Logic Model atau Model Logika, juga sering disebut sebagai program
theory (Weiss, 1998), program's theory of action (Patton, 1997), atau model
yang masuk akal tentang bagaimana seharusnya suatu program bekerja
(Bickman, 1987, p. 5). Selain itu, adapula yang mengartikannya sebagai
refleksi underlying rationale dari suatu program atau inisiatif (Chen,
Cato & Rainford, 1998-9; Renger & Titcomb, 2002). Secara singkat dan
sederhana, sebenarnya model logika adalah suatu MAP atau PETA dari
cara berpikir, atau Road
Map cara pikir dalam menyusun atau memformulasikan
kebijakan/program/inisiatif/kegiatan.
Sumber : http://www.uwex.edu/ces/pdande/evaluation/evallogicmodel.html
Kotak-kotak input, output, dan outcome menunjukkan hubungan logis
antar:
Sumber : http://www.uwex.edu/ces/pdande/evaluation/evallogicmodel.html
Berikut adalah berbagai pengertian tentang model logika dan manfaatnya
untuk berbagai keperluan atau tahapan:
Perencanaan
Model Logika merupakan sebuah kerangka kerja dan proses perencanaan
untuk menjembatani kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang
diinginkan. Model logika memberikan struktur pemahaman terhadap
situasi yang mengarahkan pada kebutuhan inisiasi, hasil akhir yang
diharapkan dan bagaimana investasi dikaitkan dengan aktivitas orang-
orang yang ditargetkan dengan maksud untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Manajemen Program
Model logika menggambarkan hubungan antara sumber daya, aktivitas
dan outcomes. Model logik berperan sebagai dasar untuk membangun
rencana manajemen yang lebih detail. Dalam kurun waktu implementasi,
model logika digunakan untuk menjelaskan, merunut dan memonitor
operasi, proses dan fungsi.
Evaluasi
Model logika adalah langkah pertama dalam melakukan evaluasi. Model
logika membantu dalam menentukan kapan dan hal apa yang dievaluasi
sehingga sumber daya evaluasi digunakan secara efektif dan efisien.
Melalui evaluasi, kita mengetes dan memverfikasi kenyataan dari sebuah
teori program. Modul logika membantu kita untuk fokus pada proses dan
pengukuran outcome yang tepat. Beberapa orang berpikir bahwa model
logika adalah sebuah model evaluasi, karena begitu banyak evaluator
yang menggunakannya.
Namun, model logika bukanlah model evaluasi tetapi cara ini sangat
membantu dalam melakukan evaluasi.
Komunikasi
Komunikasi adalah kunci kesuksesan dan keberlanjutan. Secara
sederhana, penggunaan grafik yang jelas akan membantu dalam
mengkomunikasikan program ataupun usulan, baik itu kepada staf, pihak
yang mendanai program ataupun stakeholder lainnya. Bila ditelaah lebih
jauh, program tidak mungkin hanya memiliki hubungan linear saja, justru,
hubungan antar program biasanya tidak linear, seperti gambaran berikut
(Gambar II.4.).
Long-
ActivitiesParticipation Short Medium term
Program
investments
Sumber: http://www.uwex.edu/ces/pdande/evaluation/evallogicmodel.html.
Simple logic
SITUATION: During a co havingmodel ents reported that they were
difficulty parenting
unty needs assessment, majority of par
INPUTSO and felt stressed as a result TCOMES
UTPUTS OU Parents identify
Develop appropriate actions
Staff Parents
parent ed to take Improved child-
increase
curriculum knowledge of parent relations
child dev
Money Deliver series of
interactive Targeted Parents better
sessions parenting style
understanding Parents use
parents effective parenting Strong families
Partners practices
Parents gain skills in
effective parenting
Facilitate practices
support groups
Research
Sumber : ttp://www.uwex.edu/ces/pdande/evaluation/evallogicmodel.html
Sumber : http://www.uwex.edu/ces/pdande/evaluation/evallogicmodel.html
Tatanan input, output, outcome dan impact yang telah diuraikan di atas,
sebenarnya merupakan cermin tingkatan/level/pembagian tahapan
formulasi suatu rencana mulai dari identifikasi permasalahan, cara
mengatasinya, mana yang perlu diintervensi segera, kebijakannya apa,
kegiatannya apa, hingga berapa biaya yang diperlukan. Masing– masing
tahapan yang direncanakan itu, dapat diukur capaiannya. Ukuran untuk
masing-masing tahapan adalah indikator sesuai sasaran atau target yang
disepakati bersama oleh para pemangku kepentingan, sehingga capaian
atau kinerja masing-masing level
dapat dievaluasi. Uraian tentang pengukuran kinerja, dan kriteria
penentuan indikator dibahas dalam beberapa bagian berikut ini.
Selain menggunakan kriteria SMART, alternatif lain adalah menggunakan SPICED. dalam The State of
Queensland, Department of Natural Resources and Water, 2007; Roche (1999) menjelaskan pilihan
kriteria SPICED sebagai penyaring untuk memastikan agar
indikator terpilih dapat memberikan hasil yang maksimal. Penyaring
SPICED adalah sebagai berikut:
1. Subjective, yaitu berdasarkan pendapat para ahli ataupun pengalaman yang dapat menguatkan
pemilihan atas indikator.
2. Participatory, yaitu penyusunan indikator dilakukan bersama-
sama dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten dalam mengukur indikator tersebut.
3. Interpreted and Communicable, yaitu perlu adanya penjelasan lebih lanjut untuk
indikator yang bersifat lokal dan tidak berlaku umum.
4. Cross-checked and compared, yaitu melakukan cross-checked
dengan cara membandingkan dengan indikator lain yang menggunakan nara sumber, metode
ataupun peneliti yang berbeda.
5. Empowering, yaitu memberdayakan kelompok masyarakat dalam penyusunan dan penilaian
indikator.
6. Diverse and disaggregate, yaitu perlu kecermatan dalam
menentukan indikator yang bersifat pengelompokan seperti pengelompokan berdasarkan jenis
kelamin (pria dan wanita).