AKUNTANSI PUBLIK
Disusun oleh :
Sinta Veronika Tumiwa
C30122076
1
3 Properti, Pabrik, dan Peralatan: Akuntansi aset berwujud yang dimiliki oleh entitas sektor
publik.
4 Instrumen Keuangan: Akuntansi untuk berbagai jenis instrumen keuangan seperti obligasi
dan pinjaman.
5 Sewa: Akuntansi untuk pengaturan sewa.
6 Imbalan Kerja: Pedoman akuntansi kompensasi karyawan, pensiun, dan tunjangan lainnya.
7 Pelaporan Anggaran: Pedoman penyajian informasi anggaran dalam laporan keuangan.
2
2.4 Standar Akuntansi Nonlaba (Non Pemerintahan)
Entitas nirlaba adalah entitas yang aktif dalam sektor pelayanan masyarakat tanpa tujuan
mencari keuntungan finansial. Umumnya, dana yang diperoleh oleh organisasi nirlaba berasal
dari donatur atau penyumbang yang tidak mengharapkan pengembalian dana yang telah
mereka berikan. Biasanya, organisasi nirlaba akan memilih seseorang yang akan menjadi
pemimpin, pengurus, atau penanggung jawab. Pemilihan tersebut dilakukan berdasarkan
kepercayaan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait. Laporan keuangan membantu
mengevaluasi pertanggungjawaban pengurus/manajemen terhadap tugas, kewajiban, dan
kinerja yang dipercayakan kepada mereka.
Sejak tahun 1997, organisasi nirlaba telah diatur dengan menggunakan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 45. Tetapi, sejak tahun 2019, PSAK 45 telah digantikan oleh
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35. Dalam rangka pelaksanaan peraturan
baru ini, organisasi nirlaba harus menyusun laporan keuangannya secara sesuai dengan ISAK
35. Organisasi nirlaba merasakan kesulitan dalam menerapkan aturan baru ini, karena banyak
dari mereka tidak memiliki pengetahuan akuntansi yang memadai untuk melaksanakannya.
Organisasi Non Pemerintah mencakup antara lain :
● Yayasan dan Koperasi : Perubahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 terkait
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan merupakan dasar
hukumnya.Dari Undang-undang itu, mengandung definisi dasar sebagai badan hukum
non-anggota, didirikan berdasarkan pemisahan aset, dan dimaksudkan sebagai sarana
untuk untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, atau bidang
kemanusiaan.
● Partai Politik : UU RI No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita
Pertanggungjawaban keuangan yang transparan oleh partai politik merupakan bentuk
kepatuhan terhadap undang-undang partai politik dan undang-undang pemilu. Partai
politik harus mampu dan melaksanakan pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber
daya keuangan yang digunakan kepada para konstituennya.
● LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah
(non-government organization – NGO) merupakan organisasi yang dikelola
oleh swasta atau di luar pemerintahan.
3.1 Kesimpulan
Penerapan Standar Akuntansi ini adalah bentuk pengaturan administrasi keuangan
pemerintah dengan menggunakan standar yang berlaku internasional yang terbaik, dan juga
sesuai dengan situasi di Indonesia. Hal ini melibatkan pematuhan terhadap peraturan hukum
yang berlaku dan kesiapan pengguna SAP. SAP diberlakukan di lingkup pemerintahan
termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi di dalamnya. Semua
entitas tersebut wajib menghasilkan laporan keuangan. Setiap standar yang diterbitkan akan
secara eksplisit menyatakan keterbatasan-keterbatasan dalam penerapan SAP.
3
Makalah Kelompok 2
AKTIVITAS DAN BENTUK LAYANAN PUBLIK
4
2. Kemitraan Publik-Swasta (Public-Private Partnerships/PPPs)
3. Kerjasama Antar-Pemerintah
4. Kerjasama Internasional
5. Kerjasama dengan Organisasi Nirlaba
6. Kerjasama dengan Masyarakat Sipil
7. Kerjasama antar-Lembaga Pemerintah
8. Kerjasama dengan Sektor Pendidikan dan Riset
Pentingnya Kerjasama dalam Pelayanan Publik untuk Memaksimalkan Efisiensi,
Efektivitas, dan Dampak Positif pada Masyarakat Dalam menentukan kerjasama yang tepat,
harus mempertimbangkan tujuan, sumber daya yang ada, dan regulasi yang berlaku.
3.1 Kesimpulan
Layanan publik melibatkan berbagai jenis pelayanan dan fasilitas yang ditawarkan oleh
pemerintah atau badan publik guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Terdapat banyak
bentuk layanan publik yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan, transportasi, hukum, dan
masih banyak lagi.
Aktivitas yang terkait dengan layanan publik meliputi perencanaan, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi dari layanan tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
layanan publik tersebut efektif, efisien, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
baik.
5
Makalah Kelompok 3
TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
6
masyarakat sipil, dan organisasi nirlaba dalam mengatasi isu-isu kompleks seperti 7
perubahan iklim, kesehatan, dan kemiskinan.
- Performance Management: Manajemen kinerja terus menjadi fokus, dengan peningkatan
pengukuran dan pelaporan hasil kinerja pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan
efektivitas.
- Inovasi Publik: Pemerintah semakin mendorong inovasi dalam penyediaan layanan publik,
seperti pengembangan aplikasi mobile untuk pelayanan masyarakat dan eksperimen
kebijakan.
- Respons terhadap Krisis: Pengalaman dari berbagai krisis, seperti pandemi COVID-19,
telah mendorong manajemen publik untuk lebih responsif, adaptif, dan fleksibel dalam
menghadapi situasi yang darurat.
- Kepemimpinan Transformasional: Kepemimpinan dalam manajemen publik semakin
diarahkan untuk menjadi lebih transformasional, memimpin perubahan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan strategis
3.1 Kesimpulan
Bahwa tata kelola entitas sektor publik sangat penting dalam memastikan pengambilan
keputusan dan tindakan yang memenuhi kebutuhan publik dengan mempertahankan
nilai-nilai konstitusional negara. Selain itu, pengembangan New Public Management
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik,
dengan mengadopsi praktik sektor privat ke sektor publik.
7
Makalah Kelompok 4
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
8
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan anggaran
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan dengan
sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban
merupakan bagian yang paling kompeten untuk menyiapkan anggaran karena merekalah yang
paling dekat dan berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat
pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up
budgeting atau participative budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban
fungsi sebagai budget holder, maka proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus
menjadi fokus perhatian manajer pusat pertanggungjawaban. Keberadaan departemen
anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu
terciptanya anggaran yang efektif.
3.1 Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat penting untuk mencapai tujuan sektor
publik. Dengan SPM yang efektif, organisasi publik dapat meningkatkan efisiensi,
akuntabilitas, dan pelayanan kepada masyarakat. Meski terdapat tantangan dalam penerapan
SPM, namun manfaatnya jauh lebih besar. Oleh karena itu, upaya penguatan SPM di sektor
publik sangat penting bagi kemajuan dan keberlanjutan layanan publik yang berkualitas.
9
Makalah Kelompok 6
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
menurut Indra Bastian (2006:275) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar
mengemukakan bahwa tujuan atau manfaat dari pengukuran kinerja adalah bahwa: “Manfaat
atau tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian
kinerja.
2. Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati.
3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema
kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
10
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah
dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang telah disepakati.
5. Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi.
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi perusahaan.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
9. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.
10.Mengungkap masalah yang terjadi
Tahapan PKSP
Langkah 1 : Memperkirakan kesiapan organisasi
Langkah 2 : Merumuskan tujuan
Langkah 3 : Menyiapkan pertanyaan kebijakan
Langkah 4 : Mengembangkan rencana kerja
Langkah 5 : Memulai orientasi dan pelatihan
Langkah 6 : Memilih bidang pelayanan yang akan diukur
Langkah 7 : Merumuskan misi,tujuan dan sasaran
Langkah 8 : Mengenali pengukuran
Langkah 9 : Membuat sistem pengumpulan data,analisa dan pelaporan
Langkah 10 : Pemantauan dan evaluasi
11
✓ Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
✓ Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.
✓ Menurunkan input pada tingkat output yang sama.
✓ Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output.
Terdapat dua jenis efisiensi :
➢ Efisiensi alokasi : Kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada kapasitas optimal.
➢ Efisiensi teknis /manajerial : Kemampuan Mendayagunakan sumber daya input pada output
tertentu.
3. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program/kegiatan terhadap Masyarakat.Pengukuran outcome
mempunyai dua peran,yaitu:
➢ Peran Retrospektif : Penilaian kinerja masa lalu.
➢ Peran Prospektif : Perencanaan kinerja di masa yang akan dating.
12
3. Penilaian Program: Pemeriksaan terhadap program-program pemerintah untuk menentukan
apakah program tersebut memberikan hasil yang diharapkan dan efisiensi dalam penggunaan
anggaran.
4. Survei Kepuasan Masyarakat: Pengumpulan Umpan balik dari masyarakat terkait pelayanan
publik, seperti pendidikan, layanan kesehatan, atau pelayanan sosial, untuk menilai kepuasan
dan tingkat kepuasan mereka.
5. Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah: Penilaian Kinerja pemerintah daerah dalam mengelola
sumberdaya lokal, termasuk anggaran, infrastruktur, dan pelayanan dasar.
6. Pengukuran Key Performance Indicators (KPI): Penggunaan KPI untuk mengukur kinerja
dalam hal efisiensi, akuntabilitas, dan pencapaian tujuan pemerintah, seperti tingkat
pengangguran, inflasi, atau tingkat kejahatan.
7. Evaluasi 360-Derajat: Mengumpulkan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan,
termasuk masyarakat, lembaga legislatif, dan pihak berkepentingan lainnya, untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kinerja pemerintah.
8. Penggunaan Teknologi Informasi: Penggunaan Sistem informasi dan teknologi untuk
melacak dan mengukur kinerja dalam pengelolaan data, pelaporan, dan pengambilan keputusan.
9. Evaluasi Kinerja Pegawai Publik: Penilaian Kinerja individu dalam pemerintah untuk
memastikan bahwa mereka memenuhi tanggung jawab mereka dengan baik.
3.1 Kesimpulan
Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong
terciptanya Akuntabilitas Publik. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta serta melakukan tindakan korektif untuk
memperbaiki kinerja. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja.Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati.
Value for Money adalah salah satu alat pengukuran kinerja untuk menilai suatu kinerja pada
perusahaan publik dan juga digunakan untuk mengukur ekonomi, efisiensi dan efektivitas
segala kegiatan pada organisasi sektor publik tersebut.Metode evaluasi dan review kinerja
sektor publik adalah proses analisis sistematis untuk menilai kinerja organisasi atau lembaga
pemerintah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
13