Indikator) adalah pilihan dari sekian banyak
indikator kinerja yang dilahirkan dari setiap kegiatan yang dinyatakan bermasalah
pada suatu unit organisasi yang merupakan aktifitas penting (critikal ) yang
berdampak terhadap mutu pelayanan . KPI dipilih berdasarkan kesepakan bersama
dengan pemikiran bahwa proses kegiatan dilaksanakan sering tidak sesuai standar,
data menunjukkan sering terjadi keluhan atau masalah oleh pasien dan keluarga ,
adanya masukan tim ( tim medis/ kesehatan) lainnya tentang praktek klinik yang
merugikan pasien secara langsung ataupun tidak langsung. KPI merupakan
prioritas kinerja yang wajib dilakukan monitoring kinerja agar pelaksanaanya
lebih optimal dan SDM mempunyai kemampuan yang cukup untuk mencapai
kenerja terbaik. Pengembangan sistem monitoring berdasarkan KPI diharapkan
mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan karakteristik spesifik
individu dengan kinerja tinggi yaitu :

1. Orientasi pada kinerja tinggi


Memiliki dorongan kuat/motivasi yang tingg untuk pengembangan diri
dalam mencapai tujuan.
2. Percaya diri
Memiliki sikap mental positif, berbuat/bertindak dengan
penuh percaya diri.
3. Kontrol diri
Mengembangkan sikap disiplin diri yang ketat dan konsisten
untuk mencapai tujuan.
4. Kompetensi
Mengembangkan keahlian spesifik pada disiplin tertentu yang dikuasai
dengan baik.
5. Persistensi
Karakteristik konsisten dan berusaha terus-menerus bekerja melalui
kerja keras yang berkelanjutan.

KPI dibuat setelah sebuah organisasi memiliki strategi dan tujuannya. KPI
membantu organisasi memastikan seberapa jauh kemajuan tujuan yang telah dan
akan dicapainya. Menurut Darmin A. Pella (2008), sebuah indikator keberhasilan
stratejik (strategic measures) yang baik perlu memenuhi unsur-unsur berikut ini:
1. Dapat menjadi sarana perusahaan mengkomunikasikan strategi (ability of
the organization to communicate their strategy for measures).
2. Terkait secara langsung dengan strategi yang dipilih perusahaan (the
selected measure adequately focuses on the strategic issue).
3. Indikator tersebut bersifat kuantifitatif, memiliki formula tertentu dalam
penghitungannya (quantifiable, can be evaluated objectively).
4. Indikator tersebut dapat dihitung (the measures are quantifiable, reliabled
and repeatable).
5. Frekuensi pemutakhirannya bermanfaat (the frequency of updates are
meaningfull).
6. Penetapan target untuk perbaikan dapat dilakukan (meaningful targets for
improvement are established).
7. Kemungkinan pembandingan dengan perusahaan lain dapat
dilakukan(external benchmarking is feasible and/or desirable).
8. Pengukurannya masih valid (validity of measures – not old unvalid
measures).
9. Data dan sumber daya tersedia (availability of data and resources).
10. Biaya pengukurannya tidak melebihi manfaatnya (cost of measures not
more than benefit of measures).

Pengukuran suatu kinerja ada 2 (dua) tipe, yaitu:


1. Indikator kinerja lag
Suatu indikator lag tanpa indikator lead tidak dapat memberitahu
informasi bagaimana hasil atau tujuan akan dicapai, atau memastikan
bahwa ukuran yang dibuat telah sesuai dengan tujuan stratejik organisasi.
2. Indikator lead. S
Begitu juga dengan indikator lead tanpa indikator lag, hanya dengan
indikator lead dapat fokus pada kinerja jangka pendek, tapi kita tidak akan
dapat melihat hasil atau tujuan organisasi secara besar atau jangka panjang
telah dicapai. Indikator lead harus memungkinkan kita untuk mengambil
tindakan pendahuluan untuk meningkatkan kesempatan mencapai tujuan
strategis (Improving Skills Consulting). Indikator lead dapat diketahui
sebelum resiko terjadi, yang menjelaskan suatu kondisi dari sebuah proses.
Indikator lag merupakan ukuran dari past performance dan diketahui
setelah resiko terjadi.

Alur pikir pelaksanaan monitoring kinerja berdasar KPI (key


performance Indicator) adalah dapat dilihat melalui skema sebagai berikut :
Dari skema sistem monitoring berdasarkan KPI dapat dijelaskan langkah- langkah
pelaksanaan monitoring sebagai berikut :
a. Tentukan aktifitas penting pelayanan (kritikal) dipilih berdasarkan kesepakan
bersama dengan pemikiran bahwa proses kegiatan dilaksanakan sering tidak
sesuai standar, data menunjukkan sering terjadi keluhan atau masalah oleh pasien
dan keluarga , adanya masukan tim ( tim medis/ kesehatan) lainnya tentang
praktek klinik yang merugikan pasien secara langsung ataupun tidak
langsung.yang berdampak terhadap mutu pelayanan dalam suatu pertemuan staf
dan lakukan analisa apakah aktifitas tersebut cendrung akan mempengaruhi mutu
pelayanan secara signifikan. Bila ya maka tetapkan aktifitas tersebut sebagai KPI
(Key Performance Indikator).
b. Analisa kompetensi staf apakah sudah mempunyai kompetensi untuk melakukan
aktifitas kritikal untuk mencapai KPI (bila perlu lakukan coaching).
c. Evaluasi standar yang mendasari aktifitas tersebut apakah sudah optimal untuk
mencapai indikator yang diinginkan (lakukan revisi dan sosialisasi bila perlu bila
perlu).
d. Masukkan aktifitas kritikal dalam uraian tugas staf ( job discription atau
job specification) secara jelas dalam suatu aktifitas.
e. Buat perangkat monitoring kinerja (jadwal, check lyst monitoring).
f. Tetukan batas waktu pelaksanaan monitoring (maksimal 3 bulan untuk beberapa
indikator).
g. Lakukan evaluasi hasil yang meliputi pencapaian KPI dan pencapaian kinerja
(kalau perlu lakukan monitoring kembali bila KPI belum tercapai).

Pengembangan sistem monitoring kinerja berdasarkan KPI merupakan


salah satu terobosan yang komprehensif dan aplikatif merujuk pada kerangka
sistem manajemen kinerja (perfomance management system). Konsep ini relevan
untuk meningkatkan mutu dan kapasitas SDM sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada saat ini agar mampu berkontribusi secara optimal dalam meningkatkan
mutu pelayanan.

Kerangka pikir monitoring kinerja berdasarkan KPI adalah sebagai


berikut:
 Kinerja : Keberhasilan seseorang dlm melaksanakan suatu pekerjaan (As’ad,
1991).
 Kinerja : Penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi (Yaslis Ilyas, 2002).
Pengembangan monitoring kinerja berdasarkan KPI adalah suatu
subsistem dari sistem manajemen organisasi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan manajerial dan klinis serta memfasilitasi terciptanya
budaya kerja yang mengarah kepada upaya peningkatan mutu pelayanan yang
didasarkan pada profesionalisme, IPTEK, aspek legal, berlandaskan etika profesi.
     Indikator kinerja merupakan pengukur kinerja berdasarkan standar
yang berhubungan dengan kompetensi dan atau produktifitas. Kompetensi berarti
bahwa individu atau organisasi mampu mengidentifikasi tingkat kinerja.
Produktifitas berarti bahwa kompetensi tersebut dapat diterjemahkan kedalam
tindakan yang tepat dimana outcame kenerja tercapai. Indikator kinerja
memberikan informasi kepada kita kegiatan dilakukan sesuai standar.
B. Manfaat Penerapan Key Performance Indicators (KPI)
Pengelolaan kinerja pegawai melalui sistem KPI memberikan sejumlah
manfaat positif bagi perusahaan, diantaranya adalah :
 Melalui metode KPI maka kinerja setiap pegawai dapat dievaluasi secara lebih
obyektif dan terukur, sehingga dapat mengurangi unsur subyektivitas yang
sering terjadi dalam proses penilaian kinerja pegawai.
 Melalui penentuan key performance indicators (KPI) secara tepat, setiap
pegawai juga menjadi lebih paham mengenai hasil kerja yang diharapkan
darinya. Hal ini akan mendorong pegawai bekerja lebih optimal untuk
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
 Melalui penetapan KPI yang obyektif dan terukur, maka proses pembinaan
kinerja pegawai dapat dilakukan secara lebih transparan dan sistematis.
 Hasil skor KPI yang obyektif dan terukur juga dapat dijadikan dasar untuk
pemberian reward dan punishment pegawai. Dengan demikian, pegawai yang
kinerjanya lebih bagus akan mendapat reward, sebaliknya yang kerjanya
kurang baik akan mendapat punishment.

C. Peran Atasan Dalam Penerapan Key Performance Indicators (KPI)


 Secara periodik (setahun sekali) Nilai Key Performance Indicators
(KPI)Vdihitung oleh pegawai dan atasannya. Dalam pengisian tabel KEY
PERFORMANCE INDICATORS, pegawai dan atasan harus memberikan
tandatangan persetujuan pada kolom yang sudah ada di lembar penilaian.
 Selain itu, dalam proses pengisian itu peran aktif dari para atasan sangat
diharapkan sehingga proses pengembangan kinerja dapat berjalan dengan
optimal. Diharapkan agar atasan melakukan pertemuan secara periodik (misal
setiap bulan) dan mengumpulkan semua anak buahnya untuk membahas
pencapaian Key Performance Indicators (KPI) dari masing-masing staf.
 Pengelolaan kinerja SDM merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kemajuan bisnis perusahaan. Diharapkan sistem Key Performance Indicators
(KPI) yang diterapkan akan mampu mendorong kinerja pegawai secara
berkesinambungan. Pada gilirannya, hal ini juga akan ikut membantu
peningkatan kinerja bisnis perusahaan secara berkelanjutan.

D. Contoh Form KPI


BAB III

KESIMPULAN

Pada setiap organisasi, perusahaan, atau industri tertentu, ukuran kinerja


harus diciptakan untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Pengukuran
kinerja bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih
baik.

KPI (Key Performance Indicators) dapat mengingkatkan penerapan


kegiatan monitoring kinerja sangat penting diterpakan diprusahaan untuk
mengatahui seberapa baik pengetahuan perusahaan/organisasi, proyek, unti kerja,
departemen ataupun individu mencapai sasaran dan tujuan strategis yang telah
ditetapkannya. Manajemen perusahaan pada umumnya menggunakan Key
Performance Indicators (KPI) ini untuk melacak dan menganalisis faktor yang
dianggap penting untuk keberhasilan organisasinya.

Penetapan KPI harus dilakukan dengan memandang kebutuhan organisasi


mencapai hasil yang terbaik KPI yang bagus tidak harus diterapkan banyak
pengukuran, tapi yang utama mendukukung tujuan organisasi.

https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/07/makalah-kpi-key-performance-
indikator.html

Anda mungkin juga menyukai