Di susun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar
Audit dan Akuntansi Global” ini dengan baik. Makalah ini disusun dengan
harapan dapat menambah dan memperluas wawasan mahasiswa untuk mengetahui
tentang dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laporan keuangan internasional
sesuai standar yang telah di tetapkan.
Kritik dan Saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam
membuat makalah selanjutnya lebih teliti lagi. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih kepada Bu Susi Indriani S.E, M.S,Ak selaku dosen pengampu kami dalam
mata kuliah Akuntansi Internasional. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan perdagangan bebas memungkinkan perusahaan-
perusahaan multinasional menjalankan operasi di berbagai negara yang
berbeda. Aktifitas operasi antar negara telah menjadi penyebab bertemunya
praktek akuntansi dan pelaporan keuangan yang berbeda dari berbagai
negara. Perbedaan tersebut sangat mungkin terjadi karena nature dari Ilmu
Akuntansi yang relatif selalu menyesuaikan dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial di mana praktek akuntansi tersebut berada.
Perbedaan praktek akuntansi dan pelaporan keuangan akibat perbedaan
standar akuntansi disetiap negara dapat mengakibatkan komparabilitas
laporan keuangan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Laporan
keuangan sebagai produk dari proses akuntansi pada suatu perusahaan di
suatu negara menggambarkan kinerja dari perusahaan terkait. Dalam hal
terdapat perbedaan acuan standar akuntansi dimana laporan keuangan itu
dibuat, dapat saja terdapat perbedaan yang signifikan.
Kondisi ini dapat menimbulkan permasalahan yang serius mengingat
salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah dapat dipahami
oleh pengguna laporan keuangan tersebut teristimewa pihak eksternal.
Diperhadapkan dengan kenyataan bahwa terdapat berbagai standar akuntansi
yang berlaku di setiap negara yang berbeda, laporan keuangan bisa berkurang
kualitasnya bahan hilang kebermaknaannya sama sekali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konvergensi internasional?
2. Bagaimana penerapan standar internasional?
3. Bagaimana kasus penerapan standar akuntansi internasional di Indonesia?
4
4. Apa saja peristiwa penting dalam sejarah penentuan standar akuntansi
internasional?
5. Bagaimana organisasi internasional yang mendorong harmonisasi
akuntansi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konvergensi internasional
2. Untuk mengetahui penerapan standar internasional
3. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan akuntansi internasional di
Indonesia
4. Untuk mengetahui peristiwa penting dalam sejarah penentuan standar
akuntansi internasional
5. Untuk mengetahui organisasi internasional yang mendorong harmonisasi
akuntansi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konvergensi Internasional
Setiap negara mempunyai cara yang berbeda-beda sehingga antar satu
negara dengan yang lain mempunyai cara yang berbeda-beda. Menurut
Mueller (1968) perbedaaan ini mungkin bisa disebabkan oleh perbedaan
hukum, sistem politik negara tersebut (misalnya kapitalis atau sistem pasar
bebas dibanding terpusat atau sistem komunis) atau tingkat perkembangan
dari perspektif ekonomi. Pendapat lain perbedaan praktek akuntansi bisa
dipengaruhi oleh sistem pajak, tingkat pendidikan dan tingkat perkembangan
ekonomi (Doupnik dan Salter, 1995). Sedangkan menurut Nobes (1998)
perbedaan itu bisa dipengaruhi oleh 17 hal yaitu: sifat kepemilikan bisnis dan
sistem pembiayaan, warisan kolonial, invasi, perpajakan, inflasi, tingkat
pendidikan, ukuran dan umur dari profesi akuntansi, tahap perkembangan
ekonomi, sistem hukum, budaya, sejarah, geografi, bahasa, pengaruh teori,
sistem politik dan iklim sosial, agama, accidents.
Pada tahun 1973 IASC didirikan dan kemudian menerbitkan standar
akuntansi internasional yang mana negara-negara yang menjadi anggotanya
wajib mengikuti standar ini sejauh bisa dipraktekkan. Dalam hal ini bentuk
standard akuntansi nasional konsisten dengan standard internasional, atau
sebuah indikasi yang jelas bagaimana mereka berbeda (Gaffikin, 2008: 119).
Proses penerbitan standard akuntansi oleh IASC adalah sama dengan banyak
negara-negara anggota.
1. Sebuah proyek diakui sebagai membutuhkan perhatian, dan sebuah
steering committee dari para ahli diangkat.
2. Biasanya sebuah paper diskusi (atau isu) dipublikasikan, dan draft
statement prinsip (DSOP)
3. Sebuah draft eksposur dipublikasikan untuk mendapatkan komentar
public
6
4. Kemudian standard diterbitkan Perkembangan selanjutnya adalah IASC
membentuk IASC Foundation.
Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan standar akuntansi dan
standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam pengembangan
standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya
beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan
bentukan IASC Foundation adalah:
a. IASB (International Accounting Standard Board)
b. IFRIC (International Financial Reporting Committee)
c. SAC (Standard Advisory Committee).
7
terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni
pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1
Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam
kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan
semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata
tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru
mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Berikut adalah Roadmap
konvergensi IFRS di Indonesia:
8
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahanlahan
dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar
negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional. Program
kovergensi IASB (International Accounting Standard Board) mengharapkan
bahwa standar akuntansi di dunia menjadi satu. IFRS sebagai standar global
dalam konvergensi tidak hanya dipatuhi dalam pengaturannya saja oleh badan
penyusun standar tetapi juga harus dipatuhi dalam penerapannya oleh para
pengguna.
9
Masalah yang dihadapi dalam mengadopsi IFRS adalah sebagai berikut:
10
B. Penerapan Standar Akuntansi Internasional
1. Peristiwa ekonomi
2. Kepentingan pribadi
3. Penyebaran ide-ide
4. Perjalanan sejarah
5. Pengaruh internasional
Sedangkan menurut Nobes dan Parker (2010) mengatakan factor budaya, social
dan politik merupakan factor dominan yang memengaruhi regulasi akuntansi di
berbagai Negara. Dengan demikian jelas bahwa penentuan standar akuntansi tidak
hanya menyangkut masalah teknis.
11
C. Kasus Penerapan Standar Akuntansi Internasional di Indonesia
12
keeksistensian GA tidak diragukan lagi. Alasan terakhir adalah karena GA
merupakan perusahaan yang berstandar internasional yang dapat dijadikan
sebagai keunggulan kompetitif perusahaan ini.
Kenyataan bahwa GA bukan merupakan perusahaan publik, alasan GA
melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangan perlu dipertanyakan. Apakah
paksaan dari pemerintah atau keinginan GA sendiri. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh penyusun skripsi ini dengan beberapa orang di bagian
keuangan baik di GA Semarang maupun GA Jakarta, diperoleh jawaban
bahwa adopsi IFRS pada GA merupakan keinginan GA sendiri. Jadi
pengadopsian IFRS pada GA merupakan inisiatif dari perusahaan dan bukan
merupakan paksaan dari pemerintah. Dengan adanya keputusan pemerintah
tentang kewajiban melakukan adopsi IFRS, pihak GA merasa terbantu
sehingga nantinya adopsi IFRS di Indonesia tidak terlalu sulit karena
pemerintah Indonesia sendiri mendukung tindakan tersebut. pihak GA merasa
perlu menjadikan IFRS sebagai pedoman dalam membuat laporan keuangan
karena pada IFRS terdapat chapter yang mengatur tentang perlakuan
akuntansi untuk jasa penerbangan. Dengan adanya chapter tersebut, GA
merasa lebih mudah dalam membuat laporan keuangan karena ada pedoman
yang jelas. GA mengadopsi IFRS bukan karena paksaan pemerintah maupun
aturan yang berlaku tetapi karena GA merasa bahwa adopsi IFRS merupakan
sebuah kebutuhan sehingga dengan inisiatif pribadi dari manajemen
perusahaan, GA mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya.
Sedangkan hambatan yang dihadapi GA dalam melakukan adopsi IFRS
adalah kesiapan SDM, kesiapan sistem akuntansi, dan hambatan dalam
pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut, GA mempunyai solusi dengan
mempersiapkan SDM dengan IFRS capability, melakukan pengembangan
software akuntansi, dan mempersiapkan biaya tambahan untuk proses adopsi.
13
D. Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar
Akuntansi Internasional
• 1977– Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan
Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari
empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan
bagi Perusahaan Transnasional.
14
• 1978– Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai
langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
• 1995– Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana
kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang
membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan
dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan
Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar
global.
15
perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar
modal internasional.
16
• 2002– Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara
nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti
standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan
keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas
ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang
tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan
Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
17
• 2006–,FASB dan IASB menandatangi Memorandum Pemahaman yang
menjadi tonggak sejarah yang harus diraih kedua badan tersebut agar dapat
menunjukkan kepada SEC dan Komisi Uni Eropa level konvergensi yang
dapat diterima antar GAAP AS dan IFRS.
18
1. International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB), yang tadinya bernama
IASC, merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang
didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi prodesional di sembilan negara dan
direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum direstrukturisasi, IASC mengeluarkan
41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan Kerangka Kerja dalam Penyusunan
dan Penyampaian Laporan Keuangan. IASB memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang
berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut
informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan
keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
2. Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang
dibuat.
3. Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan
ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
4. Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta
Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.
19
dewan ini dalam kegiatan-kegiatan pembuatan standar utama, dan memberikan
nasihat lainnya kepada badan pengurus dan pengawas.
4. International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC), IFRIC
menginterpretasi penggunaan Standar Akuntansi Internasional dan Standar
Laporan Keuangan Internasional dan memberikan arahan interpretasi naskah dan
meninjau komentar publik mengenai naskah tersebut, serta mendapatkan
persetujuan dari badan pengurus untuk menyetujui interprestasinya.
20
2. Standar tersebut harus berkualitas tinggi-standar tersebut harus dapat
menunjukkan comparability dan transparansi, dan standar tersebut harus tersedia
untuk pengunkapan penuh.
3. Standar tersebut harus diterapkan dan diinterprestasikan secara teliti.
Kemudian pejabat-pejabat senior SEC menunjukkan bahwa jika IASB dan
FASB membuat cukup kemajuan dalam menggabungkan standar mereka, dan jika
kemajuan yang cukup telah dibuat dalam menciptakan prasarana untuk proses
interpretasi dan penguatan standar akuntansi, SEC akan mempertimbangkan untuk
mengijinkan anggota asing untuk berbisnis di Amerika Serikat dengan
menggunakan IFRS tanpa harus melakukan rekonsiliasi dangan GAAP Amerika
Serikat.
2. UNI EROPA
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar
keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, uni Eropa telah
memperkenalkan instruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
1. Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa.
2. Menetapkan kerangka hukum bersama dalam pasar sekuritas dan derivative.
3. Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
terdaftar.
Komite Eropa kemudian menyusun program besar penyelarasan hukum
perusahaan segera setelah komite ini dibentuk. Pedoman Komite Eropa kini
menaungi seluruh aspek hukum perusahaan. sebagian pedoman memiliki
hubungan langsung dengan akuntansi. Banyak pengamat menganggap Pedoma
Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan sebagai pedoman yang terpenting jika dilihat
dari segi sejarah dan isinya.
21
kerangka kerja Uni Eropa. Baik perusahaan negeri maupun swasta di atas kriteria
ukuran minimum tertentu haruslah penuh.
Pedoman Ketujuh, yang dikeluarkan tahun 1983, membahas masalah laporan
keuanaan Konsolidasi. Saat itu, laporan keuangan konsolidasi merupakan
pengecualian. Laporan tersebut tadinya merupakan norma-norma di Irlandia,
Belanda, dan Inggris, dan Jerman yang menuntut konsolidasi anak perusahaan
Jerman.
Pedoman Kedelapan, yang dikeluarkan tahun 1984, menyentuh beragam aspek
kualifikasi orang berwenang dan professional untuk melakukan audit yang secara
hukum dibutuhkan (statutory). Intinya, pedoman ini menerapkan kualifikasi
minimum bagi auditor. Kualifikasi ini menuntut audtor yang berpendidikan dan
terlatih serta independen.
22
Pendekatan Baru Uni Eropa dan Intgrasi Pasar Keuangan Eropa
Tahun 1995, Komisi Eropa mengadopsi pendekatan baru akan penyalarasan
akuntansi. Pendekatan ini bernama stategi akuntansi yang baru. Komisi ini
mengumumkan bahwa Uni Eropa perlu bergerak segera supaya dapat memberikan
sinyal yang jelas bahwa perusahaan – perusahaan yang mencari pencatatan bursa
di Amerika Serikat dan pasar dunia lainnya kana bias tetap berada dalam kerangka
kerja akuntansi Uni Eropa. Komisi eropa pun menekankan bahwa Uni Eropa perlu
memperkuat komitmennya pada proses penyusunan standar internasional yang
menawarkan solusi yang paling efiseien dan cepat bagi perusahaann – perusahaan
beroperasi dalam skala internasional.
Ditahun 2000, Komisi eropa mengadopsi stategi pelaporan keuangan yang
baru. Landasan dari strategi ini adalah peraturan – peraturan yang sudah ada
bahwa semua perusahaan Uni Eropa yang terdapat dalam pasar yang sudah diatur,
termasuk bank, perusahaan asuransi, dan UKM, harus menyusun akun rekonsiliasi
berdasarkan IFRS. UKM yang tidak terdatra dan tidak dilindungi, tetpi
perusahaan – perusahaan itu dapat megadopsi IFRS dengan sukarela, terutama
jika sedang mencari modal internasional.Parlemen eropa mengesahkan proposal
ini, dan Dewan Uni Eropa mengadopsi perundang – undang penting tahun 2002.
Peraturan ini mempengaruhi 7000 perusahaan Uni Eropa yang tedafatr
(disbanding dengan hamper 3000 perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dan
menggunakan IFRS pada tahun 2001). Peraturan ini dirancang untuk
meningkatkan perdagangan lintas – batas dalam jasa keuangan guna menciptakan
pasar yang digabkan secraa penuh, dengan membantu membuat informasi
keuangan lebih transparan dan sebanding.
Agar menjadi terikat secara hukum, IFRS harus diadopsi oleh Komisi Eropa.
Hla yang termasuk ke dalam peraturan di atas adalah mekanisme pengesahan dua
tingkat yang didirikannya Komite Regulasi Akuntansi (ARC), badan pengurus
Uni Eropa yang diwakili oleh negara anggota. Pada mulanya, IFRS diberikan
tinjauan dan opini teknis oleh Kelompok Penasihat Pelaporan Keuangan Eropa
(EFRAG), organisasi sektor usaha yang terdiri atas auditor, penyusun, perumus
standar nasional, dan lainnya
23
3. Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB (sebagaimana pendahulunya IASC) selama ini tengah berjuang
mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh regulator sekuritas di
seluruh dunia. Sebagai bagian dari usaha ini, IASC mengadopsi rencana kerja
untuk menghasilkan suatu inti yang komprehensif dari standar-standar berkualitas.
Pada juli 1995, Komite Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya akan rencana
kerja yang telah disusun. Standar inti pun akhirnya lengkap dengan adanya
persetujuandari IAS 39 pada Desember 1998. Tinjauan ulang IOSCO akan standar
inti dimulai tahun 1999, dan pada tahun 2000 IOSCO mengesahkan penggunaan
standar IASC pendataan dan penawaran lintas batas.
24
ISAR merupakan pedukung awal pelaporan lingkungan, dan prakarsa terkini
difokuskan terhadap penguasaan dan akuntansi badan hukum oleh perusahaan
kecil menengah. ISAR juga telah melakukan proyek bantuan teknis di sejumlah
wilayah, Uzbekistan, serta merancang dan mengembangkan program
pembelajaran akuntansi jarak jauh di wilayah Afrika yang berbahasa Prancis.
ISAR Update diterbitkan dua kali dalam setahun.
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
Media Akuntansi. 2005a Jalan Panjang Menuju Standar Akutansi. edisi 46/tahun
XII/Juni. 10-11.
27