Anda di halaman 1dari 23

BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1 Standar Akuntansi Keuangan


Standar akuntansi keuangan adalah suatu kerangka dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan
keuangan. Standar akuntansi keuangan merupakan hasil perumusan Komite
Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi
Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar
akuntansi yang ada seperti, IAS (Intenational Accounting Standards), IFRS
(International Financial Reporting Standards), ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik), GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), PSAK
Syariah dan juga SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Selain untuk keseragaman
laporan keuangan, standar akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca
laporan keuangan untuk menginterprestasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda (Hans, Rosita, Merliyana, dan Sylvia, 2012: 13).

2.1.1 Jenis-jenis Standar Akuntansi


1. PSAK-IFRS

Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi
user laporan keuangan. Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah
bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO (Statement Membership
Oligation) yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi. Adapun manfaat dari
penerapan IFRS sebagai berikut :
 Meningkatkan daya banding laporan keuangan
 Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
 Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan laporan keuangan

6
7

 Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan


biaya untuk analisis keuangan bagi para analis
 Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

Jadi walaupun indonesia harus menyeseuaikan standar akuntansi keuangan


dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan akan
ada perubahan-perubahan dalam penyususnan laporan keuangan itu sendiri yang
bersifat menyeluruh (Hans, Rosita, Merliyana, dan Sylvia, Ersa 2016).

2. SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal. IAI telah memikirkan apakah perlu dibuatkan dua perangkat standar
akuntansi keuangan. Satu perangkat berlaku bagi perusahaab berskala besar dan
menyangkut kepentingan publik, dan perangkat lain adalah untuk perusahaan
berskala kecil dan menengah. Maka dalam Kongres X IAI telah diputuskan untuk
membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan ETAP dibawah koordinasi
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Hans, Rosita, Merliyana, dan Sylvia,
Ersa 2016).

3. Standar Akuntansi Syariah

Sehubungan perkembangan transaksi dan entitas syariah yang pesat,


dirasakan perlu menyusun seperangkat standar akuntansi syariah. IAI telah
menyusun secara khusus Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah, kini telah tersusun seperangkat Standar Akuntansi Syariah.
Dewan Pimpinan Nasional IAI membentuk Dewan Standar Akuntansi Syariah
yang terpisah dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi
Syariah yang telah dibuat meliputi PSAK 59 Akuntansi Perbankan Syariah dan
PSAK 101-109 (Hans, Rosita, Merliyana, dan Sylvia, Ersa 2016).
8

4. Standar Akuntansi Pemerintah

Stardar akuntansi pemerintahan pertama kali terbit berdasarkan Peraturan


Pemerintahan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005.
Akan tetapi, kemudian diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.71 Tahun 2010 Tanggal 22 Oktober 2010, yang pada dasarnya
sudah menggunakan basis akrual. Dengan demikian, entitas pemerintah paling
lambat tahun 2014 wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Hans, Rosita, Merliyana, dan Sylvia,
Ersa 2016).

Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No. 1 Penyajian Laporan


Keuangan, Ruang Lingkup butir 4 menyebutkan bahwa :

“Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam


menyusun laporan keuangan suatu entitas pemerintahan pusat,
pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak
termasuk perusahaan negara/daerah.”

2.1.2 Definisi Standar Akuntansi Sektor Publik


Standar , sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-
fungsi tahapan siklus akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran,
ralisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, dan
pertanggungjawaban publik. Sementara itu, Standar Nomenklatur, Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) merupakan panduan bagi pemakaiannya dalam melaksanakan fungsi
terkait. Standar yang dikembangkan untuk organisasi sektor swasta seperti SAK
dan SPAP, biasanya juga digunakan oleh organisasi publik sebagai pelengkap
pengguna standar-standar disektor publik itu sendiri (Bastian, 2010).
9

2.2 Pengertian Akuntansi


Menurut Comite of Terminlogy of the Accounting Institute of Certified
Publik Accountants (AICPA) dalam Renyowijoyo (2012) ialah:

“accounting is the art of recording, classifiying, and summarizing in a


significant manner and in terms of money, transactions, and events whivh are
in part at least, of a financial character and interpreting the result there of.”

Dalam penjelasan diatas adalah:

“Akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peng


ikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi,
dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya”.

Menurut American Accounting Association (1966) dalam Pura (2013)


ialah:

“Suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan


transaksi ekonomi dari suatu organisasi/entitas yang dijasikan sebagai
informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
yang memerlukan”.

Menurut Accounting Principles Board (1970) dalam Pura (2013) ialah :

“Suatu kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif,


terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi, digunakan untuk
pengembalian keputusan ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan
alternative arah tindakan”

2.3 Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh
lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggungjawaban kepada
publik (Renyowijoyo,2012).
10

Pengertian akuntansi sektor publik menurut Bastian (2010) :

“Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan


dan masyarakat dilembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan
yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan
swasta”.

Menurut Mardiasmo (2009) mengemukakan perbedaan sektor publik dan


sektor swasta :

Table 2.1
Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Swasta

PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA


Tujuan Organisasi Nonprofit motif Profit motif
Sumber Pendanaan Pajak,retribusi, utang, obligasi, Pembiayaan internal :
pemerintahan,laba, modal sendiri, laba
BUMN/BUMD, penjualan aset ditahan, penjualan aktiva.
negara, sumbangan, hibah. Pembiayaan eksternal :
utang bank, obligasi,
penerbitan saham.
Struktur Organisasi Birokrasi , kaku , dan Fleksibel:datar,piramid,
Hirarkis lintas fungsional.
Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Anggaran
Sistem Akuntansi Basis kas menuju akrual Basis Akrual

Sumber : Mardiasmo, 2002

Sifat dan karakteristik sektor publik menurut Muindro (2012) :

“Sifat dan karakteristik organisasi sektor publik terutama adalah tujuan,


sifat dan sumber dananya. Sifat organisasi sektor public adalah organisasi
nonlaba, tidak mencari laba. Tujuannya adalah untuk memberikan
11

pelayanan kepada masyarakat, dan memberikan atau meningkatkan


kesejahteraannya. Pemberi dana tidak berkehendak untuk meminta
pengendalian, bunga, ataupun memiliki organisasi”.

2.4 Standar Akuntansi Pemerintah


Mahmudi (2011) menyatakan standar akuntansi pemerintahan merupakan
salah satu aspek penting yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas tata kelola
keuangan negara dan pelaporan keuangan pemerintahan. Standar akuntansi
pemerintahan sendiri perlu dikembangkan untuk memperbaiki praktik akuntansi
keuangan pada lingkungan organisasi pemerintahan.

Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang


mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan
pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi
merupakan praktek khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar.
Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan
keuangan. Apabila tidak ada standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan
implikasi negatif berupa rendahnya reabilitas dan objektivitas informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan serta menyulitkan pengauditan ( Sari,2013).
Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 :
“Prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah”.

Menurut Mahmudi (2012) pengertian Standar Akuntansi Pemerintah


adalah :
“Salah satu aspek penting yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
tata kelola keuangan negara dan pelaporan keuangan pemerintahan”.

Menurut Nurlaila (2014) pengertian Standar Akuntansi Pemerintah


adalah:
12

“Prinsip – prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan


menyajikan laporan keuagan pemerintah. Hal ini bersifat wajib baik untuk
pemeritah pusat maupun pemerintah daerah guna dalam peningkatan
kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Standar akunansi pemerintah
dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP), yaitu Standar Akuntansi Pemerintah dibe ri judul, nomor, dan
tanggal efektif”.

Pengertian SAP berbasis akrual menurut PP No.71 Tahun 2010 adalah:


“SAP yang mengakui pendapatan, beban, asset, utang dan ekuitas dalam
laporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis
yang ditetapkan dalam APBN/APBD”.

Pengertian SAP berbasis kas menuju akrual menurut PP No.71 Tahun


2010 adalah :
“SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas,
serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual”.

2.4.1 Manfaat Standar Akuntansi Pemerintahan


Berikut adalah manfaat akuntansi Standar Akuntansi Pemerintahan:
1. Standar akuntansi digunakan oleh akuntan keuangan di
pemerintahan sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan pemerintahan.
2. Standar akuntansi digunakan oleh auditor sebagai kriteria audit
untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disajikan sudah
sesuai dengan akuntansi yang mengaturnya.
3. Standar akuntansi digunakan oleh pengguna laporan keuangan
untuk memahami laporan keuangan dan menghindari kesalahan
dalam menginterprestasikan informasi dalam laporan keuangan.
13

4. Standar akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas laporan


keuangan yaitu meningkatkan konsistensi, daya banding,
keterpahaman, relevansi, dan keandalan laporan keuangan.
5. Standar akuntansi menjadi acuan dalam penyusunan sistem
akuntansi sebab keluaran sistem akuntansi harus sesuai dengan
standar akuntansi.
Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan
hukum dalam upaya dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan (PP No. 71
Tahun 2010). Dengan ditetapkan SAP, diharapkan dapat terciptanya transparasi,
partisipasi, akuntabilitas pengelolaan keuangan negara guna mewujudkan
pemerintah yang baik (good governance).

2.4.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Standar akuntansi sangat penting sebagai pedoman untuk membuat
laporan keuangan dan sebagai salah satu mekanisme pengandalian. Tidak hanya
standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa
rendahnya reabilitas informasi keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan
(Mardiasmo,2002).
Dengan diterapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) diharapkan
adanya transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara/daerah guna mewujudkan pemerintahan yang baik. Sehingga diperlukan
langkah-langkah strategis yang perlu segera diupayakan dan diwujudkan bersama
dalam rangka implementasi standar akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi
pemerintahan daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota, mengacu
pada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah yang berpedoman
pada Peraturan Pemerintah (Nugraha,2009).

2.4.2.1 Peraturan Menteri dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang


Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Adanya Pemendagri No.64 Tahun 2013 untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 7 ayat (3) PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
14

perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang


Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi :
1. Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Daerah
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Daerah terdiri atas :
a) Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan, memuat penjelasan atas
unsur-unsur laporan keuangan yang berfungsi sebagai panduan
dalam penyajian pelaporan keuangan.
b) Kebijakan akuntansi akun, mengatur definisi, pengakuan,
pengukuran, penilaian dan/atau pengungkapan transaksi atau
peristiwa sesuai dengan PSAP.
2. Sistem Akuntansi Pemerintah Dearah (SAPD)
SAPD memuat pilihan prosedur atau teknik akuntansi dalam melakukan
identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar,
penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan.
Penyajian laporan keuangan terdiri atas :
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c) Neraca;
d) Laporan Operasional;
e) Laporan Arus kas;
f) Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g) Catatan atas Laporan Keuangan.
3. Bagan Akun Standar (BAS)
BAS merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan
kodefikasi akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara lengkap.
BAS digunakan dalam pencatatan transaksi pada buku juranal,
pengkasifikasian pada buku besar, pengikhtisaran pada neraca saldo, dan
penyajian pada laporan keuangan.
15

2.5 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Laporan keuangan merupakan suatu pernyataan entitas pelaporan yang
terkandung didalam komponen laporan keuangan, merupakan bentuk
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama satu periode.
Pernyataan dalam laporan keuangan daerah dapat bersifat implisit dan eksplisit
mengenai: keberadaan, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi,
penyajian dan pengungkapan dan ketaatan dan kepatuhan (Silviana,2013).
Menurut PP No. 71 Tahun 2010 pengertian laporan keuangan adalah :
“Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan”.
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang
terdiri dari :
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib mewajibkan laporan keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
keuangan daerah adalah :
“Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat diniai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut”.

2.5.1 PSAP No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang berhubungan dengan
kualitas laporan keuangan adalah Lampiran 1.02 yaitu Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 01 tentang penyajian laporan keuangan. Tujuan
PSAP ini untuk mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dalam
16

rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran,


antar periode, maupun antar entitas. Basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah yaitu basis akrual.
1. Tujuan Laporan Keuangan
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuias pemerintah;
c) Menyediakan informasi mengenai sumber,alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya;
e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
g) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
2. Tanggung jawab Pelaporan Keuangan
Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan
berada pada pemimpin entitas.
3. Komponen-komponen Laporan Keuangan
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan
keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports)
dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai
berikut:
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c) Neraca;
d) Laporan Operasional;
e) Laporan Arus Kas;
17

f) Laporan Perubahan Ekuitas;


g) Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Identifikasi Laporan Keuangan
Laporan keuangan diidentifikasi dan dibedakan secara jelas dari
informasi lainnya dalam dokumen terbitan yang sama. Informasi berikut
harus dikemukakan dengan jelas dan diulang pada setiap halaman laporan
bilama perlu untuk memperoleh pemahaman yang memadai atas infoemasi
yang disajikan :
a) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;
b) Cakupan laporan keuangan, apakah satu entitas tunggal atau
konsolidasian dari bebedapa entitas pelaporan;
c) Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan
keuangan, yang sesuai dengan komponen-komponen laporan
keuangan;
d) Mata uang pelaporan; dan
e) Tingakat ketepatan yang diganakan dalam penyajian angka-angaka
pada laporan keuangan.
5. Periode Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sekurang – kurangnya sekali dalam
setahun. Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih
panjang atau lebh pendek dari satu tahun, entitas laporan mengungkapkan
informasi berikut :
a) Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;
b) Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu
seperti arus kas dan catatan – catatan yang terkait tidak dapat
diperbandingkan.
6. Tepat Waktu
Keunggulan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak
tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal
pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu
18

entitas pelaporan bukan merupakan alasan yang cukup atas kegagalan


pelaporan yang tapat waktu.

2.5.2 Peranan Laporan Keuangan


Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 peranan
penyusunan laporan keuanagn disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporakn upaya-
upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan :
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercaya kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dan periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparasi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas per
tanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang -
undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran
19

yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan


akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
5. Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk dicapai kinerja
yang direncanakan.

2.5.3 Pengguna Laporan Keuangan Daerah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010, terdapat
beberapa kelompok utama pengguna keuangan pemerintah, yaitu :
a) Masyarakat;
b) Para wakitl rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa;
c) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan
pinjaman;
d) Pemeritah.
Menurut Mardiasmo (2002) masyarakat memiliki hak dasar terhadap
pemerintah, yaitu:
a) Hak untuk megetahui (right to now):
i) Mengetahui kebijakan pemeritah;
ii) Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah;
iii) Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan
tertentu.
b) Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk
diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu
yang menjadi perdebatan publik.
c) Hak untuk didengan aspirasinya (right to heard and to be listening)
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Hak publik atas
informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggung
jawaban publik masyarakat organisasi publik untuk memberikan laporan
20

keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan


(accountability & stewardship).

2.5.4 Komponen Laporan Keuangan Akuntansi Pemerintah


Berdasarkan Peraturan Pemerintaha Nomor 71 Tahun 2010 Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca;
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan.

1. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi
dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi
anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara
Umum Negara/ Daerah atau oleh entitas pemerintahan
lainnya yang menambah saldo anggaran lebih dalam
periode dua tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayarkan oleh
pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
21

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya


kembali oleh pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh
suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,
termasuk dana perimbangan dan bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/
pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih
entitas yang harus dibayar kembali dan/atau akan diterima
kembali, baik pasa tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan
pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan
modal oleh pemerintah.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Peubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas mengenai
asset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur
yang dicakup oleh neraca terdiri dari:
a) Aset;
b) Kewajiban;
c) Ekuitas dana.
Masing – masing unsur diidentifikasikan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa
22

lalu dan darimana manfaat ekonomi dan/atau social dimasa


depan diharapkan dapat diperbaiki oleh pemeritah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan
untuk menyediakan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dan peristiwa masa
lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekomoni pemerintah.
c) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan keajiban pemerintah.
4. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaran
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup
secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-
masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban
pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada suatu entitas pelaporan lain, termasuk dana
oerimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau bebas
luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang
bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering
23

atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh


entitas bersangkutan.
5. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan
aktivitas operasional, invensari aset non keuangan, pembiayaan,
dan transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang mencakup
dalam laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas, yang masing-masing diidentifikasikan sebagai berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke
bendahara umum negara/daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari
bendahara umum negara/daerah.
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laporan informasi
kenaikan atau penurunan entitas tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk
mengungkapkan dalam standar akuntansi pemerintah serta ungkapan-
ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
24

2.5.5 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Mardiasmo (2004) memaparkan bahwa secara garis besar, tujuan umum
penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti
pertanggung jawaban dan pengelolaan.
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja material dan organisasi.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) pelaporan keuangan pemerintah
seharusnya menyajikan informasi bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas
dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, social maupun politik dengan
cara:
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan;
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran;
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai;
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan menandai
seluruh kegiatannya dan mencakupi kebutuhan kasnya;
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan
pajak dan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyadiakan
informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan,
25

ekonomi, transfer pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo


anggaran lebih, surplus atau defisit Laporan Operasional, aset, kewajiban,
ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

2.5.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Standar Akuntansi Pemerintahan PP No. 71 Tahun 2010 menyatakan
bahwa:
“Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan
persyaratan normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah
dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu: relevan, andal, dapat
diperbandingkan, dan dapat dipahami.”
Laporan keuangan yang berkualitas harus memenuhi unsur-unsur
karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:
1. Relevan
Laporan keuangan dianggap relevan jika informasi yang disajikan
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna. Informasi yang
relevan :
a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), yaitu untuk
menegaskan atau mengoreksi ekspetasi pengguna dimasalalu;
b) Memiliki manfaat prediktif, yaitu informasi yang dapat membantu
pengguna memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil
masa lalu dan keadaan sekarang;
c) Tepat waktu, sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan;
d) Lengkap, yaitu disajikan selengkap mungkin mencakup semua
informasi akuntansi, informasi tersebut melatar belakangi setiap
butur informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan informasi dapat dicegah
seminimal mungkin.
26

2. Andal
Keandalan suatu laporan keuangan dapat dinilai dari penyajian
laporan keuangan yang tidak menyesatkan dan terbebas dari kesalahan
material. Dalam menyajikan laporan keuangan yang andal, maka laporan
keuangan tersebut harus menyajikan setiap fakta secara jujur yaitu
informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa yang
seharusnya disajikan secara wajar. Laporan keuangan yang andal juga
harus dapat diverifikasi, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali
oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak
beda jauh. Selain itu informasi dalam laporan keuangan harus diarahkan
pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Hal ini dimaksudkan untuk dapat dijadikan acuan dalam penyusunan
laporan keuangan sehingga dapat menentukan kebijakan-kebijakan
akuntansi dalam periode selanjutnya.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
27

2.5.6.1 Kendala Informasi yang Relevan dan Andl


Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap
keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam
mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal
akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan
(Mursyidi, 2009).
Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan
laporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan
pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria
materialitas. Informasi dipandang material apablia kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar
laporan keuangan
2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak
semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil
dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat
merupakan proses pertimbangan yang substansi. Biaya itu juga tidak
harus dipikul oleh pegguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat
mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka menjadi
tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada
kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas
pelaporan.
3. Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan nomatif yang
diharapkan dipenuhi oleh laporan keuanggan pemerintah. Kepentingan
relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara
relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua
28

karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah penimbangan


professional.

Anda mungkin juga menyukai