Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI INTERNASIONAL

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

Dosen Pengampu : Ibu Susi Indriani S.E, M.S,Ak

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Pendidikan Akuntansi B 2016

Di susun oleh :

Chita Dewi Julyanti (8105162906)

Dara Anggraeni Bimanyu Putri (8105161698)

Ifi Adfentari (8105163368)

Kiki Azkia (8105163569)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar
Audit dan Akuntansi Global” ini dengan baik. Makalah ini disusun dengan
harapan dapat menambah dan memperluas wawasan mahasiswa untuk mengetahui
tentang dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laporan keuangan internasional
sesuai standar yang telah di tetapkan.

Kritik dan Saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam
membuat makalah selanjutnya lebih teliti lagi. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih kepada Bu Susi Indriani S.E, M.S,Ak selaku dosen pengampu kami dalam
mata kuliah Akuntansi Internasional. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jakarta, 4 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR …………………………………………… i


2. DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii
3. BAB I – PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 1
C. Tujuan ………………………………………………………… 2
4. BAB II – PEMBAHASAN
A. Konvergensi Internasional …………………………………… 3
B. Penerapan Standar Akuntansi Internasional ………………… 8
C. Kasus Penerapan Standar Akuntansi
Internasional di Indonesia …………………………………… 9
D. Beberapa Peristiwa Penting Dalam
Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional ………… 11
E. Sekilas Mengenai Organisasi Internasional
Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi …………… 15
5. BAB III – PENUTUP
A. Kesimpulan …………………..……………………………… 23
6. DAFTAR PUSTAKA ……………………………..……………. 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi dan perdagangan bebas memungkinkan perusahaan-
perusahaan multinasional menjalankan operasi di berbagai negara yang
berbeda. Aktifitas operasi antar negara telah menjadi penyebab bertemunya
praktek akuntansi dan pelaporan keuangan yang berbeda dari berbagai
negara. Perbedaan tersebut sangat mungkin terjadi karena nature dari Ilmu
Akuntansi yang relatif selalu menyesuaikan dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial di mana praktek akuntansi tersebut berada.
Perbedaan praktek akuntansi dan pelaporan keuangan akibat perbedaan
standar akuntansi disetiap negara dapat mengakibatkan komparabilitas
laporan keuangan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Laporan
keuangan sebagai produk dari proses akuntansi pada suatu perusahaan di
suatu negara menggambarkan kinerja dari perusahaan terkait. Dalam hal
terdapat perbedaan acuan standar akuntansi dimana laporan keuangan itu
dibuat, dapat saja terdapat perbedaan yang signifikan.
Kondisi ini dapat menimbulkan permasalahan yang serius mengingat
salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah dapat dipahami
oleh pengguna laporan keuangan tersebut teristimewa pihak eksternal.
Diperhadapkan dengan kenyataan bahwa terdapat berbagai standar akuntansi
yang berlaku di setiap negara yang berbeda, laporan keuangan bisa berkurang
kualitasnya bahan hilang kebermaknaannya sama sekali.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konvergensi internasional?
2. Bagaimana penerapan standar internasional?
3. Bagaimana kasus penerapan standar akuntansi internasional di Indonesia?

4
4. Apa saja peristiwa penting dalam sejarah penentuan standar akuntansi
internasional?
5. Bagaimana organisasi internasional yang mendorong harmonisasi
akuntansi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konvergensi internasional
2. Untuk mengetahui penerapan standar internasional
3. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan akuntansi internasional di
Indonesia
4. Untuk mengetahui peristiwa penting dalam sejarah penentuan standar
akuntansi internasional
5. Untuk mengetahui organisasi internasional yang mendorong harmonisasi
akuntansi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konvergensi Internasional
Setiap negara mempunyai cara yang berbeda-beda sehingga antar satu
negara dengan yang lain mempunyai cara yang berbeda-beda. Menurut
Mueller (1968) perbedaaan ini mungkin bisa disebabkan oleh perbedaan
hukum, sistem politik negara tersebut (misalnya kapitalis atau sistem pasar
bebas dibanding terpusat atau sistem komunis) atau tingkat perkembangan
dari perspektif ekonomi. Pendapat lain perbedaan praktek akuntansi bisa
dipengaruhi oleh sistem pajak, tingkat pendidikan dan tingkat perkembangan
ekonomi (Doupnik dan Salter, 1995). Sedangkan menurut Nobes (1998)
perbedaan itu bisa dipengaruhi oleh 17 hal yaitu: sifat kepemilikan bisnis dan
sistem pembiayaan, warisan kolonial, invasi, perpajakan, inflasi, tingkat
pendidikan, ukuran dan umur dari profesi akuntansi, tahap perkembangan
ekonomi, sistem hukum, budaya, sejarah, geografi, bahasa, pengaruh teori,
sistem politik dan iklim sosial, agama, accidents.
Pada tahun 1973 IASC didirikan dan kemudian menerbitkan standar
akuntansi internasional yang mana negara-negara yang menjadi anggotanya
wajib mengikuti standar ini sejauh bisa dipraktekkan. Dalam hal ini bentuk
standard akuntansi nasional konsisten dengan standard internasional, atau
sebuah indikasi yang jelas bagaimana mereka berbeda (Gaffikin, 2008: 119).
Proses penerbitan standard akuntansi oleh IASC adalah sama dengan banyak
negara-negara anggota.
1. Sebuah proyek diakui sebagai membutuhkan perhatian, dan sebuah
steering committee dari para ahli diangkat.
2. Biasanya sebuah paper diskusi (atau isu) dipublikasikan, dan draft
statement prinsip (DSOP)
3. Sebuah draft eksposur dipublikasikan untuk mendapatkan komentar
public

6
4. Kemudian standard diterbitkan Perkembangan selanjutnya adalah IASC
membentuk IASC Foundation.
Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan standar akuntansi dan
standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam pengembangan
standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya
beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan
bentukan IASC Foundation adalah:
a. IASB (International Accounting Standard Board)
b. IFRIC (International Financial Reporting Committee)
c. SAC (Standard Advisory Committee).

International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar,


interpretasi dan kerangka kerja dalam rangka Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan yang diadopsi oleh International Accounting Standards
Board (IASB). Banyak standar membentuk bagian dari IFRS. Sebelumnya
IFRS ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards
(IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Board Of
International Accounting Standards Committee Foundation (IASC). Pada
tahun 2000 anggota badan ini menyetujui restrukturisasi IASC dan Konstitusi
(Anggaran Dasar) baru IASC. Pada bulan Maret 2001, IASC Trustee
mengesahkan bagian B Konstitusi baru IASC dan mendirikan sebuah
perusahaan nirlaba Delaware bernama International Accounting Standards
Committee Foundations untuk mengawasi IASB. Pada tanggal 1 April 2001
IASB yang baru dibentuk mengambil alih dari IASC tanggungjawab
menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Dalam pertemuan pertama
Dewan baru itu mengadopsi IAS dan SICs yang sudah ada. Kemudian IASB
terus melanjutkan pengembangan standar akuntansi internasional dengan
menyebut standar baru mereka itu dengan sebutan International Financial
Reporting Standards (IFRS).

Pada periode 2006 – 2008 merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak


tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

7
terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni
pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1
Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam
kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan
semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata
tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru
mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Berikut adalah Roadmap
konvergensi IFRS di Indonesia:

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar


internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu
standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya
dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar
biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara
tersebut dengan standar internasional.

8
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahanlahan
dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar
negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional. Program
kovergensi IASB (International Accounting Standard Board) mengharapkan
bahwa standar akuntansi di dunia menjadi satu. IFRS sebagai standar global
dalam konvergensi tidak hanya dipatuhi dalam pengaturannya saja oleh badan
penyusun standar tetapi juga harus dipatuhi dalam penerapannya oleh para
pengguna.

Pada 8 Januari 2004 badan penyusun standar akuntansi di Indonesia yaitu


Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memutuskan membentuk dua
tim untuk mengantisipasi penerapan secara penuh IFRS. Dua tim tersebut
adalah Satuan Tugas untuk Full Adoption dan Satuan Tugas untuk Reformat
PSAK. Satuan Tugas untuk Full Adoption melakukan penelitian atas seluruh
Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS) guna tercapainya
konvergensi, melakukan penelitian apakah seluruh paragraf aturan standard
dalam IFRS harus diadopsi secara penuh mengingat adanya perbedaan
lingkungan bisnis, sehingga belum tentu standar tersebut harmonis dengan
kondisi lingkungan bisnis di Indonesia, dan mencari masukan dari negara-
negara anggota IFAC lainnya tentang sejauh mana pengadopsiannya terhadap
IFRS. Satuan Tugas untuk Reformat PSAK melakukan tugas untuk
penyempurnaan penyusunan PSAK serta penataan ulang terhadap penerbitan
produk-produk PSAK pada waktu mendatang (Media Akuntansi, 2005f).

Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengacu pada


IFRS yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, sedangkan pada format
akan berubah tetapi tidak sampai mengubah substansi standar akuntansi
keuangan. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS
diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama, yaitu komparabilitas
(dapat diperbandingkan) 12 dan relevansi. Kualitas tersebut sangat
diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara
dan untuk pengambilan keputusan.

9
Masalah yang dihadapi dalam mengadopsi IFRS adalah sebagai berikut:

1. Masalah penerjemahan standar itu sendiri, IFRS yang diterbitkan dalam


bahasa Inggris perlu diterjemahkan, sedangkan penerjemahan itu sendiri
akan mengalami kesulitan di antaranya adanya ketidakkonsistenan dalam
penggunaan kalimat bahasa Inggris, penggunaan istilah yang sama untuk
menerangkan konsep yang berbeda, dan penggunaan istilah yang tidak
terdapat padanannya dalam 6 penerjemahan.
2. Ketidaksesuaian antara IFRS dengan hukum nasional, karena pada
beberapa negara standar akuntansi termasuk sebagai bagian dalam hukum
nasional, sehingga standar akuntansinya ditulis dalam bahasa hukum, dan
di sisi lain IFRS tidak ditulis dalam bahasa hukum, sehingga harus diubah
oleh Dewan Standar Akuntansi masing-masing negara.
3. Struktur dan kompleksitas standar internasional, dengan adanya IFRS
menimbulkan kekhawatiran bahwa standar akan semakin tebal dan
kompleks.
Selain timbul permasalahan, IFRS memiliki manfaat bagi negara yang
mengadopsinya, diantaranya:
1. Penghematan waktu dan uang, dengan adanya IFRS perusahaan dapat
melakukan konsolidasi informasi keuangan dari negara yang berbeda,
tanpa memerlukan dua pegawai yaitu yang mengerti standar akuntansi
Indonesia dan standar akuntansi negara lain.
2. Dapat melindungi kepentingan masyarakat, karena dengan standar yang
berbeda maka masyarakat yang mengharapkan keuntungan bisa jadi
mengalami kerugian akibat perbedaan perlakuan akuntansi.
3. Ekspansi ekonomi berlangsung dengan cepat, dengan standar yang sama
maka laporan keuangan di semua negara akan sama, sehingga tidak perlu
penyesuaian lagi dan proses analisis laporan keuangan dapat dilakukan
dengan cepat dan pengambilan keputusan juga lebih cepat, yang pada
akhirnya proses ekspansi pun menjadi cepat.

10
B. Penerapan Standar Akuntansi Internasional

Standar Akuntansi Internasional digunakan sebagai hasil dari :

1. Perjanjian internasional atau pilitis


2. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional

Menurut Twedie, standar akuntansi internasional dihasilkan dari lima interaksi,


yaitu :

1. Peristiwa ekonomi
2. Kepentingan pribadi
3. Penyebaran ide-ide
4. Perjalanan sejarah
5. Pengaruh internasional

Sedangkan menurut Nobes dan Parker (2010) mengatakan factor budaya, social
dan politik merupakan factor dominan yang memengaruhi regulasi akuntansi di
berbagai Negara. Dengan demikian jelas bahwa penentuan standar akuntansi tidak
hanya menyangkut masalah teknis.

Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan


laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi
tertentu yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam lingkungan
tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:

1. Deskripsi tentang masalah yang dihadapi


2. Diskusi logis atau cara memecahkan masalah
3. Terkait dengan keputusan/teori diajukan suatu solusi

11
C. Kasus Penerapan Standar Akuntansi Internasional di Indonesia

Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang


bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus
berubah karena adanya globalisasi. Adanya transaksi antar negara dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan
munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara
internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau
International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International
Financial Report Standar (IFRS). IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman
penyajian laporan keuangan di berbagai negara. dunia internasional masih
belum dapat menerima adanya standar akuntansi yang berlaku secara
universal karena banyaknya perbedaan di tiap-tiap negara yang disebabkan
oleh faktor ekonomi, politik, hukum, dan sosial. Sebagai ganti dari
standarisasi sistem akuntansi yang berlaku global, muncul konsep
harmonisasi standar akuntansi, dimana negara yang bersangkutan mengadopsi
standar akuntansi internasional yang sesuai dengan kondisi negaranya dan
tetap mempertahankan standar akuntansi nasional untuk transaksi-transaksi
tertentu.
Dalam penelitian Mega Anjasmoro dalam jurnal: Universitas Diponegoro,
Semarang, 2010). Penerapan IFRS di Indonesia ini difokuskan pada adopsi
IFRS di sebuah perusahaan, dalam hal ini adalah PT. Garuda Airlines
Indonesia (GA), sebuah BUMN yang beroperasi di bidang jasa penerbangan
dan merupakan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui secara real bagaimana praktik penyajian laporan
keuangan sesuai IFRS pada perusahaan tersebut.
Alasan pemilihan PT. Garuda Airlines Indonesia sebagai setting penelitian
adalah karena GA telah mengaplikasikan IFRS pada laporan keuangannya,
selain itu GA merupakan perusahaan penerbangan nasional yang berstandar
internasional dan sangat berpengaruh di Indonesia mengingat service yang
memuaskan dan pemberian rasa aman selama terbang. Sehingga

12
keeksistensian GA tidak diragukan lagi. Alasan terakhir adalah karena GA
merupakan perusahaan yang berstandar internasional yang dapat dijadikan
sebagai keunggulan kompetitif perusahaan ini.
Kenyataan bahwa GA bukan merupakan perusahaan publik, alasan GA
melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangan perlu dipertanyakan. Apakah
paksaan dari pemerintah atau keinginan GA sendiri. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh penyusun skripsi ini dengan beberapa orang di bagian
keuangan baik di GA Semarang maupun GA Jakarta, diperoleh jawaban
bahwa adopsi IFRS pada GA merupakan keinginan GA sendiri. Jadi
pengadopsian IFRS pada GA merupakan inisiatif dari perusahaan dan bukan
merupakan paksaan dari pemerintah. Dengan adanya keputusan pemerintah
tentang kewajiban melakukan adopsi IFRS, pihak GA merasa terbantu
sehingga nantinya adopsi IFRS di Indonesia tidak terlalu sulit karena
pemerintah Indonesia sendiri mendukung tindakan tersebut. pihak GA merasa
perlu menjadikan IFRS sebagai pedoman dalam membuat laporan keuangan
karena pada IFRS terdapat chapter yang mengatur tentang perlakuan
akuntansi untuk jasa penerbangan. Dengan adanya chapter tersebut, GA
merasa lebih mudah dalam membuat laporan keuangan karena ada pedoman
yang jelas. GA mengadopsi IFRS bukan karena paksaan pemerintah maupun
aturan yang berlaku tetapi karena GA merasa bahwa adopsi IFRS merupakan
sebuah kebutuhan sehingga dengan inisiatif pribadi dari manajemen
perusahaan, GA mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya.
Sedangkan hambatan yang dihadapi GA dalam melakukan adopsi IFRS
adalah kesiapan SDM, kesiapan sistem akuntansi, dan hambatan dalam
pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut, GA mempunyai solusi dengan
mempersiapkan SDM dengan IFRS capability, melakukan pengembangan
software akuntansi, dan mempersiapkan biaya tambahan untuk proses adopsi.

13
D. Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar
Akuntansi Internasional

• 1959– Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen


Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi
internasional dimulai.

• 1961– Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang


berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak
berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.

• 1966– Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute


professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

• 1973–Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting


Standard Committee-IASC) didirikan.

• 1976– Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi


(Organization for Economic Coorporation and Development-OECD)
mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang
berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.

• 1977– Federasi Internasional Akuntan (International Federation of


Accounting-IFAC) didirikan.

• 1977– Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan
Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari
empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan
bagi Perusahaan Transnasional.

14
• 1978– Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai
langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.

• 1981– IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi


nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan
standar internasional.

• 1984– Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar


perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan
di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi
internasional.

• 1987– Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan


dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang
umum dalam praktik akuntansi dan audit.

• 1989– IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan


laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.

• 1995– Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana
kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang
membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan
dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan
Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar
global.

• 1995– Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan baru dalam


harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh

15
perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar
modal internasional.

• 1996– Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya


”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin,
standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan
keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas
batas.

• 1998– IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional


untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten
Asing”.

• 1999– Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International


Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama
kalinya pada bulan Juni.

• 2000– IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang


disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun
1993.

• 2001– Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan


seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang
diregulasi untuk menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS
selambatnya tahun 2005.

• 2001– Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting


Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung
jawabnya per tanggal 1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS
yang dikeluarkan oleh IASC.

16
• 2002– Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara
nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti
standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan
keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas
ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang
tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan
Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.

• 2002– IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi


komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional
dan AS.

• 2003– Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang


diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif
lama dengan IFRS.

• 2003– IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

• 2004–,Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya


mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.

• 2005–,SEC mengajukan “peta” untuk mengenyahkan persyaratan


rekonsiliasi antara IFRS dan GAAP AS SEC dan Komisi Uni Eropa
kemudian menyetujui “peta” untuk menghilangkan persyaratan pada tahun
2009.

• 2005–, Menteri Keuangan Cina melakukan konvergensi Standar Akuntansi


Cina dan IFRS tahun

17
• 2006–,FASB dan IASB menandatangi Memorandum Pemahaman yang
menjadi tonggak sejarah yang harus diraih kedua badan tersebut agar dapat
menunjukkan kepada SEC dan Komisi Uni Eropa level konvergensi yang
dapat diterima antar GAAP AS dan IFRS.

• 2006– ,IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan


penyusun standar akuntansi lainnya.

• 2006– ,Uni Eropa mengeluarkan laporan Pedoman Audit menurut


Undang-undang menggantikan Pedoman Kedelapan.

• 2007– ,SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi


perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.

E. Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang Mendorong


Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain kunci dalam menetukan standar
akuntansi internasioanl dalam memajukan penyelarasan akuntansi internasional :
1. International Accounting Standards Board (IASB)
2. Commision of the European Union (EU)
3. Internasional Organization of Securities Commisions (IOSCO)
4. Inernational Federation of Accountants (IFAC)
5. United Nation Intergovernmental Working Group of Experts on Standard of
Accounting And Reporting (ISAR), bagian dari United Nations Conference on
Trade and Development (UNCTAD)
6. Organization for Economic Cooperation and Development Working Group on
Accounting Standards (OECD Working Group).

18
1. International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB), yang tadinya bernama
IASC, merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang
didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi prodesional di sembilan negara dan
direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum direstrukturisasi, IASC mengeluarkan
41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan Kerangka Kerja dalam Penyusunan
dan Penyampaian Laporan Keuangan. IASB memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang
berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut
informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan
keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
2. Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang
dibuat.
3. Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan
ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
4. Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta
Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

Struktur IASB Baru


IASB telah direstrukturisasi bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2001.
Kepengerusan IASB setelah diubah antara lain:
1. Dewan Pengawas, IASB memiliki 22 pengawas: enam dari Maerika Utara, enam
dari Amerika Utara, enam dari Eropa, enam dari wilayah Asia/Pasifik, dan empat
dari wilayah lainnya.
2. Badan Pengurus IASB, Badan ini membangun dan meningkatkan standar
laporan dan akuntansi keudalam dalam berbisnis.
3. Dewan Penasihat Standar, Dewan Penasihat Standar yang anggotanya ditunjuk
oleh pengawas. Tanggung jawab yang dilakukan adalah memberikan nasihat pada
badan pengurus mengenai agenda dan prioritasnya, memberikan informasi pada
badan pengurus mengenai gambaran kepengurusan dan individu yang ada dalam

19
dewan ini dalam kegiatan-kegiatan pembuatan standar utama, dan memberikan
nasihat lainnya kepada badan pengurus dan pengawas.
4. International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC), IFRIC
menginterpretasi penggunaan Standar Akuntansi Internasional dan Standar
Laporan Keuangan Internasional dan memberikan arahan interpretasi naskah dan
meninjau komentar publik mengenai naskah tersebut, serta mendapatkan
persetujuan dari badan pengurus untuk menyetujui interprestasinya.

IASB mengikuti proses yang diperlukan dalam penyusunan standar akuntansi.


Setiap standar, IASB biasanya menerbitkan naskah diskusi yang berisi
persyaratan-persyaratan yang mungkin diajukan dalam pembuatan standar, serta
berisi argument-argumen yang mendukung dan menentang setiap standar.

Pengakuan dan Dukungan bagi IASB


IFRS kini diterima secara luas di seluruh dunia. Standar tersebut digunakan
oleh banyak negara sebagai dasar persyaratan akuntansi di Negara yang
bersangkutan atau diadopsi secara keseluruhan, diterima oleh banyak bursa saham
dan regulator yang memperbolehkan perusahaan asing dan dalam negeri untuk
mengajukan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan IFRS, dan diakui oleh
EC dan badan internasional lainnya.

Respon U.S. Securities and Exchange Commission terhadap IFRS


Selama tahun 1990-an, Securities and Exchange Commission (SEC) berada di
bawah tekanan yang main kuat untuk membuat pasar saham AS lebih bisa diakses
oleh para penerbit efek non-Amerika. Saat itu, SEC memberikan dukungan dalam
laporan keuangan yang digunakan dalam pelaporan keuangan lintas batas.
Namun, SEC menyatakan bahwa tiga syarat yang harus dipenuhi agar standar
IASB dapat diterima :
1. Standar tersebut harus berisi susunan inti yang terdiri atas prinsip-prinsip
akuntansi yang menyeluruh dan dapat diterima secara luas.

20
2. Standar tersebut harus berkualitas tinggi-standar tersebut harus dapat
menunjukkan comparability dan transparansi, dan standar tersebut harus tersedia
untuk pengunkapan penuh.
3. Standar tersebut harus diterapkan dan diinterprestasikan secara teliti.
Kemudian pejabat-pejabat senior SEC menunjukkan bahwa jika IASB dan
FASB membuat cukup kemajuan dalam menggabungkan standar mereka, dan jika
kemajuan yang cukup telah dibuat dalam menciptakan prasarana untuk proses
interpretasi dan penguatan standar akuntansi, SEC akan mempertimbangkan untuk
mengijinkan anggota asing untuk berbisnis di Amerika Serikat dengan
menggunakan IFRS tanpa harus melakukan rekonsiliasi dangan GAAP Amerika
Serikat.

2. UNI EROPA
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar
keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, uni Eropa telah
memperkenalkan instruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
1. Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa.
2. Menetapkan kerangka hukum bersama dalam pasar sekuritas dan derivative.
3. Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
terdaftar.
Komite Eropa kemudian menyusun program besar penyelarasan hukum
perusahaan segera setelah komite ini dibentuk. Pedoman Komite Eropa kini
menaungi seluruh aspek hukum perusahaan. sebagian pedoman memiliki
hubungan langsung dengan akuntansi. Banyak pengamat menganggap Pedoma
Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan sebagai pedoman yang terpenting jika dilihat
dari segi sejarah dan isinya.

Pedoman Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan


Pedoman Uni Eropa Keempat, yang dikeluarkan tahun 1978, merupakan
susunan aturan akuntansi yang paling luas dan paling mencakuo segala hal dalam

21
kerangka kerja Uni Eropa. Baik perusahaan negeri maupun swasta di atas kriteria
ukuran minimum tertentu haruslah penuh.
Pedoman Ketujuh, yang dikeluarkan tahun 1983, membahas masalah laporan
keuanaan Konsolidasi. Saat itu, laporan keuangan konsolidasi merupakan
pengecualian. Laporan tersebut tadinya merupakan norma-norma di Irlandia,
Belanda, dan Inggris, dan Jerman yang menuntut konsolidasi anak perusahaan
Jerman.
Pedoman Kedelapan, yang dikeluarkan tahun 1984, menyentuh beragam aspek
kualifikasi orang berwenang dan professional untuk melakukan audit yang secara
hukum dibutuhkan (statutory). Intinya, pedoman ini menerapkan kualifikasi
minimum bagi auditor. Kualifikasi ini menuntut audtor yang berpendidikan dan
terlatih serta independen.

Sudahkah Penyelarasan Yang dilakukan Uni Eropa Berhasil ?


Pedoman keempat dan ketujuh memiliki dampak yang drmatis terhadap
pelaporan keuangan di seluruh Uni Eropa, yang membawa akuntansi disemua
negara anggotanya menuju level yang baik dan seragam. Uni Eropa
menyelaraskan penyampaian akun laba dan rugi da neraca serta menambahkan
informasi tambahan minimum, terutama pengungkapan dampak peraturan pajak
terhadap hasil yang dilaporkan.Hal ini mempercepat perkembangan akuntansi di
negara – negara Uni Eropa dan juga mempengaruhi akuntansi di negara tetangga
yang bukan anggota Uni Eropa.
Namun keberhasilan usaha penyelarasan Uni Eropa menjadi
perdebatan.Sebagai contoh, negara – negara anggota umumnya tidak
mengesampingkan peraturan akuntansi yang ada di negara mereka saat
mengadopsi pedoman Uni Eropa. Hal yang terjadi adalah, negara – negara
tersebut menyesuaikan peraturan baru terhadap peraturan mereka yang telah ada.
Masalah lainnya adalah sejumlah mana negara – negara anggota mematuhi
pedoman yang ada.

22
Pendekatan Baru Uni Eropa dan Intgrasi Pasar Keuangan Eropa
Tahun 1995, Komisi Eropa mengadopsi pendekatan baru akan penyalarasan
akuntansi. Pendekatan ini bernama stategi akuntansi yang baru. Komisi ini
mengumumkan bahwa Uni Eropa perlu bergerak segera supaya dapat memberikan
sinyal yang jelas bahwa perusahaan – perusahaan yang mencari pencatatan bursa
di Amerika Serikat dan pasar dunia lainnya kana bias tetap berada dalam kerangka
kerja akuntansi Uni Eropa. Komisi eropa pun menekankan bahwa Uni Eropa perlu
memperkuat komitmennya pada proses penyusunan standar internasional yang
menawarkan solusi yang paling efiseien dan cepat bagi perusahaann – perusahaan
beroperasi dalam skala internasional.
Ditahun 2000, Komisi eropa mengadopsi stategi pelaporan keuangan yang
baru. Landasan dari strategi ini adalah peraturan – peraturan yang sudah ada
bahwa semua perusahaan Uni Eropa yang terdapat dalam pasar yang sudah diatur,
termasuk bank, perusahaan asuransi, dan UKM, harus menyusun akun rekonsiliasi
berdasarkan IFRS. UKM yang tidak terdatra dan tidak dilindungi, tetpi
perusahaan – perusahaan itu dapat megadopsi IFRS dengan sukarela, terutama
jika sedang mencari modal internasional.Parlemen eropa mengesahkan proposal
ini, dan Dewan Uni Eropa mengadopsi perundang – undang penting tahun 2002.
Peraturan ini mempengaruhi 7000 perusahaan Uni Eropa yang tedafatr
(disbanding dengan hamper 3000 perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dan
menggunakan IFRS pada tahun 2001). Peraturan ini dirancang untuk
meningkatkan perdagangan lintas – batas dalam jasa keuangan guna menciptakan
pasar yang digabkan secraa penuh, dengan membantu membuat informasi
keuangan lebih transparan dan sebanding.
Agar menjadi terikat secara hukum, IFRS harus diadopsi oleh Komisi Eropa.
Hla yang termasuk ke dalam peraturan di atas adalah mekanisme pengesahan dua
tingkat yang didirikannya Komite Regulasi Akuntansi (ARC), badan pengurus
Uni Eropa yang diwakili oleh negara anggota. Pada mulanya, IFRS diberikan
tinjauan dan opini teknis oleh Kelompok Penasihat Pelaporan Keuangan Eropa
(EFRAG), organisasi sektor usaha yang terdiri atas auditor, penyusun, perumus
standar nasional, dan lainnya

23
3. Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB (sebagaimana pendahulunya IASC) selama ini tengah berjuang
mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh regulator sekuritas di
seluruh dunia. Sebagai bagian dari usaha ini, IASC mengadopsi rencana kerja
untuk menghasilkan suatu inti yang komprehensif dari standar-standar berkualitas.
Pada juli 1995, Komite Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya akan rencana
kerja yang telah disusun. Standar inti pun akhirnya lengkap dengan adanya
persetujuandari IAS 39 pada Desember 1998. Tinjauan ulang IOSCO akan standar
inti dimulai tahun 1999, dan pada tahun 2000 IOSCO mengesahkan penggunaan
standar IASC pendataan dan penawaran lintas batas.

4. International Federatioan Of Accountants (IFAC)


Standar audit berkualitas tinggi merupakan hal yang penting untuk
memastikan bahwa standar akuntansi diinterprestasikan dan diterapkan dengan
teliti. Audit eksternal di 10 negara Benua Eropa, Amerika, dan Asia. Poin-poin
dibawah ini, mengenai audit (independen, eksternal) dapat dilihat :
1. Alasan utama dari audit eksternal ini beragam di seluruh dunia
2. Tanggung jawab auditor beragam diseluruh kota
3. Orang yang dapat melakukan audit, bermacam-macam di seluruh dunia
4. Negara-negara sekarang ini telah mengambil langkah untuk mempererat control
akan profesi audit

5. Kelompok kerja para ahli antar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


DALAM Internasional Standards of Accounting and Reporting
(ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982 dan satu-satunya kelompok kerja antar
pemerintahan yang berdedikasi terhadap akuntansi dan auditing pada level
badan hukum. ISAR membahasa dan menerbitkan praktik terbaik, termasuk
yang direkomendasikan oleh IASB.

24
ISAR merupakan pedukung awal pelaporan lingkungan, dan prakarsa terkini
difokuskan terhadap penguasaan dan akuntansi badan hukum oleh perusahaan
kecil menengah. ISAR juga telah melakukan proyek bantuan teknis di sejumlah
wilayah, Uzbekistan, serta merancang dan mengembangkan program
pembelajaran akuntansi jarak jauh di wilayah Afrika yang berbahasa Prancis.
ISAR Update diterbitkan dua kali dalam setahun.

6. ORGANIZATION FOR ECONOMIC COOPERATION AND


DEVELOPMENT (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara
perekonomian pasar. Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan
memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD
memublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan
prosepek di pasar keuangan nasinal dan internasional dalam wilayah OECD.
Deskripsi dan analisis struktur dan peraturan pasar sekuritas sering kali
dipublikasikan baik sebagai publikasi OECD atau sebagai fitur istimewa dalam
Tren Pasar Keuangan. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang
baik di sektor negara maupun swasta.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

“Harmonisasi” akuntansi merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas


(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa
besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar akuntansi internasional
digunakan sebagai hasil dari : (1) Perjanjian internasional atau politis (2)
Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional) (3)
Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional. Enam organisasi
telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan
dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional : Badan Standar
Akuntansi International (IASB), Komisi Uni Eropa (EU), Organisasi Internasional
Komisi Pasar Modal (IOSCO), Federasi Internasional Akuntan (IFAC),
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development –UNCTAD), Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi
Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC).

26
DAFTAR PUSTAKA

Media Akuntansi. 2005a Jalan Panjang Menuju Standar Akutansi. edisi 46/tahun
XII/Juni. 10-11.

Gaffikin, M. 2008. Accounting Theory- research, regulation and accounting


practice. Australia: Pearson Education.

IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Emapat

Choi, Frederick D. S, Meek, Gary K, 2010, Akuntansi Internasional, Buku 2, Edisi


keenam, Jakarta;Salemba Empat.

27

Anda mungkin juga menyukai