Laporan keuangan pemerintah berbeda dengan laporan keuangan sektor swasta dalam
beberapa hal. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis-jenis laporan keuangan, elemen
laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.
Disamping memiliki beberapa perbedaan karakteristik, keduanya juga memiliki persamaan
yaitu membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman untuk membuat laporan
keuangan. Sektor akuntansi pada kedua sektor tersebut tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Untuk memudahkan, berikut tabel perbandingan laporan keuangan pemerintah
dengan sektor swasta.
Persamaan:
3. Komponen Laporan Arus Kas (LAK). Dalam bisnis, komponen LAK ada tiga (aktivitas
operasi, investasi, pembiayaan) sedangkan dalam pemerintahan ada empat (aktivitas operasi,
investasi non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran).
1. Masyarakat;
2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
4. Pemerintah.
Menurut IAI (2007) Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Hal ini tentu saja
Beberapa kebutuhan ini meliputi:
1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan,
atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan
dalam lenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau
sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan liidup perusahaan.
“Sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi.
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang ada dalam sistem akuntansi”.
“Untuk dapat memahami penyusunan laporan keuangan harus terlebih dahulu memahami
siklus akuntansi”.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa siklus akuntansi terdiri dari tahap-tahapan
dalam penyusunan laporan keuangan. Adapun tahap-tahap siklus akuntansi pemerintahan
menurut Erlina Rasdianto (2013:6) sebagai berikut:
1. Dokumentasi transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi keuangan
tersebut.
2. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal.
3. Meringkas (mem-posting) transaksi keuangan yang telah dijurnal dalam buku besar.
4. Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan memindah-kansaldo-saldo buku
besar neraca saldo.
5. Melakukan penyesuaian buku besar pada informasi yang paling up to date.
6. Menentukan saldo buku besar setelah disesuaikan.
7. Menyusun laporan keuangan.
8. Menutup buku besar.
9. Menentukan saldo buku besar dan menuangkan dalam neraca saldo setelah tutup buku.
1. Perencanaan publik
Aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan tujuan dan cara mencapai
tujuan kesejahteraan publik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
2. Penganggaran publik
Anggaran memberikan rencana detail atas penerimaan dan pengeluaran organisasi agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
3. Realisasi anggaran publik
Realisasi anggaran terdiri atas tiga kegiatan utama, yaitu pencairan anggaran
(pengeluaran), realisasi pendapatan, dan pelaksanaan program. Sementara itu, siklusnya
dimulai dengan persiapan, proses pelaksanaan, dan penyelesaian.
4. Pengadaan barang dan jasa publik
Pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, dan tindakan dalam menyediakan
barang dan jasa bagi masyarakat atau publik.
5. Pelaporan keuangan sektor publik
Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan
realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi
pembiayaan.
6. Audit sektor publik
Audit adalah suatu proses sistematis yang secara objektif menyediakan dan mengevaluasi
bukti-bukti yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada
serta mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
7. Pertanggungjawaban publik
Pertanggungjawaban publik adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh kepala
organisasi sektor publik dalam penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada
pemberi amanatnya. Misalnya, penyampaian LPJ bupati kepada DPRD atau penyampaian
LPJ ketua yayasan kepada dewan penyantunnya.
Menurut Pontoh (2013), setiap perusahaan, tentunya akan melakukan proses akuntansi
dengan tujuan untuk mengendalikan perusahaan tersebut agar tetap terarah pada tujuan yang
telah ditetapkan. Seluruh tahapan atau proses dalam akuntansi itu dikatakan dengan siklus
akuntansi. Siklus akuntansi merupakan gambaran proses yang memuat prosedur atas bagaimana
pelaporan keuangan dilakukan dan dihasilkan. Siklus akuntansi pada dasarnya dapat digolongkan
dalam 3 tahapan, yaitu : pencatatan transaksi, pencatatan penyesuaian, dan pelaporan keuangan.
Tahapan-tahapan ini dapat dilihat pada bagan berikut :
a. Tahap Pencatatan Transaksi.
Tahap ini akan diawali dengan identifikasi adanya kejadian berupa transaksi yang akan
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Terjadinya sebuah transaksi kemudian
akan memunculkan dokumen, yang terbagi atas dokumen eksternal (dokumen sumber)
dari pihak ekternal kemudian diiringi dengan pembuatan dokumen internal organisasi
(perusahaan). Berdasarkan dokumen internal yang dilampiri dengan dokumen
eksternal, akuntan akan melakukan analisis atas transaksi (misalnya: jenis akun, kode
akun, dan jumlah mata uang) kemudian melakukan pencatatan transaksi ke dalam
jurnal (journal entry) dengan sistem pencatatan berpasangan (double entry system).
Sistem berpasangan adalah sebuah sistem yang mensyaratkan bahwa akuntansi harus
dicatat tidak secara tunggal, dalam arti akan memiliki sisi debit dan sisi kredit dengan
jumlah mata uang yang sama (seimbang) menurut syarat dalam persamaan akuntansi.
Jika proses pencatatan akuntansi dilakukan secara komputerisasi, maka jurnal yang
telah dicatat akan mengelompok secara otomatis berdasarkan jenis akun dan kode
akunnya (chart of account), akan tetapi jika proses pencatatan dilakukan secara manual
atau semi manual (dengan bantuan komputer), maka akuntan harus
mengelompokkannya secara manual pula. Pengelompokkan ini akan disebut posting
dan hasilnya akan disebut dengan buku besar (disebut ledger untuk sistem
terkomputerisasi, dan disebut general ledger untuk sistem manual atau semi manual).
Saldo setiap akun dalam buku besar kemudian akan menghasilkan sebuah laporan awal
yang disebut dengan neraca saldo (trial balance).
b. Tahap Pencatatan Penyesuaian.
Secara logika, laporan neraca saldo sebenarnya adalah merupakan dasar dari penyajian
laporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan secara langsung,
dengan asumsi bahwa tidak terdapat perubahan-perubahan di dalam sebuah akun
dalam periode pelaporan tersebut. Akan tetapi, pada praktiknya, beberapa akun di
dalam neraca saldo mengalami perubahan-perubahan yang disebabkan karena :
1) Perubahan kondisi organisasi.
2) Kebijakan internal organisasi.
3) Kondisi tidak terduga dengan pihak eksternal.
4) Asumsi logis dari sebuah akun.
c. Tahap Pelaporan.
Setelah neraca saldo telah dikoreksi (neraca saldo disesuaikan) sesuai dengan kondisi
yang terjadi dalam organisasi (perusahaan), maka akuntan dapat menyajikan laporan
keuangan perusahaan, berupa : laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Termasuk dalam
tahapan ini pula, maka akuntan akan melakukan pencatatan untuk menutup saldo
akun (jurnal penutup atau closing entries) di dalam laporan laba rugi,
menyesuaikannya dalam akun saldo laba/laba ditahan (retained earnings) di laporan
posisi keuangan, kemudian menyiapkan laporan neraca saldo setelah penutupan buku
(post-closing trial balance) yang merupakan proses akhir dari siklus akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafiz Tanjung. 2006. Akuntansi Keuangan Daerah Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Jakarta: PT
Indeks.
Erlina, Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Penerbit Brama Ardian.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Pontoh, Winston. 2013. Akuntansi - Konsep dan Aplikasi. Halaman Moeka. ISBN 978-602-269-
038-2.