Disusun Oleh:
1. Aisa Rahma Syarif
2016281121
2. Fitri Ramdayana
2016281122
3. Pengakuan penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.36).
4. Pengakuan beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.37).
1.3 Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
1.3.1
SAK ETAP (2009) menjelaskan bahwa laporan keuangan suatu entitas terdiri dari:
1. Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu akhir
pelaporan dan minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Piutang usaha dan piutang lainnya;
c. Persediaan;
d. Properti investasi;
e. Aset tetap;
f. Aset tidak berwujud;
g. Utang usaha dan utang lainnya;
h. Aset dan kewajiban pajak;
i. Kewajiban diestimasi;
j. Ekuitas.
SAK ETAP nomor 4 paragraf 4 menyatakan bahwa entitas harus menyajikan aset lancar
dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu
klasifikasi yang terpisah dalam neraca, dimana klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Aset Lancar
SAK ETAP (2009 : 20) menyatakan bahwa entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset
lancar jika:
1) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam
jangka waktu siklus operasi normal entitas;
2) Dimiliki untuk diperdagangkan;
3) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
4) Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran
atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
b.
2.
3.
5.
1.3.2
1.
Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas (SAK
ETAP, 2009:2.12).
2.
Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kin entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya diharapka mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi (SAK ETAP, 2009 : 2.12). Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2009a : 2.17) karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa
entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk
melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum
Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa dan mengacu pada beberapa istilah seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen,
royalti dan sewa (SAK ETAP, 2009a, 2.22).
4. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam
modal (SAK ETAP, 2009a.2.20).
Pada SAK ETAP nomor 2 paragraf 23 menyatakan bahwa beban mencakup kerugian dan
beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya,
beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk
arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset
tetap.
b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau
mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian
diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan
mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
5. Ekuitas
Ekuitas adalah hak sisa pada set suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
kewajibannya. Ekuitas meliputi investasi pemilik entitas, ditambah dengan hasil atas
investasi yang diperoleh melalui operasi yang menguntungkan dan hasil yang ditahan
kembali untuk digunakan dalam operasi entitas tersebut, dikurangi dengan penurunan
atas investasi pemilik sebagai akibat dari operasi yang tidak menguntungkan dan alokasi
kepada pemilik (SAK ETAP, 2009a.2.19).
2. Pelaporan Keuangan Nirlaba
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.
Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan
sebagai berikut:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pada Akhir Periode Laporan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsurunsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang
digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk
menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan haru menyajikan
total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara
aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva
dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif
homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva
dalam kelompok yang homogen, seperti:
a)
b)
c)
d)
e)
f) tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan
posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya
kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.
Liabilitas
a. Utang dagang;
b. Pendapatan diterima dimuka;
c. Utang jangka panjang, dan lain-lain
Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.
Aset Bersih
a. Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa,
penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat
dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang
tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok,
kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
b. Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun
penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap
(1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu
tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan
aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
c. Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti
tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak
untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan
pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen
atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika
kebijakan akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui
sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih
sekiranya diperlukan. Klasifikasi ini bisa dilakukan menurut kelompok operasi atau
non-operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau
belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain yang sesuai
dengan aktivitas organisasi.
Sumbangan;
b.
Jasa layanan;
c.
Penghasilan investasi.
Perlu dicermati bahwa laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi ini bermanfaat untuk
membantu para stakeholders dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya.
Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan
untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya,
berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.
3. Laporan Arus Kas Untuk Suatu Periode Pelaporan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran
kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis,
yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode
penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method)
maupun metode tidak langsung (indirect method).
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa, sumbangan,
dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang berdampak pada kas.
Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset
tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah, dsb. Lebih lanjut,
arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang
penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari hasil
investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Semetara itu, ada kalanya organisasi nirlaba melakukan transaksi yang mengakibatkan
perubahan pada komponen posisi keuangan, namun perubahan tersebut tidak
mengakibatkan kas. Misalnya, adanya pembelian kendaraan operasional dengan utang,
sumbangan berupa bangunan atau aset investasi lainnya. Transaksi sejenis ini (yang tidak
mengakibatkan adanya perubahan kas) harus diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menguraikan kebijakan pengungkapan yang
diwajibkan dan menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh organisasi
nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah.
Elemen
Entitas
SAK-ETAP
Entitas dengan akuntabilitas
publik
IFRS
Entitas tanpa akuntabilitas
publik
2.
Pengguna LK
3.
Tujuan LK
4.
Asumsi yang
mendasari
5.
Karakteristik
Kualitatif LK
6.
Komposisi
Karakteristik
Kualitatif LK
7.
Kendala
informasi yang
relevan dan
andal
8.
investor
kreditur
karyawan
pelanggan
pemasok
regulator dan lainnya.
Tujuan pelaporan keuangan
yaitu untuk pelayanan dan
pengguna utama. Atau dapat
dikatakan bahwa pengguna
laporan keuangan
membutuhkan informasi untuk
membantu mereka menilai
pengelolaan manajemen
sumber daya entitas atau
menilai manajemen
penatalayanan kontribusi
untuk memenuhi tujuan
pelaporan keuangan.
Dasar akrual
Kelangsungan usaha
Relevansi
Representasi setia
Ketepatan waktu
Komparatif
Verifiability
understandability
Relevan
Nilai prediksi
Nilai konfirmasi
materialitas
Representatif setia
Kelengkapan
Netralitas
Bebas dari
kesalahan
Tepat waktu
Keseimbangan anatara
biaya dan manfaat
Keseimbangan diantara
karakteristik kualitatif
pemegang saham,
kreditor,
pekerja,
masyarakat dalam arti
luas
Dasar akrual
Kelangsungan usaha
Dapat dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat dibandingkan
Tepat waktu
Keseimbangan antara biaya
dan manfaat
Relevan
materialitas
Keandalan
Sustansi mengungguli
bentuk
Pertimbangan sehat
kelengkapan
Materialitas
Pertimbangan biaya dan
manfaat
Keseimbangan antar
karaktiristik kualitatif
Keuangan
9.
Laporan Laba
Rugi
10.
tidak diatur
Arus kas bungan dan deviden,
pajak penghasilan dan non
11.
12.
SAK-ETAP
menggunakan
istilah laporan laba rugi
kas.
13.
14.
15.
tersebut yang mampu mengantarkan PR. Trubus Alami sehingga masih berjalan lancar
sampai dengan sekarang.
Visi dan Misi
VISI:
Melayani pelanggan dengan semangat selalu berinovasi yang efektif dan efisien serta
terus mengembangkan perusahaan kearah perbaikan produksi, perbaikan pemasaran serta
kepuasan pelanggan.
MISI:
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan yang disajikan dalam
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos pos yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Namun PR. Trubus Alami tidak membuat
catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan akan didapat apabila laporan
PR. Trubus Alami sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan SAK ETAP (studi kasus
pada Perusahaan Rokok Trubus Alami, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang disusun oleh Perusahaan Rokok (PR) Trubus Alami adalah
laporan kas kecil harian, laporan kas besar harian, laporan bank harian, laporan laba
rugi, neraca mutasi, dan laporan perincian hutang,. PR. Trubus Alami belum meyajikan
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan laba rugi dan neraca yang
disajikan masih belum sesuai dengan SAK ETAP. PR. Trubus Alami sudah mengakui
kas, pendapatan, dan bebannya secara akrual.
2. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dimulai dari
mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis transaksi, mencatat transaksi dalam
bentuk jurnal, memposting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat ayat jurnal
penyesuaian, menyusun neraca saldo setelah disesuaikan, kemudian membuat laporan
keuangan yang dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Dari semua siklus akuntansi ( transaksi sampai dengan neraca saldo setelah penutupan),
Perusahaan Rokok Trubus Alami hanya menerapkan sebagian, yaitu dari transaksi
hingga pembuatan neraca dan laporan laba rugi.
4. Kendala dari Perusahaan Rokok Trubus Alami dalam menerapkan SAK ETAP dalam
proses penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya yang dimiliki PR. Trubus Alami kurang memiliki pengetahuan tentang
laporan keuangan yang sesuai standar.
b. Terbatasnya sumber daya yang memahami akuntansi untuk menyusun laporan
keuangan, sehingga harus merangkap pekerjaan, yakni sebagai konsultan pajak dan
penyusun laporan keuangan.
c. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan akan pentingnya laporan keuangan yang
lengkap dan sesuai standar.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, I. C., dan V. A. Masruri. 2013. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba. In Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba, edited by M. K. Dewi.
Indonesia, I. A. 2010. PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Putri, K. Y. P. D. 2011. "Kajian Literatur Analisis Perbedaan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), Standar Akuntansi Keuangan
Umum (SAK UMUM), Dan International Financial Reporting Standards (IFRS)",
Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sari, A. P. 2014. "Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Studi Kasus Pada Perusahaan
Rokok Trubus Alami", Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas
Brawijaya, Malang.