Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

RINGKASAN MATERI

BAB 3 : APLIKASI TEORI DALAM REGULASI AKUNTANSI

Disusun oleh:

Subhaan Prima Tanaya (142180104)

Adyansah Afif Rahman (142180120)

Fajar Naufal Hanif (142180124)

Ismi Alifah (142180144)

Putri Amelia Irmadhani (142180158)

Wika Anggiasari Indah Palupi (142180165)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


TAHUN 2021
A. Arti Penting Informasi Akuntansi dan Auditing
Arti penting Prinsip Akuntansi :
1. Dasar untuk pedoman penentuan perlakuan akuntansi dalam menyusun
maupunmenginterpretasikan laporan keuangan.
2. Pedoman peringkasan dan pengungkapan informasi keuangan.
3. Suatu kesepakatan / aturan main tentang bagaimana laporan keuangan
disusunagar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak-pihak yang terpisah
secara fisikdan fungsional

B. Regulatory Capture
1. Teori Pasar Modal
Teori pasar modal menyarankan manager mempunyai banyak insentif
(dorongan)secara sukarela untuk menyediakan informasi akuntansi untuk bagian
eksternal perusahaan dan di verifikasi oleh auditor independent.Ada beberapa
teori yang relevan untuk memahami peraturan pelaporan keuangan(yaitu
mempersiapkan, auditing dan penyediaan informasi akuntansi mengenaisuatu
entitas). Teori itu adalah :
 Teori Pasar Efisien
 Teori Keagenan
 Teori Regulasi

2. Arti Penting Standar Akuntansi


Standar akutansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan
keuangan yangmerupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu
yangdikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam lingkungan
tertentu. Standar Akuntansi biasanya berisi tentang definisi,
pengukuran/penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen laporan
keuangan.Arti penting dari standar akuntansi:
 Memberi informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan,
hasilusaha, dan hal-hal yg berkaitan dgn perusahaan.
 Memberi pedoman dan aturan bagi akuntan publik untuk
melaksanakankegiatan audit dan menguji validitas laporan keuangan.
 Memberi data dasar bagi pemerintah tentang berbagai variabel
yangdipandang penting dalam mendukung pengenaan pajak, pembuatan
regulasi, perencanaan ekonomi dan penginkatan efisiensi dan tujuan sosial
lainnya.
 Menghasilkan prinsip-prinsip dan teori bagi mereka tg tertarik
dengandisiplin akuntans

3. Arti Penting Auditing


Pengertian audit dalam lingkup kecil adalah pemeriksaan keuangan,
namunsebenarnya pengertian audit sangat luas, tidak hanya di bidang keuangan
sajatetapi juga di bidang lainnya.Audit memiliki peran besar dalam hal input,
proses dan output serta dampak darisuatu tujuan perusahaan, baik yang sudah
berjalan maupun yang sedang berjalan.Hal tersebut dapat dilihat dari peran serta
audit dalam hal pengawasan dan pemeriksaan secara analisis, ini disebabkan audit
memiliki tujuan yang jelasuntuk lembaga yang sedang diperiksa agar lebih baik
dimasa yang akan datang(continous improvement), sehingga akan terlihat dari
berbagai aspek, baikkekurangan maupun kelebihan suatu perusahaan, bukan
hanya sebagai pengendali dari kepatuhan atas peraturan (complain).

C. Private Interest
 Ketentuan yang melindungi kepentingan badan tertentu (perusahaan)
 Adanya regulasi di pasar modal dari supply and demand. Dan ada satu
kelompok yang berhasil. Kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai
sisi sang Permintaan (demand) dan legislatif sebagai supply.
 Dasar penjelasannya:
• The Law of deminishing return antara ukuran kelompok dengan biaya
proses pollitik. Regulasi akan terjadi karena adanya manfaat.
• Pemerintah sama halnya seperti pengusaha atau konsumen berperilaku
rational untuk kepentingan masing-masing.
Teori ini disampaikan George Stigler Tahun 1971 yang mengatakan bahwa aktivitas
seputar peraturan menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari
kelompok berkepentingan.
Teori ini berpendapat bahwa dibutuhkan aturan-aturan / ketentuan-ketntuan dalam
akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya untuk mengatur ketentuan2 tsb apa
yang harus dilakukan perusahaan untuk menentukan informasi. Ketentuan diperlukan
agar semuanya (pemakai dan penyaji) mendapatkan informasi yang sama dan
seimbang. Teori ini muncul karena kegagalan atau ketidak beresan dari teori keagenan

Contoh:
Ada 2 alasan dalam kelompok berkepentingan memberi tawaran harga tertinggi agar
dapat memanfaatkan kekuasaan dari pemerintah :
1. terdapat industri yang lebih sedikit dari pada industri diluarnya (minor) jadi
mereka meminta pengaruh politik melalui peraturan untuk melindungi dan
menata bisnis mereka, contohnya : keterbatasan bagi suatu bisnis industri untuk
dimasuki (peraturan yang berbelit)
2. pejabat pemerintah yang menyukai eksekutif bisnis konsumen adalah suatu
kepentingan yang rasional. Mereka mencari untuk memeksimalkan pendapat
mereka atau kesejahteraan mereka atau keduanya. Kelompok kepentingan bisa
memberi kontribusi pada pejabat yang berpolitik.

D. Political Process

Penetapan Standar dan Proses Politik

Penyusunan standard dipandang sebagai proses politik karena berpotensi secara


signifikan menjadi sangat mempengaruhi dari berbagai kelompok berkepentingan.
Oleh karena itu berbagai kelompok kepentingan berusahan mempengaruhi
pengenalan peraturan. Atau secara singkatnya beda kelompok maka akan beda
mempengaruhi peraturan akuntansi.

Pemerintah di berbagai Negara membentuk pembuat peraturan yang bekerja secara


independent yang berusaha untuk menghasilkan standard dengan kualitas yang tinggi
dimana memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan dalam membuat suatu
keputusan.
Contoh:

Beberapa masalah / kasus yang akuntansi yang terkait dengan hal ini ( lobby secara

politik)

1. Financial Instrument /Instrument keuangan

Menyangkut IAS 39 Instrument Keuangan - pengakuan dan pengakuan, pada awal


tahun 2002 dimana eropa akan mengadopsi IAS, banyak sekali perhatian berfokus
pada standard yang ada pada IAS. Perusahaan yang tercatat pada bursa di eropa
sebelumnya yang menggunakan standard nasional mereka sekarang mensyaratkan
penggunaan IAS untuk laporan keuangan Konsolidasi. Pada area Instrument keuangan
terjadi potensi perubahan dramatis yang potensial. Secara umum perusahaan
menggunakan historical cost untuk instrument keuangan yang ditunukan dari
amortisasi biaya, dan pemasukan keuntungan pada laporan keuangan hanya pada
disadari. Sedangkan pada IAS 39 diatur bahwa perusahaan harus memasukan
keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian pada instrument keuangan tertentu
dalam pendataan ketika terjadi ( tidak pada saat disadari ).

2. Intangible Asset

Pada saat australla mengadopsi IAS dimana didalamnya terdapa IAS 38 : Intangible

Asset , Disana berbeda dengan standard yang diadopsi oleh perusahaan - perusahaan
di Australia.

Contoh: intangable asset tidak dapat diakui oleh internal dan intangible asset tidak
dapat direvaluasi tanpa adanya suatu pasar yang aktif. Perusahaan-perusahaan di
Australia bersama Federasi akuntan mereka dan Pemerintah mencoba meminta
keringanan dari standard ini namun ditolak oleh IAS.

Kerangka Peraturan untuk Pelaporan Keuangan

Kegiatan dari berbagai pihak pembuat laporan keuangan akan terpengaruh oleh
dimana laporan keuangan dibuat; yaitu hukum, politik social dan ekonomi. Di
berbagai negara, terdapat banyak perbedaan mengenai kerangka peraturan akuntansi
keuangan, tetapi ada beberapa unsur yang sama yaitu
a) Persyaratan Wajib

b) Tata Pengelolaan Perusahaan

c) Auditor dan Pengawasan

d) Badan Pelaksana Independen

E. The Regulatory Framework for Financial Reporting


Terdapat beberapa pihak yang berperan aktif dalam pelaporan keuangan, yaitu
para pembuat laporan keuangan dan auditor eksternal serta para pembuat peraturan.
Aktivitas pihak-pihak tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat laporan keuangan
dihasilkan, seperti hukum, ekonomi, politik dan sosial. Meskipun terdapat perbedaan
dalam kerangka regulasi yang digunakan dalam menghasilkan laporan keuangan para
negara-negara di dunia, masih ada beberapa unsur yang umum digunakan. Unsur-
unsur tersebut adalah:

1. Statutory Requirements (Persyaratan Perundang-Undangan)


Persyaratan perundang-undangan yang dalam hal ini dapat juga
dikategorikan sebagai persyaratan hukum di perusahaan, memiliki peran sebagai
insentif untuk menghasilkan laporan keuangan yang akan diaudit. Di beberapa
negara, peraturan perusahaan mewajibkan direksi menyerahkan rekening yang
akan diaudit. Oleh karena itu, direksi dan auditor harus memenuhi persyaratan
hukum untuk pelaporan tersebut seperti yang tercantum dalam peraturan
perusahaan. Pada satu sisi, hukum atau peraturan dalam perusahaan memberikan
mandat persyaratan yang mendasar yang berhubungan dengan laporan apa yang
harus dipersiapkan serta kapan penyiapan laporan tersebut. Selain itu,
dimungkinkan adanya persyaratan lain yang berhubungan dengan informasi
yang harus dicantumkan.
Persyaratan tambahan untuk laporan keuangan berasal dari standar
akuntansi yang spesifik dan dalam beberapa jurisdiksi, standar-standar tersebut
mempunyai kekuatan hukum. Peraturan perusahaan sebagai bagian dari sistem
hukum yang lebih luas, juga mencantumkan cara untuk mengawasi kepatuhan
terhadap persyaratan hukum tersebut. Selain itu, sistem ini juga menyediakan
sanksi dan penalti yang dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perusahaan.

2. Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)


Kebanyakan praktik tata kelola perusahaan mengacu pada struktur,
proses dan institusi di dalam dan di sekitar organisasi yang membagi kekuasaan
dan kontrol sumber daya di antara para partisipan. Beberapa praktik tata kelola
perusahaan berasal dari peraturan yang mengharuskan direksi untuk melakukan
tindakan yang spesifik terhadap manajemen pada perusahaan mereka. Meskipun
begitu, sebuah kerangka peraturan dapat berisi pedoman tambahan untuk tata
kelola perusahaan dan aturan yang muncul dari sektor swasta yang dengan
sukarela memberikan rekomendasi dan aturan pencatatan di bursa saham.
Pedoman tata kelola perusahaan dapat menjadi rekomendasi praktik yang baik
bagi direktur dalam mengadopsi mekanisme perusahaan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi masing-masing perusahaan.

3. Auditors And Oversight (Auditor dan Pengawasan)


Dalam banyak negara, auditor memiliki peran penting dalam menjamin
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan.
Kualifikasi tertentu, pengalaman, serta memiliki izin untuk melakukan audit
merupakan persyaratan dasar yang dibutuhkan seorang auditor. Selain itu,
auditor harus memiliki komitmen terhadap kode etik dan harus rela
menanggung sanksi apabila melanggar peraturan.

4. Independent Enforcement Bodies (Badan Pelaksana Independen)


Badan pelaksana independen adalah bagian dari keseluruhan sistem
dalam melaksanakan persyaratan pelaporan keuangan. Badan pelaksana
independen berperan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan tentang
pelaporan keuangan, sebagaimana yang terdapat dalam hukum dan standar
akuntansi. Badan Pelaksana independen merupakan perpanjangan dari
pengajuan pengawasan yang merupakan dasar dari kerangka peraturan.
Pendirian badan pelaksana independen berkaitan dengan adopsi IFRS tahun
2005 karena dibutuhkan pengaplikasian IFRS secara komprehensif dan
konsisten untuk mencapai tujuan dari adopsi IFRS tersebut.

F. The Institutional Structure for Setting Accounting & Auditing Standards


Mengenai kerangka peraturan pelaporan keuangan (regulatory framework for
financial reporting), kita mengetahui bahwa syarat pelaporan keuangan secara
umumnya diturunkan dari undang-undang hukum dan standar akuntansi. Pada bagian
ini, akan dijelaskan mengenai perkembangan dari badan pembuat standar
internasional (international standard setting body) dan proses pembentukan standar
akuntansi dan audit internasional (process of setting international accounting and
auditing standards).
Perkembangan awal standar akuntansi dimulai ketika dibentuknya International
Accounting Standards Committee (IASC) di London pada tahun 1973. Komite ini
berisikan perwakilan dari badan akuntansi profesional dari sembilan negara, yaitu
Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris-Irlandia, Amerika
Serikat, dan Jerman Barat. Sasarannya adalah untuk mengembangkan standar
akuntansi sektor swasta yang cocok untuk digunakan di negara-negara seluruh dunia.
Sebelum tahun2005, International Accounting Standards (IAS) berpengaruh di banyak
negara. Papua New Guinea dan Indonesia mengadopsi IAS karena negara-negara
tersebut belum memiliki struktur pembuat standar nasional. IAS juga digunakan oleh
Singapura dan Hongkong dalam pengembangan standar akuntasi nasional mereka.
Selain itu IAS juga telah digunakan sejak awal tahun 1990 oleh Switzerland dan
Jerman. Di negara-negara tersebut, akuntansi nasional mencerminkan orientasi
stakeholder yang muncul dari kerangka hukum yang berlaku dan sistem akuntansi
berbasis pajak. Perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut menggunakan IAS
untuk menyediakan informasi tambahan kepada peserta pasar modal dalam bentuk
yang lebih transparan dan dapat dibandingkan (comparable).
IASC dibentuk oleh negara-negara yang memiliki praktik dan pendekatan
standar akuntansi yang berbeda, Awalnya IAS seringkali memperbolehkan adanya
pemilihan suatu kebijakan akuntansi untuk memuat preferensi dari berbagai negara
anggota. Oleh karena itu, selama akhir tahun 1980an, IASC mulai mengerjakan
Improvement Project untuk meningkatkan kualitas IAS dan menghilangkan banyak
perlakuan opsional.
1. Program Konvergensi IASB dan FASB
Pada tahun 2002, dibentuk program konvergensi IASB/FASB yang
diberi nama Norwalk Agreement. Program konvergensi tersebut
mengharuskan FASB dan IASB untuk mengidentifikasi perbedaan antar
standar, untuk meninjau solusi apa saja yang tersedia dan untuk mengadopsi
perlakuan yang lebih baik. Dalam praktiknya, proses konvergensi ini sangat
rumit. Beberapa perbedaan muncul karena terdapat perbedaan-perbedaan
mendasar antara kedua standar. US GAAP dikenal sebagai standar yang
berdasarkan aturan (rule-based standards), sedangkan IAS merupakan standar
yang berdasarkan prinsip (principle-based standards).

2. Standar Akuntansi Sektor Publik


IASB menetapkan standar untuk sektor swasta. Standar yang berbeda
mungkin saja diterapkan di sektor pemerintahan karena organisasi
pemerintahan memiliki tujuan dan stakeholder yang berbeda dengan
perusahaan swasta. Setiap negara harus menentukan sejauh mana standar
IASB dapat digunakan oleh entitas sektor publik. Di Indonesia, standar
akuntansi yang digunakan oleh sektor publik adalah Standar Akuntansi
Pemerintah yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010.

3. Standar Audit Internasional


Menurut sejarahnya, audit bersifat self-regulated, artinya tidak ada
standar internasional yang baku untuk digunakan. Pada abad ke-19,
Companies Act terjadi di Inggris dan mengharuskan audit dilakukan. Di
Amerika Serikat, American Institute of Accountants menetapkan standar
audit untuk pertama kalinya pada tahun 1939.
Skandal Enron dan perusahaan lainnya pada awal tahun 2000-an dapat
dinyatakan sebagai kegagalan pasar dan tampaknya telah dignakan sebagai
pembenaran untuk intervensi pemerintah dalam penyusunan standar audit di
Amerika Serikat dan Australia. Hal tersebut melahirkan sebuah pakta yang
disebut Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2002. Sejak saat itu, peninjauan
kepada kantor audit di Amerika Serikat dilakukan oleh badan pemerintah
yang disebut Public Company Accounting and Oversight Board (PCAOB).
PCAOB juga bertanggung jawab dalam menetapkan standar audit untuk
perusahaan publik.
International Standards on Audit (ISA) dikembangkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). IAASB
beroperasi dibawah International Federation of Accountant (IFAC). IFAC
kemudian membentuk Public Interest Oversight Board (PIOB) pada tahun
2005 dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan pada standar yang
diterbitkan oleh IAASB dan IFAC.

Anda mungkin juga menyukai