Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

TOPIK BAHASAN:
A
STANDARD COSTING: LOGIC MODEL, PERHITUNGAN VARIANS,
DAN IMPLIKASI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 6
KELAS: 7-04
PRODI D-IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM (NON AKUNTANSI)
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
dengan anggota:

No Nama Mahasiswa/NPM Foto Setengah No Urut Paraf


Badan Daftar Hadir
1 Ariyan Eko Praginanto/ 6
1401190246

2 Dwi Nugraheni Hapsari/ 12


1401190058

3 Galuh Mafela Mutiara Sujak/ 18


1401190108

4 Moch. Yasin Dwi Ervinda/ 24


1401190115

5 Rezky Yosepha Tarigan/ 30


1401190220

6 Wahyu Andika/ 36
1401190183

1
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN
TOPIK BAHASAN:
a
STANDARD COSTING: LOGIC MODEL, PERHITUNGAN VARIANS,
DAN IMPLIKASI MANAJEMEN

PERNYATAAN KELOMPOK
Isi resume kami ini memenuhi indikator berikut.

PILIH SALAH
SATU BARIS
DI BAWAH
No Kriteria Indikator
INI
(DICENTANG
1, 2, ATAU 3)
1 Semua isi slide dinarasikan (word), tdk
ada yang terlewat, naskah diketik ulang
(bukan copy paste), plus pengayaan
dari sumber lain (semua sumber
Uraian word dari ditampilkan) baik gambar maupun teks
2 slide dosen, Semua isi slide dinarasikan (word), tdk
termasuk gambar, ada yang terlewat, naskah diketik ulang
tabel, bagan, (bukan copy paste), tdk ada pengayaan
keterangan dari sumber lain (semua sumber
sumber, dll. yg ditampilkan) baik gambar maupun teks
3 ada di slide
Hanya sebagian isi slide dinarasikan
(word), cenderung copy paste

2
BAGIAN III
Resume Materi Standard Costing: Logic Model, Perhitungan Varians, Dan
Implikasi Manajemen

Fokus belajar:
Fokus pada bab ini adalah untuk mempelajari mengenai:
 Logic model - adopsi pada sektor publik
 Urgensi dan pengertian dalam standard costing
 Implikasi standard costing, analisis varians
 Menghitung varians dalam DM, DL, dan OH

A. Rencana Kerja – Anggaran, Keterkaitannya melalui Logical Framework

Proses perencanaan dan penganggaran yang ideal meliputi penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah/RKP – Renja K/L - Arsitertur data dan informasi kinerja/ADIK (atau penataan
lainnya) – RKA K/L.
 Rencana Kerja pemerintah (RKP) adalah rencana pembangunan tahunan nasional, yang
memuat prioritas pembangunan nasional, rencana kerangka ekonomi makro, yang
mencakup gambaran ekonomi secara menyeluruh.
 Rencana Kerja (renja) adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun yang
memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.
 ADIK adalah informasi dalam penyusunan anggaran yang terdiri dari lima komponen
yaitu, input, aktivitas, output, outcome serta indikator dan target untuk output dan
outcome.
 RKA K/L adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi progran dan
kegiatan suatu kementerian lembaga dan merupakan penjabaran dari Renja K/L.
Akan tetapi dalam dalam penyusunannya masih sering terjadi missing link antara Renja K/L
dan RKA K/L. Dalam penyusunan dan penelaahan RKA K/L dan pengesahan DIPA, instrumen
RKA K/L meliputi:
1. indikator kinerja (IK),
2. standar biaya, yang mencakup mencakup material. Labor, OH, infrastruktur, sarpras,
ATK, dan anggaran, dan
3. evaluasi kinerja.
Logical framework merupakan gambaran visual logis dari suatu rencana strategis yang
menunjukkan rangkaian/hubungan antara input, proses, output, sampai dengan outcome
yaitu sebagai respon terhadap suatu situasi yang dihadapi organisasi.

B. Informasi Kinerja – Logical Framework

Gambar 1 Hubungan Unsur dalam Logical Framework


Sumber: Biswan, Ali Tafriji. (2018). Power point Standard Costing: Logic Model, Perhitungan Varians dan Implikasi
Manajemen. Hal: 4.
3
Gambar 1 di atas menunjukkan hubungan unsur-unsur dalam informasi kinerja - logical
framework, yang dimulai dari input, input merupakan sumber daya yang digunakan atau
investasikan untuk melaksanakan suatu program, kemudian setelah input terpenuhi, kegiatan
atau aktivitas dapat dilaksanakan, apabila kegiatan dilaksanakan dengan lancar maka akan
tercipta output dan outcome. Output merupakan hasil dari kegiatan berupa sesuatu yang
dihasilkan dalam kegiatan tersebut yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna produk atau
layanan (customer). Sedangkan outcome adalah hal apa yang diubah setelah pelaksanaan
kegiatan tersebut. Outcome dibedakan menjadi tiga rentang waktu yaitu dalam jangka
pendek, menengah dan panjang. Dalam jangka pendek outcome yang dihasilkan berupa
perubahan sikap (change in learning), untuk jangka menengah perubahan yang dihasilkan
berupa perubahan perilaku (change in action), sedangkan dalam jangka panjang perubahan
yang dihasilkan adalah perubahan kondisi (change in condition). Dalam output dan outcome
terdapat indikator kinerja dan target kinerja sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan. Dalam
penyusunan logical framework ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti situasi organisasi
berupa kebutuhan atau masalah yang sedang dihadapi (lingkungan, sosiopolitik, ekonomi),
asumsi yaitu anggapan dasar terkait rencana strategis dan pihak yang terlibat di dalamnya,
serta faktor eksternal yaitu hal di luar pengendali rencana strategis. Dalam monitoring dan
evaluasi kinerja, nanti akan dibandingkan antara input dengan output dan outcome yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui apakah aktivitas atau kegiatan berjalan baik atau tidak.
Pada sektor publik, informasi kinerja juga dapat diterapkan. Contohnya adalah sebagai
berikut:

Gambar 2 Contoh Informasi Kinerja Tingkat K/L: Kementerian Keuangan


Sumber: Biswan, Ali Tafriji. (2018). Power point Standard Costing: Logic Model, Perhitungan Varians dan Implikasi
Manajemen. Hal: 5

Gambar 2 di atas merupakan contoh dari informasi kinerja sektor publik, yang terdiri dari
fungsi kementerian lembaga, input kementerian lembaga, aktivitas kementerian lembaga,
output serta outcome kementerian lembaga. Hal yang paling susah diukur adalah menentukan
indikator output dan outcome, ada kemungkinan indikator output dan outcome yang dipakai
tidak relevan dengan kegiatan yang dilaksanakan, hal ini dapat menjadi bahan perbaikan saat
dilakukan evaluasi dan monitoring kedepannya.
4
C. Logic Model untuk Konteks Performance Based Budgeting (PBB) – Spending
Review
Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, Penganggaran berbasis kinerja
(Performance based budgeting) adalah pendekatan dalam penyusunan anggaran yang
didasarkan pada kinerja atau prestasi yang ingin dicapai. Perfomance based budgeting
berorientasi pada output yang dihasilkan oleh anggaran dengan menggunakan input terbatas,
sehingga dapat diisimpulkan performance based budgeting menekankan pada efektivitas dan
efisiensi. Dalam mengukur apakah input yang digunakan telah menghasilkan kinerja yang
sesuai dengan apa yang diharapkan, pemerintah menggunakan pendekatan yaitu spending
review. Spending review merupakan review atas belanja pemerintah pusat (APBN) dari segi
penggunaannya (value for money) yang meliputi efektivitas, efisiensi dan ekonomis. Dalam
hal pelaksanaan anggaran, aspek yang juga dinilai adalah realisasi dan tingkat penyerapan
anggaran. Dalam menghitung realisasi dikenal variansi anggaran dengan rumus:
Variansi Anggaran = Realisasi X 100
Anggaran
Dalam rumus tersebut anggaran (jumlah yang dianggarkan) mencerminkan standart costing
yaitu biaya yang sudah ditetapkan di awal. Contoh penerapan pada sektor publik adalah
sebagai berikut:

Tabel 1 Rincian anggaran biaya usulan standar biaya keluaran ditjen peternakan dan kesehatan hewan-
peningkatan kapasitas petugas
Sumber: Biswan, Ali Tafriji. (2018). Power point Standard Costing: Logic Model, Perhitungan Varians dan Implikasi
Manajemen. Hal: 7.

Pada tabel 1 tersebut dapat dilihat penyusunan anggaran yang terdiri dari tahapan
pelaksanaan dan rincian biaya, volume, satuan ukur, biaya satuan ukur dan jumlah.
Contohnya pada konsumsi rapat, volumenya adalah 20 satuan ukurnya adalah Orang Hari
(OH), jadi volume 20 berasal dari berapa jumlah orang yang menghadiri rapat dan berapa hari
rapat dilaksaanakan dengan biaya satuan per rapat sebesar Rp 59.000 sehingga total
anggarannya sebesar Rp 1.180.000. Dalam penyusunan tersebut terdpat jumlah volume dan
satuan ukur dan biaya satuan ukur yang mencerminkan standard costing karena biaya
ditentukan diawal melalui perencanaan.

D. Standard Costing - Efisiensi

Menurut Mulyadi (2010), biaya standar (standard costing) adalah biaya yang ditentukan di
muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu

5
satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Standard costing dan analisis varians erat kaitannya dengan efisiensi. Manajemen
dihadapkan pada pertanyaan: Apakah menurunnya biaya sudah berarti efisien? Dalam hal
ini, efisiensi merupakan perbandingan output dan input. Contoh:

Gambar 3 Production costs and global box office revenue of The Lord of the Rings and The Hobbit movies from
2001 to 2017 (in million U.S. dollars)
Sumber: https://www.statista.com/statistics/323463/lord-of-the-rings-films-production-costs-box-office-revenue

Statistik di atas menunjukkan biaya produksi dan pendapatan box office secara global yang
diperoleh serial film The Lord Of The Rings dan The Hobbit. Produksi Film "The Lord of the
Rings: The Fellowship of the Ring" (tahun rilis 2001) menelan biaya 93 juta dollar Amerika.
Dan pada Agustus 2017, film ini telah menghasilkan pendapatan sebesar 871,53 juta dollar
Amerika dari box offices seluruh dunia.
Dari data di atas tingkat efisiensi dapat dihitung melalui langkah berikut ini:

Standard costing diperlukan dalam konteks planning (perencanaan sekarang untuk dilakukan
ke depan) dan controlling (perbandingan aktual dan rencana yang berpengaruh pada aksi
lanjut) terhadap biaya produksi (DM, DL, dan FOH).

E. Mengapa Perlu Biaya Standar?

Menurut Hansen & Mowen Standard Costing System meningkatkan perencanaan dan
pengendalian serta menyempurnakan pengukuran kinerja. Fungsi perencanaan (planning)
berhubungan dengan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua fungsi ini saling
berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika
terdapat perencanaan yang baik. Fungsi pengendalian (controlling) berhubungan dengan

6
pengarahan kegiatan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan tersebut berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Standard Costing System juga memfasilitasi harga pokok produk. Unit Standards merupakan
komponen dasar dalam menyusun flexible budgeting system, yang merupakan kunci dalam
pelaksanaan perencanaan dan pengendalian. Sistem pengendalian anggaran (budgetary
control system) membandingkan actual cost dengan budgeted cost dengan menentukan
besarnya varians (perbedaan antara actual dan budgeted cost untuk setiap level aktivitas).
Dengan mengembangkan unit price dan quantity standards, varians secara keseluruhan
dapat dijabarkan lagi menjadi price varians dan usage efficiency varians.
Varians atau selisih menurut Horngren, dkk. (2005) adalah perbedaan antara jumlah
berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang
diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya
standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya.
Menurut Carter (Ed. 14 (2005: 18-2)): biaya standar digunakan untuk menetapkan anggaran
dan mengendalikan biaya dengan memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi,
menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya,
membebankan biaya ke RM, WIP, & FG, serta mendorong penetapan harga kontrak (harga
jual).
Pada Sektor Publik, dalam rangka perencanaan anggaran, standar biaya berfungsi sebagai
berikut:
 batas tertinggi yang besarannya tidak dapat dilampaui dalam penyusunan rencana kerja
dan anggaran kementerian negara/lembaga
 referensi penyusunan prakiraan maju
 bahan penghitungan pagu indikatif K/L dan/atau referensi penyusunan Standar Biaya
Keluaran untuk output sejenis pada K/L yang berbeda

F. Pengertian dalam Standard Costing


Standard costing mengandung dua konsep penting yakni:
 quantity standard: jumlah input yang seharusnya digunakan (untuk) tiap unit output
 price standard: jumlah yang seharusnya dibayarkan untuk jumlah input yg digunakan
(tadi).
Menurut Hansen dan Mowen (2006), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu
yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.
1. Standar ideal (ideal standards)
Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala
sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau
kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards)
Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk
kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan
lainnya.
Dengan kata lain, biaya standar diasumsikan penerapannya pada kapasitas tertentu. Data
standar itu diperoleh dari pengalaman, studi, operasional, pembelian, personalia, dan
data/informasi akuntansi.

7
Perhatikan tabel berikut ini:
Biaya Manufaktur
DM DL FOH
Actual Costing System Actual Actual Actual
Normal Costing System Actual Actual Budgeted
Standard Costing System Standard Standard Standard
Tabel 2 Sistem Biaya Standar
Sumber: Short and Brief Akuntansi Manajemen (2018) oleh Ali Tafrizi Biswan

Untuk dokumen sumber penerapan standard costing, digunakan Standard Cost Sheet yang
menginformasikan kuantitas tiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu
unit output – disebut sebagai unit quantity standards. Unit quantity standards dapat digunakan
untuk menghitung jumlah total dari input yang dibolehkan untuk actual output. Perhitungan ini
sangat penting dalam rangka menentukan varians. Manager harus bisa menghitung standard
quantity of materials allowed (SQ) dan standard hours allowed (SH) untuk actual output. Baik
SQ dan SH harus ditentukan bobotnya (takaran untuk tiap unit output). SQ dan SH akan
diperhitungkan selisihnya dengan actual quantity (AQ) dan actual hours (AH). Contoh rumus
SQ dan SH sebagai berikut:
Diasumsikan 100.000 kotak kripik jagung diproduksi selama minggu pertama bulan maret.
Berapa banyak jagung yang seharusnya digunakan untuk actual output sebanyak 100.000
kotak kripik? Quantity standard sebesar 18 ons jagung per kotak. Untuk 100.000 kotak
standard quantity dari jagung yang dibolehkan adalah sebagai berikut:

SQ = Unit quantity standard x Actual output


= 18 ons x 100.000 unit output
= 1.800.000 ons
SH = Unit labor standard x Actual output
= 0,0008 jam x 100.000 unit output
= 80 jam TK langsung

Perlu dicatat bahwa 18 ons dan 0,0008 jam menunjukkan bobot (takaran) untuk tiap unit
output yang digunakan dalam biaya standar.
G. Implikasi Standard Costing - Varians

Mengapa sistem standard costing diadopsi? Jawabannya adalah dalam rangka perencanaan
dan pengendalian biaya melalui alat ukur yang tepat sehingga akan diperoleh informasi
varians yang tepat, baik yang merugikan (unfavorable U) atau yang menguntungkan
(favorable F).
Standard costing berguna juga dalam menentukan biaya produk yakni sistem biaya per unit
dikaitkan dengan harga produk (pricing).
Dalam praktiknya akan muncul varians atau penyimpangan. Informasi varians
(penyimpangan) diperlukan dalam rangka peringatan dini (early warning) dan penanganan
penyimpangan melalui management by exception (MBE). Oleh karenanya, perlu
dibandingkan actual cost dan planned cost of production yang hasilnya sebagai berikut:
 menguntungkan/Favorable (artinya actual price (AP) or usage < standard price (SP))
 atau merugikan/Unfavorable (artinya actual price or usage > standard price).
Ketika melakukan analisis varians dalam rangka MBE, dua faktor penting dalam varians di
atas adalah menyangkut harga dan activity level (unit quantity standard). Jika varians yang
ditemukan sifatnya signifikan, maka investigasi dilakukan sehingga ditemukan akar masalah
“root cause” dan solusinya.

8
H. Implikasi Standard Costing (varians) pada sektor publik:
Model perhitungan varians:

RKA-K/L DIPA KPP Badan Anggaran Belanja


dan Orang Asing TA 2016 (biaya standar)

Identifikasi
Menghitung
Permasalahan varians
Varians
terhadap kinerja

Laporan Realisasi
Realisasi belanja
Anggaran (LRA) dan Menentukan penyebab
(biaya actual)
Laporan POK) dan perbaikan pada
kinerja organisasi

Gambar 4 Analisis Lanjutan Model Perhitungan Varians


Sumber: Biswan * Niansyah (2018), disesuaikan dari pemodelan Luckett & Enggleton dalam Emsley (2000)

 Permasalahan efisiensi atau tidak tercapainya target kinerja (layanan)

I. Menghitung Varians
Varians adalah perbedaan antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan biaya aktual
yang terjadi. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan untuk melakukan perbandingan.
Untuk setiap jenis bahan baku, operasi tenaga kerja, dan overhead pabrik yang dibebankan
ke setiap departemen, pusat biaya, ataupun suatu aktivitas, biaya actual dibandingkan
dengan biaya standar. Ada dua jenis varians, yaitu:
1. Varians yang menguntungkan (favorable), adalah jika biaya standar melebihi biaya aktual
sehingga memilliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang
dianggarkan.
2. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable), adalah jika biaya aktual melebihi biaya
standar sehingga memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relativf terhadap jumlah
yang dianggarkan.

Gambar 5 Variance Analysis: Deskripsi Umum


Sumber: Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8e. USA: Thompson South-Western hal. 374

9
Price Variance = Actual Quantity of - Actual Quantity of input at
input at Actual Price standard price
= (AP x SQ) - (SP x AQ)

Usage Variance = Actual Quantity of - Standard Quantity of input at


input at standard price standard price
= (SP x AQ ) - (SP x SQ)

Total Varians (Budget) = Price (rate) variance + Usage (efficiency) variance


= (AP-SP)AQ + (AQ-SQ)SP
= APxAQ) - (SPxSQ)

Keterangan :
SP: Standar Price (harga standar per unit suatu input)
SQ: Standar Quantity (kuantitas standar input yang diizinkan untuk output actual)
AP: Actual Price (harga actual per unit input)
AQ: Actual Quantity (kuantitas input actual yang digunakan)

J. Menghitung Varians Material


Standar yang dikembangkan untuk biaya bahan baku yaitu standar harga bahan baku dan
standar kuantitas bahan baku (penggunaan bahan baku). Jika harga actual yang dibayarkan
lebih besar atau lebih kecil dari standar, maka terjadi varians.
Ilustrasi:
Diketahui data Bluechitos line adalah sebagai berikut: actual production 48.500 bags; actual
cost of corn 780,000 ounces at $0.0069 = $5,382; actual cost of inspectors 360 hours at $7.35
= $2,646.
Cost Sheet:

1. Menghitung Actual Quantity at Actual Price (AQ x AP)


= 780,000 X $0.0069
= $ 5,382

10
2. Menghitung Actual Quantity at Standard Price (AQ x SP)
= 780,000 X $0.0060
= $ 4,680
3. Menghitung Standard Quantity at Standard Price (SQ x SP)
= (48500 x 18) X $0.0060
= $ 5,238
4. Menghitung Price Variance
= Actual Quantity of input at Actual Price – Actual Quantity of input at standard price
= $ 5,382 - $ 4,680
= $ 702 (Unfavorable)
5. Menghitung Usage Variance
= Actual Quantity of input at standard price – Standard Quantity of input at standard price
= $ 4,680 - $ 5,238
= $ 558 (Favorable)
6. Menghitung Total Varians
= Price variance + Usage variance
= $ 5,382 - $ 5,238
= $ 144 (Unfavorable karena bahan baku yang digunakan lebih besar dibandingkan
dengan kapasitas standar yang telah ditetapkan)

Gambar 6 Material Variances: Pendekatan Kolom


Sumber: Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8e. USA: Thompson South-Western hal. 377

Dalam tanggung jawab pengendalian, jika terjadi varians harga material maka tanggung
jawab pengendalian ada pada purchasing agent (Bagian Agen), sedangkan jika terjadi varians
material usage, maka tanggung jawab pengendalian ada pada Production manager. Hal ini
dilakukan dalam rangka meminimalisasi scrap, waste, dan rework.

K. Menghitung Labor Variances


Standar yang digunakan untuk biaya tenaga kerja langsung yaitu standar tarif (upah atau
biaya) dan standar efisiensi (waktu penggunaan). Varians tarif tenaga kerja (Labor Rate
Variance – LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja
langsung dan apa yang seharusnya dibayar.
LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
Keterangan :
AR: Tarif upah actual per jam
SR: Tarif upah standar per jam
AH: Jam tenaga kerja langsung actual yang digunakan

11
Sedangkan varians efisiensi tenaga kerja (Labor Efficiency Variance – LEV) mengukur
perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara actual digunakan dan jam tenaga kerja yang
seharusnya digunakan.
LEV = (AH x SR) – (SH x SR)
Keterangan:
AH: Jam tenaga kerja langsung actual yang digunakan
SH: Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR: Tarif upah standar per jam
Ilustrasi:
Diketahui data Bluechitos line adalah sebagai berikut : actual production 48.500 bags; actual
cost of corn 780,000 ounces at $0.0069 = $5,382; actual cost of inspectors 360 hours at $7.35
= $2,646.
Cost Sheet:

1. Menghitung Actual Hours at Actual Rate (AH x AR)


= 360 X $7.35
= $ 2,646
2. Menghitung Actual Hours at Standard Rate (AH x SR)
= 360 X $7.00
= $ 2,520
3. Menghitung Standard Hours at Standard Rate (SH x SR)
= (48.500 x 0,007) X $7.00
= $ 2,376.50
4. Menghitung Rate Variance
= Actual Hours at Actual Rate – Actual Hours at Standard Rate
= $ 2,646 - $ 2,520
= $126 (Unfavorable)
5. Menghitung Usage Variance
= Actual Hours at Standard Rate – Standard Hours at Standard Rate
= $ 2,520 - $ 2,376.50
= $ 143.50 (Unfavorable)
6. Menghitung Total Varians
= Rate variance + Efficiency variance
= $ 2,646 - $ 2,376.50
= $ 269.50 (Unfavorable)
12
Gambar 7 Labor Variances: Pendekatan Kolom
Sumber: Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8e. USA: Thompson South-Western
hal. 380

Dalam tanggung jawab pengendalian, jika terjadi varians terkait tenaga kerja langsung maka
tanggung jawab berada pada Production Manager.

L. Menghitung Variable Overhead Variances


Varians Overhead Variabel dihitung berdasarkan varians pengeluaran overhead variable dan
varians efisiensi overhead variable. Varians pengeluaran overhead variable mengukur
pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif actual overhead variable (actual variable
overhead rate – AVOR) dengan tarif standar overhead variable (standard variable overhead
rate – SVOR). Sedangkan varians efisiensi overhead variable mengukur perubahan dalam
konsumsi overhead variable yang muncul karena penggunaan efisiensi (atau tidak efisien)
overhead variabel.
Ilustrasi:
Diketahui bahwa Actual production sejumlah 48.500 bags, Actual variable OH $1.600, dan
Actual hours worked (machining & inspection) 400 hours.
Cost Sheet:

1. Menghitung Actual Variable Overhead


= $1.600

13
2. Menghitung Variable Overhead Rate x Actual Hours
= $3,850 x 400
= $ 1.540
3. Menghitung Variable Overhead Rate x Standard Hours
= $3,850 x (0,0078 x 48.500)
= $ 1.456
4. Menghitung Spending Variance
= Actual Variable Overhead – (Variable Overhead Rate x Actual Hours)
= $ 1.600 - $ 1.540
= $ 60 (Unfavorable)
5. Menghitung Efficiency Variance
= $ 1.540 - $ 1.456
= $ 84 (Unfavorable)
6. Menghitung Total Variance
= $ 1.600 - $ 1.456
= $ 144 (Unfavorable)

Gambar 8 Variable Overhead Variances: Pendekatan Kolom


Sumber: Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8e. USA: Thompson South-Western hal. 383

Dalam tanggung jawab pengendalian, jika terjadi varians terkait Overhead Variabel
maka tanggung jawab ada pada Departemen Produksi.
M. Menghitung Fixed Overhead Variances
Varians Fixed Overhead terdiri dari varians pengeluaran overhead tetap (Spending variance)
dan varians volume overhead tetap (Volume Variances). Spending Variances menunjukkan
perbeadaan antara overhead tetap actual dengan overhead tetap yang dianggarkan.
Sedangkan Volume Variances mengukur perbedaan antara budgeted fixed overhead (yang
dianggarkan) dengan overhead tetap yang dibebankan.
Ilustrasi :
Budgeted/ Planned Items
Budgeted fixed Overhead $749.970
Practical Activity 23.400 DLH
Standard fixed Overhead $32,05
Rate
Actual Results
Actual Production 2.750.000 Bags of chips
Actual fixed Overhead Cost $749.000
Standard hours allowed for 21.450
actual production
hours allowed to produce 3.000.000 bags of chips: 0,0078 x 3.000.000=23.400 DLH
14
$749.970/23400)
1. Menghitung Actual Fixed Overhead
= $749.000
2. Menghitung Budgeted Fixed Overhead
= $749.970
3. Menghitung Applied Fixed Overhead
= Standard fixed OH rate x Standard hours
= $ 32,05 x 21.450
= $ 687.473
4. Menghitung Spending Variance
= Actual Fixed Overhead – Budgeted Fixed Overhead
= $ 749.000 - $ 749.970
= $ 970 (favorable)
5. Menghitung Volume Variance
= Budgeted fixed Overhead – Applied fixed Overhead
= $32,05 (23.400 – 21.450)
= ($32,05 x 23.400) – ($32,05 x 1.450)
= $749.970 - $687.473
= $62.497 (Unfavorable)
6. Menghitung Total Variance
= $ 749.000 - $ 687.473
= $ 61.527 (Unfavorable)

Gambar 9 Fixed Overhead Variances


Sumber: Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8e. USA: Thompson South-Western hal. 387

Varians terkait fixed Overhead terjadi di luar kendali manajemen, sehingga tanggung jawab
pengendalian ada pada manajemen secara keseluruhan karena sifatnya juga jangka panjang.
Akan tetapi jika terjadi volume variance, tanggung jawab pengendalian ada pada Departemen
produksi.

15
N. Contoh Pelaporan Variances

1. Performance Report Variable Overhead

Tabel 3 Performance Report Variable Overhead

Tabel Performance Report Variable Overhead terdiri dari kolom Cost, Cost Formula (per
DLH), Budget for Actual Costs, Actual Hours Costs, Spending Variance, Budget for
Standard Hours, dan Efficiency Variance. Berdasarkan contoh table di atas, variable
overhead terdiri dari Gas, Electricity, dan Water dengan cost formula (per DLH) masing-
masing seperti pada kolom 2. Budget for Actual costs dari ketiga overhead (kolom 3)
tersebut dikurangkan terhadap Actual Hours Costs (kolom 4) untuk menghitung Spending
Variances (kolom 5) masing-masing overhead, sehingga dapat diketahui apakah
Favorable atau Unfavorable. Kemudian pada kolom 6 berupa Budget for Standard Hours
yang dikurangkan terhadap kolom 4 (Actual Hours Costs), untuk mengetahui Efficiency
Variance (kolom 7) dari masing-masing Overhead apakah Favorable atau Unfavorable.
2. Performance Report Fixed Overhead

Tabel 4 Performance Report Fixed Overhead

Tabel Performace Report Fixed Overhead terdiri dari Fixed Overhead Items, Actual Cost,
Budgeted Cost, dan Variance. Contoh Pelaporan ini menunjukkan varians dari actual cost
(kolom ke-2) dengan Budgeted Cost (kolom ke-3). Fixed Overhead yang terdiri dari
Depreciation, Salaries, Taxes, dan Insurance dilaporkan Actual Cost dan Budgeted Cost-
nya seperti table di atas, di mana masing-masing Actual cost akan dikurangkan terhadap
Budgeted Cost untuk menghitung Variance tiap-tiap fixed overhead, sehingga dapat
diketahui apakah Favorable atau Unfavorable.

16
O. Ilustrasi Penghitungan Varians
Diketahui pada standard cost sheet suatu perusahaan data-data sebagai berikut:
Standard Cost Sheet
Direct Material (DM) 2 ft @$ 5 $10
Direct Labor (DL) 0,5 hour @ $10 5
Fixed OH* 0,5 hour @$ 2 1
Variable OH 0,5 hour @$ 4 2
Standart cost per unit $18
*rate Fixed OH didasarkan atas expected activity sebesar 2.500 jam. Commented [GS1]: You can elaborate this. Capacity yang
dipakai yang mana, ini yang expected, why? Can we use the
Sedangkan actual result dari performa perusahaan tersebut adalah: other?

Actual Result
Production 6.000 unit
Direct Material (DM) 11.750 ft purchased & used $61.100
Direct Labor (DL) 2.900 hours $29.580
Fixed OH $6.000
Variable OH $10.500

Dari data di atas, kita diminta untuk mencari:


1. Materials price and usage variances
2. Labor rate and efficiency variances
3. Variable overhead spending and efficiency variances
4. Fixed overhead spending and volume variances

Sebelum mencari masing-masing varians, mari kita analisis tabel di atas:


Standard material
Standard Cost Sheet
quantity / unit = 2 ft
Direct Material (DM) 2 ft @$ 5 $10
Standard labor hour =
Direct Labor (DL) 0,5 hour @ $10 5
Fixed OH* 0,5 hour @$ 2 1 standard FOH & VOH
Variable OH 0,5 hour @$ 4 2 hour = 0,5 hour each
Standard cost per unit $18 product
*didasarkan pada expected activity
of 2.500 hours

Standard Material Price = $5 each product


Standard Labor Rate = $10 hour each product
Standard Fixed Overhead Rate (SFOR) = $2 didasarkan pada
expected activity of 2.500 hrs (expected activity Fixed OH)
Standard Variable Overhead Rate (SVOR) = $4

17
Actual Result
Production 6.000 unit
Direct Material 11.750 ft purchased & $61.100 Actual Material Quantity= 11.750 ft
(DM) used Actual DL Hours (AH) = 2.900 hours
Direct Labor (DL) 2.900 hours $29.580
Fixed OH $6.000
Variable OH $10.500

Production = 6.000 unit


Actual material price = (harga DM total / jumlah material
yang dipakai)($61.100/11.750 ft) = $5,2 each prod
Actual Direct Labor rate = ($29.580/2.900 hrs) = $10,2 each
prod
Actual Variable Overhead = $10.500
Actual Fixed Overhead = $6.000

Angka-angka dalam tabel Actual Quantity, Actual Price, Standard Quantity, dan Standard
Price akan kita gunakan terus dalam penghitungan varians.
1. Material Variances
Untuk menghitung varians material, kita bisa menggunakan dua cara, yang pertama
menggunakan bagan, dan yang kedua langsung menggunakan rumus.
Kita gunakan data yang telah kita cari di atas:
Standard material quantity per unit= 2 ft
Standard Material Price = $5 each product
Production = 6.000 unit
Actual Material Quantity = 11.750 ft
Actual Material Price = ($61.100/11.750 ft) = $5,2 each prod

Berdasarkan bagan, kita ikuti bagan seperti di bawah:

a b c
Actual Quantity at Actual Quantity at Standard Quantity at
Actual Price Standard Price Standard Price
(11.750 x $5,2) (11.750 x $5) (12.000* x $5)
= $61.100 = $58.750 = $60.000

Price Variance Usage Variance


(a-b) (b-c)
$2.350 U $1.250 F

*= standard quantity per unit x jumlah


produksi = 2 ft x 6.000 unit = 12.000 ft

18
 Pada Price Variance, jika a-b hasilnya positif, maka dia menghasilkan varians yang
unfavorable. Yaitu ketika harga aktual yang dikeluarkan untuk jumlah produksi aktual
(yang benar-benar terjadi di produksi) lebih tinggi daripada harga total jumlah
produksi aktual pada standar harga yang telah ditentukan.
Hal ini berarti harga aktual yang terjadi di lapangan lebih tinggi daripada harga yang
diperkirakan perusahaan. Jika terjadi unfavorable result, maka perusahaan
menentukan apakah hasil tadi masih dalam range yang ditoleransi perusahaan. Jika
dianggap melebihi batas toleransi/range maka perusahaan harus melakukan
investigasi atas tidakcocokan harga tersebut.
 Pada Usage Variance, jika hasilnya negatif, maka dia menghasilkan varians yang
favorable. Yaitu ketika penggunaan jumlah material aktual sesuai jumlah produksi
pada harga standar lebih kecil daripada prnggunaan jumlah material perkiraan
perusahaan sesuai jumlah produksi pada harga standar.
Hal ini berarti jumlah aktual material yang digunakan untuk memproduksi barang
lebih kecil daripada jumlah perkiraan material yang digunakan untuk memproduksi
barang tersebut pada tingkat produksi aktual yang sama. Jika terjadi favorable result,
maka perusahaan tidak perlu melakukan investigasi lebih lanjut.

Berdasarkan rumus, kita ikuti rumus di bawah:


Material Price Variances (MPV) = (Actual Price – Standard Price) x Actual Quantity
MPV = ($5,2 - $5) x 11.750 = $2.350 Unfavorable
Material Usage Variances (MUV) = (Actual Quantity – Standard Quantity) x
Standard Price
MUV = (11.750 – 12.000) X $5 = $1.250 Favorable

2. Labor Variances
Untuk menghitung labor variances, kita bisa menggunakan dua cara, yang pertama
menggunakan bagan, dan yang kedua langsung menggunakan rumus.
Kita gunakan data yang telah kita cari di atas:
Standard Labor Hour = 0,5 hour each product
Standard Labor Rate = $10 hour each product
Production = 6.000 unit
Actual DL Hours (AH) = 2.900 hours
Actual Direct Labor Rate = ($29.580/2.900 hrs) = $10,2 each prod

Berdasarkan bagan, kita ikuti bagan seperti di bawah:

a b c
Actual Hour at Actual Rate Actual Hour at Standard Hours at
(2.900 x $10,2) Standard Rate Standard Rate
= $29.580 (2.900 x $10) (3.000* x $10)
= $29.000 = $30.000

Rate Variance Efiiciency Variance


(a-b) (b-c)
$580 U $1.000 F

*= standard hour per unit x jumlah


produksi = 0,5 x 6.000 unit = 3.000 ft

19
 Pada Rate Variance, jika a-b hasilnya positif, maka dia menghasilkan varians yang
unfavorable. Yaitu ketika rate aktual lebih tinggi daripada standard rate yang
diperkirakan perusahaan pada jam aktual produksi yang sama. Jika terjadi
unfavorable result, maka perusahaan menentukan apakah hasil tadi masih dalam
range yang ditoleransi perusahaan. Jika dianggap melebihi batas toleransi / range
maka perusahaan harus melakukan investigasi atas tidakcocokan harga tersebut.
 Pada Efficiency Variance, jika hasilnya negatif, maka dia menghasilkan varians yang
favorable. Yaitu ketika jumlah jam kerja aktual yang digunakan untuk meproduksi
barang lebih kecil daripada standar jumlah jam kerja pada produksi yang sama.
Jika terjadi favorable result, maka perusahaan tidak perlu melakukan investigasi lebih
lanjut.

Berdasarkan rumus, kita ikuti rumus di bawah:


Labor Rate Variance (LRV) = (Actual Rate – Standard Rate) x Actual Hours
LRV = ($10,20 - $10,00) x 2.900 = $580 Unfavorable
Labor Efficiency Variances (LEV) = (Actual Hours – Standard Hours) x Standard
Rate
LEV = (2.900 – 3.000) X $10 = $1.000 Favorable

3. Variable OH Variances
Untuk menghitung Variable Overhead Variances, kita lakukan langkah yang sama:
Kita gunakan data yang telah kita cari di atas:
Standard Var OH hour = 0,5 hour each product
Production = 6.000 unit
Actual DL Hours (AH) = 2.900 hours
Actual Variable Overhead = $10.500
Standard Variable Overhead Rate (SVOR) = $4

Berdasarkan bagan, kita ikuti bagan seperti di bawah:

a b c Applied Variable
Actual Variable Overhead Budgeted Variable
(AVOR x AH) Overhead
Overhead
= $10.500 (SVOR x SH)
(SVOR x AH)
($4 x 3.000*)
($4 x 2.900)
= $12.000
= $11.600

Spending Variance Efiiciency Variance


(a-b) (b-c)
$1.100 F $400 F

*= standard hour per unit x jumlah


produksi = 0,5 x 6.000 unit = 3.000 ft

 Pada Spending Variance, jika a-b hasilnya negatif, maka dia menghasilkan varians
yang favorable. Yaitu ketika actual variabel overhad lebih kecil daripada budgeted
variable overhead pada jumlah jam produksi aktual yang sama. Jika terjadi favorable
result, maka perusahaan tidak perlu melakukan investigasi lebih lanjut.
 Pada Efficiency Variance, jika hasilnya negatif, maka dia menghasilkan varians yang
favorable. Yaitu ketika budgeted variable overhead lebih kecil daripada applied
20
variable overhead, atau dengan kata lain pada SVOR yang sama, jam aktual untuk
menghasilkan produk lebih kecil daripada jam standar yang diperkirakan perusahan.
Jika terjadi favorable result, maka perusahaan tidak perlu melakukan investigasi lebih
lanjut.

4. Fixed OH Variances
Untuk menghitung Fixed Overhad Variances, kita lakukan langkah yang sama:
Kita gunakan data yang telah kita cari di atas:
Standard Fixed OH Hour = 0,5 hour each product
Production = 6.000 unit
Actual DL Hours (AH) = 2.900 hours
Actual Fixed Overhead = $6.000
Standard Fixed Overhead Rate (SFOR) = $2  didasarkan pada expected activity of 2.500
hrs (expected activity Fixed OH)

Berdasarkan bagan, kita ikuti bagan seperti di bawah:

a b c Applied Fixed
Actual Fixed Overhead Budgeted Fixed Overhead
= $6.000 Overhead
(SFOR x expected activity
(SFOR x SH)
Fixed OH)
($2 x 3.000*)
$2 x 2.500)
= $6.000
= $5.000
Spending Variance Volume Variance
(a-b) (b-c)
$1.000 U $1.000 F

*= standard hour per unit x jumlah


produksi = 0,5 x 6.000 unit = 3.000 ft

 Pada Spending Variance, jika a-b hasilnya positif, maka dia menghasilkan varians
yang unfavorable. Yaitu ketika actual fixed overhad lebih besar daripada budgeted
fixed overhead pada jumlah jam produksi aktual yang sama. Jika terjadi unfavorable
result, maka perusahaan menentukan apakah hasil tadi masih dalam range yang
ditoleransi perusahaan. Jika dianggap melebihi batas toleransi/range maka
perusahaan harus melakukan investigasi atas tidakcocokan harga tersebut.
 Pada Volume Variance, jika hasilnya negatif, maka dia menghasilkan varians yang
favorable. Yaitu ketika budgeted fixed overhead lebih kecil daripada applied fixed
overhead, atau dengan kata lain pada SFOR yang sama, jam aktual untuk
menghasilkan produk lebih kecil daripada jam standar yang diperkirakan perusahan.
Jika terjadi favorable result, maka perusahaan tidak perlu melakukan investigasi lebih
lanjut.

21
BAGIAN IV
Contoh Soal dan Jawaban

A. Soal Teori
1. Soal
Jelaskan perbedaan budget dengan standard costing?
Jawaban:
Pada dasarnya anggaran (bujet, budget) merupakan rencana keuangan ke depan
(selama satu tahun, satu periode) sebagai alat untuk mengidentifikasi tujuan dan aksi
untuk mencapainya sedangkan standard costing (biaya standar) pada dasarnya
adalah jumlah yang dianggarkan berdasarkan per unit. Standar unit berfungsi
sebagai input dalam membangun anggaran.

2. Soal:
Jelaskan standard costing dapat meningkatkan fungsi pengendalian/kontrol?
Jawaban:
Sistem penetapan biaya standar meningkatkan perencanaan dan pengendalian serta
meningkatkan pengukuran kinerja. Standar unit adalah persyaratan mendasar untuk
sistem penganggaran yang fleksibel, yang merupakan fitur utama dari sistem
perencanaan dan pengendalian yang bermakna. Sistem kontrol anggaran
membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan dengan menghitung
variasi, perbedaan antara biaya aktual dan terencana untuk tingkat aktivitas aktual.
Dengan mengembangkan standar harga dan kuantitas satuan, varian keseluruhan
dapat didekomposisi menjadi varian harga dan varian penggunaan atau efisiensi.
Dengan melakukan dekomposisi ini, seorang manajer memiliki lebih banyak
informasi. Jika variansnya tidak menguntungkan, seorang manajer dapat
mengatakan apakah itu disebabkan oleh perbedaan antara harga yang direncanakan
dan harga aktual, perbedaan antara penggunaan yang direncanakan dan
penggunaan yang sebenarnya, atau keduanya. Karena manajer memiliki kontrol
lebih besar atas penggunaan input daripada harga mereka, varians efisiensi
memberikan sinyal spesifik mengenai perlunya tindakan korektif dan di mana
tindakan itu harus difokuskan. Dengan demikian, pada prinsipnya, penggunaan
varian efisiensi meningkatkan kontrol operasional. Selain itu, dengan memecah
varians harga, di mana manajer berpotensi memiliki kontrol lebih sedikit, sistem
memberikan ukuran peningkatan efisiensi manajerial.

3. Soal
Apa tujuan dari adanya standard cost sheet?
Jawaban:
Standard cost sheet (lembar biaya standar) memberikan perincian untuk perhitungan
biaya standar per unit; menunjukkan biaya standar untuk bahan, tenaga kerja, dan
overhead variabel dan tetap; dan mengungkapkan jumlah setiap input yang harus
digunakan untuk menghasilkan satu unit output. Dengan menggunakan standar
kuantitas unit ini, kuantitas standar material yang diizinkan dan jam standar yang
diizinkan dapat dihitung untuk output aktual. Perhitungan tersebut memainkan peran
penting dalam analisis varian.

B. Soal Studi Kasus


Soal
PT Zeny memproduksi kantong plastik untuk keperluan industrial.
Berikut ini data biaya standar:
Standard Quantity Standard Price (Rate) Standard Cost
DM 10 lbs. $ 1,70 $ 17,00
DL 0,60 hrs. 10,00 6,00
Variable OH 0,60 hrs. 2,50 1,50

22
Selama minggu pertama Januari, data aktual sebagai berikut:
Units produced 4.000
Actual labor costs $26.500
Actual labor hours 2.500
Materials purchased and used 38.500 lbs. @ $1,72
Actual variable OH cost $16.500

Diminta: Hitung varians baik dalam DM, DL, dan OH.


Jawab:
1. Varians Direct Material
Actual Quantity (AQ) = 38.500 Standard Quantity (SQ) = 10 x 4.000 = 40.000
Actual Price (AP) = 1,72 Standard Price (SP) = 1,70
MPV = (AP - SP) AQ MUV = (AQ – SQ) SP
= (1,72 – 1,70) 38.500 = (38.500 – 40.000) 1,70
= 0,02 x 38.500 = 1.500 x 1,70
= $ 770 U = $ 2.550 F

Actual Quantity at Actual Quantity at Standard Quantity at


Actual Price Standar Price Standar Price
38.500 x 1,72 38.500 x 1,70 (10 x 4.000) x 1,70
= 66.220 = 65.450 = 40.000 x 1,70
= 68.000
$ 770 U $ 2.550 F
Price Variance Usage Variance

2. Varians Direct Labour


Actual Hours (AH) = 2.500 Standard Hours (SH) = 0,6 x 4.000 = 2.400
Actual Rate (AR) = 26.500/2.500 = 10,60 Standard Rate (SR) = 10,00

LRV = (AR - SR) AH LEV = (AH – SH) SR


= (10,60 – 10,00) 2.500 = (2.500 – 2.400) 10,00
= 0,60 x 2.500 = 100 x 10,00
= $ 1.500 U = $ 1.000 U

Actual Hours at Actual Actual Hours at Standar Standard Hours at


Price Price Standar Price
2.500 x 10,60 2.500 x 10,00 (0,60 x 4.000) x 10,00
= 26.500 = 25.000 =2.400 x 10,00
= 24.000
$ 1.500 U $ 1.000 U
Rate Variance Efficiency Variance

3. Varians Variable Overhead


Actual Variable Budgeted Variable Applied Variable Overhead
Overhead Overhead
16.500 2.500 x 2,50 (0,60 x 4.000) x 2,50
=6.250 = 2.400 x 2,50
= 6.000
$ 10.250 U $ 250 U
Spending Variance Efficiency Variance

23
DAFTAR REFERENSI

Biswan, Ali Tafriji. (2018). Short and Brief Akuntansi Manajemen: Terapan pada Dunia
Bisnis dan Sektor Publik (Buku I). Ihsan Media, Tangerang Selatan: Indonesia (ATB).
Hansen Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2007. Managerial Accounting 8th Edition.
Mason: Thompson Higher Education.
Putri, Lucy Astarina Ariyani (2013). Penerapan Metode Standard Costing Dalam
Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: Ukm Tahu Eco Semarang)
http://eprints.dinus.ac.id/8570/1/jurnal_11914.pdf (diakses pada tanggal 14 Desember 2019).
Standar Cost (Biaya Standar). Alghozaliak.blogspot.com/2013/10/standar-cost-biaya-
standar.html?m=1 (diakses pada tanggal 14 Desember 2019)
STANDARD COST and VARIANCE ANALYSIS.
Hamzahmanroe.blogspot.com/2009/04/standard-cost-and-variance-analysis.html?m=1
(diakses pada tanggal 14 Desember 2019)

24

Anda mungkin juga menyukai