Anda di halaman 1dari 13

MODAL KERJA

Teori Akuntansi

Nama Anggota :

Deviola Kharina 20171220035


Hani Esti Diakurnia 20171220028
Irma Anggraeni Sudarman 20171220109
Nur Fadillah Ukhti F 20171220111
Erni Ernida Ningtyas 20171220151

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


PRODI AKUNTANSI
MODAL KERJA

Modal kerja (working capital) perusahaan adalah investasi jangka pendek netto yang
diperlukan untuk menjalankan aktivitas harian. pengukuran dan pengungkapan modal kerja
pada laporan keuangan telah dianggap sebagai fungsi akuntansi yang sesuai selama
beberapa Dekade, sehingga kegunaan konsep analisis keuangan ini diterima hampir tanpa
pertanyaan.

1. PENGEMBANGAN KONSEP MODAL KERJA

Konsep modal kerja berasal dari perbedaan di antara modal tetap dan modal yang
beredar pada awal abad ke-20. Sebagaimana yang dicatat di bab 1, pada saat itu akuntansi
berada pada tahap yang belum matang dan konsep-konsep seperti aset, liabilitas,
pendapatan dan beban tidak dapat dipahami secara jelas. dorongan terhadap definisi modal
tetap dan modal yang beredar berasal dari keputusan pengadilan tentang legalitas dividen di
Britania Raya. Sebagaimana yang didefinisikan pertama kali, modal tetap (fixed capital)
adalah uang yang dikeluarkan langsung tertanam dan untuk semua, sementara modal yang
beredar (circulating capital) didefinisikan sebagai komponen-komponen persediaan dalam
perdagangan, yang dipisahkan dari dan digantikan oleh komponen-komponen yang serupa
dalam aktivitas bisnis yang biasa.

Definisi definisi ini tidak langsung diterima oleh para anggota profesi akuntan
beberapa diantaranya takut bahwa masyarakat umum akan salah menginterpretasikan
perbedaan tersebut. Segera setelahnya, akuntan Inggris dan Amerika mulai memeriksa
dasar penilaian dari berbagai aset dan memberi perhatian lebih pada metode akuntansi yang
disebut sistem pencatatan ganda (double accounting system). Sistem ini membagi laporan
posisi keuangan secara horizontal menjadi dua bagian titik bagian atas berisi semua aset
jangka panjang modal, utang dan angka penyeimbang yang merepresentasikan perbedaan di
antara modal dan liabilitas jangka panjang serta aset jangka panjang. Bagian bawah berisi
semua aset lainnya, liabilitas jangka pendek dan angka penyeimbang dari bagian atas.

Selama periode yang sama ini, gagasan terkait likuiditas, kemampuan perusahaan
untuk membayar utangnya, telah ditetapkan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan aset
pada laporan keuangan. Skema klasifikasi likuiditas dimaksudkan untuk melaporkan
solvabilitas perusahaan pada jangka pendek; namun, muncul kritik yang menyatakan
bahwa skema tersebut bertentangan dengan konsep keberlanjutan usaha Titik Meskipun
demikian, konsep likuiditas terus memperoleh penerimaan di antara para akuntan dan
pengguna laporan keuangan dan disertakan para patton ketika ia menulis tentang perbedaan
di antara aset tetap dan Aset lancar. Patton mencatat bahwa lamanya umur ekonomis,
tingkat penggunaan, dan metode konsumsi adalah faktor penting dalam membedakan aset
tetap dan Aset lancar. dia menguraikan faktor-faktor ini sebagai berikut: aset tetap tetap
berada di perusahaan selama dua periode atau lebih, sementara aset lancar digunakan lebih
cepat aset tetap dapat dikenakan beban selama banyak periode sementara aset lancar
digunakan lebih cepat dan aset tetap digunakan seluruhnya untuk menyediakan serangkaian
layanan yang serupa, sementara aset lancar justru dikonsumsi.

Selama tiga dekade pertama abad ke-10 sebagian besar pengguna di Amerika
Serikat memandang laporan posisi keuangan sebagai laporan keuangan yang utama. Selama
periode ini laporan keuangan disusun berdasarkan kegunaannya bagi para kreditur,
sementara investor dibiarkan membuat keputusannya atas dasar apapun yang menurut
mereka berlaku titik pada tahun 1936, AICPA berusaha mengubah sudut pandang ini
dengan mengakui berbagai sudut pandang yang berbeda dari para kreditur dan investor:

Sebagai aturan, kreditur lebih tertarik terutama pada likuiditas perusahaan bisnis Komas
beserta sifat dan kecukupan modal kerjanya karena rincian aset lancar dan liabilitas
jangka pendek baginya relatif lebih penting daripada rincian aset dan liabilitas jangka
panjang. Dia juga memiliki ketertarikan real dalam laba karena kemampuan untuk
membayar kembali pinjaman mungkin tergantung pada besarnya keuntungan perusahaan
titik dari sudut pandang investor umumnya diakui bahwa kapasitas pendapatan sangat
penting dan bahwa akun laba setidaknya sama penting dengan laporan posisi keuangan.

Pada tahun 1940-an, konsep modal kerja sebagai dasar untuk menentukan likuiditas
telah terbentuk dengan baik, meskipun ada beberapa ketidak sepakatan mengenai arti
tepatnya. kebingungan terpusat pada Bagaimana mengidentifikasi aset lancar dan apakah
klasifikasi harus didasarkan pada komponen-komponen yang akan dikonversi menjadi khas
dalam jangka pendek atau yang dapat dikonversi menjadi kas. pada tahun 1947, Erik
menjadi anggota komitpr comitte on accounting procedure yang mengeluarkan Accounting
Research bulletin (ARB) No. 30. Pernyataan ini mendefinisikan aset lancar sebagai kas
atau sumber daya lain yang biasanya diidentifikasi sebagai aset yang secara wajar
diharapkan dapat di realisasi secara tunai atau dijual atau dikonsumsi selama siklus operasi
bisnis yang normal. liabilitas jangka pendek didefinisikan sebagai utang atau kewajiban,
likuidasi atau pembayaran yang secara wajar diharapkan memerlukan penggunaan sumber
daya yang ada yang dapat digolongkan dengan tepat sebagai aset lancar atau penciptaan
liabilitas jangka pendek lainnya.
2. KOMPONEN-KOMPONEN MODAL KERJA

Definisi aset lancar dan liabilitas jangka pendek berdasarkan ARB no. 43 (lihat FASB
ASC 210-10-45) mencakup contoh-contoh dari setiap klasifikasi sebagai berikut:

ASET LANCAR

1. kas yang tersedia untuk operasi saat ini dan komponen-komponen yang setara
dengan kas. umum.
2. Persediaan barang dagangan, bahan baku mentah, barang dalam proses, barang jadi,
perlengkapan operasi, serta pemeliharaan bahan baku dan suku cadang yang umum.
3. Piutang usaha dagang, piutang wesel dan piutang lain yang dapat diterima.
4. Piutang dari pejabat, karyawan, rekanan, dan lain-lain yang dapat ditagih atau
dikumpulkan dalam aktivitas bisnis yang biasa untuk kurun waktu 1 tahun.
5. Angsuran piutang atau piutang usaha yang ditangguhkan dan piutang wesel yang
umumnya sesuai dengan praktik perdagangan yang normal dan persyaratan yang
ditetapkan bisnis.
6. Sekuritas yang dapat diperdagangkan yang mempresentasikan investasi kas yang
tersedia untuk operasi saat ini.
7. Beban dibayar dimuka, seperti asuransi, bunga, sewa, pajak, royalti yang tidak
digunakan, layanan iklan yang telah dibayar tetapi belum diterima saat ini dan
perlengkapan operasi.

LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Kewajiban untuk komponen-komponen yang telah disertakan dalam siklus operasi


seperti utang yang timbul dalam perolehan bahan baku dan persediaan yang akan
digunakan untuk memproduksi barang atau dalam menyediakan layanan yang akan
ditawarkan untuk dijual.
2. Pembayaran yang diterima dimuka dari pengiriman barang atau pemberian layanan.
3. Utang yang timbul dari operasi yang terkait dengan siklus operasi seperti upah-
upah, utang gaji dan Komisi, utang sewa utang royalti dan utang pendapatan serta
utang pajak lainnya.
4. Liabilitas lain yang mana likuiditas reguler dan biasa diharapkan akan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat koma biasanya 12 bulan koma juga dimaksudkan untuk
disertakan koma seperti utang jangka pendek yang timbul dari perolehan sachet
modal koma jatuh tempo kewajiban jangka panjang secara berseri koma jumlah
yang perlu dikeluarkan dalam waktu 1 tahun berdasarkan ketentuan dana cadangan
koma dan dana kewajiban lembaga yang timbul dari pengumpulan atau penerimaan
kas atau aset lainnya untuk akun pihak ketiga.
Komponen-komponen ini sekarang ditinjau lebih rinci:

ASET LANCAR

A. Kas

Pengukuran Kas akurat penting bukan hanya karena kas merepresentasikan jumlah
sumber daya yang tersedia untuk memenuhi situasi darurat, tetapi juga karena sebagian
besar pengukuran akuntansi didasarkan pada arus kas masuk dan arus kas keluar vang
aktual atau diharapkan. Kemampuan untuk memproyeksikan arus kas di masa depan sangat
penting bagi para investor, kreditur, dan manajemen yang akan memungkinkan kelompok-
kelompok ini untuk menentukan (1) ketersediaan kas demi memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo, (2) ketersediaan kas untuk membayar dividen, dan (3) jumlah kas menganggur (idle
cash) yang dapat diinvestasikan dengan aman untuk penggunaan di masa depan.
Pengukuran kas biasanya termasuk menghitung tidak hanya kas yang ada di tangan (petty
cash) dan di bank, tetapi juga commercial paper yang resmi, seperti cek pribadi, cek kasir,
dan wesel aksep (bank draft).

Jumlah kas yang diungkapkan sebagai aset lancar harus tersedia untuk penggunaan saat
ini dan tidak tunduk pada batasan apa pun. Sebagai contoh, kas yang merupakan dana
cadangan tidak boleh dilaporkan sebagai aset lancar karena dimaksudkan untuk digunakan
membeli investasi jangka panjang atau membayar kembali utang jangka panjang.

B. Setara Kas

Perusahaan sering kali menginvestasikan kelebihan kas dari kebutuhan mendesak dalam
jangka pendek ke investasi yang sangat likuid. Apakah kas yang ada di tangan, di deposito,
atau diinvestasikan dalam investasi jangka pendek yang mudah ikenversikan menjadi kas
tidak relevan dengan penilaian pengguna laporan keuangan terbadap likuiditas dan arus kas
di masa depan. Investasi dana menganggur dalam bentuk setara kas untuk mendapatkan
bunga adalah bagian dari kebijakan manajemen kas perusahaan. Kebijakan ini berbeda
dengan investasi modal dengan harapan mendapat keuntungan dari perubahan harga yang
diinginkan yang mungkin dihasilkan dari perubahan suku bunga atau faktor lainnya. Untuk
membedakan di antara manajemen kas dan kebijakan investasi, SFAS No. 95 (lihat FASB
ASC 230-10-20) mendefinisikan setara kas sebagai investasi jangka pendek yang
memenuhi dua kriteria berikut: Mudah dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui,
dan itu cukup dekat dengan tanggal jatuh temponya, sehingga nilai pasarnya relatif tidak
sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Umumnya, hanya investasi yang dibeli dalam waktu tiga bulan dari nilai jatuh
temponya yang akan memenuhi kriteria ini. Contoh setara kas adalah investasi jangka
pendek dalam tagihan treasury AS, commercial paper, dan dana pasar uang. Pembelian dan
penjualan investasi ini dipandang sebagai bagian dari aktivitas manajemen kas perusahaan
dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi. Selain itu,
Financial Accounting Standards Board (FASB) mencatat bahwa berbagai tipe perusahaan
di industri yang berbeda mungkin mengikuti strategi manajemen dan investasi kas yang
berbeda. Akibatnya, setiap perusahaan harus mengungkapkan kebijakannya untuk
memperlakukan komponen-komponen tersebut sebagai setara kas, dan setiap perubahan
dalam kebijakan itu harus diperlakukan sebagai perubahan dalam prinsip akuntansi yang
memerlukan penyajian kembali laporan keuangan tahun sebelumnya.

C. Investasi Sementara

Dalam hal saldo kas dan setara kas yang lebih besar dari yang diperlukan untuk
menyediakan operasi saat ini, disarankan untuk menginvestasikan dana menganggur
Sampai dana tersebut dibutuhkan. Investasi yang diklasifikasikan sebagai aset lancar harus
stap dipasarkan dan dimaksudkan untuk dikonversi menjadi kas dalam siklus operasi atau
Satu tahun, tergantung mana yang lebih lama. Investasi jangka pendek pada umumnya
dibedakan dari setara kas dengan perspektif investasi yang relatif lebih lama, dengan
tingkat imbal hasil yang relatif lebih tinggi.

Dalam teorinya, prosedur-prosedur yang digunakan untuk melaporkan nilai investasi


sementara pada laporan posisi keuangan harus memberikan indikasi sumber daya yang
akan tersedia untuk penggunaan di masa depan bagi para investor-yaitu, jumlah kas yang
dapat dihasilkan dari pelepasan sekuritas-sekuritas ini. Tiga metode alternatif untuk
melaporkan investasi sementara telah menjadi perdebatan: biaya historis (historical cost),
nilai pasar (market value), dan biaya perolehan atau harga pasar, mana yang lebih rendah
(lower of cost or market).

Metode biaya historis (historical cost) melaporkan investasi sementara dengan biava
perolehan sampai pelepasannya. Para pendukung biaya historis percaya bahwa harga
pembelian yang terverifikasi secara objektif memberikan informasi yang paling relevan
terkait investasi kepada para pembuat keputusan. Mereka juga berpendapat bahwa harga
pasar saat ini tidak memberikan informasi yang lebih baik tentang harga di masa depan
daripada biaya awal dan hanya keuntungan dan kerugian yang direalisasi yang seharusnva
dilaporkan pada laporan laba rugi dan perghasilan komprehensif lain.

Investasi yang dilaporkan berdasarkan nilai pasar (market value) disesuaikan untuk
mencerminkan perubahan nilai ke atas dan ke bawah, dan perubahan tersebut dilaporkar,
sebagai keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain. Pendukung metode nilai pasar menyatakan bahwa jumlah saat ini merepresentasikan
sumber daya saat ini yang akan diperlukan untuk memperoleh sekuritas yang sama
sekarang, serta jumlah yang akan diterima dari penjualan sekuritas. Selain itu, mereka
mencatat bahwa nilai wajar ditentukan secara objektif sebagai biaya historis untuk sebagian
besar investasi, dan juga menyajikan informasi yang lebih tepat waktu terkait pengaruh
memiliki investasi.

Metode biaya perolehan atau harga pasar, mana yang lebih rendah (Iower of Cost or
Market-LCM), sebagaimana yang didefinisikan sebelumnya, hanya melaporkan
penyesuaian ke bawah dari nilai investasi sementara. Para pendukung metode ini percaya
bahwa metode ini memberikan penilaian laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensi! lain yang lebih konservalıf bagi para pengguna. Mereka
berpendapat bahwa penilaian konservatif diperlukan untuk menghindari informasi yang
menyesatkan bagi para investor.

Perlakuan akuntansi untuk investasi sementara dalam sekuritas yang dapat


diperdagangkan telah berkembang dari waktu ke waktu. FASB pertama kali mempelajart
akuntansi untuk investasi sementara ketika nilainya jatuh di bawah biava perolehan dalam
merespons kondisi pasar saham pada tähun 1973 dan 1974, Selama periode it pasar saham
sangat menurun dari tingkat sebelumnya dan kemudian membuat adanya pemulihan secara
parsial. Pergerakan umum harga saham selama periode ini men dua pengaruh utama pada
pelaporan keuangan untuk investasi:

1. Beberapa perusahaan menggunakan metode biaya historis dan tidak menurunkan


investasinya untuk mencerminkan harga pasar; oleh karenanya, mereka
menyertakan portofolio investasinya dengan jumlah di atas harga pasar saat ini.
2. Beberapa perusahaan menggenakan metode LCM, menilai investasinya berdasarkan
nilai pasur, dan menurunkan investasinya ke harga saat ini ketika pasar saham
mencapai tingkat terendah. Pemulihan secara parsial yang dialami oleh pasar saham
selanjutnya tidak dapat tercermin pada iaporan keuangan masing-masing
perusahaan karena GAAP AS saat itu tidak mengizinloan pencatatan nilai
pemulihan ini. Akibatnya, perusahaan-perusahaan itu menyertakan investasinya
pada jumlah di bawah biaya perolehan dan nilai pasar saat ini.

Sampai periode tahunan yang dimulai setelah tanggal 15 Desember 2017, FASB ASC
320-10-25 mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk mengklasifikasikan ekuitas dan
sekuritas utang ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut:

1. Sekuritas perdagangan (trading securities). Sekuritas yang dimiliki untuk dijual


kembali.
2. Sekuritas yang tersedia untuk dijual (securities available for sale). Sekuritas
diklasifi':asikan sebagai sekuritas perdagangan atau sekuritas yang dimiliki hingga
jatuh tempo.
3. Sekuritas yarg dimiliki hingga jatuh tenipo (securities held to maturity). Sekuritas
utang yang mana entitas pelaporan memiliki tujuan positif dan kemampuan untuk
menahan sekuritas tersebut hingga jatuh tempo.

D. Piutang

İstilah piutang (receivables) mencakup berbagai macam klaim Ist lain. Piutang
diklasifikasikan ke dalam dua kategori untuk penyajian laporan yang dimiliki terhadap
keuangan, yakni: piutang usaha dan piutang bukan usaha. Saldo piutang yang beredar
sering kali merupakan sumber utama dari arus kas masuk untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo. Oleh karena itu, komposisi saldo ini harus dievaluasi secara cermat, sehingga
pengguna laporan keuangan tidak akan disesatkan. Untuk komponen yang diklasifikasikan
sebagai piutang, baik jumlah yang akan diterima maupun perkiraan tanggal jatuh tempo
harus didasarkan pada estimasi yang masuk akal. Idealnya, setiap perusahaan hanya akan
melakukan penjualan tunai. Namun, mengingat sifat masyarakat ekonomi kita, sebagian
besar perusahaan harus memberikan berbagai jenis kredit. Bisnis melakukan penjualan
secara kredit untuk meningkatkan penjualan,tetapi ketika kredit diperpanjang, kerugian
akibat tidak adanya pembayaran selalu terjadi. Setelah bisnis memutuskan untuk menjual
secara kredit, perusahaan dapat mencatat kredit macet (piutang tak tertagih-bad debt)
dengan salah satu dari prosedur berikut:

1. Piutang tak tertagih yang dicatat ketika kerugian diketahui (metode penghapusan
langsung).
2. Piutang tak tertagih yang diestimasi pada akhir periode akuntansi (metode estimasi
atau metode penyisihan).

Dengan metode penghapusan langsung (direct write-off method), kerugian dicatat


ketika akun pelanggan tertentu diputuskan tidak dapat ditagih. Sering kali, penentuan ini
tidak dilakukan sampai satu periode akuntansi berikutnya setelah tahun penjualan.

E. Persediaan

Istilah persediaan (inventory) pada awalnya didefinisikan di dalam APR No. 43 (lihat
FASB ASC 330-10 20) sebagai berikut :

Persediaan menunjuk pada gabungan komponen-komponen milik pribadi yang iatnwi


berwujud yamg: (1) dimiliki untuk dijual dalam aktivitas bisnis yang hiasa, (2) Sedang
dalam proses produksi untiuk penjualan semacam itu, atau (3) saat ini sedang dikonsumsi
dalam produksi barang atau jasa yang akan tersedia untuk dijual.
Penilaian persediaan sangat penting karena dua alasan. Pertama, persediaan umumnya
merupakan bagian utama dari aset lancar; konsekuensinya, persediaan memiliki dampak
penting terhadap modal kerja dan posisi perusahaan saat ini. Kedua, penilaian persediaan
memiliki dampak besar dan langsung pada jumlah laba neto yang dilaporkan.

Prosedur penilaian persediaan berbeda dari prosedur penilaian yang terkait dengan kas.
setara kas, investasi sementara, dan piutang. Jumlah yang diungkapkan untuk kas, setara
kas, investasi sementara, dan piutang adalah perkiraan jumlah dana yang diharapkan akan
diterima dari set ini. Jumlah persediaan yang diungkapkan pada laporan keuangan tidak
merepreser:tasikan penerimaan kas di masa depan yang diharapkan akan dihasilkan.
Sebaliknya, jumlah ini merepresentasikan nilai akuisisi dari biaya yang diharapkan dapat
menghasilkan pendapatan di masa depan.

Penilaian persediaan yang tepat didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan


berikut:

1. Berapakah jumilah barang yang tersedia?


2. Apakah asumsi arus biaya yang paling masuk akal bagi perusahaan?
3. Apakah nilai pasar persediaan menurun sejak perolehannya?

Jumlah persediaan.

Ketika perhitungan persediaan digunakan untuk menentukan persediaan akhir, seperti


dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system), ekspektasinya adalah bahwa
semua barang yang tidak ada saat ini telah terjual. Namun, faktor-faktor lain, seperti
Keusangan dan pencurian, harus dipertimbangkan.

Ketika jumlah persediaan ditentukan dengan metode catatan perpetual (perpetual


records method), semua komponen persediaan ditabulasi saat pembelian dan penjualan
rjadi. Jumlah yang dihasilkan dimuat di dalam catatan akuntansi, dan jumlah persediaan
yabg ada harus sama. Namun, perhitungan persediaan perpetual tidak mencerminkan
kesalahan akuntansi atau deplesi persediaan karena pencurian, keusangan, dan lain
sebagainya. pengendalian akuntansi atas persediaan ditingkatkan dengan penggunaan
sistem perpetual karena adanya perbedaan di antara jumlah fisik dan jumlah yang diberikan
oleh catatan perpektual memberikan informasi penting bagi perusahaan tidak hanya untuk
menelusuri persediaannya, tetapi juga untuk melihat perbedaan yang signifikan di antara
tingkat persediaan perpetual dan tingkat persediaan yang diharapkan.
Asumsi Arus

Secara historis, penandingan biaya dengan pendapatan yang terkait telah menjadi
tujuan utama dalam penilaian persediaan. Empat metode yang diterima secara umum
digunakan untuk menjelaskan arus barang dari pembelian ke penjualan: identifikasi khusus;
masuk pertama, keluar pertama (first in, first out); masuk terakhir, keluar pertama (last in,
first out); dan rata-rata (averaging).

Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama-MPKP (First In, First Out-FIFO) didasarkan
pada sejumlah asumsi tentang arus aktual barang datangan di seluruh perusahaan paan
dasarnya, ini merupakan perkiraan identifikusi khusus. Asumsi arus FIFO memenuhi biaya
historis dan prinsip penandingan karena jumlah tercatat untuk beban pokok penjualan sama
dengan jumlah yang akan dicatat dengan metode identifikasi khusus jika arus aktual barang
berdasarkan FIFO.

Metode Masuk Tarakhir, Keluar Pertama-MTKP (Last In, First Out-LIFO) merupakai
metode penilaian persediaan yang didasarkan pada asumsi bahwa biaya saat ini harus
disesuaikan dergan pendapatan saat ini. Sebagian besar pendukung LIFO mengutip prinsip
penandingan sebagai dasar pendiriannya, dan mercka berpendapat bahwa dekade inflasi
yang hampir tanpa gangguan mengharuskan LIFO digunakan agar lebih mendekati angka
laba neto aktual.

Likuidasi LIFO terjadi ketika tingkat persediaan yang normal terdeplesi. Artinya, jika
tingkat persediaan turun di bawah jumlah unit yang normal di setiap tahunnya, maka biaya
komponen-komponen tersebut yang lebih lama dan biasanya lebih rendah dibebarnkan pada
beban pokok penjualan dan disesuaikan dengan nilai dolar pendapatan penjualan saat ini,
yang mengakibatkan Peningkatan jumlah laba neto tersebut tidak berkelanjutan.

F. Dibayar Dimuka

Komponen-komponen dibayar dimuka (prepaid) dihasilkan dari pencata- an manfaat


yang diharapkan di masa depan atas layanan yang akan diberikan. Komponen-komponen
ini tidak merepresentasikan aset lancar dalam artian bahwa komponen-komponen ini akan
dikonversi menjadi kas, tetapi lebih dalam artian bahwa komponen-komponen ini
memerlukan penggunaan aset lancar selama siklus operasi jika komponen-komponen ini
tidak ada.

Pengukuran komponen dibayar dimuka umumnya merupakan hasil yang tersisa dari
pengisian tanggal kedaluwarsanya biaya menjadi beban, dan sedikit perhatian diberikan
pada penilaian laporan posisi keuangan. Dua metode kedaluwarsanya biaya yang utama
digunakan dalam pengukuran komponen dibayar dimuka: (1) identifikasi khusus dan (2)
waktu. Identifikasi khusus digunakan ketika komponen-komponen tersebut dikonsumsi,
seperti perlengkapan kantor, sementara waktu digunakan ketika tidak ada aset berwujud
dan hak-hak yang terbukti selama periode tertentu, seperti asuransi yang belum
kedaluwarsa atau sewa dibayar dimuka.

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pengakuan liabilitas sering kali merupakan hasil dari keharusan untuk mengakui suatu
aset atau beban saat fokus perhatian bukan pada liabilitas.

A. Utang

Pengukuran utang biasanya tidak menimbulkan kesulitan khusus karena jumlah


kewajiban biasanya ditetapkan oleh transaksi dan melibatkan janji untuk membayar pada
tanggal berikutnya. Seperti halnya piutang, pencatatan diskon dari nilai nominal tidak
dianggap perlu karena periode utang umumnya singkat.

B. Tangguhan

Tangguhan adalah liabilitas yang penyelesaiannya membutuhkan pemberian layana


daripada pembayaran uang. Contoh tangguhan termasuk langganan majalah yang
pembayarannya dilakukan di muka, pembelian tiket penerbangan di muka, dan sewa yang
belum merupakan pendapatan. Ketiganya mirip dengan beban dibayar dimuka, yang mana
mereka umumnya merupakan hasil sisa dari pengukuran jumlah lain.

C. Jatuh Tempo Saat Ini

Tidak seperti kebanyakan aset, liabilitas dapat ditransfer dari jangka panjang ke
klasifikasi saat ini seiring berlalunya waktu. Ketika pembayaran utang jangka panjang pada
periode saat ini membutuhkan penggunaan dana saat ini, GAAP AS menetapkan bahwa
jumlah ini akan diklasifikasikan sebagai lancar/jangka pendek.

3. MANAJEMEN MODAL KERJA

Manajemen modal kerja adalah strategi yang berfokus pada mempertahankan


tingkat efisien komponen modal kerja, aset lancar, dan liabilitas jangka pendek. Tujuan
dari manajemen modal kerja adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang
memadai untuk memenuhi kewajiban utang jangka pendek dan beban operasionalnya.
Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal:

Faktor Internal:
 Ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan
 Struktur organisasi Kecanggihan manajemen modal kerja Posisi/aktivitas/kapasitas
peminjaman dan investasi

Faktor Eksternal:

 Layanan perbankan
 Suku bunga Teknologi baru dan produk baru
 Ekonomi Pesaing

Aspek utama dari manajemen modal kerja adalah menilai likuiditas perusahaan.
Lamanya siklus operasi perusahaan juga berdampak pada posisi likuiditasnya. rasio yang
digunakan untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan meliputi modal kerjanya, rasio lancar,
rasio cepat arus kas dari koperasi ke rasio liabilitas jangka pendek, rasio perputaran piutang
usaha rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang usaha.Analisis keuangan
menghitung rasio lancar dan rasio cepat.

 Rasio lancar dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Aset Lancar
Liabilitas Jangka Pendek

 Rasio Cepat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kas+Sekuritas yang diperdagangkan+ Piutang


Liabilitas Jangka Pendek
 Rasio arus kas dari operasi terhadap liabilitas jangka pendek dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

Kas Neto yang dihasilkandari Aktivitas Operasi


Rata−Rata Liabilitas Jangka Pendek
 Rasio perputaran piutang usaha dihitung dengan rumus sebaga berikut :

Penjulan kredit neto


Rata−Rata PiutangUsaha Bruto

 Menghitung jumlah hari dalam piutang usaha dengan rumus sebagai berikut :

365
Perputaran PiutangUsaha
Efesiensi perusahaan dalam mengelola persediaannya apat dianaliss dengan menghitung
rasio perputran persediaan .
 rasio perputran persediaan dengan rumus sebagai berikut :

beban pokok penjualan


 Menghitung rata –rata jumlah hari dalam persediaan dengan rumus sebagai berikut :
rata−rata persediaan

Mengevaluasi pola pembayaran suatu perusahaan kepada pemasok adalah dengan


menganalisis hutang usaha, melalui rasio perputaran utang usaha

 Rasio perputaran hutang usaha dihitung dengan rumus sebagai berikut :


365
Rata−rata utang usaha

 Rasio perputaran hutang usaha untuk perusahaan manufaktur dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Pembelian bahanbaku mentah
Rata−ratautang usaha

 Rasio untuk menghitung rata – rata jumlah hari utang usaha dengan rumus sebagai
berikut :
365
Rasio perputaran utang usaha

Anda mungkin juga menyukai