Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses bisnis yang menghasilkan suatu laporan yang
dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai alat analisis, pertanggungjawaban dan pengambilan
keputusan. Laporan keuangan harus memiliki berbagai karakteristik kualitatif, yaitu dapat dipahami,
relevan, materialitas, keandalan, penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas,
pertimbangan sehat, kelengkapan, dan dapat dibandingkan.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan tahunan dan laporan
dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan berikut ini:
Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik juga terikat pada
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu,
seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat dalam
SK KPU No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan
Partai Politik, serta Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
Laporan Posisi Keuangan / Neraca merupakan laporan keuangan yang disusun secara garis besarnya
dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta),
kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk
mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan. Neraca dibuat dalam waktu
tertentu setiap saat dibutuhkan, biasanya akhir tahun atau kuartal. Neraca merupakan salah satu laporan
keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya 1 tahun.
Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila
diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen untuk dalam kondisi perusahaan pada
saat tertentu.
Menurut James C. van Horne yang dikutip oleh Kasmir (2010) adalah ringkasan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total
ekuitas pemilik.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1) Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva atau sumber-sumber lain yang diharapkan
dapat direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus kegiatan suatu
perusahaan yang normal. Batasan dari siklus kegiatan perusahaan yang normal adalah 1 (satu)
tahun. Elemen-elemen yang termasuk di dalam golongan aktiva lancar adalah Kas, Surat
Berharga, Piutang, Persediaan, serta Investasi Jangka Pendek.
2) Aktiva tetap
Aktiva tetap sering disebut juga dengan istilah Plant and Equipment. Aktiva tetap adalah aktiva
atau harta yang mempunyai umur atau kegunaan relatif panjang, yaitu lebih dari 1 (satu) tahun,
atau tidak akan habis dalam satu siklus normal operasi perusahaan (siklus akuntansi). Termasuk
ke dalam kelompok aktiva tetap adalah Aktiva Tetap Berwujud, Aktiva Tetap Tidak Berwujud,
Investasi Jangka Panjang, serta Aktiva Tetap Lainnya.
3) Aktiva lainnya
Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada dalam aktiva lainnya adalah seperti: bangunan
dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian, dan lainnya.
1) Modal setor
merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Komponen modal yang terdiri dari: modal setor, agio
saham, laba yang ditahan, cadangan laba, dan lainnya.
2) Laba yang ditahan
merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya
ada keuntungan perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai
waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.
LAPORAN AKTIVITAS
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan
peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan
aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu:
1) Pendapatan
2) Beban
3) Gains and losses
4) Reklasifikasi aset bersih
Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akan tercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas membantu pemakai laporan keuangan dalam
mengevaluasi kinerja masa lalu dan memprediksi pencapaian dimasa depan Laporan aktivitas dapat
digunakan untuk memprediksi arus kas yang akan diperoleh di masa depan
1) Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi oleh penyumbang. •Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat.
2) Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
3) Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode
yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat
sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
4) Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui sebagai penambah
atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
5) Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya, organisasi
nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih sekiranya diperlukan.
Klasifikasi ini bisa dilakukan menurut kelompok operasi atau non-operasi, dapat dibelanjakan
atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak
berulang, atau dengan cara lain yang sesuai dengan aktivitas organisasi.
1) Pendapatan
Berasal dari aktivitas utama lembaga sesuai dengan anggaran dasar lembaga non-profit,
misalnya dari pendapatan hibah, pendapatan sumbangan, pendapatan dari iuran anggota dan
pendapatan komersil.
2) Beban program
Beban yang berhubungan langsung dengan program yang sedang dijalankan
Beban kebanyakan lebih bersifat variabel
Beban yang dikeluarkan bisa tunai dan non tunai Estimasi manajemen sangat
berpengaruh dalam beban ini
3) Beban operasi (Umum dan administrasi)
Beban yang terjadi dari kegiatan administratif lembaga sehari-hari
Beban mencerminkan supporting activities atas aktivitas utama lembaga
Beban yang dikeluarkan kebanyakan bersifat tetap
4) Pendapatan lain-lain
Pendapatan bukan aktivitas utama lembaga, misal laba (rugi selisih kurs, laba (rugi) penjualan
aset tetap, pendapatan (beban) denda / penalty.
5) Pendapatan keuangan
Pendapatan yang berasal dari aktivitas investasi lembaga, misal: bunga dari deposito, sukuk,
obligasi, saham. Beban yang berasal dari aktivitas pendanaan perusahaan (Misal: bunga utang
bank, utang obligasi, utang sukuk).
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukan perubahan modal suatu
perusahaan dalam satu periode tertentu. Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan
berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut akan
menambah modal pemilik, dan sebaliknya. Tujuan dibuatnya laporan perubahan ekuitas adalah sebagai
sarana informasi para pengguna laporan keuangan untuk menyelidiki dan menganalisis beberapa hal
yang berkaitan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen serta menyediakan informasi tentang
riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya.
Laporan arus kas menyajikan tentang arus kas keluar dan arus kas masuk pada periode tertentu. Pada
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) mewajibkan kepada komunitas perusahaan
menyusun Laporan Arus Kas. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:
1) Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pembayaran kas bruto diungkapkan; atau
2) Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu atau masa depan, dan pos penghasilan atau beban
yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Tujuan dari laporan arus kas adalah menyajikan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas dan
pengeluaran-pengeluaran kas sebuah perusahaan dalam satu periode tahun buku. Perusahaan kecil,
menengah dan perusahaan besar sangat peduli terhadap laporan arus kas ini, dikarenakan laporan ini
merupakan kunci keberhasilan dalam pengendalian manajemen keuangan perusahaan. Investor atau
kreditor akan meneliti secara cermat dan menganalisisnya secara seksama karena mereka
menghawatirkan kemampuan perusahaan untuk melunasi pinjaman atas uang yang ia investasikannya.
Laporan arus kas menyajikan informasi kepada pengguna yaitu investor, kreditor dan pihak-pihak lain
sehingga mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling lancar (liquid).
Sehingga pengguna mengetahui darimana kas itu berasal selama satu periode, mengetahui berapa kas
yang digunakan selama satu periode dan mengetahui perubahan saldo kas dalam satu periode tahun
buku. Isi Laporan arus kas dapat diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yang berbeda yaitu, aktivitas
operasi, aktivitas investai dan aktivitas pembiayaan atau pendanaan.
1) Aktivitas operasi (operating activities), meliputi pengaruh kas dari transaksi-transaksi yang
digunakan untuk menentukan laba.
2) Aktivitas investasi (investing activities), meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta
perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas)
3) Aktivitas pembiayaan (financing activities), meliputi perolehan sumber daya dari pemilik
dengan pengembalian atas dan dari investasinya, serta pinjaman dari kreditor serta
pelunasannya.
Catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang fungsinya melengkapi
informasi nominal. Catatan atas laporan keuangan sangat penting kegunaannya dan bisa menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan itu sendiri. Hal ini akan semakin terasa manfaatnya jika
laporan keuangan dikeluarkan oleh perusahaan terbuka (Tbk) sebab banyak pihak yang akan mencari
tahu informasi laporan keuangan itu. Perlu diketahui pula bahwa tidak semua informasi yang diperlukan
oleh banyak pihak tersedia hanya di laporan keuangan saja, tetapi juga penting untuk menyajikan
catatan atas laporan keuangan yang dimaksud untuk menyatakan maksud khusus, misalnya pernyataan
atas satu akun yang merupakan gabungan dari beberapa akun, perlakuan jaminan, dan hal-hal lain yang
tidak bisa dinyatakan hanya dengan suatu angka/ nominal.
Catatan atas laporan keuangan diadakan agar Laporan keuangan dapat dipahami oleh banyak pihak,
tidak hanya oleh manajemen entitas pelaporan. Laporan keuangan boleh jadi mengandung informasi
yang berpeluang menimbulkan kesalahpahaman di antara pembacanya. Untuk mencegah terjadinya
kemungkinan buruk itu, Laporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan misalnya perkembangan posisi dan keadaan fiskal entitas pelaporan serta
bagaimana hal tersebut tercapai sehingga memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.
Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh interpretasi yang keliru dari pembaca laporan keuangan.
http://keuanganlsm.com/rekomendasi-standar-akuntansi-keuangan-khusus-partai-politik/
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-neraca-atau-laporan-posisi-keuangan-balance-
sheet/3559/2
http://www.integrasi-edukasi.org/laporan-aktivitas/
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-8-psak-2-laporan-arus-kas
https://www.akuntansionline.id/mengenal-catatan-atas-laporan-keuangan/
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.