Anda di halaman 1dari 30

Rerangka

Pengukuran
Kinerja Sektor
Publik (logic
model)
Kelompok 7 :

Putri Amelia Irmadhani 142180158


Suci Ning Astutik 142180161
1. Pemahaman mengenai LOGIC
MODEL
Logic model adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk
memberikan gambaran hubungan logis antara sumber daya (input),
proses (process), keluaran (output) dan hasil (outcome) dari program
yang dijalankan suatu entitas (PMK 143/ 2015)

Logic model merupakan alat yang mampu menggambarkan cara berpikir


secara logis mengenai bagaimana sumber daya yang ada digunakan
untuk mengoperasikan aktivitas program sehingga mampu menghasilkan
perubahan atau hasil yang diharapkan (Kellog, 2004).
Dapat diketahui juga bahwa logic modeladalah suatu cara/ alat yang menunjukkan
hubungan yang masuk akal dalam hal ini “logis” antar berbagai hal yang meliputi sumber
daya yang diinvestasikan (input), kegiatan yang dilakukan (proses), dan manfaat/
perubahan yang dihasilkan mulai dari output, outcome, ataupun impact dari suatu
kegiatan, kebijakan ataupun program itu sendiri.

Paradigma baru daari logic model bertujuan untuk menghasilkan system perencanaan dan
penganggaran yang berorientasi pada outcome/ tujuan yang ingin dicapai. Hal ini
dimaksudkan bahwa seiap sumber daya yang digunakan untuk menjalankan focus utama
adalah mencapai tujuan / outcome yang diharapkan, maka keluaran ataupun output
haruslah sesuai dengan tujuan/ outcome yang telah ditetapkan, dalam hal ini maksud dari
outcome VS output
Elemen-elemen utama dari program logic model adalah

· Sumber daya (Resorces), alat yang digunakan untuk menjalankan aktivitas. Bisa berupa manusia,
keuangan, organisasi, komunitas atau sumber daya sistem dalam kombinasi apapun.
·  Kegiatan (Activites), proses yang dijalankan untuk pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
· Keluaran (Otuputs), hal tertentu yang akan dihasilkan mencakup jenis, level, atau target yang
disampaikan program.
· Hasil (Outcomes), tentang perubahan. Misalnya perubahan-perubahan spesifik seperti awareness,
knowledge, skill, and behaviour. Biasanya outcomes dipecah menurut tingkatan waktunya menjadi:
o   Short-term:
o   Intermediate-term
o   Long-term
· Dampak (Impact), tujuan utama yang beruapa perubahan yang diinginkan dalam sebuah organisasi,
komunitas, atau sistem lainnya.
2. Variasi Penggunaan LOGIC
MODEL
Penggunaan logic model dapat membantu Ketika diaplikasikan ke dalam proses :

Manajemen
A Perencanaan B
Program

C Evaluasi D Komunikasi
A. Perencanaan
Model Logika merupakan sebuah kerangka kerja dan proses perencanaan
untuk menjembatani kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang
diinginkan. Model logika memberikan struktur pemahaman terhadap situasi
yang mengarahkan pada kebutuhan inisiasi, hasil akhir yang diharapkan dan
bagaimana investasi dikaitkan dengan aktivitas orang-orang yang
ditargetkan dengan maksud untuk mencapai hasil yang diharapkan.
B. Manajemen Program
Model logika menggambarkan hubungan antara sumber daya, aktivitas dan
outcomes. Model logik berperan sebagai dasar untuk membangun rencana
manajemen yang lebih detail. Dalam kurun waktu implementasi, model logika
digunakan untuk menjelaskan, merunut dan memonitor operasi, proses dan
fungsi.
C. Evaluasi

Model logika adalah langkah pertama dalam melakukan evaluasi. Model


logika membantu dalam menentukan kapan dan hal apa yang dievaluasi
sehingga sumber daya evaluasi digunakan secara efektif dan efisien.
Melalui evaluasi, kita mengetes dan memverfikasi kenyataan dari sebuah
teori program. Modul logika membantu kita untuk fokus pada proses dan
pengukuran outcome yang tepat.
D.
Komunikasi
Logic model dalam proses komunikasi ini digunakan sebagai alat
komunikasi. Contohnya pembuatan grafik-grafik/ diagram yang akan
membantu dalam mengkomunikasikan suatu program atau usulan , baik
itu kepada staf, pihak yang mendanai program ataupun stakeholder
lainnya.
3. Pengukuran Kinerja menggunakan LOGIC
MODEL
-penentuan indikator
Kinerja sering kali meliputi istilah- istilah seperti penyelesaian,
realisasi/ pemenuhan. Sebagian besar dari istilah tersebut
menunjukkan hal yang bersifat objektif, yaitu tercapainya suatu
tujuan karena suatu tindakan public

Tetapi ada juga yang bersifat lebih subjektif, yang menunjukkan


tingkat kepuasan atas suatu tindakan. Umumnya literatur-literatur
ekonomi dan manajemen public menekankan pada hal yang
bersifat objektif, karena selain memiliki implikasi langsung
terhadap masyarakat, jga kepuasan yang bersifat subjektif lebih
sulit untuk diukur
3. Pengukuran Kinerja menggunakan LOGIC MODE
-penentuan indikator

Kinerja sering kali meliputi istilah- istilah seperti penyelesaian, realisasi/ pemenuhan.
Sebagian besar dari istilah tersebut menunjukkan hal yang bersifat objektif, yaitu
tercapainya suatu tujuan karena suatu tindakan public

Tetapi ada juga yang bersifat lebih subjektif, yang menunjukkan tingkat kepuasan atas
suatu tindakan. Umumnya literatur-literatur ekonomi dan manajemen public
menekankan pada hal yang bersifat objektif, karena selain memiliki implikasi langsung
terhadap masyarakat, jga kepuasan yang bersifat subjektif lebih sulit untuk diukur
Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang
telah ditentukan dengan perkembangan pencapaian yang sedang diamati pada suatu
waktu atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator.

Menurut berbagai sumber, indikator adalah:


Suatu alat ukur untuk menggambarkan tingkatan capaian suatu sasaran atau
target yang telah ditetapkan ketika melakukan perencanaan awal, dan dapat
merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif.
Mackay (2008) menjelaskan indikator kinerja (Performance indicators) sebagai
ukuran mengenai masukan, kegiatan, keluaran, hasil dan dampak dari kegiatan-
kegiatan pemerintah. Level indikator dapat saja sangat tinggi, yakni dalam arti
mengukur kinerja pemerintah terkait dengan SPM (Sasaran Pembangunan Milenium)
misalnya atau rencana pembangunan nasional, atau dalam arti mengukur kegiatan
dan keluaran kementerian/lembaga pemerintah. Indikator berguna untuk menetapkan
target kinerja, untuk menilai kemajuan pencapaian target tersebut, serta untuk
membandingkan kinerja dari unit kerja/organisasi/kementerian/lembaga yang
berbeda.
Penentuan Indikator
Berdasarkan materi perencanaan yang disusun, ukuran kinerja merupakan suatu hirarki
yang menurut kerangka logika, bisa dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Bila dimulai
dari level terbawah yaitu (Bappenas, 2004), urutannya adalah:

Indikator Keluaran
01

Indikator Masukan (input)

02
(Output)

Indikator ini digunakan untuk mengukur Indikator ini digunakan untuk


sumber daya yang digunakan seperti mengukur keluaran yang langsung
anggaran/ dana, SDM, Peralatan, Material, dihasilkan dari suatu pelaksanaan
dan masukan lain yang dipergunakan kegiatan baik berupa fisik maupun non
untuk melaksanakan kegiatan fisik
Indikator Hasil Indikator Dampak
03

04
(Outcome) (impacts)

Indikator ini digunakan untuk Indikator ini menunjukkan


mengukur capaian dari berbagai pengaruh baik positif maupun
kegiatan dalam suatu program yang negatif yang ditimbulkan dari
telah selesai dilaksanakan/ indikator pelaksanaan kebijakan program/
yang mencerminkan berfungsinya kegiatan dan asumsi yang telah
keluaran berbagai kegiatan pada digunakan
jangka menengah
Persyaratan Indikator
Persyaratan indikator bisa bermacam-macam menurut berbagai sumber dan
keperluannya. Di bawah ini disajikan dua konsep persyaratan indikator yang umum
dipakai, diketahui dan harus diperhatikan.

Menurut persyaratan SMART, penentuan suatu indikator harus memperhatikan hal


berikut:

1.Simple - Sederhana: Indikator yang ditetapkan sebisa mungkin sederhana dalam


pengumpulan data maupun dalam penghitungan untuk mendapatkannya.

2.Measurable- Dapat diukur: Indikator yang ditetapkan harus merepresentasikan


informasi dan jelas ukurannya.

3.Attributable - Bermanfaat: Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk


kepentingan pengambilan kebijakan.
4.Reliable - Dapat dipercaya: Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh
pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.

5.Timely - Tepat Waktu: Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh
pengumpulan data dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang
waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan yang dilakukan.
Selain menggunakan kriteria SMART, alternatif lain adalah menggunakan SPICED. dalam
The State of Queensland, Department of Natural Resources and Water, 2007; Roche (1999)
menjelaskan pilihan kriteria SPICED sebagai penyaring untuk memastikan agar indikator
terpilih dapat memberikan hasil yang maksimal. Penyaring SPICED adalah sebagai berikut:

1. Subjective, yaitu berdasarkan pendapat para ahli ataupun pengalaman yang dapat
menguatkan pemilihan atas indikator.

2. Participatory, yaitu penyusunan indikator dilakukan bersama-sama dengan melibatkan


berbagai pihak yang berkompeten dalam mengukur indikator tersebut.
3. Interpreted and Communicable, yaitu perlu adanya penjelasan lebih lanjut untuk indikator
yang bersifat lokal dan tidak berlaku umum.
4. Cross-checked and compared, yaitu melakukan cross-checked dengan cara
membandingkan dengan indikator lain yang menggunakan nara sumber, metode
ataupun peneliti yang berbeda.
5. Empowering, yaitu memberdayakan kelompok masyarakat dalam
penyusunan dan penilaian indikator.
6. Diverse and disaggregate, yaitu perlu kecermatan dalam menentukan indikator
yang bersifat pengelompokan seperti pengelompokan berdasarkan jenis kelamin
(pria dan wanita).
4. Integrasi Jenis Pengukuran
KInerja
Pengukuran Kinerja sector public bertujuan untuk mebantu manajemen public menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.

Salah satu contoh integrasi jenis pengukuran adalah memanfaatkan analisis SWOT pada
pengukuran kinerja menggunakan Logic Model tahap perencanaan.
Contoh implementasi Logic
Model
GOALS:
Pelaku Usaha daerah X dapat mengelola limbah yang dikeluarkan
perusahaannya

STRATEGI:
Sosialisasi pengenalan berbagai jenis limbah kepada pelaku usaha
daerah X
INPUTS PROCESS OUTPUTS
- Microphone - Kehadiran para pelaku
- Penyusunan materi
- Laptop usaha
sosialisasi mengenai
- Balai Pertemuan - Antusiasme para
jenis- jenis limbah
- Wawasan mengenai pelaku usahs
- Pemaparan materi
Limbah
sosialisasi
Contoh implementasi Logic
Model
GOALS:
Pelaku Usaha daerah X dapat mengelola limbah yang dikeluarkan
perusahaannya

STRATEGI:
??
Sosialisasi pengenalan berbagai jenis limbah kepada pelaku usaha
daerah X
OUTCOME
Menghasilkan

Melogiskan Melogiskan Melogiskan

INPUTS PROCESS OUTPUTS


Contoh implementasi Logic
Model
GOALS:
Pelaku Usaha daerah X dapat mengelola limbah yang dikeluarkan
perusahaannya

X
STRATEGI:
Sosialisasi pengenalan berbagai jenis limbah kepada pelaku usaha
daerah X
GOALS:
Pelaku Usaha daerah X dapat mengelola limbah yang dikeluarkan
perusahaannya

STRATEGI:
Sosialisasi pengenalan cara mengolah limbah kepada pelaku usaha
daerah X
LOGIC MODEL

Theory of Change

Alat penilaian kelogisan dan


kesinambungan program kerja agar
dapat merancang program yang
impactful
TERIMA KASIH.
Yola 038 : Alasaan perusahaan menggunakan logic model,
kelebihan dan kekurangan logic model?
Supini 039: Logic model biasanya digunakan pada perusahaan
sector apa, dan bagaimana manfaat logic model itu sendiri?
Nanda 049: Bagaimana mengembangkan logic model pada program
pembelajaran di kampus?

Anda mungkin juga menyukai