Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA


AKUNTABILITAS PUBLIK
Untuk memenuhi tugas Pelaporan Korporat

Disusun Oleh:
1. Aisa Rahma Syarif

2016281121

2. Fitri Ramdayana

2016281122

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

A. Pelaporan Keuangan ETAP Dan Nirlaba


1. Pelaporan Keuangan ETAP
1.1 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP) adalah suatu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK
ETAP membantu perusahaan kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan
yang tetap relevan dan andal. SAK ETAP akan khusus digunakan unutk perusahaan
tanpa akuntabilitas publik yang signifikan. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek
dan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan tetap harus menggunakan PSAK yang
umum.
1.2 Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Menurut SAK ETAP nomor 2 paragraf 24, pengakuan unsur laporan keuangan
merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang
memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Penjelasan pengakuan unsur laporan keuangan dalam SAK ETAP 2009 sebagai berikut :
1. Pengakuan aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode
pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban
dalam laporan laba rugi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.34).
2. Pengakuan kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa
kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2009a:2.35).

3. Pengakuan penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.36).
4. Pengakuan beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.37).
1.3 Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
1.3.1

Elemen Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP

SAK ETAP (2009) menjelaskan bahwa laporan keuangan suatu entitas terdiri dari:
1. Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu akhir
pelaporan dan minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Piutang usaha dan piutang lainnya;
c. Persediaan;
d. Properti investasi;
e. Aset tetap;
f. Aset tidak berwujud;
g. Utang usaha dan utang lainnya;
h. Aset dan kewajiban pajak;
i. Kewajiban diestimasi;
j. Ekuitas.
SAK ETAP nomor 4 paragraf 4 menyatakan bahwa entitas harus menyajikan aset lancar
dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu
klasifikasi yang terpisah dalam neraca, dimana klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.

Aset Lancar
SAK ETAP (2009 : 20) menyatakan bahwa entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset
lancar jika:

1) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam
jangka waktu siklus operasi normal entitas;
2) Dimiliki untuk diperdagangkan;
3) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
4) Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran
atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
b.

Kewajiban Jangka Pendek


SAK ETAP (2009 : 20) menyatakan bahwa entitas mengklasifikasikan kewajiban
sebagai kewajiban jangka pendek jika:
1) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;
2) Dimiliki untuk diperdagangkan;
3) Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
4) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

2.

Laporan laba rugi


Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam
suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan
berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi
yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian
dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan (Ikatan Akutan Indonesia, 2009a :
5.2). Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. pendapatan;
b. beban keuangan;
c. bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
d. beban pajak;
e. laba atau rugi neto.

3.

Laporan perubahan ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajiakan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos
pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,
pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam
periode tersebut, dan jumlah investasi oleh, dan deviden dan distribusi lain ke pemilik

ekuitas selama periode tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a : 6.2).


4.

Laporan arus kas


Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atau kas dan setara kas
entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode
dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a : 7.1).
Informasi yang disajikan di dalam laporan arus kas menurut SAK ETAP yang dikutip
oleh Ranu Agus (2011), yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.

5.

Catatan atas laporan keuangan


Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan
nararif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2009a :8.1). Catatan atas laporan keuangan harus :
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu.
b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan
dalam laporan keuangan.
c. Membertikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

1.3.2

Unsur-unsur Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP


Menurut SAK ETAP unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari :

1.

Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas (SAK
ETAP, 2009:2.12).

2.

Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kin entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya diharapka mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi (SAK ETAP, 2009 : 2.12). Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2009a : 2.17) karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa
entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk
melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum

dan kewajiban konstruktif. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai


konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Kewajiban konstruktif
adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika:
a. oleh praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau
pernyataan kini yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada
pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
b. akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak
lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan
aset lain, pemberian jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau
konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain,
seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
3.

Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa dan mengacu pada beberapa istilah seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen,
royalti dan sewa (SAK ETAP, 2009a, 2.22).
4. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam
modal (SAK ETAP, 2009a.2.20).

Pada SAK ETAP nomor 2 paragraf 23 menyatakan bahwa beban mencakup kerugian dan
beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya,
beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk
arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset
tetap.
b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau
mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian
diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan
mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
5. Ekuitas
Ekuitas adalah hak sisa pada set suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh

kewajibannya. Ekuitas meliputi investasi pemilik entitas, ditambah dengan hasil atas
investasi yang diperoleh melalui operasi yang menguntungkan dan hasil yang ditahan
kembali untuk digunakan dalam operasi entitas tersebut, dikurangi dengan penurunan
atas investasi pemilik sebagai akibat dari operasi yang tidak menguntungkan dan alokasi
kepada pemilik (SAK ETAP, 2009a.2.19).
2. Pelaporan Keuangan Nirlaba
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.
Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan
sebagai berikut:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pada Akhir Periode Laporan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsurunsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang
digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk
menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan haru menyajikan
total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara
aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva
dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif
homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva
dalam kelompok yang homogen, seperti:
a)
b)
c)
d)
e)

kas dan setara kas;


piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
persediaan;
sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;

f) tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan
posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya
kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.
Liabilitas
a. Utang dagang;
b. Pendapatan diterima dimuka;
c. Utang jangka panjang, dan lain-lain
Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.
Aset Bersih
a. Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa,
penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat
dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang
tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok,
kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
b. Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun
penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap
(1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu
tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan
aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
c. Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti
tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak
untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan
pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen
atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

2. Laporan Aktivitas Untuk Suatu Periode Pelaporan


Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai
1) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,

2) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan


3) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa,
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang,
anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa,
dan
c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Secara umum, ketentuan dalam Laporan Aktivitas adalah sebagai berikut:

Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.


Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat.
Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat

permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.


Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan sebagai sumbangan
tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai

kebijakan akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui
sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi.
Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih
sekiranya diperlukan. Klasifikasi ini bisa dilakukan menurut kelompok operasi atau
non-operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau
belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain yang sesuai
dengan aktivitas organisasi.

Lebih lanjut, komponen dalam laporan aktivitas mencakup:


Pendapatan
a.

Sumbangan;

b.

Jasa layanan;

c.

Penghasilan investasi.

Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto. Namun, khusus untuk


pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti
beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Komponen lain yang juga disajikan dalam jumlah neto adalah keuntungan dan
kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar
pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan
tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
Beban
a. Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban jenis ini antara
lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat,
pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi.
b. Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain program
pemberian jasa). Umumnya, aktivitas pendukung mencakup:

Aktivitas manajemen dan umum, meliputi pengawasan, manajemen bisnis,

pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya.


Aktivitas pencarian dana, meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana;
pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian
dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan
pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan,

pemerintah dan lain-lain.


Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan
pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis

Perlu dicermati bahwa laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi ini bermanfaat untuk
membantu para stakeholders dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya.
Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan
untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya,
berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.
3. Laporan Arus Kas Untuk Suatu Periode Pelaporan

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran
kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis,
yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode
penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method)
maupun metode tidak langsung (indirect method).
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa, sumbangan,
dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang berdampak pada kas.
Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset
tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah, dsb. Lebih lanjut,
arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang
penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari hasil
investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Semetara itu, ada kalanya organisasi nirlaba melakukan transaksi yang mengakibatkan
perubahan pada komponen posisi keuangan, namun perubahan tersebut tidak
mengakibatkan kas. Misalnya, adanya pembelian kendaraan operasional dengan utang,
sumbangan berupa bangunan atau aset investasi lainnya. Transaksi sejenis ini (yang tidak
mengakibatkan adanya perubahan kas) harus diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menguraikan kebijakan pengungkapan yang
diwajibkan dan menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh organisasi
nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah.

B. Perbedaan Standar Akuntansi Untuk ETAP Dengan IFRS


Tabel 1
Perbedaan Standar Akuntansi Keuangan ETAP dan IFRS
No
.
1.

Elemen
Entitas

SAK-ETAP
Entitas dengan akuntabilitas
publik

IFRS
Entitas tanpa akuntabilitas
publik

2.

Pengguna LK

3.

Tujuan LK

4.

Asumsi yang
mendasari

5.

Karakteristik
Kualitatif LK

6.

Komposisi
Karakteristik
Kualitatif LK

7.

Kendala
informasi yang
relevan dan
andal

8.

investor
kreditur
karyawan
pelanggan
pemasok
regulator dan lainnya.
Tujuan pelaporan keuangan
yaitu untuk pelayanan dan
pengguna utama. Atau dapat
dikatakan bahwa pengguna
laporan keuangan
membutuhkan informasi untuk
membantu mereka menilai
pengelolaan manajemen
sumber daya entitas atau
menilai manajemen
penatalayanan kontribusi
untuk memenuhi tujuan
pelaporan keuangan.
Dasar akrual
Kelangsungan usaha

Relevansi
Representasi setia
Ketepatan waktu
Komparatif
Verifiability
understandability

Relevan
Nilai prediksi
Nilai konfirmasi
materialitas
Representatif setia
Kelengkapan
Netralitas
Bebas dari
kesalahan
Tepat waktu
Keseimbangan anatara
biaya dan manfaat
Keseimbangan diantara
karakteristik kualitatif

pemegang saham,
kreditor,
pekerja,
masyarakat dalam arti
luas

menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna untuk
pengambilan keputusan
ekonomi

Dasar akrual
Kelangsungan usaha

Dapat dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat dibandingkan
Tepat waktu
Keseimbangan antara biaya
dan manfaat

Relevan
materialitas
Keandalan
Sustansi mengungguli
bentuk
Pertimbangan sehat
kelengkapan

Materialitas
Pertimbangan biaya dan
manfaat
Keseimbangan antar
karaktiristik kualitatif

Penyajian Sama kecuali informasi yang Laporan posisi keuangan


Laporan

Keuangan

disajikan dalam neraca yang


menghilangkan pos:
Aset keuangan
Properti investasi yang diukur
pada nilai wajar
Aset biologi yang diukur pada
biaya perolehan dan nilai
wajar
Kewajiban berbunga jangka
panjang
Aset dan pajak tangguhan
Kepentingan nonpengendalian

9.

Laporan Laba
Rugi

10.

Penyajian Sama dengan psak, kecuali


Perubahan
untuk beberapa hal yang
Ekuitas
terkait
pendapatan
komprehensif lain
Laporan arus kas: yakni arus
kas operasi disajikan dengan
metode tidak langsung
Arus kas bunga & deviden,
pajak
penghasilan,
dan
transaksi nonkas
Catatan Atas
Catatan
atas
laporan
Laporan
keuangan
Keuangan Struktur
Kebijakan akuntansi
Sumber
estimasi
ketidakpastian
Pengungkapan sama kecuali
pengungkapan modal
Laporan Arus
Arus kas aktivitas operasi:
Kas
metode tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi
Arus kas aktivitas pendanaan
Arus kas mata uang asing

tidak diatur
Arus kas bungan dan deviden,
pajak penghasilan dan non

11.

12.

SAK-ETAP
menggunakan
istilah laporan laba rugi

Informasi yang disajikan dalam


laporan posisi keuangan atau
catatan
atas
laporan
keuangan
Perbedaan aset lancar dan tidak
lancar dan liabilitas jangka
pendek dan jangka panjang
Aset lancar
Liabilitas jangka pendek
(perubahan istilah di ED PSAK
1 : Neraca menjadi laporan
posisi
keuangan
dan
kewajiban menjadi liabilitas.
Laporan laba rugi komprehensif
Informasi yang disajikan dalam
laporan
laba
rugi
komprehensif atau catatan
atas laporan keuangan
Laba rugi selama periode
Pendapatan komprehensif lain
selama periode
Terdapat pilihan penyajian
sebagai pernyataan utama
baik laporan laba rugi yang
diakui dan beban atau laporan
perubahan
ekuitas
yang
mencakup
subtotal
penghasilan dan beban
Menetapkan pengakuan dan
pengukuran
untuk
pembayaran berbasis saham.
-

Arus kas aktivitas operasi untuk


perusahaan yang terdaftar tidak
harus menggunakan metode
langsung.
Arus kas aktivitas investasi
Arus kas aktivitas pendanaan
Arus kas mata uang asing tidak
diatur

kas.

13.

14.

15.

Arus kas bungan dan deviden,


pajak penghasilan dan non kas.
Laporan
Tidak diatur
Persyaratan penyajian laporan
Keuangan
keuangan konsolidasi
Konsolidasi dan
Entitas bertujuan khusus
terpisah
Prosedur konsolidasi
Laporan keuangan tersendiri
Laporan keuangan gabungan
Instrumen
Tidak diatur
Ruang lingkup: aset dan
keuangan dasar
kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar
semua set keuangan harus
diklasifikasikan
menjadi
pinjaman & piutang, dimiliki
hingga jatuh tempo, nilai
wajar melalui laba rugi atau
tersedia untuk dijual. Dan
instrumen keuangan dapat
ditunjuk
pada
awal
pengakuan diukur sebagai
salah satu nilai wajar melalui
laba atau rugi jika kriteria
tertentu terpenuhi.
Peristiwa
Peristiwa yang memerlukan Klasifikasi kewajiban dalam
Setelah Akhir
penyesuaian
kasus-kasus
tertentu
Periode
mencerminkan neraca pasca
Peristiwa
yang
tidak
Pelaporan
perjanjian.
memerlukan penyesuaian

C. Penerapan Standar Akuntansi Untuk ETAP


Penerapan standar akuntansi untuk ETAP dapat dilihat pada studi kasus pada Perusahaan
Rokok Trubus Alami.
Sejarah Perusahaan Rokok Trubus Alami
Pada awal tahun 2005, seorang pemuda pengusaha asal Desa Gesikan, Kecamatan
Pakel Kabupaten Tulungagung, bernama Purwanto merintis pendirian suatu badan usaha
yang bergerak di bidang pembuatan rokok kretek di Desa Gempolan, Kecamatan Pakel,
Kabupaten Tulungagung. Hal ini didukung oleh keahlian Bapak Purwanto yang merupakan
pemain lama tembakau, disamping lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar memang
sangat erat dengan perdagangan tembakau.
Cita rasa baru yang ditampilkan oleh rokok produksi dari PR. Trubus Alami tenyata
sangat diterima oleh pasar terutama pada wilayah Malang, Madura dan Bondowoso.
Permintaan rokok kretek pada 3 kabupaten ini melonjak sangat bagus. PR. Trubus Alami
memproduksi rokok kretek isi 12 batang dengan Merk Trubus Alami , hanya 1 merek

tersebut yang mampu mengantarkan PR. Trubus Alami sehingga masih berjalan lancar
sampai dengan sekarang.
Visi dan Misi
VISI:
Melayani pelanggan dengan semangat selalu berinovasi yang efektif dan efisien serta
terus mengembangkan perusahaan kearah perbaikan produksi, perbaikan pemasaran serta
kepuasan pelanggan.
MISI:

Meningkatkan pelayanan bagi agen, distributor maupun tingkat pengecer serta


meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Meningkatkan mutu produk dan pelayanan kepada pelanggan.

Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.

Mengembangkan SDM yang berkualitas dan memiliki komitmen.

Mengadakan penelitian dan pengembangan manajemen.

Dengan demikian PR. TRUBUS ALAMI akan senantiasa mengutamakan Kepuasan


Pelanggan sebagai Sasaran Utama .
Penyusunan dan Penyajian SAK ETAP pada Laporan Keuangan Perusahaan Rokok Trubus
Alami
Penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan Perusahaan Rokok Trubus Alami
dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan
Perusahaan Rokok Trubus Alami dan untuk mengetahui langkah langkah yang harus
dilakukan dalam pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan.
Penerapan Laporan Keuangan Perusahaan Rokok Trubus Alami Sesuai dengan SAK ETAP
Setelah melakukan pencatatan transaksi dan mengelompokkan akun akun laporan
keuangan, langkah selanjutnya adalah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan
menggunakan buku buku pencatat transaksi sebagai bahannya. Berikut ini adalah laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP :
1. Neraca
Gambar 1
Neraca

2. Laporan Laba Rugi


Gambar 2
Laporan Laba rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik


Gambar 3
Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik

4. Laporan Arus Kas


Gambar 4
Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan yang disajikan dalam
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos pos yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Namun PR. Trubus Alami tidak membuat
catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan akan didapat apabila laporan
PR. Trubus Alami sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan SAK ETAP (studi kasus
pada Perusahaan Rokok Trubus Alami, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang disusun oleh Perusahaan Rokok (PR) Trubus Alami adalah
laporan kas kecil harian, laporan kas besar harian, laporan bank harian, laporan laba
rugi, neraca mutasi, dan laporan perincian hutang,. PR. Trubus Alami belum meyajikan
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan laba rugi dan neraca yang
disajikan masih belum sesuai dengan SAK ETAP. PR. Trubus Alami sudah mengakui
kas, pendapatan, dan bebannya secara akrual.
2. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dimulai dari
mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis transaksi, mencatat transaksi dalam
bentuk jurnal, memposting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat ayat jurnal
penyesuaian, menyusun neraca saldo setelah disesuaikan, kemudian membuat laporan
keuangan yang dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Dari semua siklus akuntansi ( transaksi sampai dengan neraca saldo setelah penutupan),
Perusahaan Rokok Trubus Alami hanya menerapkan sebagian, yaitu dari transaksi
hingga pembuatan neraca dan laporan laba rugi.
4. Kendala dari Perusahaan Rokok Trubus Alami dalam menerapkan SAK ETAP dalam
proses penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya yang dimiliki PR. Trubus Alami kurang memiliki pengetahuan tentang
laporan keuangan yang sesuai standar.
b. Terbatasnya sumber daya yang memahami akuntansi untuk menyusun laporan
keuangan, sehingga harus merangkap pekerjaan, yakni sebagai konsultan pajak dan
penyusun laporan keuangan.
c. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan akan pentingnya laporan keuangan yang
lengkap dan sesuai standar.

DAFTAR PUSTAKA
Budi, I. C., dan V. A. Masruri. 2013. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba. In Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba, edited by M. K. Dewi.
Indonesia, I. A. 2010. PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Putri, K. Y. P. D. 2011. "Kajian Literatur Analisis Perbedaan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), Standar Akuntansi Keuangan
Umum (SAK UMUM), Dan International Financial Reporting Standards (IFRS)",
Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sari, A. P. 2014. "Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Studi Kasus Pada Perusahaan
Rokok Trubus Alami", Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas
Brawijaya, Malang.

Anda mungkin juga menyukai