Anda di halaman 1dari 20

Komunikasi informasi akuntansi 2

a.

Model Pemusatan Komunikasi


Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-model
tersebut mengarah pada tujuan bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut meliputi:
1.

Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan

bukannya proses dua arah yang memiliki siklus di mana informasi dipertukarkan sejalan dengan
berlalunya waktu.
2.
Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukannya pada
hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling ketergantungan yang mendasar.
Dalam model tradisional,peneriama biasanya bergantung pada informasi yang ditransfer dari
sumber.
3.
Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankan konteks
di mana objek tersebut berada. Dalam akuntansi, fokus tersebut adalah pada laporan itu sendiri
dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.
4.
Kecenderungan berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan waktu dari pesan
tersebut.
5.
Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah
persuasi dan bukannya pemahaman,konsesus,dan tindakan kolektif yang menguntungkan. Dalam
konteks bisnis, fokus kepada penerapan kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara
partisipatif.
6.
Kecederungan untuk berkonsentrasi pada dampak-dampak psikologis dari komunikasi
terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan pada dapak sosial serta hubungan
antarindividu dalam suatu komunitas.
7.
Suatu keyakinan dalam hubungan sebab-akibat mekanistis satu arah dan bukannya
hubungan sebab-akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem informasi
manusia,yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

Rogers dan Kincaid mengajukan model pemusatan komunikasi yang menekankan pada
kesatuan informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan konsekuensi dari tindakan;
melalui suatu pemrosesan informasi, tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan.
Tapi,model tersebut tidak mempunyai awal dan akhir. Hanya yang saling mendefinisikan di
antara partisipan yang memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagikan
kepada dua atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling
memahami,saling menyetujui, dan tindakan kolektif , seperti pemecahan masalah bisnis.
Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu mengimplikasikan
suatu hubungan atau suatu proses saling membagi informasi di antara dua atau lebih orang.
Akibatnya, analisis komunikasi harus mempertimbangkan perbedaan dan persamaan partisipan
serta perubahan dalam hubungan antara akuntan dan pengguna informasi baik perubahan satu
sama lain maupun perubahan dalam individu lain di mana mereka berinteraksi mengenai topictopik keuangan.
b. Satu Model Komunikasi
Model ini terdiri dari tujuh bagian :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sumber komunikasi
Pengkodean
Pesan
Saluran
Penguraian
Penerimaan

7.

Umpan balik

Empat kondisi yang mempengaruhi Pengkodean pesan:


1.

Keterampilan

2.

Sikap

3.

Pengetahuan

4.

Sistem Sosial-Budaya
Pesan merupakan suatu produk fisik sebenarnya dari pengkodean sumber. Bila

seseorang berbicara,pembicaraan itu adalah pesan,dan bila seseorang menulis,tulisanya itu


adalah pesan. Jadi,dapat disimpulkan bahwa pesan seseorang dipengaruhi oleh kode atau
kelompok symbol yang digunakan untuk mentransfer makna,isi dari pesan itu sendiri, serta
keputusan yang diambil dalam memilih dan menata kode dan isi.
Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber yang
harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informal. Saluran formal ditetapkan
oleh organisasi. Saluran itulah yang meneruskan pesan mengikuti jaringan wewenang dalam
organisasi.
Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari pesan
tersebut. Tetapi, sebelum pesan dapat diterima, symbol-simbol yang digunakan harus
diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima.
Umpan balik terjadi jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan
mengembalikan pesan itu ke dalam sistem , maka diperoleh umpan balik. Uampan balik
merupaka pengecekan seberapa berhasilnya seseorang dalam mentransfer pesan sebagaiman
yang dimaksud.
HAL-HAL MENDASAR DALAM KOMUNIKASI
Untuk memperoleh pengetahuan yang cukup akan komunikasi dibutuhkan adanya sutua
pemahaman atas beberapa konsep yang mendasar. Pada bagian ini, kosep-konsep tersebut akan
ditinjau secara khusus untuk melihat pola arus dari komunikasi,membandingkan jaringan
komunikasi formal dan informal, menggambarkan pentingnya komunikasi nonverbal,

memperhatikan bagaimana individu memilih saluran komunikasi, dan menghilangkan


penghalang utama dalam komunikasi yang efektif.
A. Arah Komunikasi
Komunikasi dapat mengalir secra vertikal dan lateral. Dimensi vertikal dapat dibagi lebih
lanjut menjadi komunikasi ke atas dan k e bawah. Komunikasi ke atas merupakan komunikasi
yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi
ini digunakan untuk memberikan umpan balik,menginformasikan kemajuan tujuan, dan
meneruskan masalah-masalah yang ada kepada atasan. Komunikasi ke atas menyebabkan para
manejer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan
organisasi secara umum. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke atas untuk mendapatkan
gagasan mengenai bagaimana segala sesuatu dapat diperbaiki.
Sedangkan komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir dari satu tingkat
dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Bila kamu mmbayangkan
para manajer yang berkomunikasi dengan bawahanya, maka itu adalah pola komuikasi ke bawah.
Pola ini digunakan oleh pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan,
memberikan intruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedure kepada bawahan,
menunjukan suatu masalah yang memerlukan suatu perhatian, dan melakukan kontak lisan dan
tatap muka.
Sementara itu, bila komunikasi terjadi di antara anggota kelompok kerja pada tingkat yang
sama, di antara kelompok kerja pada tingkat yang sama, di antara para manajer pada tingkat yang
sama, atau di antara setiap karyawan yang setara secara horizontal, maka hal itu didefinisikan
sebagai komunikasi lateral. Jadi komunikasi lateral dilihat dari segi manajemen, maka hal itu
bisa berarti baik atau buruk. Karena kepatuhan yang ketat terhadap struktur vertikal yang formal

untuk semua komunikasi dapat menghambat transfer informasi yang efisien dan cermat, maka di
sini komunikasi lateral dapat bermanfaat. Sementara Komunikasi Horizontal dibutuhkan karena
komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.
B. Jaringan Formal Dan Informal
Jaringan formal pada umumnya seperti jaringan vertikal, yang mengikuti tingkatan wewenang,
dan terbatas pada komunikasi yang bertalian denga tugas. Sebaliknya, jaringan informal, seprti
selintingan, biasanya bebas untuk bergerak ke segala arah, melopmpat tingkatan wewenang dan
kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial dari anggota kelompok kare mempermudah
penyelesaian tugas.
C. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi tidak harus bersifat verbal untuk menghantarkan suatu pesan. Studi akademik
tentang garak tubuh disebut juga dengan kinetika yang merujuk pada sikap tubuh, konfigurasi
wajah, dan gerakan tubuh lainnya. Tetapi, studi ini merupakan bidang yang relative baru dan
lebih dipengaruhi oleh dugaan dan popularitas dan bukannya dukungan penemuan riset.
Walaupun, diakui bahwa gerakan tubuh mereupakan salah satu segmen penting dari studi atas
komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus berhati-hati dalam pengambialan kesimpulan.
D. Penghalang Komunikasi efektif
Beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu disadari yaitu:
1.
2.
3.
4.

Penyaringan
Persepsi Selektif
Defensif
Bahasa

Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa


sehingga tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama dari penyaringan

adalah banyaknya tingkatan dalam suatu struktur organisasi. Semakin banyaknya tingkatan
vertikal dalam hierarki organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi tersebut melihat dan
mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan
karakteristik pribadinya. Penerima juga memproyeksikan minat dan harapan mereka ke dalam
komunikasi ketika meraka mengurangi komunikasi tersebut.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi dengan cara mengurangi
kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman timbal balik. Artin ya, mereka menjadi
defensif, yaitu ketika terlibat dalam perilaku seperti menyerang orang lain secara verbal,
memberi ungkapan-ungkapan yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motifmotif orang lain.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda pula.makna
kata-kata tidaklah dari kata-kata itu sendiri, maknanya tersebut ada pada diri penerima. Usia,
pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari variabel yang jelas mempengaruhi
bahasa yang digunakan oleh seseorang dan definisi yang diberikan kepada kata-kata tersebut pun
pasti berbeda.
VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI AKUNTANSI
1.

Sumber

Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi proses komunikasi yaitu:


a. Kredibititas sumber
b. Kesamaan antara penerima dan sumber
Kredibititas sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,semakin besar
efektifitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai perubahan sikap ke arah yang disarankan

oleh sumber. Akan tetapi, kredibilitas sumber merupakan suatu karakteristik dari sumber
sebagaimana dipandang oleh penerima.
Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset-riset
empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri dari tiga faktor ,yaitu:
1. Kewarganegaraan seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi(melalui gelar atau
profesi),cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
2. Kejujuran_ seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan menariknya sumber yang
dipandang.
3. Kedinamisan seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu di pandang.
Kesamaan antara penerima dan sumber
Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan penerima adalah
serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh du faktor,yaitu: kesamaan
demografis(misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin, negara, dan lain-lain), dan kesamaan
kognitif(misalnya kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain).
Rogers dan Kincaid(1981) mengutip sejumlah studi empiris yang mengidikasikan bahwa
keberhasilan dalam membuat orang mengadopsi inovasi adalah suatu fungsi dari kesamaan
antara seorang agen dengan kliennya. Dengan demikian, bisa kelihatan efektivitas dari suatu
pesan dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi indentifikasi. Para akunta perlu berjuang
untuk menjadi sensitive terhadap pengguna informasi akuntansi paling tidak dalam hal kriteria
objektifitas. Dengan cara ini, para akuntan akan cederung menjadi lebih efektif. Hal ini
mengidikasikan bahwa komunikasi yang efektif dihasilkan dari kesamaan antara sumber dan
penerima.
Pesan

Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebikinya dipertimbangkan ketika


menganalisi komunikasi:
a.

Isi

b. Organisasi atau struktur


c.

Kode

d. Perlakuan
e.

Elemen-elemen pesan
Elemen-elemen pesan itu sendiri adalahkata-kata, kalimat, paragraf, angka, statistika, table, dan
grafik lainnya.

Organisasi pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya di mana
informasi tersebut digunakan. Di masyarakat barat, pola pemikiran bersifat linier atau berurutan.
Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua pemrosesan bahasa (membaca dan
mendengar) dan juga banyak aktivitas pemecahan masalah dan proses berfikir.
Seorang pakar, McLuhan(1964) beragumen bahwa susunan linier dari kata demi kata
suatu pesan adalah benar hanya untuk media cetak. Dengan demikian, jika kauntansi berubah
untuk lebih banyak menggunakan teknologi video dan teknologi berbasis computer, cara
pengorganisasian ini dapat terbukti kurang efektif.cara yang optimal untuk menyusun suatu
pesan juga bergantung pada latar belakan pendengar. Faktor sepeti sikap sebelumnya,
pendidikan, komitmen, keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat keterkaitan mereka
terhadap materi tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi
suatu pesan.

Sebelum menyajikan isi yang spesifik dari suatu pesan, sumber perlu menentukan tingkat
perhatian dan tingkat kekhawatiran pendengar terhadap materi tersebut dan konteks di mana itu
disajikan. Tingkat kekhawatiran menegah adalah tingkat yang optimal untuk efektivitas. Jika
terdapat terlalu banya atau terlalu sedikit kekhawatiran, maka tingkat pemahaman akan lebih
rendah.
Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi:1.klimaks, di mana informasi
yang paling penting disajikan terlebih dahulu, 2. Antiklimaks, di mana informasi terpenting
disajikan terakhir, dan 3. Pola pyramid, di mana informasi terpenting ditempatkan di tengah.
Urutan klimaks dan antiklimaks adalah lebih efektif dibandingkan dengan pola pyramid dan
kebnyakan bukti menyarankan bahwa strategi klimaks lebih efektif dibandingkan dengan
antiklimaks.
Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian mempengaruhi faktor-faktor seperti
perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang paling efektif dalam menghasilkan
perubahan sikap adalah; 1. Pendahuluan, 2.transisi, 3. Kesimpulan. Skema yang menggunakan
urutan deduktif secara logis lebih efektif dalam memastikan retensi dibandingkan dengan urutan
di mana kalimat inti yang ditempatkan di bagian tengah, tetapi dalam hal ini tidak ada perbedaan
atau pengaruhnya terhadap minat pembaca.
Perlakuan Pesan
Informasi akuntansi sebiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahamanatas
materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide yang penting.
Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorietasikan pembaca terhadap fakta-fakta
penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca.

J.Woelfel dan J.saltiel(1974) membatah bahwa hubungan antara pengulangan dan


efektifitas bersifat linier. Semkin banyak informasi yang diperoleh seseorang, maka semakin
besar dampaknya. Tetapi, McGuire beragumentasi bahwa sementara pengulangan mempunyai
dampak, maka peningkatan yang terjadi karena dampak tersebut biasanya dapat terlihat
walaupun terjadi satu atau dua pengulangan tetapi akan dengan cepat mencapai titik puncak di
mana pengulangan hanya memiliki sedikit dampak.
G.R.Klare(1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi yang lebih mudah
untuk dibaca. Kemudahan membaca suatu materi merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata
dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut lagi menetapkan aturan utuk menghasilkan dokumen yang
mudah dibaca,yaitu:
1.
2.
3.

Kata kata yang sering muncul dan ajrab meningkatkan kemudahan membaca suatu materi.
Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif(secar psikologis) yang berkaitan dengan kata-kata

lainyang muncul di bagian selanjutnya dari teks sebaiknya digunakan.


4.
Kata-kata yang konkret, dan buakanya kata-kata yang abstrak, membuat dokumen menjadi
lebih mudah dibaca.
5.
Kata-kata kerja aktif, dan bukanya bentuk nominalis, menigkatkan kemudahan membaca.
6.
Penggunaan kata ganti dan anaphora(kata-kata atau ungkapan yang mengacu kembali pada
kata atau bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.
7.
Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia sebaiknya
menggunakan kata dan di bandingkan dengan tetapi atau karena.
8.
Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
9.
Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.
Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor seperti rantai ide,struktur dan konsep dala
teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan seberapa sulit kita memahami materi
tersebut, yang parameter-parameternya sebaiknyya diinvestigasika secara khusus sebagai berikut:
1.
2.

Kompleksitas struktur dan materi


Keabstrakan

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Konsep baru
Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi
Beban kerja selam membaca
Penggunaan waktu
Sensitivitas terhadap ganguan dari luar
Isi ingatan jangka panjang.

Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebutkan informasi. Schramm (1973)
mengelopokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
1. Panca indra yang dipengaruhi. Komunikasi tatap muka membuatnya mungkin untuk
menggunakan seluruh panca indra, sementara media yang berbeda menggunakan subkelompok
dan panca indra ini dalam kombinasi untuk menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2. Peluang untuk umpan balik;pada umumnya, umpan balik dibutuhkan untuk memastikan
komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi yang disampaikan. Dengan demikian,di
dalam penyajian laporan keuangan harus terkandung metode untuk umpan balik.
3. Besarnya kendali penerima;penerima memiliki sedikit kendali terhadap media siaran kecuali
mereka merekam program tersebut. semakin besar kendali pengguna, maka semakin besar pula
pembelajarannya.
4. Jenis pengkodean pesan;iteraksi tatap muka memungkinkan penggunaan petunjuk-petunjuk
nonverbal. Hal ini tidak berlaku dalam media video, film, dan terutama media cetak.
5. Kekuatan multiplikatif; sistem komunikasi massa dapat dengan efisien dan cepat mencapai
bayak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal dapat mencapai penerima yang
lebih besar dengan usaha yang besar pula dan periode waktu yang relative lama.
6. Pelestarian pesan; keunggulan dari medi massa adalah catatan permanen, yang tidak ada dalam
interaksi tatap muka. Secara traditional, keunggulan ini haya terbatas pada media cetak. Tetapi ,
dengan pita dan piringan audio dan video serta sistem manajemen informasi yang berbasis
Komputer, kapasitas ini telah diperluas ke medial elektronik.

Implikasi implikasi dari penggolongan di atas adalah seringnya akuntan professional secara
multinasional mengandalkan media cetak karena memberikan peluang untuk besarnya kendala
penerima. Media cetak sangat efektif untuk menkomunikasikan gagasan-gagasan abstrak dan
dapat disebar luas secara efisien ke penerima. Namun media cetak menghalangi umpan balik
yang sebenarnya penting untuk memastikan pemahaman. Pemahaman materi tentu dapat
diperbaiki dengan penggunaan jaringan selain media cetak. Cara untuk meningkatkan
pemahaman tersebut adalah melalui penyajian materi secara serempak dengan menggunakan
saluran yang berbeda. Karena adanya kebutuhan penerima untuk menggunakan lebih dari satu
panca indra pada waktu yang bersamaan.

Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu mempertimbangkan
faktor-faktor mengenai penerima seperti latar belakang demografis dan budaya, sikap
sbelumnya, pengetahuan, popla perilaku, dan sistem lingkungan sosial dimana mereka akan
menggunakan informasi tersebut. pada umumnya, semakin serupa penerima dan sumber
mengenai faktor-faktor tersebut, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.
Analisis penerima
Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika iinformasi didesain secara spesifik untuk
penerima. Akibatnya, akuntansi sebiknya sangat mengandalkan analisis penerima secara empiris.
Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksud, penerima actual, dan penerima yang
potensial sebelum menghasilkan dokumen. Analisis ini sebaiknya menentukan kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh materi yang direncanakan. Setelah kebutuhan pengguna telah

diidentifikasikan, analisis atas penerima yang potensial sebiknya mengidentifikasikan


karakteristik demografis dan tingkat keahlian mereka, bersama-sama dengan materi atau orang
yang mereka gunakan saat ini sebagai sumber informasi, serta saran mereka mengenai isi dan
format dari dokeumen baru. Umpan balik sebaiknya dikumpulkan dari penerima yang
dimaksudkan menegnai laporan tersebut sebelum disajikan untuk memastikan bahwa laporan
tersebut memenuhi kebutuhan penerima akatual sebelum disebarkan.
Para akuntan keperilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh
klien mereka dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan bahwa
orang hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian informasi adan akan menggunakan
sumber yang paling dapat diakses.
Analisis Jaringan
Literatur teoritis dan empiris mengenai jaringan komunikasi bersifat eksensif dan telah
ditinjau secara sangat terinci oleh E.M.Rogers dan D.L.Kincaid. beb erapa metode analisis
jaringan memberikan suatu gambaran grafis atau sosiogram dari struktur komunikasi dan
mengdefinisikan peran jaringan seperti pemisahan, anggota kelopmpok, hubungan, dan diagram
pohon. Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok
tugas. Pada umumnya, kelompok-kelompok yang terlibat dengan manifestasikan tugas produktif
akan melaksanakan fungsi mereka paling baik ketika mereka sangat terintegrasi.
Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi komunikasi baru seperti jaringan
Komputer, kabel interaktif dua arah, sistem pengiriman lewat satelit, dan teks video. Sejumlah
perusahan pialang saham saat ini memiliki sistem pendukung pengambilan keputusan(decision
support system) berbasis computer untuk membantu para pialang menyimpan dan mengakses

catatan klien, menganalisis potofolionya, dan memperoleh berita tentang harga dan keuangan
terkini.
Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam
menaggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif yaitu pemahaman ide di antra individu dalam jaringan
sosial atau oraganisasi formal. Kurangnya umpan balik adalah penyebab utaman dari masalah
efektifitas komunikasi.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk komunikasi
teknis. Hal ini membangun banyak mekanisme umpan balik ke dalam proses komunikasi dan
mengubah peran pengguna dari pembaca pasif menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam
penyusunan dokumen yang akan memenuhi kebutuhan mereka.
Umapan balik dalam petranyaan-pertanyaan ini dapat digunakan unttuk memodifikasi
draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna? Apakah laporan tersebut
dimegerti?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan pengguna?
3. Seberapa sering laporan tersebut digunakan dan untuk tujuan apa laporan itu dibutuhkan?
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumber-sumber lain?
5. Sumber-sumber lain manakah-dokumen dan orang-yang dicari oleh pengguna untuk
memperoleh informasi sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh laporan tersebut?

7. Umpan balik seperti apa yang dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap bagian tertentu dari
laporan tersebut?
8. Umpan balik sperti apa yang belum diantisipasi, yang dapat diberikan oleh pengguna dalam
menaggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?
9. Apakah karakteristik-karakteristik demograsi dan sosial dari pengguna actual? Siapakah yang
menggunakan laporan tersebut?
Masalah-Masalah Terbaru dalam Komunikasi
1. Penghalang komunikasi antar pria dan wanita
Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan beberapa wawasan penting
menganai perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya mereka. Khususnya, ia mampu
menjelaskan megapa gender sering kali menjadi pengahalang dari komunikasi lisan.
Hakikat dari riset Tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan untuk menekankan
status, sementara wanita menggunakannya untuk menciptakan hubungan. Tannen menyatakan
bahwa komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan yang berkesinambungan, yang
mengubah konflik antara keeratan dan ketidak tergantungan. Keeratan menekankan pada
kedekatan dan kebersamaan. Sementara,ketidaktergantungan menekankan pada keterpisahan dan
perbedaan . wanita berbicara dan mendengar dalam bahasa hubungan keeratan, sementara pra
berbicara dan mendengar dalam bahasa status dan ketidaktergantungan. Dengan demikian, bagi
banyak pria, pembicaraan terutama merupakan suatu cara untuk melestarikan
ketidaktergantungan dan mempertahankan status dalam suatu hierarki sosial. Bagi banyak
wanita, pembicaraan merupakan perundingan untuk menghasilkan kedekatan, di mana orang
mencoba mencari dan memberikan informasi serta saling mendukung.
2.

Komunikasi yang Benar secara Politik

Kebanyakan orang menyadari secara mendalam mengenai bagaimana peebendaharaan katanya


telah dimodifikasi untuk mencerminkan ketetapan(correctness) secra politik. Tetapi,ada sisi
buruk dari ketetapan politik. Ketetapan ini menyusutkan perbendaharaan kata yang menyulitkan
orang-orang untuk berkomunikasi.
Kata-kata merupakan alat primer untuk berkomunikasi. Bila seseorang menyingkirkan kata-kata
perbendaharaannya karena kata-kata itu tidak tepat secara politis, maka orang tersebut
mengurangi pilihannya untuk menghantar pesan dalam ragam yang paling jelas dan akurat. Pada
umumnya, semakin besar perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima,
maka semakin besar kesempatan untuk menyampaikan peran secara akurat. Dengan
menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan seseorang, oaring itu akan lebih sulit
untuk berkomunikasi secara akurat. Biala seseorang kemudian menggantikan kata-kata ini
dengan istilah baru yang maknanya kurang dipahqami, maka orang tersebut telah meperkecil
kemungkinan bahwa pesannya akan diterima sesuai dengan yang ia maksud.
3. Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi yang efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik. Faktor-faktor linta budaya jelas
menciptakan potensi masalah komunikasi meningkat. Seorang penulis telah mengidentifikasikan
empat masalah spesifik yang dikaitkan dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas-budaya.
Pertama adalah penghalang yang disebabkan oleh semantika. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, maka kata bisa berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini terutama benar untuk
orang-orang yang berasal dari budaya nasional yang berainan.
Kedua adalah penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata menyiratkan hal-hal yang
berlainan dalam bahasa yang berlainan pula.

Ketiga adalah penghalang yang disebabkan oleh perbedaan nada. Dalam berberapa budaya
.perubahan nada bergantung pada konteksnya. Ada perbedaan antara nada berbicara di rumah,
dalam pergaulan sosial, dan ditempat kerja.
Keempat adalah penghalang yang disebabkan oleh perbedaan persepsi. Orang yang berbicara
dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara berbeda pula. Orang eskimo
mempersepsikan salju secara berbeda kerana mereka mempunyai banyak kata untuk itu.
Sementara orang Indonesia mempersepsikan kata tidak secara berbeda dengan orang Amerika.
Terdapat empat aturan yang dapat digunakan ketika berkomunikasi dengan orang yang berasal
dari budaya yang berbeda, yaitu:
1. Asumsikan adanya perbedaan sampai terbuktinya ada persamaan. Kemungkinan aanda membuat
kekeliruan akan jauh lebih kecil jika anda mengasumsikan bahwa orang lain berbeda dari anda.
Sebaliknya, harus mengasumsikan kemiripan sampai terbukti adanya perbedaan.
2. Tekanan pendeskripsian dan bukanya penafsiran atau evaluasi. Penafsiran atau evaluasi lebih
didasarkan pada budaya adan latar belakang pengamat dibandingkan pada situasi yang diamati.
Oleh karena itu, tundalah melakukan penilaian sampai anda mampunyai cukup waktu untuk
mengamati dan menafsirkan situasi dari berbagai perspektif yang berlainan dari semua budaya
yang terlibat.
3. Praktikkan empati. Sebelum mengirim suatu pesan, tempatkanlah diri anda dalam situasi
penerima. Contohnya cobalah anda melihat orang lain dari sisi yang sebenarnya.
4. Perlakuan penafsiran anda sebagai suatu hipotesis kerja. Ketiak anda p[ikir anda berempati
dengan seseorang yang berbudaya asing, perlakuan penafsiran anda sebagai suatu hipotesis yang
memerlukan pengujian lebih lanjut dan buakn sebagai suatu kepastian.
4. Komunikasi Elektronik
Pada awal abad ke 20-an, telepon secara dramatis mengurangi komunikasi tatap muka secara
pribadi. Tetapi, sejak awal tahu 1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi elektronik

baru yang sebagian besar membentuk ulang cara orang berkomunikasi dalam organisasi.
Teknologi tersebut mencangkup penyeranta(pager), mesin faks, konferensi video, rapat
elektronik, e-mail, telepon genggam, dan pesan suara.
Dalam petengahan dasawarsa 1960-an, organisasi hampir seluruhnya bergantung pada memo
untuk menyampaikan pesan internal dan telegram di kator pos untuk pesan-pesan ekternal.
Ketika hampir semua organisasi mempunai e-mail, maka semakin banyak organisasi yang
memberikan akses internet kepada karyawannya. Dengan demikian, semua komunikasi tertulis
dapat diteruskan dengan kecepatan telepon.

http://chachamandayanti.blogspot.com/2013/10/komunikasi-informasi-akuntansi-2.html

sumber
http://handikadwipratama.blogspot.com
http://muhajirin-eka.blogspot.com
http://wirasagala92.blogspot.com/
http://atiefariati.blogspot.com/
http://keuanganlsm.com/
http://kurnia-kudo.blogspot.com/
http://qionkslife.blogspot.com/

A.Schramm,1973.Channels and Audience,dalam Handbook of Communication


eds.I.S.pool,F.W.Frey,.W.schramm,N.Macobby dan E.B.Parker(Chicago,III:Rand
MCNally),Hal.116-140.
Bruce Westley dan Malcolm Maclean,1957.A Conceptual Model for Communication
Research,Journalism Quarterly,34:35.Dicetak kembali dengan izin.
C.Shannon dan W.Weaver,1949.The Mathematical Theory of Communication,
(Urban,III:University of IIIionnis Press).
David berlo,1960. The Process of Communication,(New York:Hlot Rinehart and Winston).
E.M. Rogers dan D.L. Kincaid,1981. Communication Network :Towards A New Paradigma for
Research,(New York : Free Press),hal 37-38.
E.M.Rogers,1982. Communication of Innovations:A Cross-Culture Approach, edisi kedua,
(New York:Free Press).
G.A.Barnett,1979. Application of Communication Theoryand Cybernetics to Technical
Communication, Journal of Technical Writing and Communication,9:hal 337-47.
G.Siegel,1982. How Accounting Majors Perceive The Accounting Profession:A
Multidimensional Scaling Approach, Makalah yang dipersembahkan pada pertemuan American
Accounting Association di Midwest,Chicago,Maret.
G.R Klare,1997. Reading Technical Writing:Some Observation. Technical
Communication,24:hal 1-5.
Harold Lasswell,1984. The Structure and Function of Communication in Society, dalam
Communication of Ideas,ed.L.Beyson(New York:Institute for Religious and Social Studies) hal
37-51.

H.M.McLuhan,1964. Gutenberg Galaxy,(Toronto:University of Toronton Press)and


Understanding Media(New York:McGraw Hill)
J.Woelfel dan J.Saltiel,1974. CongtiveProcesses as Motionsin AMultidimensional
Space,manuskrip yang telah dipublikasikan (East Langsing,Minch:Michigan State University
Departement of Communication).

Anda mungkin juga menyukai