Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK, REGULASI DAN

STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MAKALAH

OLEH :

KELOMPOK 6

DIANITA VERAWATI (A062202035)


IZAH AULIAH SAHLAN (A062202039)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik Lanjutan yang berjudul “Pendahuluan Organisasi Sektor Publik dan
Regulasi dan Standar Sektor Publik”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari ibu dosen agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................3
BAB 1 : PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
BAB 2 : KAJIAN TEORI..................................................................................................................................5
PENDAHULUAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
A. Pengertian Organisasi Sektor Publik...............................................................................................5
B. Tujuan Akuntansi Sektor Publik........................................................................................................5
C. Komponen Sektor Publik..................................................................................................................6
D. Elemen-Elemen Akuntansi Sektor Publik .........................................................................................7
E. Perbedaan Sektor Publik & Sektor Swasta.......................................................................................8
REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
F. Pengertian Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik............................................................10
G. Teknik Penyusunan Regulasi Publik...............................................................................................10
H. Perkembangan Regulasi Disektor Publik........................................................................................12
I. Perkembangan Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Indonesia......................................................13
J. Perkembangan Standar Di Sektor Publik........................................................................................14
K. Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia.......................................................15
BAB 3 : KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Organisasi adalah kelompok orang yang secara bersama - sama ingin mencapai tujuan. Sedangkan sektor
publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan hak publik. Jadi, organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada
kepentingan publik. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi - transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi
berbeda dengan entitas ekonomi lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya
ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba. Setiap organisasi publik memiliki
regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada.
Regulasi sektor publik digunakan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Semua proses yang terangkai mulai dari
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan dan audit
perlu adanya regulasi.

4
BAB 2
KAJIAN TEORI

PENDAHULUAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Organisasi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik merupakan proses pengidentifikasikan, pengukuran, pencatatan, dan


pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah daerah dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi yang diperlukan oleh pihak eksternal. Akuntansi sektor publik merupakan mekanisme tata cara
penggunaan akuntansi pada semua lembaga-lembaga negara dan pihak lainnya yang terlibat dalam
pemerintah. (Bastian, 2014).

Menurut Mahsun (2006: 14), organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan menyediakan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau
pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Organisasi sektor publik dapat berfokus pada
peningkatan pelayanan berjangka panjang, seperti infrastruktur dan alokasi dana publik.

Menurut Mardiasmo (2009) pengertian mengenai organisasi setor publik bisa jadi berbeda-beda
berdasarkan cara pandang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ilmu ekonomi,
sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Organisasi sektor publik juga termasuk organisasi nirlaba atau non-profit. Secara umum, organisasi
nirlaba merupakan suatu institusi yang menjalankan operasinya tidak berorientasi mencari laba. Namun
demikian, bukan berarti organisasi nirlaba tidak diperbolehkan menerima atau menghasilkan keuntungan
dari setiap aktivitasnya, hanya biasanya jika memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut dipergunakan
untuk menutup biaya operasional atau kembali disalurkan untuk kegiatan utamanya.

B. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Tujuan akuntansi pada sektor publik oleh American Accounting Association (1970) menyatakan:
1. Pengendalian Manajemen (Management Control)
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas
suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi
2. Akuntanbilitas (Accountability)

5
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif. Program dan penggunaan sumber daya yang
menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada
publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.

C. Komponen Sektor Publik

Komponen sektor publik yang dikemukakan dalam Government Finance Statistics (GFS) Manual
2001 yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF), Sebagai berikut :

1. Sektor Pemerintah (General Government)


GFS Manual 2001 menyatakan bahwa sektor pemerintah terdiri atas semua unit pemerintah dan
institusi nirlaba yang dikendalikan dan didanai oleh pemerintah. GFS membagi sektor pemerintah
menjadi 3 sektor yaitu:
 Pemerintah Pusat;
 Pemerintah Bagian/Provinsi/Wilayah;
 Pemerintah Daerah.
Di Indonesia, sektor pemerintah juga dibagi menjadi 3 subsektor, yaitu:
 Pemerintah Pusat;
 Pemerintah Provinsi;
 Pemerintah Kabupaten/Kota.

2. Perusahaan Publik (Public Corporation)


Perusahaan publik keuangan meliputi perusahaan publik keuangan (Financial Publik Corporations)
dan perusahaan publik nonkeuangan (Nonfinancial Public Corporations)
 Perusahaan Publik Keuangan
Perusahaan publik keuangan meliputi perusahaan publik moneter dan perusahaan publik
nonmoneter. Perusahaan publik moneter mencakup bank sentral dan perusahaan
penyimpanan selain bank sentral yang dikendalikan oleh unit pemerintah. Perusahaan publik
nonmoneter adalah seluruh perusahaan finansial yang dikendalikan oleh unit pemerintah,
kecuali bank sentral dan perusahaan penyimpanan publik lainnya.
 Perusahaan Publik Nonkeuangan
Perusahaan publik nonkeuangan adalah seluruh perusahaan nonfinansial yang dikendalikan
oleh unit pemerintah. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik
meliputi:

6
a) Faktor ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tenaga kerja, nilai tukar
mata uang, infrastruktur, pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP).
b) Faktor politik meliputi hubungan negara dan masyarakat, legitimasi pemerintah, tipe
rezim yang berkuasa, ideologi negara, elit politik dan massa, jaringan internasional dan
kelembagaan.
c) Faktor kultural meliputi keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya, sistem nilai
di masyarakat, historis, sosiologi masyarakat, karakteristik masyarakat dan tingkat
pendidikan.
d) Faktor demografi meliputi pertumbuhan penduduk, struktur usia penduduk, migrasi,
tingkat kesehatan.

D. Elemen-elemen Akuntansi Sektor Publik

Bastian (2014: 12) menyebutkan bahwa terdapat 7 elemn-elemen akuntansi sektor publik, antara
lain :
1. Perencanaan Publik
Proses perencanaan yang dilaksanakan akan menentukan aktivitas dan fokus strategi organisasi
sektor publik. Dalam prosesnya, perencanaan membutuhkan partisipasi publik yang akan sangat
menentukan arah dan tujuan organisasi. Perencanaan adalah mengantisipasi masa depan
berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dengan persiapan yang didasarkan
pada data dan informasi yang tersedia saat ini. Maka, aspek yang terkandung dalam perencanaan
adalah perumusan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada karena hakikat dan tujuan publik adalah kesejahteraan publik.
2.Penganggaran Publik
Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan supaya mencapai tujuan bernegara.
3.Realisasi Anggaran Publik
Realisasi anggaran publik merupakan pelaksanaan anggaran publik yang telah direncanakan dan
ditetapkan dalam bentuk program dan kegiatan nyata. Hal ini berarti fokus pelaksanaan anggaran
terletak pada operasionalisasi program atau kegiatan yang telah direncanakan dan ditetapkan.
Selain itu, realisasi anggaran menunjuk pada arahan atau pengendalian sistematis dari proses-
proses yang mengubah input menjadi barang dan jasa.
4.Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, serta tindakan dalam menyediakan
barang dan jasa bagi masyarakat atau publik. Barang dan jasa yang disediakan merupakan
bentuk pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk tercapainya kesejahteraan
masyarakat

7
5.Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Secara umum, laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan
harus menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan,
kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi
pembiayaan.
6.Audit Sektor Publik
Pemeriksaan atau auditing adalah suatu investigasi independen terhadap beberapa aktivitas
khusus. Mekanismenya adalah memposisikan dan menggerakkan makna akuntabilitas dalam
pengelolaan sektor pemerintahan, badan usaha milik negara (BUMN), instansi pengelola aset
negara lainnya, ataupun organisasi publik nonpemerintah, seperti partai politik, LSM, yayasan, dan
organisasi di tempat peribadatan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengekspresikan suatu opini
secara jujur mengenai posisi keuangan, hasil operasi, kinerja, dan aliran kas yang disesuaikan
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Maka itu, laporan auditor merupakan media yang
mengekspresikan opini auditor atau dalam kondisi tertentu bisa juga menyangkal suatu opini.
7.Pertanggungjawaban Publik
Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban atau akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola organisasi
sektor publik kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) dan masyarakat yang
memberikan amanah kepadanya berdasarkan sistem pemerintahan yang berlaku.

E. Perbedaan Sektor Publik & Sektor Swasta

Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, antara lain :
1. Tujuan organisasi
Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk memaksimumkan laba, sedangkan pada sektor publik
adalah pemberian pelayanan publik dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun tujuan
utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik
sama sekali tidak memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki
tujuan finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.
2. Sumber pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan organisasi
atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber
pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis dan tingkat
risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging for service,

8
laba perusahaan milik negara seperti BUMN/BUMD, pinjaman pemerintah berupa utang luar
negeri dan obligasi pemerintah, penjualan aset negara, dan pendapatan lain - lain yang sah dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor
swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber
pembiayaan internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
3. Pola pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan (pemegang
saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung jawab
kepada parlemen dan masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik
dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat.
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur
organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor
publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi
sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik. Sektor publik memiliki fungsi
yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta.
5. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublikasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Sementara itu, anggaran pada
sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari
sisi stakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal,
pada stakeholder internal antara lain adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan
sebagainya), Kelompok politik, manajer publik ( gubernur, BUMN, BUMD ), pegawai pemerintah.
Stakeholder eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat
pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik
sebagai input atas aktivitas organisasi. Pada sektor swasta, stakeholder internal terdiri dari
manajemen, karyawan, dan pemegang saham. Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank,
serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar
modal.
6. Sistem akuntansi yang digunakan
Pada sektor swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang berbasis
akrual. Sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas. 
7. Tolak Ukur

9
Tolak ukur organisasi sektor publik sulit diidentifikasi secara jelas, apakah pencapaian kepuasan
masyarakat, keberhasilan dalam memanfaatkan dana sesuai dengan anggaran atau efisiensi dan
efektifitas kegiatan sedangkan sektor swasta lebih jelas dalam pengukurannya yaitu mencari laba.
REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

F. Pengertian Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan
lain sebagainya. Sedangkan standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang
mengatur perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada
para pengguna laporan keuangan.

Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa. Karena,
akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor publik.
Ikatan Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan standar untuk organisasi nirlaba di Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi
nirlaba. Namun, standar ini belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun
organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang disebut
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara internasional. Organisasi yang merancang
standar ini adalah International Federation of Accountants-IFAC (Federasi Auntan Internasional). Mereka
membuat suatu standar akuntansi sector publik yang disebut Internation Public Sector Accounting
Standards-IPSAS ( Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik ). Standar ini menjadi pedoman bagi
perancangan standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di dunia.

G. Teknik Penyusunan Regulasi Publik

Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal. Yang pertama, regulasi publik yang
dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait dengan regulasi tersebut. Kedua, tindakan yang diambil
terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai
wujud dukungan penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan
kejadian.

Gambar dibawah menunjukkan teknik penyusunan regulasi publik yang berupa alur tahapan, sehingga
regulasi publik siap disusun dan kemudia ditetapkan serta diterapkan.

10
1. Pendahuluan
Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun regulasi
publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang dicapai.
2. Mengapa Diatur?
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus
dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari jawaban atas pertanyaan
mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun.
3. Permasalahan dan Misi
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan telah
dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu
sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi
permasalahan yang ada.
4. Dengan Apa Diatur?
Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan mengaturnya,
sehingga permasalahan tersebut segera dapat disikapi dan ditemukan solusi yang tepat sasaran.
5. Bagaimana Mengaturnya?
Substansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan bagaimana solusi atas
permsalahan yang ada akan dilaksanakan. Dengan demikian, regulasi publik yang disusun benar-
benar merupakan wujud kebijakan organisasi publik dalam menghadapi berbagai permasalahan
publik yang ada.
6. Diskusi/ Musyawarah
Diskusi merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau penetapan regulasi. Materi yang
dibahas akan benar-benar menggambarkan permasalahan yang ada dan aspirasi masyarakat.

11
Forum diskusi penyusunan regulasi biasanya telah ditetapkan sebagai bagian dari proses
penyusunan regulasi organisasi publik.
7. Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya. Hasil catatan
ini akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi publik menyangkut bagaimana
regulasi publik akan dihasilkan dan dilaksanakan terkait isu atau permasalahan yang dihadapi.

H. Perkembangan Regulasi Disektor Publik

Perkembangan regulasi terkait organisasi nirlaba :


1. Regulasi Tentang Yayasan
Regulasi yang terkait dengan yayasan adalah Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan. Undang-undang ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar
yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan
dan akuntabilitas kepada masyarakat. Undang-undang ini diperbaharui dalam beberapa aspek
dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16
Tahun 2001 tentang Yayasan. Selain dua Undang-undang yang telah disebutkan untuk lebih
menjamin kepastian hukum, pemerintah juga mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun
2008 tentang pelaksanaan Undang-undang tentang Yayasan. PP ini memberikan penjelasan yang
lebih detail dan aplikatif dari ketentuan yang telah diatur dalam Undang-undang tentang Yayasan.
2. Regulasi Tentang Partai Politik
Regulasi tentang partai politik telah dikembangkan sejak lama, tetapi berkembang dengan pesat
sejak era reformasi dengan system multipartainya. Undang-undang yang pertama ada setelah era
reformasi adalah Undang-undang No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik. Seiring dengan
perkembangan masyarakat dan perubahan system ketatanegaraan yang dinamis diawal-awal era
reformasi, Undang-undang ini diperbaharui dengan keluarnya Undang-undang No. 31 tahun 2002
tentang partai politik. Undang-undang No.31/2002 kembali diperbaharui pada tahun 2008 melalui
Undang-undang No.02/2008 tentang Partai Politik. Secara umum, Undang-undang No. 2 tahun
2008 ini bersifat melengkapi dan menyerpunakan Undang-undang No.31 tahun 2002, misalnya
memberi pengertian partai politik yang lebih lengkap. Menurut Undang-undang No.2 tahun 2008,
partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan Negara, serta memelihara keutuhan NKRI
berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
3. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) adalah salah satu bentuk Badan Hukum di Indonesia yang
awalnya dibentuk untuk mengakomodasi kebutuhan khusus dalam rangka “privatisasi” Lembaga

12
Pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, khususnya sifat non profit meski berstatus sebagai
Badan Usaha. Pada akhir tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia Pendidikan Tinggi
di Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP). BHP adalah Badan
Hukum penyelenggaraan pendidikan formal dengan berprinsip nirlaba yang memiliki kemandirian
dalam pengelolaannya dengan tujuan memajukan satuan pendidikan. 
4. Regulasi tentang Badan Layanan Umum
Badan Layanan umum atau BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan keuntungan. Dalam melakukan kegiatannya, BLU didasarkan pada prinsip efisiensi,
efektivitas dan produktivitas. Regulasi yang menjelaskan mengenai BLU adalah peraturan
pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan badan layanan umum.

I. Perkembangan Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Indonesia

1. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi


Peraturan dan karakter pengelolaan keuangan daerah yang ada pada masa Era pra Reformasi
dapat dirincikan sebagai berikut:
 UU 5/1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
 PP 6/1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan APBD.
 Kepmendagri No.900-099 tahun1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah. Dalam
sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry bookkeeping.
 Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan APBD.
 UU18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
 Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan susunan perhitungan APBD.

2. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi


Tujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di era reformasi adalah untuk mengelola keuangan
negara/daerah menuju tata kelola yang baik Bentuk Reformasi yang ada meliputi:
 Penataan peraturan perundang-undangan
 Penataan kelembagaan
 Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah
 Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan

3. Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

13
Otonomi daerah berlaku akibat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah. UU ini menjelaskan bahwa pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efisien, efektif dan bertanggung jawab. UU ini
mulai berlaku sejak tahun 2001. Kemudian pemerintah merasa UU Nomor 22 Tahun 1999 tidak
lagi sesuai dengan perkembangan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU baru,
yaitu:
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah

Perubahan undang-undang tersebut merupakan salah satu hal yang signifikan dalam
perkembangan otonomi daerah. Perubahan itu sendiri dilandasi oleh beberapa hal, antara lain:
 Adanya semangat desentralisasi yang menekannkan pada upaya efektivitas dan efesiensi
pengelolaan sumber daya daerah.
 Adanya semangat tata kelola yang baik (good governance).
 Adanya konsekuensi berupa penyerahan urusan dan pendanaan (money follows function)
yang mengatur hak dan kewajiban daerah terkait dengan keuangan daerah.
 Perlunya penyelarasan dengan paket Undang-undang (UU) Keuangan Negara, yaitu UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.

J. Perkembangan Standar Di Sektor Publik

Di Indonesia beberapa upaya untuk membuat sebuah standar yang relevan dengan praktik
akuntansi di organisasi sector public telah di lakukan baik oleh ikatan akuntansi Indonesia (IAI) maupun
oleh pemerintah sendiri untuk organisasi nirlaba (Yang di miliki oleh perorangan/swasta, IAI telah
menerbitkan kenyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 45 tentang “Organisasi Nirlaba”
PSAK ini berisi tentang kaidah prinsip-prinsip yang harus di ikuti oleh organisasi nirlaba dalam membuat
laporan keuangan.

1. Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik / International Public Sector Accounting Standards
(IPSAS)
Federasi Akuntan Internasional (International Federation of Accounting—IFAC)  membentuk
sebuah komite khusus yang bertugas menyusun standar akuntansi sektor publik. Komite tersebut

14
diberi nama “The Public Sectot Committe”  dan bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi
organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional yang kemudian disebut International
Public Sector Accounting Standards  (IPSAS).
IPSAS bertujuan:
 Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan keuangan sektor publik
 Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber daya yang dilakukan oleh
entitas sektor publik
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sektor publik

2. PSAK 45
PSAK 45 merupakan satu-satu nya pernyataan standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. PSAK 45 disusun dengan
pemikiran bahwa dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak
pernah terjadi dalam organisasi bisnis dan sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada
umumnya. Dengan demikian, acuan yang jelas dibutuhkan agar pelaporan keuangan organisasi
nirlaba dapat diatur, lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan daya banding yang tinggi.

3. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Komite SAP adalah sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan reformasi keuangan di
Indonesia. Kebutuhan standar dan pembentukan komite penyusunnya mulai muncul ketika
desakan untuk penerapan IPSAS di Indonesia semakin kuat. KSAP bertujuan mengembangkan
program-program pengembangan akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan,
termasuk mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan standar tersebut.

4. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)


Standar ini menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pemeriksa. SPKN ini hanya mengatur mengenai hal-hal yang belum diatur oleh Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang merupakan standar audit bagi perusahaan. Sebagian
acuan audit disektor pemerintahan, SPKN memberikan kerangka dasar untuk menerapkan secara
efektif standar pekerjaan lapangan dan pelaporan audit. 
Standar Umum SPKN:
 Persyaratan Kemampuan/Keahlian
 Persyaratan Independensi
 Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama
 Pengendalian Mutu

15
K. Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia

Salah satu faktor pendorong perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia adalah adanya
pengaruh reformasi 1998 terhadap perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia yang memicu
lahirnya konsep reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia secara total. Dampaknya adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan orientasi politik
2. Perubahan persepsi kebutuhan dasar
3. Perubahan fokus area pengembangan
4. Perubahan orientasi ekonomi
5. Perubahan indikator kejujuran pemerintah

Dari 5 perubahan di atas kemudian secara tidak langsung berimbas pada perubahan pandangan
masyarakat akan akuntansi sektor publik yaitu:
1. Masyarakat menuntut sistem pemerintahan yang bersih (Good Government) dan penegakkan
akuntabilitas publik di sektor publik
2. Masyarakat menuntut akan kejujuran profesi akuntansi berupa (kompetensi dan independensi)
3. Masyarakat menuntut kesejahteraan masyarakat (program pembangunan)

Periodisasi Perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia tahun 2000-an. Sistem


pengelolaan keuangan pemda (UU No. 25/1999 – UU No. 33/2004). Hal pokok yang dibahas antara lain:
1. Reformasi sistem akuntansi: Dari basis kas ke basis akrual
2. Reformasi sistem manajemen keuangan daerah dari manajemen tradisional ke New Public
Management (NPM)
3. Reformasi sistem penganggaran dari anggaran tradisional (line budgeting, program budgeting) ke
anggaran berbasis kinerja (performance budgeting- planning, programming, and budgeting
system: zero based budgeting)
4. Reformasi sistem pemeriksaan dari pengendalian dan pemeriksaan keuangan ke pengendalian
dan pemeriksaan keuangan serta pemeriksaan kinerja.

Perkembangan sistem akuntansi sektor publik di Indonesia lainnya adalah adanya perubahan
mendasar dalam pengelolaan anggaran negara (PP.No.105/200 dan Kepmendagri No.29/2002 mengenai
akuntabilitas dan transparansi). 6 hal pokok yang dibahas, yaitu:
1) Perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintah
2) Pengendalian dan audit keuangan ke pengendalian dan audit keuangan serta audit kinerja
3) vertical accountability ke horizontal accountability
4) Traditional budgeting ke performance budgeting

16
5) Penerapan konsep pertanggungjawaban

17
BAB 3
KESIMPULAN

Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
menyediakan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain
yang diatur dengan hukum. Organisasi sektor publik dapat berfokus pada peningkatan pelayanan
berjangka panjang, seperti infrastruktur dan alokasi dana publik. Tujuan akuntansi pada sektor publik
yaitu pengendalian manajemen dan Akuntanbilitas. Komponen sektor publik yaitu sektor pemerintah yang
terdiri atas semua unit pemerintah dan institusi nirlaba yang dikendalikan serta didanai oleh pemerintah
dan perusahaan publik meliputi perusahaan publik keuangan dan perusahaan publik nonkeuangan.
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan
lain sebagainya. Sedangkan standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang
mengatur perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada
para pengguna laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2014. Audit Sektor Publik (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik : Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit BPFE-
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik . Yogyakarta : Penerbit Andi
http://repository.ut.ac.id/3858/1/EKSI4207-M1.pdf
https://www.academia.edu/6619771/Karekteristik_Akuntansi_Sektor_Publik

Anda mungkin juga menyukai